Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL MAGANG RISET

PERAN OPTIMALISASI MASA RESES DALAM MENJARING ASPIRASI

MASYARAKAT MELALUI MEKANISME KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN

MALANG

Disusun Oleh :

Arindra Dian Pamilih (201510050311134)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH

MALANG

2018
DAFTAR ISI

Contents
BAB 1 ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
C. Tujuan Magang Riset .................................................................................................. 6
D. Manfaat Magang Riset ................................................................................................ 6
E. Keterkaitan Magang Riset Dengan Disiplin Ilmu ....................................................... 7
F. Defininsi Konsep Dan Operasional ............................................................................ 8
G. Metode Penelitian ...................................................................................................... 11
H. Penutup ...................................................................................................................... 15
I. Daftar Pustaka ........................................................................................................... 16
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat Undang-Undang telah melimpahkan kekuasaan baik secara politik

maupun secara administratif kepada daerah untuk menyelenggaran kewenangan sesuai

dengan prakarsa dan inisiatif masyarakat didaerah selain 6 (enam) kewenangan yang masih

menjadi kewenangan pemerintah pusat antara lain politik luar negeri, moneter dan fiscal

nasional, agama, pertahanan, keamanan, dan yudisial. Pelimpahan kewenangan itulah yang

kita namakan dengan “otonomi daerah”. Pelimpahan itu secara otomatis juga memindahkan

fokus politik ke daerah karena pusat kekuasaan tidak hanya dimonopoli oleh pemerintah

pusat seperti di era sentralisasi namun telah terdistribusi ke daerah.

Pelimpahan kewenangan itu disertai pula dengan pemberian kekuasaan yang lebih

besar bagi Dewan Perwakilan Rakyat/DPRD dalam menjalankan fungsi Legislasi, Budgeting

dan Controling. Karena diharapkan dengan “Otonomi Daerah” Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah/DPRD mampu meningkatkan peran pembuatan peraturan daerah yang sesuai dengan

kebutuhan hukum masyarakat di daerah.

Namun demikian proses transisi menuju perilaku kekuasaan yang transparan,

partisipatif dan akuntabel dalam menjalankan kekuasaan membutuhkan instrumen dan

instrumen yang paling tepat untuk mewujudkan perubahan itu sendiri. Dimana menimbang

tentang keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan di daerah sangat ditentukan antara lain


oleh kemampuan Pemerintah Daerah DPRD dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,

hubungan yang sinergis di antara keduanya, hubungan pusat dan daerah, serta hubungan antar

daerah yang konstruktif. Kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan

kewenangannya memiliki makna yang antara lain Ditandai dengan kemampuannya

melakukan Pengelolaan Pemerintah Daerah secara profesional dan handal, serta memiliki

daya inovasi dan kreasi yang tinggi di dalam meningkatkan kualitas manajemen

pemerintahan. Kemampuan DPRD dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD,

kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, akan

sangat menentukan keberhasilan Pemerintah Daerah dalam menjalankan tugas-tugas

pembangunannya sesuai aturan hukum dan koridor kebijakan yang telah disepakati bersama.

Menimbang Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang

Pemerintahan Daerah, bahwa Anggota DPRD mempunyai kewajiban "menyerap,

menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat". Maka dalam kaitannya

agenda fungsi dari masa reses anggota dewan. Di mana dalam kaitannya Pelaksanaan reses

yang merupakan kewajiban bagi pimpinan dan anggota DPRD dalam rangka menjaring

aspirasi masyarakat secara berkala untuk bertemu konstituen pada Daerah Pemilihan (Dapil)

masing-masing guna meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja DPRD dalam

mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta guna mewujudkan peran DPRD dalam

mengembangkan check and balances antara DPRD dan pemerintah daerah.

Mengingat dalam efektivitasnya Peningkatan fungsi dan peran lembaga DPRD

sebagaimana diatur dalam perundang-undangan tak lain karena tuntutan demokrasi, terutama

makin meningkatnya kesadaran politik masyarakat sehingga mendorong Anggota DPRD

untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya serta mempertinggi semangat pengabdiannya

kepada masyarakat, khususnya para konstituen didaerah pemilihannya. Reses yang


dilaksanakan oleh anggota DPRD tidak hanya sebuah kunjungan kerja, namun merupakan

implementasi dari niat, maksud dan tujuan untuk mengintegrasikan program kegiatan

pembangunan dengan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Pelaksanaan reses

merupakan kewajiban bagi anggota DPRD yang tidak sekedar menjaring aspirasi masyarakat,

namun memiliki kewajiban pula memberikan informasi program dan perkembangan kerja

dan kinerja Pemerintahan Daerah, serta memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Sehingga fungsi demokrasi dari, oleh, dan untuk masyarakat berperan aktif dalam

mewujudkan tatakelola pemerintahan. Juga menyangkut perkembangan pembangunan dan

permasalahan yang ada di masyarakat dapat tersalurkan. Dimana di atur dalam Dasar

Pelaksanaan Reses antara lain adalah UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah; UU RI No 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan

UU RI No 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah.

Dari konteks pernyataan yang terdapat diatas, tujuan dari riset ini adalah bagaimana

cara Dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Malang dalam menyerap aspirasi

masyarakat yang masih sering terabaikan atau dalam arti tidak sampainya suara rakyat

kepada perwakilan yang berwewenang secara optimal di Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana Peran Optimalisasi Masa Reses Dalam Menjaring Aspirasi Masyarakat Melalui

Mekanisme Kinerja Anggota DPRD Kabupaten Malang?


 Hambatan Apa Saja Yang Di Hadapi Pada Masa Reses Dalam Menjaring Aspirasi

Masyarakat Melalui Mekanisme Kinerja Anggota DPRD Kabupaten Malang?

C. Tujuan Magang Riset

 Mengetahui Mekanisme Peran Anggota DPRD Kab Malang Dalam Menjaring

Aspirasi Masyarakat Melalui Masa Reses

 Mengetahui Hambatan Mekanisme Peran Anggota DPRD Kab Malang Dalam

Menjaring Aspirasi Masyarakat Melalui Masa Reses

D. Manfaat Magang Riset

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya Magang Riset ini diharapakan bisa menambah wawasan dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan terutama terkait dengan upaya DPRD Dalam menyerap

aspirasi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa Mampu Mengaplikasikan teori yang telah didapat dari peroses

perkuliahan.

2. Memperoleh pengalaman untuk terlibat langsung di pekerjaan dalam sebuah instansi.

3. Membangun Pengalaman nyata di dunia kerja dan beradaptasi secara langsung dengan

stakeholder.
b) Bagi Jurusan Ilmu Pemerintahan

1. Sebagai bahan evaluasi atas kurikulum yang dilaksanakan selama ini dengan

kebutuhan teori dalam praktek dunia kerja.

2. Membina kerjasama antara jurusan Ilmu Pemerintahan dengan DPRD Kab Malang

c) Bagi DPRD Kab Malang

1. Mendapatkan SDM unggulan yang langsung direkrut dan diseleksi,

2. Mendapat akses langung SDM yang siap pakai dan kompeten,

3. Mendapatkan ide segar, inovatif, dan kreatif dari mahasiswa peserta program

magang.

E. Keterkaitan Magang Riset Dengan Disiplin Ilmu

Berdasarkan prinsip berfikir filsafat yaitu segala sesuatu berhubungan secara konkrit,

maka kalau kita benturkan dengan keterhubungan antara disiplin ilmu dengan magang riset

sangat erat hubungannya. Berbicara orientasi yang dipelajari dibangku perkuliahan formal

terkhusus jurusan ilmu pemerintahan kita disana mempelajari sebatas terkait teoritik dalam

tatakelola pemerintahan. Sedangkan secara praktek nyata itu terdapat pada dunia kerja yakni

lembaga eksekutif, Pengimplementasian teori praktek disana diterapkan. Pembelajaran di

jurusan Ilmu Pemerintahan sendiri ada mata kuliah yang membahas tentang sistem

penganggaran, proses legislatif dan lainnya. Dari teoritik yang di pelajari di dunia
perkuliahan akan bermanfaat apabila kita terjun langsung mempraktekka teori tersebut di

ranah kerja dalam bentuk magang riset di lembaga pemerinthan disini yang dimaksud yaitu

DPRD Kab Malang. Peserta magang akan berpraktek secara maksimal mengaktualisasikan

seluruh kemampuannya berkontribusi dalam penjalanan mekanisme kerja di tatanan

pemerintahan eksekutif. Sebab setinggi apapun materi yang kita kuasasi atau pemahaman

tinggi apabila tidak dibarengi dengan proses berpraktek sama degan nol.

Edukatif secara materi sudah kita dapatkan pada saat proses pembelajaran di forum-

forum formal yang dijalankan kampus maupun non formal entah di organisasi atau belajar

secara otodidak untuk menambah khasanah keilmuannya. Pemahaman secara teoritik

setidaknya sudah tuntaslah pada aspek tersebut sehingga untuk mempraksiskan hal tersebut,

maka secara nyata nantinya kami akan mengaktualisasikan kemampuan atas pemahaman

teoritik itu di praktekkan melalui proses aktifitas kerja-kerja lembaga legislatif DPRD Kab

Malang sehingga sumbangsi secara pemikiran dan tenaga akan terealisasikan secara nyata

pada saat berlangsungnya magang riset ini. Sehingga secara prinsip akan ilmiah berdasarkan

kondisi objektif atas realitas magang riset ini dan ilmu yang di miliki menjadi hal yang

bermanfaat apabila kita praktekkan secara konkrit.

F. Defininsi Konsep Dan Operasional

Penjajakan konseptualisasi ditujukan untuk mempermudah proses pencarian data yang

nantinya akan dilanjutkan melalui operasionalisasi konsep. Adapun variabelnya yang

didefinisikan secara konseptual ialah sebagai berikut.

a. Peran dewan perwakilan rakyat

Peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh

orang karena menduduki status-status sosial khusus. Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam
peranan terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat

terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua

harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap

orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-

kewajibannya. Dalam riset ini, DPRD Kab Malang berperan sebagai regulator dalam

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat aspirasi

masyarakat.

b. Optimalisasi

Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, optimalisasi merupakan

pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif dan efisien. Menurut (Depdikbud : 1995 : 628)

optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Optimalisasi banyak juga

diartikan sebagai ukuran dimana semua kebutuhan dapat dipenuhi dari kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan. Menurut Winardi (1996:363) optimalisasi adalah ukuran yang

menyebabkan tercapainya tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik

dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Dalam hal ini

adalah menjadikan dewan perwakilan rakyat daerah terlaksana dengan sesuai tujuan yang

telah ditetapkan.

c. Aspirasi Masyarakat

Aspirasi Masyarakat adalah sejumlah gagasan/ide berupa kebutuhan masyarakat, dalam suatu

forum formalitas dari lapisan masyarakat manapun dan ada keterlibatan langsung dalam

suatu kegiatan. Aspirasi berupa kebutuhan masyarakat dalam bentuk produk, jasa, pelayanan,

dan lain sebagainya yang wajib untuk bisa di penuhi sehingga dapat mencapai kesejahteraan

yang dituangkan dalam bentuk usulan kegiatan pembangunan. Aspirasi selain dari

masyarakat juga bisa dari hasil reses DPRD, dengan hasil kunjungan DPRD ke Konstituen
pada masing-masing daerah pemilihan yang bertujuan untuk menyerap, menghimpun dan

menampung aspiras masyarakat. Aspirasi dari hasil reses DPRD sebagai bentuk aspirasi

masyarakat yang terwakili oleh wakil rakyat. Hasil RESES menurut Dwiyanto dkk (2003)

adalah program dari kegiatan yang di usulkan DPRD yang akan dituangkan dalam APBD.

 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi

konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek

penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas dan variabel terikat. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang

memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.

A. Optimalisasi Kinerja DPRD Dalam Masa Reses Untuk Menjaring Aspirasi

Masyarakat

1) Peran DPRD

2) Proses Reses

3) Sumber Daya Manusia

4) Mekanisme Masa Reses

5) Partisipasi Masyarakat
G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan mengunakan metode deskriptif. Tujuan penelitian

deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat fakta-fakta, sifat-

sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

2. Sumber Data

a) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung terjun lapang. Kuncoro

mengungkapakan bahwa data primer adalah data yang biasanya yang diperoleh

dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan dan

original. Sehingga data primer akan diperoleh melalui proses wawancara dan

observasi langsung yang dilakukan peneliti selama kegiatan magang riset ke DPRD

Kab Malang.

b) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan sifatnya sebagai

pelengkap. Dalam proses magang rises ini peserta magang diharapkan mendapatkan

data berupa data fisik berupa, tabel, grafik, gambar, formula yang berisikan tentang

kegiatan dan hasil masa reses . selain itu peneliti juga membutuhkan data berupa

berita mengenai optimalisasi hasil kinerja.

c. Teknik Pengumpulan data

Adapun cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:
1) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi dilakukan di DPRD Kab

Malang

2) Wawancara

Wawancara ialah kegiatan tanya jawab antara penelitian dengan narasumber guna

mendapatkan informasi. Narasumber dalam wawancara ini adalah DPRD Kab Malang.

Wawancara yang dilakukan tidak terikat pada pedoman pertanyaan tertentu, melainkan

mengeksplorasi gagasan-gagasan yang muncul selama proses wawancara.

3) Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang di gunakan untuk menelusuri data historis.

Data historis yang di maksud ialah data yang kegunaannya bertahan lama dari waktu

kewaktu Sehingga menjadi bukti akurat penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini

akan menghasilkan gambar-gambar penting terkait topik magang riset.

4) Subjek penelitian

Subjek penelitian ini merupakan pihak yang menjadi sasaran penelitian guna

memperoleh informasi terkait topik yang di teliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian

ialah ketua DPRD selaku wewenang tertinggi maupun Anggota DPRD yang memiliki

kewenangan terkait keterkaitan dalam proses magang riset

5) Lokasi magang riset

Magang riset ini akan dilaksanakan di DPRD Kab Malang yang berlokasi di Jl. Panji

no.119 telp. 0341-1398400. kami memilih lokasi tersebut karena selain mencari
pengalaman dengan magang, kami juga bermaksud memperoleh data tentang Peran

DPRD guna melayani Masyarakat. lokasi itu adalah lokasi yang sangat pas untuk

penelitian kami.

6) Waktu pelaksanaan

Kegiatan magang riset dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yakni mulai bulan

September s/d Desember 2018

7) Analisis Data

Teknik analisa data merupakan kegiatan mengolah data yang diperoleh selama

penelitian guna menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian ini, digunakan cara berfikir

induktif untuk menganalisa data dan mendapatkan kesimpulan. Metode berfikir induktif

mengambil data sebagai pijakan dalam menjelaskan fenomena sehingga dapat ditarik

kesimpulan akhir. adapun 3 (tiga) teknik analisa data antara lain:

a) Reduksi

Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa

yang menajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan

akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b) Penyajian Data

Penyajian data Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan


penyajian tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan,

menganalisis ataukah tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-

penyajian tersebut.

c) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu

mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisaan selama peneliti

menulis. Suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu

seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman

sejawat untuk mengembangkan ‘intersubjektif’ atau temuan pada salinan dan data yang

lain. (Miles, 1992 : 15-21).


H. Penutup

Demikian proposal ini kami susun sebagai permohonan pengajuan magang riset di

DPRD kab Malang, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dengan harapan magang

riset ini dapat direalisasikan sesuai rencana. Kami berharap diberi kesempatan untuk

mendapatkan pengetahuan dan wawasan dengan magang riset di DPRD Kab Malang.

Kami juga mengharapkan bantuan dan dorongan serta peran dari berbagai pihak agar

dalam pelaksanaan magang riset nanti dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai

dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang nyata manfaatnya bagi kedua belah

pihak. Demikian proposal magang riset ini, besar harapan kami untuk di izinkan

melaksanakan magang riset di DPRD Kab Malang. Terima kasih.


I. Daftar Pustaka

Afib Rizal. (2011). Gaya Komunikasi Politik Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Tengah pada
saat Reses Tahun 2010. Tesis. Universitas Diponegoro

Marbun, B.N. 2005. DPRD dan Otonomi Daerah Setelah Amandemen UUD 1945 dan UU
Otonomi Daerah 2004. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan

JULIANI, MALINDA (2016) Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam
Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Studi Masa Reses III Anggota DPRD Kota Malang Tahun
2015). Other thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah

https://id.wikipedia.org/wiki/Reses

http://dprd-tanjabtimkab.go.id/?/news/reses-anggota-dprd-dalam-rangka-penjaringan-aspira

Anda mungkin juga menyukai