Md PerKes
Sekilas Rekam Medis
Mei, 2016
Rekam medis sebagai catatan yang ditemukan sejak zaman batu (paleolithicum)
25.000 SM di Spanyol, di buktikan dengan adanya pahatan pada dinding gua.
Pada zaman zunani 460 SM, Hippocrates (Bapak Ilmu Kedokteran) mencatat
pemeriksaan pasiennya atau penemuan medis (Rekam Medis). Kecermatan cara
kerja Hippocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan
para dokter di zaman sekarang. Pada Zaman keemasan Dinasti Islam, Avicena
(Ibnu Sina) dan Rhazes merupakan tokoh yang berperan menggunakan
pencatatan klinik yang baik, yang ditulis pada buku-buku kedokteran seperti
Treatise on Smallpox and Measless.
Menurut Wijayanti (2011) Rekam medis mulai sangat terasa sejak didirikannya
Rumah Sakit St.Bartholomew di London Inggris. Rumah sakit ini sangat
menekankan pencatatan laporan atau instruksi medis yang harus dilakukan
oleh seorang dokter sebagai bentuk pertanggung jawabanya kepada pasien.
Pada abad 18 Rumah Sakit Penansyalavania di Philadelphia didirikan oleh
Benjamin Franklin pada tahun 1752. Pada tahun 1771 didirikan Rumah Sakit
New York, pencatatan rekam medis baru dikerjakan pada tahun 1793 yaitu
registrasi pasien baru. Tahun 1862 pengindeksan penyakit dan kondisi
pasiennya baru dilakukan.
Perkembangan rekam medis semakin berkembang pada abad 19 yang
ditandai dengan dibukanya rumah sakit umum Massacussect di Boston tahun
1801. Rumah sakit ini memiliki rekam medis dan katalog pasien lengkap.Tahun
1871 mulai menginstruksikan bahwa setiap pasien yang dirawat harus
dibuatkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).Pada tahun 1902 American
Hospital Association (AHA) untuk pertama kalinya melakukan diskusi rekam
medis. Tahun 1905 seorang dokter berkebangsaan Amerika dr. Wilson
mengemukakan pidato ilmiahnya yaitu tentang pentingnya nilai rekam medis
yang lengkap demi kepentingan pasien maupun pihak rumah sakit.
Adanya pendidikan khusus tentang rekam medis pada tahun 1935
diselenggarakan di:
a. Rumah sakit umum Massachuchetts, Boston dengan Instruktur Genevive
Chase.
b. Rumah sakit umum Rochester, New York dengan Instruktur Je Harned
Bufkin.
c.
Rumah sakit St. Joseph, Chicago dengan Instruktur Suter Edna K.Huffman.
Rekam medis semakin berkembang pada abad 20 dengan adanya akreditasi dan
dengan didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis disetiap Negara. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan no. 269 tahun 2008 Rekam Medis yaitu berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
1
2.
Aspek Administrasion
Suatu berkas rekam medis yang berisi tentang tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
b.
Aspek Legal
Suatu berkas rekam medis yang berisi tentang adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan pelayanan kesehatan, sebagai usaha menegakkan
hukum serta penyediaan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
c.
Aspek Financial
Suatu berkas rekam medis yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk
menetapkan biaya pembayaran jasa pelayanan kesehatan.Tanpa adanya bukti
catatan tindakan atau pelayanan maka pembayaran tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
d. Aspek Research
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai penelitian karena isinya
menyangkut data atau infomasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
e.
Aspek Education
Suatu berkas rekam medis yang berisi data-data yang dapat digunakan untuk
mengetahui kronologis suatu tindakan pelayanan medik yang diberikan kepada
pasien dan mengetahui sistem pengelolaan rekam medis.
f.
Aspek Documentation
Suatu berkas rekam medis yang digunakan sebagai sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan sarana kesehatan.
B. Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis
1.
Sistem Penamaan
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama pasien
yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain dan
untuk memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).
2
Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata atau lebih. Nama orang
hanya terdiri dari satu suku kata, diindeks sebagaimana nama itu disebut.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Suniati
Sumiati
Marno
Marno
2)
Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis
menjadi satu, diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Ira Ayu
Ira Ayu
Isnaini Fitriana
Isnaini Fitriana
3) Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama keluarga, yang diutamakan
nama keluarganya.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Narsissius Hardiman
Novilia Haryanto
b.
Hardiman Narsissius
Haryanto Novilia
1) Nama Asli
Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya, diindeks dan ditulis
sebagai nama aslinya.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Kim Ti Sung Kim Ti Sung
Tan Tek Sun Tan Tek Sun
2)
Nama orang Cina yang digabung dengan nama orang Eropa, nama
Cina lebih diutamakan, baru menyusul nama Eropa.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Kennedy Tan
Tan Kennedy
Kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks, tanpa memperhatikan
apakah kata akhir itu nama keluarga atau nama clan.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Mahatma Gandhi
Gandhi, Mahatma
Saburo Ichikawa
Ichikawa, Saburo
d.
1)
Nama Arab, Persia, Turki dan sejenisnya yang diikuti nama keluarga,
nama keluarga dijadikan kata pengenal utama.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Sayyid Abdullah
Abdullah, Sayyid
e.
Nama orang Eropa, Amerika, diindeks dan ditulis berdasarkan nama keluarga,
seperti contoh dibawah ini :
Nama Diindeks akan ditulis
2.
Robert Kennedy
Kennedy, Robert
Sistem Penjajaran
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk
melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem Rekam Kesehatan
(PSRK) tahun edisi 1998 penjajaran dokumen rekam medis ada 3 cara yaitu :
a.
Contoh :
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
01-11-98
02-08-75
03-89-55
01-11-99
02-08-76
03-89-56
Seksi 70
Seksi 99
25-17-78
80-70-99
11-99-85
25-17-79
81-70-00
11-99-86
Keuntungan:
1)
2)
Penggantian sistem nomor lengsung ke angka tengah lebih mudah dari
pada ke sistem angka akhir.
3)
Kelemahan:
1)
2)
Sistem ini tidak dapat digunakan apabila nomor sudah melebihi 6 digit.
3)
Terjadi rak-rak lowong pada beberapa seksi apabila dilakukan pencabutan
dokumen non aktif.
c.
Seksi 89
Seksi 99
23-01-42
98-60-89
98-24-99
24-01-42
99-60-89
99-24-99
Kelebihan:
1) Tersebar secara merata
2) Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu.
3) Rekam medis non aktif dapat diambil dari rak penyimpanan.
4) Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
5) Membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak).
6) Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat di cegah.
Kekurangan:
1) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal system angka
akhir mungkin lebih lama
3.
Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan
nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari
identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya yaitu :
a.
b.
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit
atau puskesmas selalu mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan
sistem ini yaitu petugas lebih mudah mengerjakan, namun kerugiannya yaitu
membutuhkan waktu lama untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam
medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari satu nomor
rekam medis sehingga informasi pelayanan klinisnya menjadi tidak
berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
nomor. Kekurangan ini dapat diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah
antara pendaftaran pasien lama atau baru.
c. Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dengan menggabungkan sistem seri dan sistem
unit.Setiap pasien yang berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan
nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan
jadi satu dibawah nomor yang paling baru. Kekurangannya yaitu petugas
menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan informasi klinis tidak
berkesinambungan.
4.
Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka
setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan
untuk :
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang
disimpan dalam rak filing.
b.
4)
Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan karena
dokumen rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder.
5)
Kekurangannya :
1)
Petugas rekam medis menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit
rawat jalan dan unit rawat inap.
2)
Filing (tempat penyimpanan) dokumen rekam medis harus jaga 24 jam
karena sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan UGD yang dibuka 24 jam.
3)
Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam, karena dokumen
rekam medis digunakan sewaktu-waktu bila pasien datang untuk berobat.
b. Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem penyimpanan
dengan cara memisahkan formulir rekam medis milik pasien dimana dokumen
rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien
dipisahkan pada folder (map) yang berbeda.
Keuntungannya :
1)
2)
Kekurangannya :
1)
Terjadinya duplikasi data dalam pembuatan rekam medis, yaitu data dan
informasi pelayanan pada pasien dapat disimpan lebih dari satu folder.
2)
5.
Assembling
Bagian Assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang berfungsi
sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis sebelum
disimpan. Dokumen-dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit pencatatan
data rekam medis yaitu Unit Rawat Jalan (URJ), Unit Gawat Darurat (UGD),
Unit Rawat Inap (URI) dan Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) akan dikirim
ke fungsi Assembling bersama-sama Sensus Harian setiap hari.
Lembar formulir dalam dokumen rekam medis diatur kembali sesuai urutan
riwayat penyakit pasien dan diteliti kelengkapan isi dokumen rekam medis. Bila
belum lengkap akan dikembalikan ke unit yang bertanggung jawab. Untuk
mengendalikan dokumen rekam medis yang belum lengkap, digunakan formulir
Lembar Kekurangan biasa disebut Kartu Kendali (KK). Fungsi dan peranan
Assembling dalam pelayanan rekam medis adalah sebagi perakit formulir rekam
medis, peneliti isi data rekam medis, pengendali dokumen rekam medis tidak
lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis dan formulir rekam
medis.
b.
Coding
Section 1 :
2)
Section 2 :
3)
10
c.
Indeks
Indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke
dalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi).
Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama pasien. Jenis indeks
biasa dibuat yaitu :
1)
Indeks penyakit (diagnosis) adalah suatu kartu katalog yang berisi kode
penyakit yang berobat di rumah sakit.
2)
Indeks operasi adalah suatu kartu katalog yang berisi kode operasi yang
berobat di rumah sakit.
3)
Indeks Dokter
Indeks Dokter adalah suatu kartu katalog yang berisikan nama dokter yang
memberikan pelayanan medik kepada pasien.
Kegunaan untuk menilai pekerjaan dokter dan bukti pengadilan.
4)
Indeks kematian
Nama penderita
b)
c)
Jenis kelamin
d)
Umur
e)
f)
g)
Hari perawatan
h)
Wilayah
Filing
Filing merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang bertanggung jawab
terhadap penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis. Selain
11
itu filing juga menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya
sehingga dapat memudahkan penggunaan mencari informasi sewaktu-waktu.
e.
Analising dan Reporting merupakan Unit Rekam Medis (URM) yang berfungsi
sebagai penganalisis dan pelapor dalam sistem pelayanan rekam medis, sebagai
penganalisis semua data rekam medis yang masuk ke Unit Rekam Medis (URM)
untuk diolah menjadi informasi yang disajikan dalam laporan guna pengambilan
keputusan manajemen dirumah. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) diatur
oleh Departemen Kesehatan RI meliputi:
1)
RL 1 = DATA DASAR RS
a)
2)
RL 2 = DATA KETENAGAAN
3)
4)
a)
Komputer
b.
Printer
c.
f.
g.
Loker KIUP
h.
Komputer
b.
Printer
c.
d. Loker KIUP
e.
f.
g.
3. Coding Indeksing
a.
b.
Komputer
c.
Printer
4. Assembling
a.
b.
c.
Pembuka klip
d. Gunting kertas
e.
13
f.
Bolpoin
g.
Stabilo
5. Filing
a.
Tracer
b.
Kotak Sortir
c.
Rak Penyimpan RM
a.
1) Identitas Pasien
2) Ringkasan pasien rawat jalan
3) Catatan poliklinik
4) Konsultasi
5) Hasil pemeriksaan
6) Informed consent
b.
1) Evaluasi sosial
2) Evaluasi psikologis
3) Data dasar medis
4) Data dasar nurse atau perawat
5) Catatan lanjutan medis
6) Salinan resep
7) Catatan lajutan nurse
8) KIUP
9) Buku Register
2.
14
a.
b.
c.
Anamnesis
f.
g.
h.
Ringkasan diagnosis
i.
j.
k.
Laporan anestesi
l.
Laporan operasi
Informed consent
o.
p.
q.
Salinan resep
r.
Sebab kematian
s.
Pulang paksa
3.
c.
15
4) Buku register
5) Tracer
6) Buku Ekspedisi
b. Setelah tempat pendaftaran dibuka :
1) Petugas pendaftaran menerima pendaftaran pasien dan perlu memastikan
terlebih dulu, apakah pasien pernah berobat di rumah sakit ini apa belum.
Apabila sudah diminta menunjukkan KIBnya kemudian digunakan untuk
mencari dokumen rekam medis yang lama. Apabila KIB pasien tertinggal di
rumah, tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari nomor rekam medis pada
komputer atau KIUP, kemudian dicatat nama dan nomor rekam medis di tracer.
Bila belum pernah berobat, tanyakan identitas pasien untuk dibuatkan KIB dan
diberi nomor rekam medis.
2) Simpan KIUP secara rapi berdasarkan abjad.
3) Tanyakan keluhan utama pasien, berobat atau ke poliklinik mana. Bila
sudah diketahui poliklinik mana yang dituju, pasien membayar jasa pelayanan
rawat jalan, kemudian mencari poliklinik yang dituju.
4) Catat identitas pasien di buku register TPPRJ.
5) Berikan tracer pada filing bila kita mengambil dokumen rekam medis.
6) Menerima dokumen rekam medis lama dari bagian filing, dengan
menggunakan tanda penerima.
7) Melayani pengguna ASKES dengan menggunakan sistem yang telah
ditetapkan oleh pihak ASKES.
8) Membuat laporan harian yang berisi tentang informasi yang dihasilkan hari
ini.
2.
Instalasi rawat jalan atau unit rawat jalan atau poliklinik, merupakan
tempat pelayanan pasien yang berobat rawat jalan sebagai pintu pertama
apakah pasien tersebut menginap atau tidak, atau perlu dirujuk ketempat
pelayanan kesehatan lainnya. Deskripsi pokok kegiatan IRJ atau URJ sebagai
berikut :
a. Sebelum poliklinik dibuka, petugas menyiapkan formulir rekam medis dan
catatan kelengkapan dokumen rekam medis.
b. Merima dokumen rekam medis dari TPPRJ dengan menandatangani buku
ekspedisi.
c. Mengontrol pembayaran jasa pelayanan rawat jalan yang dibawa oleh
pasien dan dicatat dibuku register.
17
j.
1)
Membuat sensus harian rawat jalan yang diserahkan ke URM beserta
dokumen rekam medisnya.
2)
3)
Mencocokkan pembayaran jasa antara bukti pembayaran pasien dengan
catatan di kasir.
3.
b. Menerima dokumen rekam medis dari unit rekam medis yang diterima dari
TPPRJ.
c. Melakukan anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan terapi, kemudian dicatat
dalam dokumen rekam medis.
d. Apabila perlu dirawat inap, buatlah surat peintah dirawat (admission note).
e. Dengan membawa admission note dan dokumen rekam medis, pasien
diantar oleh petugas ke TPPRI.
f.
Membuat pengantar pembayaran tindakan jasa UGD kemudian diserahkan
kepada pengantar atau keluarga pasien untuk membayar ke kasir.
g.
h. Mencatat identitas pasien dan nomor rekam medis ke dalam buku register
UGD.
i.
l.
4.
2) Dokumen rekam medis rawat inap lengkap sesuai dengan bangsal masingmasing.
3) Surat persetujuan rawat inap.
4) Kartu tunggu pasien rawat inap.
5) Apabila menerima pasien langsung, perlu disediakan KIB dan KIUP.
6) Data penyakit yang harus segera dilaporkan ke Dati II.
c.
f.
Menulis nomor rekam medis pada tracer untuk diserahkan ke unit rekam
medis di bagian filing.
g.
h.
i.
Jika rumah sakit mengizinkan pasien ditunggu, membuat kartu tunggu
kemudian diserahkan kepada keluarga pasien.
j.
Mendistribusikan dokumen rekam medis dan mengantar pasien ke
bangsalnya.
k.
5.
Unit rawat inap atau sering disebut bangsal perawatan atau ruang
perawatan merupakan inti kegiatan (cor busness) rumah sakit. Bangsal URI
biasanya diberi nama bangsal yang berlainan satu dengan yang lainnya oleh
pimpinan rumah sakit guna memudahkan perbedaan ruangan. Disetiap bangsal
memiliki sejumlah tempat tidur.Sedangkan pasien yang dirawat disini terdiri
dari pasien yang berkemampuan membayar pelayanan rawat inap yang
berbeda-beda, oleh karena itu URI dibedakan pula atas kelas perawatan. Dan
diskripsi kegiatan pokok URI antara lain :
a. Setiap hari memberitahukan ke TPPRI perihal nama-namapasien yang
rawat inap, pasien pindahan dan pasien yang dipindahkan serta jumlah tempat
tidur yang belum dipakai.
b. Menerima admission note dan dokumen rekam medis rawat jalan atau
gawat darurat dan dokumen rekam medis rawat inap yang diantar oleh petugas
pengantar pasien dari IRJ, IGD atau TPPRI.
c. Mencatat dan mengisi dokumen rekam medis RI dengan lengkap dari hasil
pemeriksaan, terapi, tindakan yang dilakukan oleh dokter atau perawat kepada
20
i.
Membuat keterangan pasien pulang paksa atau Atas Permintaan Sendiri
(APS), yang ditandatangani pasien atau keluarga.
j.
Membuat surat keterangan sakit atau sehat, kematian, dan kelahiran bagi
pasien yang boleh dinyatakan pulang.
k.
l.
Assembling
Filing
c.
b.
Pelayanan medis
Pelayanan penunjang medis
Pelayanan dan asuhan keperawatan
Pelayanan rujukan
Pendidikan dan pelatihan
Penelitian dan pengembangan
Administrasi umum dan keuangan
23
a.
Pencatatan
b.
24
25
Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup :
tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir,
keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.
Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan
RL2a1 untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau
morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi
dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh. Untuk masing-masing
kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut
golongan umur, serta jumlah pasien keluar mati.
Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi
tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b,
dan RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat
jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi
internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit
berisi informasi mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan serta
jumlah kunjungan.
Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3), memuat data identitas
rumah sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas
kesehatan gigi, fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.
Data ketenagaan rumah sakit (RL 4), memuat informasi rekapitulasi data
jumlah tenaga yang bekerja di rumah sakit menurut kualifikasi pendidikan dan
status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual ketenagaan
rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan lanjut,
pengalaman kerja, latihan jabatan dan status kepegawaian.
Data peralatan rumah sakit (RL5) memuat informasi rekapitulasi data jumlah
peralatan medik yang ada di rumah sakit menurut sumber pengadaan dan
keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di
rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan
sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).
4.
a.
Informasi yang dihasilkan oleh rumah sakit dapat dipakai untuk keperluan
manajemen dalam rangka mencapai tujuan pembangunan dan pengembangan
rumah sakit yaitu peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi pelayanan.
5.
a.
b.
Ad. a.
a)
b)
27
c)
d)
e)
Hari perawatan
2)
Prosentase pemakaian TT
3)
Kegiatan persalinan
4)
5)
2)
3)
Data Keadaan Morbiditas penyakit Khusus Pasien Rawat Inap (RL 2a1)
4)
5)
Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL 2b1)
6)
a)
b)
c)
7)
8)
9)
28
Laporan kegiatan rumah sakit (RL 1) dibuat rangkap 6 yang asli dikirim
ke Dir jen. Yan Med Bagian Informasi Yanmed rumah sakit Depkes RI dan
tembusan ditunjukan ke :
a.
b.
c.
d.
e.
Pertinggal (Arsip)
6.
7.
8.
9.
(RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem sampling dari tangan 1 s/d 10
setiap bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember khusus ke DepKes RI
10. (RL 3) dilaporkan setahun sekali
11. (RL4), (RL 4a), (RL 5) dilaporkan setahun sekali
12. yang dijadwalkan oleh departemen Kesehatan
29
Diagnosa
2)
3)
Kelengkapan data lainnya diisi oleh petugas rekam medis (RS Darmo, 1999).
E.
Evaluasi
30
Garis bantu BOR merupakan garis yang ditarik dari pertemuan sumbu
horizontal dan vertikal , yaitu titik 0,0 dan membentuk seperti kipas.
31
Meningkatnya kualitas
dibutuhkannya.
pasien
memperoleh
perawatan
yang
layak
33
4) Beri keterangan garis tersebut, misalnya bahwa garis tersebut adalah BOR
75 %
f. Garis bantu BTO dibuat dengan cara :
1) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BTO = 10
2) Tentukan titik bantu disumbu AvLOS dan TOI (nilainya sama), dengan cara
:
a) Titik bantu = (jumlah hari dalam periode tertentu) dibagi (nilai BTO) =
30/10 = 3
b) Jadi lokasi titik Bantu BTO di AvLOS = 3 dan TOI = 1.
3) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
4) Beri keterangan garis tersebut.
g. Daerah efisien dibuat dan merupakan daerah yang dibatasi oleh perpotongan
garis :
1) TOI = 1
2) TOI = 3
3) BOR = 75%
4) AvLOS = 12
Manfaat Grafik Barber Johnson
perhitungan
empat
parameter
http://www.medrec07.com/2014/10/grafik-barber-johnson.html
http://lilikanggar.blogspot.co.id/2013/07/alur-dan-prosedur-rekam-medis.html
http://alisarjunip.blogspot.co.id/2013/07/sistem-pencatatan-dan-pelaporandi.html
34