Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 1

FARREL ADITYA RASFANANTA 721112970

FISIP 2021A

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS WIRARAJA

2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perencanaan Anggaran Daerah berjudul :“
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Ibu Enza Resdiana, S.E., M.AB selaku dosen
pengampu mata kuliah Perencanaan Anggaran Daerah yang telah Memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih Kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan paper ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan paper ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga paper ini dapat terselesaikan.Kami menyadari
sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang bisa membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami bisa berharap
semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Sumenep, 26 February 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................1

ISI PEMBAHASAN ................................................................................................1

TUJUAN ...................................................................................................................1

PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Peran Organisasi Sektor Publik


B. Reformasi Keuangan Sektor Publik
C. Pengelolaan Keuangan Sektor Publik
D. Isu Strategis Penerapan Anggaran

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

ii
ISI BAHASAN

1. Peran organisasi sektor publik


2. Reformasi keuangan Sektor publik
3. Pengelolaan Keuangan Sektor publik
4. Isu strategis penerapan anggaran

TUJUAN

1. Untuk mengetahui Peran organisasi sektor publik


2. Untuk mengetahui Reformasi keuangan Sektor publik
3. Untuk mengetahui Pengelolaan Keuangan Sektor publik
4. Untuk mengetahui isu strategis penerapan anggaran

PENDAHULUAN

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu
konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan
pemerintahaan dalam suatu negara.

Good Governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi banyak orang
di Indonesia. Kendati pemahaman mereka mengenai good governance berbeda-beda, sebagian besar
dari mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat memiliki kualitas
pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki
praktik governance yang lebih baik maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka
korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan
warga.

Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governancemerupakan
salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat
dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, penerapan Good
1
Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita
Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan
anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.

A . Peran Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik merupakan bagian dari sistem perekonomian negara yang bertujuan untuk
melayani kepentingan publik untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan ini dapat
tercapai apabila mampu mengolah, menggerakan dan menggunakan sumber daya manusia yang
dimiliki dengan efisien dan efektif. Sumber daya yang bekerja di organisasi sektor publik yaitu
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan unsur utama sumber daya manusia sebagai aparatur
negara yang berkewajiban menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
ketaatan kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, negara dan juga pemerintah.

Menurut Bastian (2006:3) mendefinisikan bahwa Organisasi Sektor Publik di Indonesia adalah
organisasi yang menggunakan dana masyarakat. Dari pengertian Organisasi Sektor Publik tersebut
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Organisasi Sektor Publik adalah organisasi yang mengelola
keuangan yang dananya diperoleh dari rakyat sehingga menimbulkan pertanggungjawaban kepada
rakyat.

Menurut Jones (1993), peran utama sektor publik mencakup tiga hal, yaitu regulatory role, enabling
role, dan direct provision of goods and services :

1. Regulatory Role
Regulasi-regulasi sangat dibutuhkan masyarakat agar mereka secara bersama-sama bisa
mengonsumsi dan menggunakan public goods. Sektor publik sangat berperan dalam
menetapkan segala aturan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Tanpa ada aturan oleh
organisasi-organisasi di lingkungan sektor publik maka ketimpangan akan terjadi di
masyarakat. Sebagian masyarakat pasti akan dirugikan karena tidak mampu memperoleh
barang atau layanan yang sebetulnya untuk umum.
2. Enabling Role
Tujuan akhir dari sebagian besar regulasi adalah memungkinkannya segala aktivitas
masyarakat berjalan secara aman, tertib, dan lancar. Sektor publik mempunyai peran yang
cukup besar dalam memperlancar aktivitas masyarakat yang beraneka ragam tersebut.
Wujud peran ini antara lain, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mengatur
pedagang kaki lima agar memungkinkan jalan raya tidak macet, Kantor Pemadam
2
Kebakaran menanggulangi musibah kebakaran agar tidak menimbulkan banyak kerugian,
Kantor Kepolisian memberantas kejahatan agar masyarakat bisa tenang dalam bekerja, dan
sebagainya.
3. Direct Provision of Goods and Services
Makna pure public goods (barang publik murni) ternyata dalam praktiknya sulit untuk
dipisahkan secara tegas dengan quasi public goods. Selain itu semakin kompleks dan
meluasnya area sektor publik maka sebagian sektor publik mulai dilakukan privatisasi.
Privatisasi mengharuskan sektor publik masuk dalam mekanisme pasar. Sektor publik
berperan dalam mengatur berbagai kegiatan produksi dan penjualan barang atau jasa, public
good dan quasi public goods, meskipun sudah diprivatisasi atau dikelola oleh swasta. Peran
sektor publik dalam hal ini adalah ikut serta mengendalikan dan mengawasi dengan
sejumlah regulasi yang tidak merugikan publik (referensi 1)

B . Reformasi Keuangan Sektor Publik

Reformasi manajemen sektor publik terkait dengan perlunya digunakan Model manajemen
pemerintahan baru yang sesuai dengan tuntutan Perkembangan zaman karena perubahan tidaklah
sekadar perubahan paradigma, Namun juga perubahan mindset penyelenggara manajemen publik
(referensi 2)

Sejak era reformasi digulirkan pada pertengahan tahun 1998 paradigma pembangunan di Indonesia
telah mengalami pergeseran paradigma dari model pembangunan yang terpusat (sentralistik)
menjadi desentralistik. Pem- bagian kewenangan menjadi bagian dari arah kebijakan untuk
membangun daerah yang dikenal dengan istilah kebijakan Otonomi Daerah. Hal tersebut ditandai
dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, yang telah mengalami mengalami
penyempurnaan (amandemen) menjadi UU Nomor 12 tahun 2008.

Pemberian otonomi daerah di- harapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas
sektor publik di Indonesia. Dengan otonomi, Daerah dituntut untuk mencari alternatif sumber
pembiayaan pembangunan tanpa mengu- rangi harapan masih adanya bantuan dan bagian (sharing)
dari Pemerintah Pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi
masyarakat. Pelimpahan kewenangan tersebut mem- punyai pengaruh terhadap cara-cara mem-
pertanggungjawaban keuangan pusat, dan khususnya daerah (referensi 3)

3
Reformasi keuangan daerah berhubungan dengan perubahan sumber Pembiayaan pemerintah
daerah yang meliputi perubahan sumber-sumber penerimaan keuangan daerah. Dimensi reformasi
keuangan daerah tersebut berikut ini :

1. Perubahan kewenangan daerah dalam pemanfaatan dana perimbangan keuangan.


2. Perubahan prinsip pengelolaan anggaran.
3. Perubahan prinsip penggunaan dan pinjaman dan defisit spending.
4. Perubahan strategi pembiayaan.

C. Pengelolaan Keuangan Sektor Publik

Pengelolaan keuangan pada organisasi publik merupakan hal krusial. Karena sektor publik tidak
seperti sektor swasta, sektor publik memiliki sentimen moral dan tanggung jawab untuk
menyediakan berbagai segmen ekonomi, termasuk bantuan bagi yang kurang mampu. Oleh karena
itu peran sektor publik menjadi signifikan. Pengeluaran pada pelayanan publik dan barang publik
menyumbang lebih dari sepertiga PDB di sebagian besar negara. Oleh karena itu, urusan dan
harapan pada layanan sektor publik menjadi sangat tinggi, sehingga pengelolaan dana masyarakat
harus mampu untuk mengadakan dan mempertahankan pemeriksaan atau pengamatan yang teliti
dari semua penjuru.

D.Isu Strategis Penerapan Anggaran

Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (2008)
menyatakan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja akan memberikan manfaat dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan dalam rangka penyelenggaraan tugas kepemerintahan, sebagai
berikut :

1. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja adalah hal penting untuk menuju pelaksanaan
kegiatan pemerintah yang transparan. Anggaran yang jelas, dan juga output yang jelas, serta
adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran dan output yang hendak dicapai, maka akan
tercipta transparansi karena dengan adanya kejelasan hubungan semua pihak terkait dan juga
masyarakat dengan mudah akan turut mengawasi kinerja pemerintah.
2. Penerapan anggaran berbasis kinerja mengubah fokus pengeluaran pemerintah keluar dari
sistem line item menuju pendanaan program pemerintah dengan tujuan khusus terkait
dengan kebijakan prioritas pemerintah. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja menuntut
setiap departemen untuk fokus pada tujuan pokok yang hendak dicapai dengan keberadaan

4
departemen yang bersangkutan. Selanjutnya penganggaran yang Dialokasikan untuk
masing-masing departemen akan dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Organisasi pembuat kebijakan seperti kabinet dan parlemen, berada pada Posisi yang lebih
baik untuk menentukan prioritas kegiatan pemerintah yang Rasional ketika pendekatan
Anggaran Berbasis Kinerja.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam Perencanaan Anggaran Daerah,

DAFTAR PUSTAKA

5
6

Anda mungkin juga menyukai