Anda di halaman 1dari 24

Makalah Akuntansi Keuangan Publik

“Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik”

Dosen Pengampu :

Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.

Disusun Oleh :

Putri Nur Azizah (C0E021009)

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAERAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula say ucapkan puji dan syukur atas kehadiran-Nya yang
telah melimphkan rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Akuntansi Keuangan Publik ini yang
berjudul “Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik”. Saya juga berterimakasih
kepada Bapak Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. Selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan berbagai bantuan referensi internet, sehingga dapat memperlancar pembatan
makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada
seluruh referensi-referensi yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik serta
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

12 Februari 2023

Putri Nur Azizah


Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................. 2


Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
1. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
BAB II ........................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A.Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik ..................................... 6
B. Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik .................................................. 7
C. Value For Money .................................................................................................. 8
E. Tujuan Akuntansi Sektor Publik ......................................................................... 18
F. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK ................................... 19
G. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK dan GOOD GOVERNANCE ..................... 21
BAB III ....................................................................................................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah akuntansi sektor publik dipakai pertama kali pada tahun 1952.
Akuntansi sektor publik berkembang sangat pesat dalam waktu relatif singkat. Hal ini
dikarenakan oleh adanya tuntutan masyarakat mengenai adanya transparasi dan
akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik. Pemerintah menilai perlu
ada perbaikan kelayakan praktek manajemen mulai dari sistem akuntansi manajemen,
keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan
pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan yang
dilakukan pemerintah.

Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat


diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan
publik. Akuntansi sektor publik awalnya adalah aktivitas yang terspesialisasi dari
profesi yang lebih kecil dan saat ini sedang menuju proses untuk menjadi disiplin
ilmu yang lebih dibutuhkan dan substansial keberadaannya. Akuntansi sektor publik
punya kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik.
Domain publik sendiri punya wilayah yang lebih luas dan kompleks disbanding
sektor swasta. Selain itu juga kompleksnya lingkungan yang memepengaruhi
lembaga-lembaga publik tersebut. Domain publik meliputi badan-badan
pemerintahan seperti pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah,
BUMN/D, yayasan, parpol, ormas, LSM, universitas dan organisasi nirlaba lainnya.
Jika dilihat dari variabelnya sektor publik juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
sosial, politik, budaya dan historis juga punya pengaruh signifikan (bersifat
heterogen).

Sektor publik memiliki macam-macam pengertian tergantung dari mana sudut


pandangnya. Secara sudut pandang ekonomi sektor publik merupakan suatu entitas
yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Untuk sebagian
tugas dan fungsi dari sektor publik sebenarnya dapat digantikan oleh sektor swasta,
contoh: layanan komunikasi, penarikan perpajakan, pendidikan, tranportasi, dll. Akan
tetapi ada tugas tertentu yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta yaitu fungsi
birokrasi pemerintahan.

Dengan demikian akuntansi sektor publik tidak dapat disamakan oleh


akuntansi sektor swasta. Dan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya
memajukan sektor publik agar lebih efektif dan efisien supaya tidak tertinggal jauh
dari sektor swasta.

1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ruang lingkup akuntansi sektor publik?


2. Bagaimana sifat dan karakteristik akuntansi sektor publik?
3. Apasaja Value for money pengelolaan organisasi sector public?
4. Apasaja perbedaan dan persamaan sektor publik dan sektor swasta?
5. Bagaimana tujuan dan perkembangan pada akuntansi sektor publik?
6. Bagaimana good govermance pada akuntasi sektor publik?
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik


Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar
terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,
perusahaan milik negara/daerah, dan berbagai organisasi publik lainnya dibandingkan
dengan pada masa-masa sebelumnya.
Dalam pemerintah sendiri, ada perhatian yang lebih besar terhadap penilaian
kelayakan praktik manajemen pemerintahan yang mencangkup perlunya dilakukan
perbaikan sistem akuntansi manajemen, sistem akuntansi keuangan, perencanaan
keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai
impleksi finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah. Akuntansi
sektor publik emiliki peranan yang vital menjadi enjadi subyek untuk didiskusikan
baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi sektor publik.
Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih
efisien, memperhatikan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas
aktivitas yang dilakukan. Akuntansi dapat dengan cepat diakui sebagai ilmu yang
dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publi. Awalnya akuntansi sektor publik
merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu profesi yang relatif kecil. Namun
demikian, saat ini akuntansi sektor publik sedang mengalami proses untuk menjadi
disipin ilmu yang lebih dibutuhkan dan substansial keberadaannya.
Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan
pemerintahan, perusahaan milik negara, yayasan, organisasi politik dan organisasi
massa, lembaga swadaya masyarakat, universitas, dan organisasi nirlaba lainnya.
Istilah “sektor publik” memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari
sudut pandang ilmu ekonomi, sekor publik dapat dipahai sebagai suatu entitas yang
aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan
publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sedangkan menurut para
ahli, dapat diartikan sebagai berikut:
1. Sektor publik menurut Lane(1993)
Sektor publik dan sektor privat terkait dengan kepentingan (interst) yang timbul.
Sektor publik terkait dengan kepentinngan publik atau masyarakat sedangkan sektor
privat terkait dengan kepentingan individu ataun kelompok individu sendiri.
2. Sektor publik menurut Freemn and shoulder (2000)
Kepentingan publik terkait dengan politik dan pemerintahan. Hal ini membawa
pengertian sektor publik lebih banyak difokuskan pada pemerintah.
3. Sektor publik menurut Jones and Pendlebury (2000)
Lingkungan sektor publik termasuk organisasi non pemerintah yang tidak mencari
keuntungan.

Tugas dan fungsi sektor publik sebernarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta. Misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik. Akan
tetapi untuk tugas tertentu, tidak dapat digantikan. Mislanya tugas birokrasi
pemerintah.

B. Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi baik digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik untuk
tujuan-tujuan yang berbeda. Dalam beberapa hal, akuntansi Sektor Publik berbeda
dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi
tersebut disebabakan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Komponen lingkungan yang mempengruhi orgnisasi sektor publik meliputi
faktor ekonomi, politik, kultur dan demografi.
a. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
❖ Pertumbuhan ekonomi ❖ Nilai tukar mata uang
❖ Tingkat inflasi ❖ Utang dan bantuan luar negr
❖ Pertumbuhan pendapatan perkapita ❖ Infrastruktur
❖ Struktur produksi ❖ Teknologi
❖ Tenaga kerja ❖ Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
❖ Arus modal dalam negri ❖ Sektor informal
❖ Cadangan devisa

b. Faktor politik
Faktor politik yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
❖ Hubungan negara dan ❖ Elit polirik dan masa
masyarakat
❖ Legitimasi pemerintah ❖ Jaringan internasional
❖ Tipe rezim yang berkuasa ❖ kelembagaan
❖ Idiologi negara

c. Faktor kultural
Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
❖ Keragaman suku, ras, agama, ❖ Karakteristik
bahasa, dan budaya masyarakat
❖ Sistem nilai dimasyarakat ❖ Sosiologi masyarakat
❖ Historis ❖ Tingkat pendidikan

d. Faktor demokrafi
Faktor demokrafi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
❖ Pertumbuhan penduduk ❖ Migrasi
❖ Struktur usia penduduk ❖ Tingkat kesehatan

C. Value For Money


Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi
Pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang
terendah. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik
dapat meminimlisir input resources yang digunakan yaitu dengan
menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
2. Efisiensi
Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunn
output yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan
perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan.
3. Efektifitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara
sederhana efektifitas merupakan perbandingan dengan outcome dengan
output.

Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok. Ditambah dengan dua elemen
lain yaitu, keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality)
Keadilan (equity) mengacu pada adanya kesempatan sosial (social opportunity)
yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan
ekonomi.
Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata (equality), artinya
penggunaan uang publik hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok
tertentu saja, ,elainkan dilakukan secara merata.

Input
Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input adalah, dokter di rumah sakit. Input
dapat dinyatakan secara kuantitatif, misalnya jumlah dokter, jumlah guru dan
sebagainya. Input dapat pula dinyatakan dengan nilai uang. Masalah dalam
pengukuran input terletak pada metode penentuan harga
Output
Output merupakkan hasil yang dicapai dari suatu program, aktifitas, dan
kebijakan. Mengukur output lebih sulit dilakukan tertama untuk pelayanan sosial,
seperti pendidikan, keamanan dan kesehatan. Misalnya, output yang dihasilkan polisi
adalah tegaknya hukum dan peraturan atau rasa aman masyarakat. Akan tetapi
bagaimana mengukur aoutpu tersebut? Dikatakan bahwa ukuran output adalah
turunnya angka kriminilitas, tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena
turunnya angka kriminilitas dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti peran pendidikan,
perbaikan ekonomi, dan sebagainya. Ringkasnya, output merupakan kenaikan nilai
atau nilai tambah.

Sasaran antara (Throughput)


Sasaran antara dapat digunakan sebagai alat ukur jika data output yang
sesungguhnya tidak tersedia. Analisis value for money memerlukan data input dan
output yang memadai karena value for money mempunyai kaitan erat dengan
pengukuran input dan ouput. Jika tidak tersedia data output yang lengkap maka
analisis dapat dilakukan dengan menggunakan output antara (intermediate
output) atau indicator kinerja (performance indicator) sebagai alat ukur output.

Outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu.


Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang akan
dicapai.
Penetapan dan pengukuran terhadap outcome seringkali lebih sulit
dibandingkan penetapan dan pengukuran terhadap input maupun output. Ada
beberapa hal yang menyebabkan mengapa outcome sulit ditetapkan dan diukur :
1. Outcome seringkali tidak dapat diekspresikan dalam cara yang sederhana yang
memudahkan proses monitoring (pemantauan)
2. Adanya masalah politik dalam proses penetapan outcome. Misal untuk mengubah
pola pembiayaan sektor publik sangat tergantung pada siapa yang berkuasa,
bagaimana arah kebijakan politiknya.
3. Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan dimensi
kualitas. Jika input sudah dapat diturunkan, output yang dihasilkan sudah
meningkat, operasi sudah lebih ekonomis dan efisien, tetapi apa yang dihasi. Value
of Money dapat tercapai jika dengan biaya input terkecil dan output yang
dihasilkan maksimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kampanye
implementasi konsep value of money pada organisasi sektor publik gencar
dilakukan siring dengan meningkatnya tuntutan akuntanbilitas sektor publik dan
pelaksanaan good governance. Implementasi konsep value of money diyakini dapt
memperbaiki akuntanbilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik.

Manfaat implementasi konsep value of money pada organisasi sektor publik antara
lain:
a) Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan
tepat sasaran:
b) Meningkatkan mutu pelayanan public
c) Menurunkan biaya pelayanan karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input;
d) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
e) Meningkatkan kesadaran akan uang publik (publik cost awarness) sebagai akar
pelaksanaan akuntabilitas public.
D. Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta

1. Perbedaan Sektor Publik dengan Sektor Swasta.


2. Perbedaan sifat dan karakteristik Sektor Publik dengan Sektor Swasta dapat
dilihat dengan membandingkan beberapa hal yaitu;
a. Sumbber pembiayaan
b. Tujuan organisasi
c. Pola pertanggungjawaban
d. Struktur organisasi
e. Karakteristik anggaran
f. Stakeholder yang dipengaruhi
g. System akuntansi yang digunakan

Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta


Perbedaan Sektor publik Sektor swasta
Tujuan organisasi Non profit motive profit motive
Sumber pendanaan Pajak. Retribusi, utag Pembayaran internal:
obligasi pemerintah, laba modal sendiri, laba
BUMN/BUMD, penjualan ditahan, penjualan aktifa,
aset negara pembiayaan eksternal,
utang ban, obligasi,
penerbitan saham.
Pertanggungjawaban Pertanggung jawaban Pertanggung jawaban
kepada masyarakat kepada pemegang saham
(publik) dan perlemen dan kreditor
(DPR/DPRD)
Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan Fleksibel: datar, pramid,
hierarkis lintas fungsional dsb
Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Sistem akuntansi Cash accounting Accrual Accounting

1. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Tujuan kuantitatif
dan kualitatif tersebut masih dapat dipilah lagi menjadi tujuan yang bersifat
finansial dan non finansial.
Tujuan yang bersifat kuantitatif misalnya pencapaian laba maksimum,
penguasaan pansa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas.
Tujuan kualitatif misalnya efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen
organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi dan sebagainya.
Organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan yang
menonjol terletak pada tujuan untuk memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat
semangat untuk memaksimumkan laba (provit motive), sedangkan pada sektor publik
tujuan utama orgnisasi bukan untuk memaksimumkan laba tetapi memberi pelayanan
publik (public service).

2. Sumber pembiayaan
Pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk,
jenis, dan tingkat resiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan
retribusi, charging for services, Laba perusahan milik negara. Pinjaman pemerintah
berupa utang luar negri dan obligasi pemerintah, dan lain-lain pendapatan yang sah
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang telah ditetapkan.
Pada sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi pembiayaan
dipisahkan menjadi sumber pebiayaan internal dan sumber pembiayaan eksternal
misalnya utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham untuk mendapatkan
dana dari publik. Kebijakan pemilihan struktur modal pada sektor swasta lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Sedangkan pada sektor publik, keputusan
pemilihan struktur pembiayaan tidak hanya dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi
semata, tetapi juga pertimbangan politik dan sosial.

3. Pola Pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor
publik manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang
digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal
dari masyarakat (public funds). Pertanggungjawaban vertikal (vertical account
ability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan kepada otoritas yang lebih
tinggi, misalnya pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah daerah
atasan atau kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada perlemen.
Pertanggung jawaban horisontal (horizontal accountability) adalah pertanggung
jawaban kepada masyarakat luas. Kedua jenis pertanggungjawaban sektor publik
tersebut merupakan elemen penting dari proses akuntabilitas publik.

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku dan hierarkis,
sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor
utama yang membedakan sektor publik dan sektor swasta adalah adanya pengaruh
politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik. Sektor publik memiliki
fungsi yang lebih kompleks dibandingkan sektor swasta. Fungsi sektor swasta adalah
penyediaan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dan pemerintah konsumen.
Sementara itu, pemerintah memiliki fungsi yang lebih luas meliputi:
a. Pertahanan dan keamanan (Hankam)
b. Perlindungan sumber daya alam dan social
c. Penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia
d. Hubungan luar negri
e. Manajemen ekonomi makro (kebijakan moneter dan fiskal)
f. Regulasi sektor public
g. Pemberian barang dan pelayanan public
h. Distribusi pendapatan dan kekayaan
i. Stabilisasi ekonomi dan politik

Terdapat beberapa alasan yang mendasar mengapa pemerintah berkepentingan


untuk melakukan intervensi, yaitu:
1) Adanya kegagalan pasar (market failure)
Kegagalan pasar yang disebabkan karena tidak berjalannya mekanisme pasar secara
sempurna, pasar yang tidak kompetentif, adanya monopili serta monopsoni.
Kegagalan pasar terjadi karena adanya informasi yang tidak sempurna (assymetry
information) serta ketidakpastian yang meungkinkan diperolehnya abnormal
returnbagi pihak yang memiliki informasi yang lebih baik. Kegagalan pasar juga
dapat terjadi karena adanya eksternalitas yaitu keadaan sektor swasta (private
benefist), atau ketika kerugian yang diganggu publik lebih besar dari biaya perushaan
(misalnya,polusi dan maslah lingkungan lainnya). Adanya kegagaglan pasar sektor
swasta tidk berarti pemerintah harus menyediakan semua barang jasa yang menjadi
kebutuhan publik. Masalah kegagalan pasar dapat dibatasi dengan melakukan
regulasi sektor swasta, pebuatan kebajikan harga, pajak, dan subsidi. Akan tetapi
harus diingat pulah bahwa sektor publik dapat juga mengalami kegagalan, yaitu apa
yang seringdiistilahkan dengan ”goverment failure” kegagalan sektor publik dapat
terjadi karena tidak adanya kepastian hukum, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme),
tidak adanya stabilitas politik, dan ketidak jelasan arah dan kebajikan pembangunan.

2) Distribusi pendapatan dan ekayaan yang tidak merata.


Pemerintah berkepentingan untuk melakukn interpensi apabila pendapatan,
kekayaan, keterampilan, dan kemampuan terdistribusi secara tidak merata. Peroses
mekanisme pasar apabila dibiarkan berjalan bebas mempunyai kecendrungan
memperkuat ketidak merataan tersebut, karena prinsip survival of the
fittestmenyebabkan kelompok marginal semakin terpinggirkan dan kehilangan posisi.
Pemerintah berkepentingan untuk menciptakan distribusi yang adil dan merata

3) Untuk menciptakan stabilitas dan pembangunan.


Sistem pasar selalu berusaha mencari titik equilibrium, akan tetapi pasar
cenderung tidak stabil. Oleh karena itu, pemerintah melakukan campur tangan untuk
menstabilkan pasar, meskipun terkadang campur tangan pemerintah menimbulkan
efek negatif pada pasar.
5. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
di publikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.
Anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta
bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan.
Perbedaan Stakeholder sektor publik dengan sektor swasta

Stakeholder sektor publik Stakeholder sektor swasta


Stakeholder ekstern Stakeholder ekstern
o Masyarakat pengguna jasa publik o Bank sebagai kreditor
o Masyarakat membayar pajak o Serikat buruh
o Perusahaan dan organisasi sosial o Pemerintah
ekonomi yang menggunakan o Pemasok
pelayanan publik sebagai input o Distributor
atas aktivitas organisasi o Pelanggan
o Bank sebagai kreditor pemerintah o Masyarakat
o Badan-badan internasional, seperti o Serikat dagan
bank dunia o Pasar modal
o Investor asing dan country analyst
o Generasi yang akan datang
Stakeholder intern Stakeholder intern
o Lembaga negara o Manajemen
o Kelompok politik o Karyawan
o Manajemen publik o Pemegang saham
o Pegawai pemerintah

“Publik” dalam organisasi sektor publik memiliki makna yang berbeda


dengan yang dipahami oleh organisasi sektor swasta. Peringatan publik terkait
dengan starkeholder organisasi. Sektor publik memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan sektor swasta, starkeholder pada sektor publik lebih beragam
dibandingan dengan sektor swasta.

6. Sistem Akuntansi
Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan. Sistem
akuntansi yang biasa digunakan pada sektor swasta adlah akuntansi berbasis akrual
(accrual accounting). Sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan
sistem akuntansi berbasis kas (cash accounting)

2. Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swata


Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan
sektor swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
a. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian
integral dari sistem ekonomi disuatu negara dan menggunakan sumber daya
yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelanhkaan sumber
daya (scarcity of resources) sehingga baikk sektor publik mauun sektor swasta
dituntuk untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonimos, efisien,
dan efektif.
c. Poses pengadilan manajemen, termasuk manajemen keuangan pada dasranya
sama dikedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang
handal dan relefan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganiasian, dan pengendalian.
d. Pada berapa hal, kedua sektor menghasilkan pruduk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak dibidang transprtasi,
pendidikan, kesehatan dsb.
e. Kedua sektor terkait pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum yang di
syaratkan.
E. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

American accounting asosiation(1970) dalam Glynn(1993) menyatakan


bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
1. Emberikan informasi yang diperlukan untuk mengolah secara tepat, efisien,
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang diercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengadilan manjemen (management control)
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk maleporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengolah secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang terjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan pada publik atas operasi pemerintah dan
penggunaan dan publi. Tujuan ini tekait dengan akuntabilitas (accountability)

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok yaitu, penyediaan
informasi pengadilan manajemen dan akuntansibilitas. Akuntansi sektor publik
merupakan alat informasi baik bagi peerintah sebagai manajemen mapun alat
informasi bagi publik. Baik pemerintah, informasi akuntansi digunakan bagi
pengadilan manajemen mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program,
penganggaran, avaluasi, kinerja, dan pelaporan kinerja.

Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk


embantu manejer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat
digunakan untuk menentukan biaya sesuatu program, proyek atau aktivitas serta
kelayakannya baik secara ekonomis dan teknis. Dengan informasi akuntansi,
pemerintah dapat menentukan pelayanan (cost of services) yang diberikan pada
publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang akan dibebankan kepada publim
atas suatu pelayanan (charging of sevices).

Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program


yang efektif dan ekonomis serta penilaian infestasi. Untuk melakukan pengukurn
kinerja, pemerintah melakukan informasi akuntansi terutama untuk menentukan
indikator kinerja (perfomance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja.

Pada tahap akhir dari proses pengadilan manajemen akuntansi digunakan untuk
mebuat laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/defisit pada
pemerintah, laporan rugi/laba dan aliran kas pada BUMN/BUMD, laporan
pelaksanaan anggaran, laporan alokasi sumber dana, dan neraca. Kuntansibilitas
publik hendaknya dipahami bukan sekedar akuntansibilitas finansial saja, akan tetapi
juga akuntabilitas value for money, akuntansibilitas manajerial, akuntansibilatas
hukum, dan akuntabsibilitas politik.

F. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Berbagai kritik mengenai peran organisasi sektor publik dalam pembangunan


telah mengalami perubahan yang dramatis. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sektor
publik memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana strategi
pembangunan. Istilah “sektor publik” mulai dipakai pada tahun 1952.

Pada tahun 1970-an adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori
pembangunan radikal menunjukkan kesan ingin mempertanyakan kembali peran
sektor publik dalam pembangunan. Sektor publik dianggap lebih rendah
kedudukannya dibanding dengan sektor swasta dan bahkan dianggap mengganggu
pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri, dengan alasan sektor publik sering
dijdikan sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi ekonomi. Kedudukan sektor
publik bertambah lemah karena orientasi pembangunan lebih diarahkan pada
pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan pembangunan sektor
publik.
Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan dinegara-negara
industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada. Berbgai perubahan
dilakukan. Untuk memperbaiki kinerja sektor publik, perlu di adopsi beberapa praktik
dan teknik manajemen yang diterapkan di sekor swasta ke dlam sektor publik.
Dengan adanya perubahan pada sektor publi tersebut, terjadi pula perubahan pada
akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor publik keudian mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi. Pemerintah New
Zaeland yang dianggap paling maju dan sukses dalam menerapkan akuntansi berbasis
akrual telah mengadosi sistem akuntansi tersebut sejak tahun 1991 yang kemudian
diikuti oleh Jepang, Itali, dan negara-negara Eropa lainya, meskipun di Itali sistem
tersebut kurang efektif dan kurang sukses. Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi
akrual adalah untuk membantu meningkatkan transparasi dan memperbaiki
evektifitas sektor publik.

Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang


mengalami kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara
yang memiliki kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan
Korea Selatan. Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan
stabilitas publik. Oleh karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar
dapat tercipta good publik and corporate govermance. Seiring dengan perbaikan
sektor publik, akuntansi publik pun ikut berkembang dengan pesat. Hal ini tampak
pada dua dasawarsa terakhir, istilah "akuntabilitas publik, value for money, reformasi
sektor publik, privatisasi, good publik governance." yang begitu cepat masuk ke
kamus sektor publik.

Isu-isu sektor publik masih terus bermunculan misalnya isu perlunya


dilakukan reformasi akuntansi, auditing, sistem anajemen keuangan pubik, privatisasi
perusahaan-perusahaan publik, dan tuntutan dibuatnya laporan laporan keungan
eksternal.
G. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK dan GOOD GOVERNANCE

Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan


public. World Bank memberikan definisi governance sebagai "te way state power is
used in managing economic and social resources for development of society".
Sementara itu, United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan
Governance sebagai "the exercise of political, economic, and administrative authority
to manage a nation's affair at all levels".
Dalam hal ini World Bank lebih menenakankan pada cara pemerintah
mengelola sumber daya social dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan
masyarakat sedangkan UNDP lebih menekankan aspek ekonomi, politik dan
administrative dalam pengelolaan Negara.
Political governance mengacu pada proses pembuatan kebijakan (policy/
strategy formulation). Economic governance mengacu pada proses pembuatan
keputusan di bidang ekonomi yang berimplikasi pada masalah pemerataan,
penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup. Administrative governance
mengacu pada sistem implementasi kebijakan.
Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan
sektor publik adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian Good
governance sering diartikan sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Sementara
itu World Bank mendefinisikan Good Governance sebagai suatu penyelenggaraan
manejemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework
bagi tumbuhnya akencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya akifias usaha.
Karakteristik Good Governance menurut UNDP,yaitu:
1. Karticipation merupakan keterlibatan masyarakat dalam
pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut
dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi
secara konstruktif.
2. Rule of law merupakan kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu.
3. Transparency dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
Informasi yang berkaitan dengan kepentingan public secara langsung dapat
diperoleh yang membutuhkan.
4. Responsiveness meerupakan lembaga-lembaga publik harus cepat dan
tanggap dalam melayani stakeholders.
5. Consensus orientation berada pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
6. Equity merupakan setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectivenessadalah pengelolaan sumber daya public harus
dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
8. Accountability merupakan tanggungjawaban kepada public atas setiap
aktifitas yang dilakukan.
9. Trategic vision merupakan penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat
harus memiliki visi jauh ke depan.

Dari sembilan karakter tersebut, paling tidak terdapat 3 hal yang dapat
diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu pencipttaan transportasi, akuntanbilitas
publik dan value for money (economiy, efficiency dan effectiveness)
Untuk mewujudkan good public and corporate governance dalam rangka
menciptakan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan serangkaian revormasi di
sektor publik. Dimensi reforamsi sektor publik tersebut tidak saja sekedar perubahan
format lembaga, akan tetapi mencangkup pembaharuan alat-alat yang digunakan
untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis,
efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
Untuk mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan dan
reformasi manajemen publik. Reformasi kelembagaan menyangkut pembenahan
seluruh alat-alat pemerintah di daerah baik struktur maupun instruktur. Diperlukan
juga reformasi lanjutan terutama yang terkait dengan sistem pengelolaan keuangan
pemerintah daerah, yaittu:
a) Reformasi sistem penganggaran(budgeting reform)
b) Reformasi sistem akuntansi (accounting reform)
c) Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform)
d) Reformasi sistem manajemen daerah (financial management reform)

Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan uang


rakyat (public money) dilakukan secara transparan dengan mendasarkan konsep value
for money sehingga tercapai akuntabilitas publik (public accountibility).
BAB III

PENUTUP

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan dengan penerapan dan perlakuan


akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih
luas dan kompleks dibandinkan dengan sektor swasta. Dari sudut pandang ekonomi,
sektor publik dapat dipahami senagai suatu entitas yang aktifitasnya berhubungan
dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan hak publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik
sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta. Akan tetapi, untuk tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta. Dalam beberapa
hal, akuntnsi sektor publik berbeda dengan akuntansi sektor swasta. Perbedaan sifat
dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan
yang mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor
swasta dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu, tujuan organisasi, sumber pembiayaan,
pola pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakteristik anggaran, stakeholder
yang dipengaruhi, sistem akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai