Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Prof. Dr. Nirwana, SE., AK., M.Si.,CA

MAKALAH

“AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”

OLEH:

ASHARIANI (A014231005)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu dan sanggup menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas pengganti MID. Disamping itu, penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan pengetahuan kita terhadap Sistem Akuntansi
Sektor Publik. Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki.
Olehkarena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada semua pihak yangturut membantu dalam penyelesaian makalah ini, dengan harapan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Morowali, September 2014

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................4
1.4 Metode Penulisan.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik...........................................6


2.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik................................8
2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik.........................9
2.4 Prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik.............................................10
DAFATAR PUSTAKA...................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini pemerintah Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat mengusahakan untuk
dapat terus memperjuangkan suatu reformasi agar reformasi tersebut tentunya akan
membawa perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah saru bentuk
reformasi yang telah dilakukan yaitu mengesahkan sejumlah kebijakan dan peraturan yang
berkaitan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dengan tujuan untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada dan akuntabilitas yang lebih besar atas sumber daya masyarakat yang
dikelola oleh pemerintah daerah. Pengeloalaan keuangan daerah terkait dengan pelaksanaan
APBD, dalam pelaksanaan APBD Pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan
kemandirian dalam pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini merupakan suatu proses
terhadap keterlibatan dari segenap unsur dan lapisan masyarakat, untuk dapat memberikan
wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya
berdasarkan aspirasi masyarakat. Sehingga aspirasi dari masyarakat dapat tercapai setempat
bagi pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan.
Akuntansi dalam sektor publik memberikan kemudahan serta ketransparansinya
anggaran kepada masyarakat kita, dengan transparansinya anggaran bermanfaat untuk
mencegah terjadinya kasus korupsi, sehingga hal ini sebagai bagian mencegah korupsi, dan
dengan sistem akuntansi sektor publik memberikan keefektifan dalam kinerja sektor publik.

1.2 Rumusan Maslah


1. Apa tujuan penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik?
2. Apa dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik?
3. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik?
4. Apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa tujuan dari penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik;
2. Untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik;
4
3. Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik;
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik.

1.4 Metode Penulisan


Dalam penulisan kami menggunakan metode kepustakaan dan mencari sumber-sumber
dari internet demi menunjang penulisan makalah ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga
publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik. Sekarang terdapat
perhatian yang makin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga publik
nonpemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara
transparan dan bertanggung jawab.
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan
biaya ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif
atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat
diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi
sektor publik sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga
menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian,
pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik. Ruang lingkup
akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan
tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan,
organisasi politik, dan sebagainya.Sistem akuntansi untuk badan-badan pemerintahan harus
mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) seperti dimaksud dalam undang-undang
nomor 17 tahun 2003 pasal 32, undang-undang nomor 1 tahun 2004 pasal 51 ayat 3, dan
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005. Di sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak
di bidang bisnis (BUMN dan BUMD) harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang
dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Sementara itu, organisasi publik non
pemerintahan mengikuti standar akuntansi keuangan.
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil tertentu yang harus memiliki
manfaat bagi publik. Dalam beberapa hal akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor
swasta karena adanya perbedaan linkungan yang mempengaruhi. Sifat dan karakteristik
6
organisasi sektor publik terutama adalah tujuan, sifat, dan sumbe dananya. Sifat organisasi
sektor publik adalah organisasi nonlaba. Tujuannya hanyalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan
mensejahterakan masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan,
kesehatan masyarakat, penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan
masyarakat dan sebagainya. Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD,
pinjaman luar negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan
sektor komersial memperoleh biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank,
obligasi, dan penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah
bagian yang saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu
kelangkaan sumber daya sehingga harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain
itu, keduanya memiliki manajemen yang sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat
pada aturan yang berlaku.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik:

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan
ini terkait dengan pengendalian manajemen.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang
menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini
terkait dengan akuntabilitas.

7
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi oleh era
reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang keuangan
negara:
1. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
3. UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan negara
dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa laporan keuangan yang
disusun berdasarkan suatu standar akuntansi pemerintahan.

2.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik


Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
Peraturan Pemerintahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 1).
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya adalah PP 105/2000 yang secara
eksplisit menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban
keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi
pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban
APBN/APBD harus disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan,
dan standar tersebut disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan pertanggungjawaban
pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan
mengamanatkan pembentukan komite yang bertugas menyusun standar akuntansi
pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui

8
langkah-langkah tertentu termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan
mengenai substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Regulasi Akuntansi Pemerintahan di Indonesia
Produk hukum yang mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah.

1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.


2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharan Negara.
3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
6. PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
7. PP No. 58/2005 tentang Pengelolan Keuangan Daerah.
8. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik


Sistem akuntansi atau penatausahaan Keuangan Daerah yang berlaku pada masa lalu
dan saat ini tercermin dalam perhitungan APBD menggunakan sistem pembukuan tunggal
yang berbasis kas. Prinsip basis kas adalah mengakui pendapatan pada saat diterimanya kas
dan mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarannya kas. Hal tersebut tentu saja sangat
terbatas, karena informasi yang dihasilkan hanya berupa kas yang terdiri atas informasi kas
masuk, kas keluar dan saldo kas.
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,
peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggung jawaban kepada banyak pihak yang
memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan
Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948.
Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda.
9
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar
hukum yang menggantikan produk Belanda tersebut. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan
Negara menjadi pijakan penting perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. UU
Keuangan Negara tersebut diikuti pula dengan UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharan
Negara dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara. Dengan ketiga undang-undang tersebut, tuntutan akan akuntansi
pemerintahan semakin nyata.

2.4 Prinsip Dan Variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik


1. Prinsip Sistem Akuntansi Sektor Publik
Persyaratan Akuntansi sektor Publik telah ditentukan dalam A manual for Government
Accounting dan United Nations Organization (PBB), sebagai berikut :
a. Sistem akuntansi dirancang untuk memenuhi persyaratan Undang-undang Dasar,
Undang-undang, dan peraturan lainnya.
b. Sistem akuntansi harus selaras dengan klasifikasi anggaran sehingga fungsi
penganggaran dan akuntansi saling melengkapi dan teritegrasi.
c. Rekening dikaitkan dengan jelas pada objek, tujuan penerimaan, tujuan
pengeluaran, dan pejabat penanggung jawaban jika terjadi penyimpangan.
d. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan administratif terhadap
dana, kegiatan, manajemen program, pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.
e. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan administratif terhadap
dana, kegiatan, manajemen program, pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.

2. Variasi akuntansi sektor publik yaitu:


a. Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan dalam arti, dana-dana tersebut dibatasi penggunaanya untuk tujuan atau
aktivitas tertentu yang kadang merupakan syarat dati pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana.

10
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor publik dimana sumber
daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim
jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor publik, masing-masing
mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik karena eksternal, faktor
internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik membuat dana-
dana dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sektor publik
kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan
maksud tertentu.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu
kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana.
Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan
akuntansi dana untuk mengontrol dana yang terikat atau keterbatasan dalam
penggunaan.
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik, dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
 Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-
business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
 Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan
sebagai pendukung dari expendable fund.
Persamaan akuntansi Dana
Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita
kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang
berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

11
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan
adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan
adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu
dalam suatu organisasi sektor publik.

Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran


Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus pengukuran
(measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa
yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi
diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang substantive. Kalau
yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui hanya kalau kas yang berhubungan
dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarakan.
Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan
dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara
akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan focus
pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan
pemilihan yang lain.

b. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak
organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun
operasinya dengan format yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik ini adalah
untuk menekankan peranan anggran dalam siklus perencanaan-pengendalian-
pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan
biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan
instrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda tercermin dalam

12
anggaran mereka. Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya daripada
isinya

c. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki
komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak
diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur
diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan
dibuat atau diterima.

d. Laporan Keuangan Pokok


Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi
keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan
posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu
tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta
modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang
dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada
tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan
kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.

e. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah


Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting Standards) laporan
keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
13
1) Statement of Financial Position (Neraca),
2) Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan),
3) Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih/Ekuitas),
4) Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5) Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

f. Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat yang dihasilkan dari proses konsolidasi antar laporan-laporan yang dihasilkan
oleh Kementerian Negara/Lembaga. Sampai dengan level Kementerian
Negara/Lembaga, laporan keuangan yang dihasilkan masih berupa laporan keuangan
gabungan/kompilasi, dalam arti hanya menjumlahkan nilai setiap akun yang sama
tanpa ada proses eliminasi.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah


Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai
referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan
komitmen-komitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk
mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat
digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga.

14
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan
laporan keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP
maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat
dipahami, relevan, handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para
Stakeholder antara lain: pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif), investor,
kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpansi dan akuntanbilitas
Keuangan Negara.

h. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan


Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak
manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban
(accountability) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh
semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk
menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu tuntutan penyediaan
informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar merupakan
salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan berikutnya
semakin besar dana yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai
hasil reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban
keuangan negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan
pendapat (Disclaimer) atas Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.

Untuk menggambarkan secara singkat komposisi penyusunan sistem akuntansi


komprehensif, diberikan garis besarnya sebagai berikut:

Langkah 1: Penyelidikan pendahuluan terhadap organisasi, terlepas dari pengalaman yang telah
dimiliki oleh seseorang akuntan atau ahli sistem, dia tetap harus menyelidiki masalah-masalah

15
khusus dari organisasi yang akan disusun sistem akuntansinya. Dalam penyelidikan ini, ahli
sistem harus mengadakan wawancara dan investigasi yang dapat memberikan petunjuk untuk
melaksanakan pekerjaannya.

Langkah 2: Analisis transaksi-transaksi organisasi. Analisis ini meliputi suatu studi mengenai
formulir-formulir, buku-buku, dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam tiap transaksi.

Langkah 3: Studi tentang pencatatan-pencatatan atau pembukuan-pembukuan pertama yang


dilakukan untuk bermacam-macam transaksi. Pencatatan ini dilakukan dalam buku-buku jurnal
atau buku-buku harian atau penggantinya, seperti misalnya voucher-voucher.

Langkah 4: Suatu studi tentang ikhtisar pencatatan akhir yang diambil dari buku besar umum dan
buku-buku besar pembantu.

Langkah 5: Suatu analisis dari laporan-laporan yang harus disusun dari catatan-catatan akuntansi
untuk pengendalian manajemen. Ini menyangkut pencatatan laporan-laporan yang diperlukan,
tujuannya dan biaya penyusunannya.

Langkah 6: Penyusunan sistem akuntansi di bawah pengawasan, dengan pengujian efektivitas


operasi dan revisi yang diperlukan.

Langkah 7: Pembuatan laporan penyusunan sistem akuntansi, yang mengikhtisarkan hasil-hasil


akhir dari pekerjaan yang telah dilakukan.

Langkah 8: Penyusunan petunjuk atau pedoman dari prosedur akuntansi, di mana petunjuk itu
dianggap perlu.

16
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian, Ph.D.,M.B.A.,Akt.-cetakan 2-Jakarta:
Salemba Empat,2007

17

Anda mungkin juga menyukai