MAKALAH
OLEH:
ASHARIANI (A014231005)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu dan sanggup menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas pengganti MID. Disamping itu, penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan pengetahuan kita terhadap Sistem Akuntansi
Sektor Publik. Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki.
Olehkarena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada semua pihak yangturut membantu dalam penyelesaian makalah ini, dengan harapan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan
ini terkait dengan pengendalian manajemen.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang
menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini
terkait dengan akuntabilitas.
7
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi oleh era
reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang keuangan
negara:
1. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
3. UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan negara
dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa laporan keuangan yang
disusun berdasarkan suatu standar akuntansi pemerintahan.
8
langkah-langkah tertentu termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan
mengenai substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Regulasi Akuntansi Pemerintahan di Indonesia
Produk hukum yang mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah.
10
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor publik dimana sumber
daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim
jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor publik, masing-masing
mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik karena eksternal, faktor
internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik membuat dana-
dana dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sektor publik
kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan
maksud tertentu.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu
kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana.
Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan
akuntansi dana untuk mengontrol dana yang terikat atau keterbatasan dalam
penggunaan.
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik, dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-
business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan
sebagai pendukung dari expendable fund.
Persamaan akuntansi Dana
Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita
kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang
berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
11
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan
adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan
adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu
dalam suatu organisasi sektor publik.
b. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak
organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun
operasinya dengan format yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik ini adalah
untuk menekankan peranan anggran dalam siklus perencanaan-pengendalian-
pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan
biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan
instrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda tercermin dalam
12
anggaran mereka. Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya daripada
isinya
c. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki
komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak
diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur
diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan
dibuat atau diterima.
14
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan
laporan keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP
maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat
dipahami, relevan, handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para
Stakeholder antara lain: pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif), investor,
kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpansi dan akuntanbilitas
Keuangan Negara.
Langkah 1: Penyelidikan pendahuluan terhadap organisasi, terlepas dari pengalaman yang telah
dimiliki oleh seseorang akuntan atau ahli sistem, dia tetap harus menyelidiki masalah-masalah
15
khusus dari organisasi yang akan disusun sistem akuntansinya. Dalam penyelidikan ini, ahli
sistem harus mengadakan wawancara dan investigasi yang dapat memberikan petunjuk untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Langkah 2: Analisis transaksi-transaksi organisasi. Analisis ini meliputi suatu studi mengenai
formulir-formulir, buku-buku, dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam tiap transaksi.
Langkah 4: Suatu studi tentang ikhtisar pencatatan akhir yang diambil dari buku besar umum dan
buku-buku besar pembantu.
Langkah 5: Suatu analisis dari laporan-laporan yang harus disusun dari catatan-catatan akuntansi
untuk pengendalian manajemen. Ini menyangkut pencatatan laporan-laporan yang diperlukan,
tujuannya dan biaya penyusunannya.
Langkah 8: Penyusunan petunjuk atau pedoman dari prosedur akuntansi, di mana petunjuk itu
dianggap perlu.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian, Ph.D.,M.B.A.,Akt.-cetakan 2-Jakarta:
Salemba Empat,2007
17