Anda di halaman 1dari 16

MORAL DAN ETIKA BIROKRASI DALAM PELAYANAN PUBLIK

TUGAS MATA KULIAH

TEORI ADMINISTRASI PUBLIK

Oleh

Maria Eldaloni Dahung


NIM: 2203010058
Smtr/Kls: II/B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI NUSA CENDANA KUPANG
MEI,2023

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 1 of 16


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat,

bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Judul makalah ini adalah"Moral dan etika birokrasi dalam pelayanan publik ". Makalah

ini di susun untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Teori Administrasi

Publik

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini hanya pada batas permasalahan, sehingga

kritik dan saran sangat dibutuhkan saya untuk melengkapi makalah ini dengan baik.

Kupang, Mei 2023

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 2 of 16


DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 5

Bab II Pembahasan........................................................................................... 6

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik.......................... 6

2.2 Peran strategis pemerintah dan nilai prinsip-prinsip

pelayanan pelayanan publik................................................................ 11

2.3 Etika yang benar dalam pelayanan publik dan solusi

dalam permasalahan etika pelayanan publik...................................... 15

Bab III Penutup

3.1 Simpulan..................................................................................................... 19

3.2 Saran........................................................................................................... 19

Daftar Pustaka................................................................................................... 20

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 3 of 16


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika adalah sebuah cabang dari ilmu filsafat dan berkaitan dengan studi
prinsip-prinsip moral dan tindakan moral seseorang dimasyarakat, untuk
menentukan etika yang benar, kita harus terlebih dahulu memahami arti dari
moralitas. Moralitas berkaitan dengan praktek-praktek dan kegiatan yang dianggap
benar atau salah, yang juga berkaitan dengan nilai-nilai dari praktek tersebut yang
menggambarkan prilaku yang sesuai dengan aturan yang dilakukan dalam setting
yang diberikan.
Etika merupakan kesediaan dan kesadaran jiwa akan pentingnya kesusilaan atau
kumpulan dari peraturan kesusilaan. Etika merupakan norma dan aturan yang turut
mengatur perilaku seseorang dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan
aturan main yang ada di masyarakat agar dapat dikatakan tindakan tersebut bermoral
dan tidak menyalahi aturan yang ada sesuai dengan moralitas dan perilaku masyarakat
setempat. Etika dianggap sangat penting dalam penyelenggaraan roda 2 pemerintahan
karna masalah yang ada dalam penyelenggaraan pemerintahan semakin lama semakin
kompleks dan rumit, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan masalah yang lebih
rumit lagi, dan juga melihat tingkat keberhasilan dalam segi pembangunan yang telah
meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam lingkungan penyelenggaraan
pemerintahan.
Pelayanan publik yang belum terlaksana dengan baik menyebabkan kurangnya
penyelenggaraan pelayanan. Pemerintah yang memiliki fungsi sebagai penyelenggara
pelayanan publik sudah seharusnya pemerintah melakukan perbaikan dalam
penyelenggaraan pelayanan bagi masyarakat. Perbaikan pelayanan tampaknya masih
menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah karna pelayanan publik
merupakan isu yang sangat srategis karena menjadi arena interaksi yang paling sering
antara pemerintah dengan warganya. Pada saat ini kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah mengalami penurunan yang
diakibatkan oleh kurang puasnya masyarakat terhadap sikap yang ditunjukan oleh

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 4 of 16


aparatur pemerintah. Banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat menjadi dasar
acuan pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik merupakan sebuah terminologi yang berusaha
menempatkan dan menjelaskan korelasi serta keterkaitan antara etika, pelayanan publik
dan birokrasi. Terminologi yang berusaha mengungkapkan apa, mengapa, bagaimana
dan untuk apa etika birokrasi dalam pelayanan publik. Hal ini didorong oleh adanya
kesadaran akan kenyataan bahwa dewasa ini tuntutan masyarakat semakin beragam,
sementara itu sumber daya birokrasi yang dimiliki sangat terbatas baik dalam jumlah
maupun kualitasnya. Oleh sebab itu administrasi publik dituntut untuk mampu
menjawab berbagai tantangan dari persoalan-persoalan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan adalah sebagai
berikut:
a. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam pelayanan publik?
b. Apa Peran strategis pemerintah dan nilai prinsip-prinsip dalam pelayanan publik?
c. Bagimana etika yang benar dalam pelayanan publik dan solusi dalam permasalahan
etika pelayanan publik?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
a. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik.
b. Mengetahui peran dan strategi pemerintah dan nilai prinsip-prinsip pelayanan
publik.
c. Mengetahui etika yang benar dalam pelayanan publik dan solusi dalam
permasalahan etika pelayanan publik

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 5 of 16


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik

A. Defenisi Pelayanan Publik

Banyak pakar organisasi dan manajemen memberikan batasan yang berbeda-


beda tentang definisi Pelayanan Publik. Kata dasar "Pelayanan" menurut Pasalong
(2010:128) didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Sedangkan definisi "Pelayanan Publik" menurut Mahmudi (2010:223), adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Definisi lain Pelayanan publik menurut Harbani Pasolong (2007:128) adalah


setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan,
dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
fisik. Sementara Sinambela dalam buku "Reformasi Pelayanan Publik" (2014:5)
menyatakan bahwa "Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat)
tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada
hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara
individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh
masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan lain-lain."

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 6 of 16


Sementara pakar luar negeri seperti Roth (1926: 1) mendefenisikan sebagai
layanan yang tersedia untuk masyarakat baik secara umum (seperti museum) atau
secara khusus (seperti di restoran makanan). Sedangkan Lewis & Gilman (2005:22)
mendefinisikan pelayanan publik adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap
pelayanan publik dapat melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber
penghasilan secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan menghasilkan
kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan
kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.

Sementara definisi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Kata "barang, jasa dan pelayanan
administratif" dalam bagian penjelasan dianggap sudah jelas, tetapi sebenarnya
maksud "barang" bukanlah barang yang bisa diperdagangkan oleh manusia sehari-
hari tetapi yang dimaksud adalah barang publik (public goods) yang penyediannya
dilakukan oleh pemerintah.

Pelaksanaan pelayanan publik di Indonesia diawasi oleh sebuah lembaga


independen yang terbebas dari wilayah eksekutif bernama Ombudsman Republik
Indonesia. Kewenangan Ombudsman dalam mengawasi pelaksanaan pelayanan
publik sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2008
bahwa Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan
mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh
BUMN, BUMD dan BHMN serta badan-badan swasta atau perseorangan yang
diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik


1) Faktor organisasi sturktur organisasi

Kualitas pelayanan publik di pemerintah keliru satunya bergantung di


komponen – komponen pembentuknya. Kompleksitas, formalisasi, dan

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 7 of 16


sentralisasi. Dari sinilah terbentuk prosedur koordinasi formal serta pola
hubungan pada sebuah organisasi. Kompleksitas berarti struktur organisasi tadi
menerapkan tingkat pembagian kerja, serta tingkat jabatan. Komponen
formalisasi berkaitan dengan standard operating procedure (SOP). Terakhir,
sentralisasi berkaitan dengan kewenangan pengambilan keputusan.

Kondisi ketiga komponen struktur organisasi inilah yang mempengaruhi


kualitas pelayanan publik pemerintah. Apabila pemerintahan memiliki
pembagian kerja yang sesuai kebutuhan. Mempunyai SOP yang kentara buat
tiap jenis pelayanannya. Dan penerapan desentralisasi yang bertanggungjawab
sebagai akibatnya pengambilan keputusan dapat lebih cepat serta fleksibel.
Tentu dapat menunjang kualitas pelayanan publik.

2) Faktor Aparat/ pelayan publik

Menjadi pelaksana aktivitas dan proses penyelenggaraan pemerintahan.


Kemampuan aparatur pemerintah ini turut juga berperan krusial dalam
menentukan tingkat kualitas pelayanan publik pemerintah. Bagaimana
pemerintah mengelola dan membekali aparat menjadi sumber daya insan yang
dimiliki sehingga pemerintahan dapat menyampaikan pelayanan prima pada
rakyat.

Dengan adanya perkembangan teknologi memungkinkan pemerintah lebih


simpel pada melakukan pengelolaan sdm. Pemerintah dapat memakai software
pengelolaan sumber daya manusia. Semua proses pengelolaan mulai berasal
pendataan data pegawai, mutase, kehadiran pegawai, sampai penggajian bisa
dikelola menggunakan lebih efektif dan efisien.

3) Faktor sistem pelayanan publik

Buat menyampaikan pelayanan publik yg baik bagi masyarakat diperlukan


sistem yang tertata. Selain berimbas di kecepatan pelayanan, sistem pelayanan
publik yg baik dapat menekan pungli serta tindak korupsi. Syarat pelayanan
yang kentara, batas ketika, mekanisme, serta tarif pelayanan yang transparan
dapat mendorong taraf kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah.

Guna memberikan pelayanan yg lebih baik. Saat ini pelayanan publik poly
yang diintegrasikan menjadi satu pintu. Beberapa kota di Indonesia mulai

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 8 of 16


memanfaatkan sistem isu manajemen perizinan terpadu guna mendukung
pelayanan satu pintu. Sistem informasi yang lebih dikenal dengan e-government
ini dapat mendukung penyelenggaraan layanan sebagai lebih jelas, mudah, dan
transparan.

Saat pemerintah menerapkan pelayanan publik yg baik, maka tidak hanya


warga yang merasa terbantu. Namun kinerja pemerintah juga akan semakin
efektif serta efisien. Proses yang yg umumnya berbelit serta usang menjadi lebih
efisien. Dari sisi pemerintah, data yang masuk terdokumentasi menggunakan
baik sehingga dapat sebagai rujukan dikemudian hari. Penerapan teknologi bisa
menjadi galat satu upaya pada menaikkan kualitas pelayanan publik.

2.1 Peran strategis pemerintah dan nilai prinsip-prinsip pelayanan pelayanan publik
A. Peran Strategi Pemerintah

Pemerintahan pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Produk


utama penyelenggaraan pemerintahan adalah public service. Perlu dipahami bahwa
pemerintahan diadakan tidak untuk melayani diri sendiri tetapi untuk melayani
masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan
bersama (Rasyid, 1998:139). Karena itu, birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan publik yang baik dan professional.

Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis


untuk memulai pengembangan kepemerintahan yang baik, antara lain:

1) Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh
pemerintah berinteraksi dengan lem- baga-lembaga non pemerintah. Buruknya
praktik governance dalam penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan
oleh warga dan masyarakat luas. Ini berarti jika terjadi perubahan yang signifikan
pada ranah pelayanan publik dengan sendirinya dapat dirasakan manfaatnya
seluacara langsung oleh warga dan masyarakat luas.
2) Berbagai aspek good governance dapat diartikulasikan secara relatif lebih mudah
dalam ranah pelayanan publik. Aspek kelembagaan yang selama ini sering
dijadikan rujukan dalam menilai praktik governance dapat dengan mudah dinilai
dalam praktik penyelenggaraan pelayanan publik. Unsur yang perlu mendapat
perhatian dalam pela- yanan publik adalah keterlibatan segenap stakeholders

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 9 of 16


(civil society dan privat sector). Kemudian melakukan re- posisi terhadap ketiga
unsur tersebut dan redistribusi pe- ran yang proporsional dan saling melengkapi
antara pe- merintah, masyarakat sipil dan mekanisme pasar sehing- ga sinergi
dapat dikembangkan. Dengan demikian, nilai- nilai efisiensi, non diskriminatif
dan berkeadilan, berdaya tanggap tinggi dan memiliki akuntabilitas tinggi dapat
dikembangkan di dalam ranah pelayanan publik, dan dapat dinilai serta diukur
karena memiliki indikator yang jelas.
3) Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Pelayanan
publik menjadi pertaruhan yang penting bagi ketiga unsur governance tersebut
karena nasib sebuah pemerintahan, baik di pusat maupun daerah, akan sangat
dipengaruhi oleh keberhasilan ketiga pilar ini dalam mewujudkan pelayanan
publik yang memuaskan masyarakat. Sebab realitas peran pemerintah dalam
pelayanan publik selama ini cenderung menunjukkan sikap dan perilaku yang
belum dapat memuaskan masyarakat.

Sofian Effendi (1995) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan


rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia, antara lain adanya:

1) Konteks monopolistik, dalam hal ini karena tidak adanya kompetisi dari
penyelenggara pelayanan publik non pemerintah, tidak ada dorongan yang kuat
untuk meningkat- kan jumlah, kualitas maupun pemerataan pelayanan tersebut
oleh pemerintah
2) Tekanan dari lingkungan, dimana faktor lingkungan amat mempengaruhi kinerja
organisasi pelayanan dalam transaksi dan interaksinya antara lingkungan dengan
organisasi publik
3) Budaya patrimonial, dimana budaya organisasi penyelenggara pelayanan publik
di Indonesia masih banyak terikat oleh tradisi-tradisi politik dan budaya
masyarakat setempat yang seringkali tidak kondusif dan melanggar peratu-
peraturan-peraturan yang telah ditentukan.
B. Nilai Prinsip-prinsip pelayanan publik

Gilman dan Lewis (1996) yang melakukan penelitian dengan mengajukan


pertanyaan: Apakah nilai-nilai yang berbeda-beda dari berbagai kultur dapat
menjelaskan tendensi yang terjadi dalam etika pelayanan publik? Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1) Hubungan antara sikap publik terhadap program-

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 10 of 16


program etika, (2) Hubungan antara aturan dengan perilaku administratif aktual, (3)
Perkembangan ukuran ukuran yang cocok mengenai efektifitas program-program
etik, Kedua peneliti ini berkesimpulan bahwa pihak administrasi publik yang
professional harus memiliki sikap terbuka terhadap persoalan global terutama
persoalan nilai, norma dan struktur yang dianut bersama.Berdasarkan hasil
penelitian, mereka menyimpulkan bahwa terdapat 3 nilai dan sikap yang dianut
bersama terdiri dari:

1. Nilai-nilai politis yaitu sikap netralitas birokrasi, kebebasandan keadailan.


2. Nilai-nilai administratif yaitu efektifitas, efisiensi, kepedulian dan
pertanggungjawaban
3. Nilai-nilai bersama yaitu adanya komitmen terhadap inisiatif bersama untuk
berperang memberantas korupsi melalui gerakan anti korupsi, penyuapan/sogok
dan pemberian upeti/hadiah secara multidimensional, dan penanaman kesadaran
diri untuk mentaati norma dan aturan serta program-program etika pelayanan
publik. Komitmen ber- sama ini harus direalisasikan untuk membersihkan citra
birokrasi yang lekat dengan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme.

Satu aspek yang tidak dapat diabaikan mengenai perso- alan nilai dan sikap
yang dianut bersama tersebut diatas, yaitu adanya ketidaksesuaian atau kesenjangan
antara nilai-nilai yang diekspresikan dengan perilaku yang ditunjukkan birokrat,
ternyata tidak menyebabkan nilai-nilai tersebut menjadi kurang relevan, namun
justru mendorong proses internalisasi nilai dan sikap tersebut.

Dari ketiga nilai dan sikap yang dianut bersama tersebut diatas dapat
diperoleh beberapa ajaran etis yang dapat dija- dikan sebagai pedoman dalam
pelayanan publik sebagai berikut:

1) ‌Menunjukkan integritas fiskal, artinya bagaimana cara me- ngatur keuangan


atau anggaran secara tepat, sehingga dapat mencegah terjadinya penyelewengan
keuangan organisasi.
2) ‌Menunjukkan abstraksi moral, artinya perlunya mengambil tindakan
pencegahan agar tidak menimbulkan persoalan- persoalan moral.
3) ‌Melibatkan abstraksi moral, artinya setiap tindakan dan kebijakan yang diambil
haruslah berlandaskan nilai kejujuran, kebenaran, keuletan dan integritas
personal yang tinggi, bersifat transparan serta memiliki akuntabilitas publik.

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 11 of 16


4) ‌Mengakui adanya teori pluralis, artinya bahwa pluralis da- pat mendorong
terjadinya proses tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan bersama dari
sekian banyak per- bedaan.
5) ‌Mempercayai adanya dikotomi, artinya perlu adanya pemi- sahan secara tegas
antara fungsi politis sebagai pembuat kebijakan dan fungsi administratif sebagai
pelaksana ke- bijakan, karena etika pelayanan publik harus memperha- tikan
nilai-nilai seperti: netralitas, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas dan ekonomis.
6) ‌Tidak mempercayai adanya dikotomi, artinya keterkaitan secara praktis berbagai
fungsi politis, administratif dan yudikatif ditujukan untuk memudahkan dalam
melakukan kontrol.
7) ‌Menjunjung tinggi keadilan sosial, artinya birokrasi harus bersikap netral dan
tidak memihak kepada salah satu fihak dalam memberikan pelayanan publik.
2.2 Etika yang benar dalam pelayanan publik dan solusi dalam permasalahan etika pelayanan
publik
A. Etika yang benar dalam pelayanan publik

Etika pelayanan publik harus berlandaskan asas transparansi (keterbukaan dan


kemudahan akses) dan akuntabilitas (pertanggungjawaban sesuai dengan legal
formal) demi kepentingan masyarakat. Pelanggaran moral dan etika dalam
pelayanan publik dapat terjadi dari awal proses kebijakan publik yang tidak
transparan, tidak responsif, tidak akuntabel, tidak adil dan lainnya. Pengusulan
program, proyek dan kegiatan tidak didasarkan kenyataan. Desain organisasi
pelayanan publik (pengaturan struktur, formalisasi, diskresi otoritas) yang bias
terhadap kepentingan tertentu, proses manajemen pelayanan publik yang penuh
rekayasa dan kamuflase (perencanaan teknis, pengelolaan keuangan, sumber daya
manusia, informasi. Sudah sepatutnya pelayanan umum dilakukan secara beretika
agar tidak adanya kekecewaan dalam suatu masyarakat. Etika yang sewajarnya
sudah mulai luntur oleh tindakan kurang terpuji dari pihak aparatur negara.Untuk itu
menurut Mertins Jr (2003) ada empat hal yang harus dijadikan pedoman yaitu:

1. Equality, perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini didasarkan
atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada semua pihak tanpa memandang afiliasi politik, status
sosial, etnis, agama dan sebagainya. Memberikan perlakuan yang sama identik
dengan berlaku jujur, suatu perilaku yang patut dihargai.

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 12 of 16


2. Equity, perlakuan yang adil. Kondisi masyarakat yang pluralistik terkadang
dibutuhkan perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama, terkadang pula
dibutuhkan perlakuan yang adil tetapi tidak sama kepada orang tertentu.
3. Loyalty, kesetiaan yang diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan
dan rekan kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain. Tidak
ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu yang
mengabaikan yang lainnya. Keempat, responsibility, setiap aparat pemerintah
harus siap menerima tanggung jawab dengan tugas yang diberikan dan hasil yang
dicapai.

Moralitas masih menjadi permasalahan mendasar dalam pelayanan publik di


Indonesia. Moralitas atau etika seringkali dianggap sebagai faktor yang kurang
penting dan tidak relevan dengan pelayanan publik, padahal dalam literatur tentang
pelayanan publik, etika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan
publik, sekaligus keberhasilan organisasi dalam melaksanakan fungsi pelayanan
publik. Pesatnya perkembangan jaman dan semakin kompleksnya persoalan yang
dihadap birokrasi, menimbulkan pergeseran paradigma dari rule government
(menekankan aspek peraturan perundang-undangan) menjadi paradigma good
governance. Yang tidak hanya berfokus pada keinginan pemerintah, tetapi juga
melibatkan seluruh komponen bangsa (sektor publik, sektor privat, masyarakat).
Logika bahwa semua aparat pemerintah adalah pihak yang selalu membela
kepentingan publik atau masyarakatnya tidak selamanya benar. Banyak kasus di
lapangan membuktikan bahwa kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, partai,
bahkan struktur yang lebih tinggi, justru mendikte perilaku seorang birokrat atau
aparat pemerintahan. Birokrat dalam hal ini tidak memiliki moralitas atau etika yang
baik dalam menjalankan kewajibannya,

B. Solusi dalam permasalahan etika pelayanan publik

Permasalahan etika dalam pelayanan publik adalah hal yang serius dan penting
untuk diatasi agar masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang baik dan adil.
Berikut ini beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan etika
dalam pelayanan publik:

1. Peningkatan Kesadaran Etika: Peningkatan kesadaran etika di kalangan pegawai


pelayanan publik adalah langkah awal yang penting. Pelatihan etika dan program

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 13 of 16


pengembangan diri dapat membantu pegawai memahami pentingnya integritas,
transparansi, keadilan, dan pelayanan yang berkualitas.
2. Peningkatan Pengawasan: Meningkatkan sistem pengawasan dan pemantauan
terhadap pegawai pelayanan publik dapat membantu mencegah pelanggaran
etika. Audit internal dan eksternal, serta penggunaan teknologi seperti kamera
pengawas, dapat memberikan bukti dan transparansi dalam proses pelayanan
publik.
3. Penegakan Hukum yang Tegas: Sistem hukum yang kuat dan penegakan hukum
yang tegas terhadap pelanggaran etika adalah langkah penting. Jika ada
pelanggaran, tindakan hukum yang konsisten dan adil harus diterapkan untuk
memberikan efek jera dan mendorong kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika.
4. Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pelayanan publik dapat
membantu mengurangi kesalahan manusia, korupsi, dan praktik yang tidak etis.
Contohnya, penggunaan sistem e-government, aplikasi mobile, dan platform
online dapat meningkatkan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas dalam
pelayanan publik.
5. Partisipasi Publik: Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pemantauan pelayanan publik dapat membantu mengurangi pelanggaran etika.
Mekanisme partisipasi publik seperti forum konsultasi, pengaduan, dan audit
sosial dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan,
melaporkan pelanggaran, dan menjadi bagian dari proses perbaikan.
6. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai: Menjamin kesejahteraan dan insentif yang
baik bagi pegawai pelayanan publik dapat membantu mengurangi motivasi untuk
terlibat dalam praktik yang tidak etis. Gaji yang layak, tunjangan yang adil, dan
kesempatan pengembangan karier dapat meningkatkan kepuasan pegawai dan
meminimalisir risiko perilaku tidak etis.
7. Penguatan Nilai-Nilai Etika: Pemerintah dan lembaga terkait harus memperkuat
nilai-nilai etika dalam budaya organisasi dan regulasi. Etika harus menjadi bagian
integral dari kebijakan, prosedur, dan praktek kerja dalam pelayanan publik.
8. Edukasi dan Informasi Publik: Mengedukasi masyarakat tentang hak dan
tanggung jawab mereka dalam pelayanan publik, serta memberikan informasi
yang jelas tentang prosedur, waktu, dan standar pelayanan dapat membantu
mengurangi pelanggaran etika.

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 14 of 16


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik merupakan sebuah terminologi yang


berusaha menempatkan dan menjelaskan korelasi serta keterkaitan antara etika,
pelayanan publik dan birokrasi. Etika merupakan konsep yang mampu menjabarkan apa
yang terdapat didalam moral, menjelaskan apa yang benar dan apa yang salah (code of
conduct).

1. Faktor organisasi sturktur organisasi Kualitas pelayanan publik di pemerintah keliru


satunya bergantung di komponen – komponen pembentuknya. Bagaimana pemerintah
mengelola dan membekali aparat menjadi sumber daya insan yang dimiliki sehingga
pemerintahan dapat menyampaikan pelayanan prima pada rakyat.
2. Faktor sistem pelayanan publik Buat menyampaikan pelayanan publik yg baik bagi
masyarakat diperlukan sistem yang tertata. Selain berimbas di kecepatan pelayanan,
sistem pelayanan publik yg baik dapat menekan pungli serta tindak korupsi. Syarat
pelayanan yang kentara, batas ketika, mekanisme, serta tarif pelayanan yang
transparan dapat mendorong taraf kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah.
3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu pembaca dalam memahami
tentang "Moral dan etika birokrasi dalam pelayanan publik " dan penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun apabila terjadi kesalahan di dalam makalah ini
sehingga makalah ini lebih sempurna

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 15 of 16


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Burhan (artikel,2020).Maladministrasi dan Etika Pelayanan Publik

Rabu, 08/01/2020 • Muhammad Burhan

eprints.unmer.ac.id/309/1/Etika%20Birokrasi%20Dalam%20Pelayanan%20Publik.pdf

ejournal.unibba.ac.id/index.php/jisipol/article/download/6/5/20

ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mengenal-pelayanan-publik

/artikel/r/artikel--maladministrasi-dan-etika-pelayanan-publik#:~

Tugas Mata Kuliah Teori Administrasi Publik, by Maria Eldaloni Dahung 16 of 16

Anda mungkin juga menyukai