Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpah
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Karakteristik Organisasi Sektor Publik dan
Kedudukan/Peran Organisasi SP.
Makalah ini telah kami susun dengan maksial dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Karakteristik
Organisasi Sektor Publik dan Kedudukan/Peran Organisasi SP ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Rifqi Abdillah A
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................
Bab 1
Pendahuluan..................................................................................................
1.1Latar Belakang..........................................................................................
1.2Tujuan dan manfaat..................................................................................
BAB 2
2.1 Defenisi Akuntansi Sektor Publik............................................................
2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik..................................................
2.3 Elemen-Elemen Akuntansi Sektor Publik................................................
2.4 Lingkup Organisasi Sektor Publik...........................................................
2.5 Profesi Akuntan Sektor Publik.................................................................
2.6 Fitur Idiologi Dalam Manajemen Organisasi Sektor Publik......................
Daftar pustaka..............................................................................................
BAB 1
Pendahuluan
Pemahaman mengenai komparasi akuntansi sektor publik dengan sektor swasta.
Tujuan dan Manfaat
Agar dapat memahami :
Defenisi Akuntansi Sektor Publik
Peranan akuntansi sektor publik
Fenomena terkait akuntansi sektor publik
Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik
Elemen-Elemen Akuntansi Sektor Publik
Lingkup Organisasi Sektor Publik
Pengertian karakteristik organisasi sektor publik
Sejarah dan perkembangan organisasi sektor publik
Skala dan cakupan organisasi sektor publik
Profesi Akuntan Sektor Publik
Fitur Idiologi Dalam Manajemen Organisasi Sektor Publik
Konsep sektoral ekonomi
Konsep reinventing government
Perubahan Pemikiran Orde Baru Ke Orde Reformasi
Bab 2
2.1 DEFENISI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
Akuntansi
pemerintah pusat
pemerintah daerah
partai politik
LSM
yayasan
pendidikan: sekolah, perguruan tinggi
kesehatan: puskesmas, rumah sakit
tempat peribadatan: mesjid, gereja, wihara, pura
perencanaa
perencanaa
n
publik
n publik
pertanggung
pertanggung
jawaban
jawaban
publik
publik
penganggar
penganggar
an
an publik
publik
AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
realisasii
realisasii
anggaran
anggaran
publik
publik
audit
audit sektor
sektor
publik
publik
pelaporan
pelaporan
keuangan
keuangan
sektor
sektor publik
publik
pengadaan
pengadaan
barang dan
dan
barang
jasa
jasa publik
publik
a. Perencanaan publik
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan untuk masa
depan. Dalam hal ini tujuan perencanaan publik adalah perencanaan
pencapaian kesejahteraan publik secara bertahap dan sistematik.
b. Penganggaran publik
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi
yang berfungsi mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Kesuksesan pelaksanaan anggaran ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
pertama, kebijakan keuangan secara menyeluruh ditentukan oleh lembaga
setingkat departemen; kedua, kesuksesan anggaran sanga ditentukan oleh
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
Organisasi
pemerintah pusat
pemerintah daerah
partai politik
LSM
yayasan
pendidikan
kesehatan
peribadatan
dalam
b. Aktivitas
Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang pendidikan,
kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transfortasi publik dan
penyediaan pangan.
c. Sumber Pembiayaan
Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahaan negara, peinjaman pemerintah, serta pendapatan lain lain
yang sah dan tidak bertentangan sengan perundangan yang berlaku.
d. Pola Pertanggungjawaban
Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
masyarakat seperti Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Lerwakilan
Daerah ( DPD ), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
e. Kultur Organisasi
Bersifat birokratis, formal dan berjenjang
f. Penyusunan Anggaran
Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan
program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan
didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh wakil dari
masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
g. Stakeholder
Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para
kreditor, para investor, lembaga lembaga internasional termasuk lembaga
donor internasional seperti Bank Dunia, IMF ( International Monetary Fund ),
ADP ( Asian Development Bank ), PBB ( Perserikatan Bangsa Bangsa ),
UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan Pemerintah luar
negeri.
3.
vs
Akuntansi pemerintahan
Sistem pengukuran kinerja
pemerintahan. Akuntansi
mendukung pemrintah dalam
mempertanggungjawabkan
keputusan sumber daya apa yang
harus dipenuhi dalam mencukupi
kebutuhan militer dan kebutuhan
kelompok sipil.
pemerintah bisa fokus untuk menjadi pemikir dan pengarah. Sedangkan yang
melaksanakannya diserahkan kepada yang paling bawah atau bisa juga
diserahkan kepada pihak swasta. Contohnya ialah privatisasi dan lain
sebagainya.
b. Prinsip kedua: Pemerintah milik rakyat (Community Government).
Prinsip ini maksudnya ialah memberdayakan atau memberi wewenang
ketimbang melayani (Empowering rather than serving). Dalam hal ini
pemerintah diharapkan mampu memberdayakan rakyatnya. Dengan kata
lain, pemerintah juga bisa memberikan wewenang kepada masyarakat. Guna
menjamin terselenggaranya pelayanan yang efisien dan efektif; serta produk
pemerintah bisa mencoba mengalihkan pemilikannya ke masyarakat.
Akhirnya, pelayanan tersebut bergeser ke pemberdayaan masyarakat dari
suatu komunitas. Sehingga ada kemungkinan besar kelak bisa mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Lalu terciptalah
masyarakat yang handal dengan kreasinya dan menjadi lebih mandiri.
c. Prinsip ketiga: Pemerintah yang kompetitif (Competitive Government).
Pemerintah yang kompetetif dengan cara menyuntikkan persaingan dalam
pemberian pelayanan (Injecting Competition into service Delivery). Suatu
pelayanan yang kompentitif dianggap suatu hal yang sehat. Berbeda dengan
cara monopoli, bila dibiarkan akan timbul kembali ketergantungan pada satu
pemilik. Pemerintah yang kompetitif disini lebih diartikan pemerintah
wirausaha yang mampu bersaing dengan organisasi bisnis. Sehingga
semuanya dapat mengembangkan krativitas inovasi yang sangat
menguntungkan bagi Negara dan masyarakatnya. Dengan pemberian
penghargaan dan pembiayaan kepada suatu lembaga-lembaga pemerintah
yang berhasil maju di suatu wilayah akan sangat diperhatikan oleh
masyarakatnya. Di sanalah letak kompetisi yang akan mebuat masyarakat
dan pemerintahnya semangat seperti layaknya dalam sebuah perlombaan.
d. Prinsip keempat: Pemerintah yang digerakkan misi ( Mission Driven
Government).
Dalam prinsip ini diharapkan pemerintah bisa mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan (Transforming Rule-Driven Organizations) menjadi
digerakkan oleh misi (mission-driven).
Seringkali terjadi peristiwa di mana pemerintah tidak dapat dan tidak
mampu mengambil langkah-langkah strategis tertentu karena belum adanya
peraturan-peraturan yang mengaturnya. Sementara di pihak lain, kerap
terjadi kasus dimana pemerintah tidak berani melakukan sebuah tindakan
karena cenderung bertentangan dengan peraturan yang berlaku (walaupun
peraturan yang bersangkutan sudah tidak cocok lagi diterapkan pada kondisi
saat ini). Akibat budaya ini, seringkali banyak peluang-peluang kemajuan
yang lewat dan terbuang begitu saja karena ketidakmampuan pemerintah
dalam memanfaatkan situasi tersebut.
Dalam dilema tersebut seharusnya pemerintah berjalan dengan sebuah
misi, dan menjadikan peraturan sebagai jalan atau cara untuk mencapai
sebuah misi tersebut.
e. Prinsip kelima: Pemerintah yang berorientasi hasil ( Result Oriented
Government).
Maksudnya ialah pemerintah haru lebih fokus Membiayai hasil bukan
masukan (Funding outcomes, Not input). Dalam pembahasan prinsip ini,
sebaiknya kita sadari terlebih dahulu bahwa hal yang paling dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra 2010.Akuntansi Sektor Publik Suatu Pemgamtar Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Karakteristik Organisasi
Sektor Publik dan
Kedudukan/Peran
Organisasi SP
DISUSUN OLEH:
RIFQI ABDILLAH A (1402118715)