Anda di halaman 1dari 6

1. KONSEP DASAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.

 DEVINISI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Akuntansi sektor publik merupakan mekanisme teknik dan analisa akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan
yayasan sosial, maupun pada proyek–proyek kerja sama sektor publik dan swasta.

1. peranan Akuntansi Sektor Publik Pelayanan masyarakat oleh sektor


publik secara keseluruhan memainkan peranan vital dalam
perekonomian negara. Pemerintah pusat maupun daerah cenderung
berfokus pada pengeluaran nasional, yang memproyeksikan sektor
publik sebagai ‘kran’ ekonomi, yang menyerap sumber daya yang
dapat digunakan lebih baik di sektor lain. Dalam kenyataannya
peranan swasta maupun kerja sama publik swasta tak mengubah porsi
ekonomi agensi public di ekonomi. Indonesia telah mendapatkan
kemajuan dalam penyediaan pembiayaan keuangan publik melalui
instrumen pasar uang, seperti penerbitan Obligasi dan Surat Utang
Negara. Sebenarnya sudah sangat masif dan efektif apabila diterapkan
dengan sebaik-baiknya. Terkait dengan itu, dana yang diperoleh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam
beberapa tahun mendatang. Begitu juga subsidi dan pelunasan hutang
tetap merupakan beban besar pada anggaran pemerintah pusat.
Intinya adalah dalam kondisi di atas, organisasi publik dapat berfokus
pada peningkatan pelayanan berjangka panjang. Dengan kata lain,
dampak pelayanan ke kualitas kehidupan generasi berikut amat
diperhatikan, seperti misalnya penyediaan infrastruktur. Oleh karena
itu, alokasi dana publik yang tepat menjadi isu utama strategi belanja
publik di organisasi sektor publik.
2. Fenomena Terkait Akuntansi Sektor Publik Di dalam kehidupan sehari-
hari, keberadaan organisasi sektor public dapat dilihat di sekitar kita.
Institusi pemerintahan baik Pusat maupun Daerah, partai politik,
tempat-tempat peribadatan, sekolah, yayasan, dan LSM adalah
organisasi sektor publik berupaya menyediakan pelayanan bagi
masyarakat.
Akuntansi Sektor Publik Anda dapat menikmati layanan dalam
kehidupan sehari-hari seperti pendidikan, listrik, peribadatan, dan jasa-
jasa lain dalam kerangka pemenuhan kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan status kepemilikan, organisasi-organisasi tersebut
dimiliki secara kolektif oleh publik dan kepemilikan atas sumber daya
tidak dicerminkan dalam bentuk saham yang dapat diperjual belikan.
Berkaitan dengan mekanisme pengambilan keputusan, pengambilan
keputusan public atas kebijakan dan operasional organisasi dilakukan
dengan dasar consensus (Deddi Nordiawan, 2006). Diskusikan secara
berkelompok maksimal 3 orang tentang fenomena tersebut dan ambil
jalan tengahnya apabila terjadi aktivitas yang tumpang tindih terkait
dengan pengambilan keputusan. Publik sendiri diartikan sebagai
masyarakat, yaitu pihak yang mempunyai kepemilikan atas organisasi
sektor publik tersebut dan pihak yang berhak mendapatkan pelayanan
yang diberikan oleh organisasi sektor publik terkait.
Fenomena besar yang terakhir dalam konteks akuntansi sektor
publik adalah reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor
public lain. Fenomena tersebut di atas bukan hanya terjadi di Indonesia
tetapi juga di negara-negara lain. karena tuntutan reformasi membawa
pada demokratisasi pengelolaan organisasi dengan
mempertimbangkan aspek transparansi dan akuntabilitas. Otomatis
tuntutan tersebut lebih dikaitkan dengan bidang pengelolaankeuangan
publik. Salah satu contoh adalah aspek desentralisasi pengelolaan
pemerintahan
di daerah dan tuntutan masyarakat akan transparansi dan
akuntabilitas. Dalam lingkup Indonesia, bisa diamati bahwa
desentralisasi pengelolaan
pemerintahan di daerah dan tuntutan masyarakat akan transparansi
dan
akuntabilitas memaksa pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan
akuntabel. Hal ini juga berlaku pada organisasi sektor publik lainnya,
yaitu organisasi publik non pemerintah.
Menjadi harapan bersama bahwa sistem ini diharapkan dapat
mewujudkan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat.
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di
Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-
lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat
diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Melalui suatu
media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara Periodik (Mardiasmo,
2003 dalam Winidyaningrum dan Rachmawati 2010). Untuk
menegakkan akuntabilitas finansial khususnya di daerah. Pemerintah
daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan
kepada stakeholder. Governmental Accounting Standards Board (1999)
dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of Financial
Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
pelaporan keuangan dipemerintahan yang didasari oleh adanya hak
masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas
pengumpulan sumber daya dan penggunaannya.Diberlakukannya
Otonomi Daerah mengakibatkan daerah memiliki hak, wewenang dan
kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara mandiri urusan
pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 dalam Priyamana, Admaja dan
Dermawan (2014) Tentang Keuangan Negara yang mengatur
pengelolaan keuangan daerah serta pertangggungjawabannya
menyebutkan pertanggungjawaban tersebut meliputi penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang komprehensif sebagai
bentuk pertanggungjawabannya yang tentunya harus diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengelolaan keuangan pemerintah
daerah harus dilakukan berdasarkan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance government), yaitu pengelolaan keuangan yang
dilakukan secara transparan dan akuntabel yang memungkinkan para
pemakai laporan keuangan untuk dapat mengakses informasi tentang
hasil yang dicapai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan bisa saja relevan,
tetapi jika dalam penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna
informasi tersebut bisa saja tidak akan mempercayai informasi yang
disajikan tersebut. Informasi yang bermanfaat bagi para pemakai
adalah informasi yang mempunyai nilai. Informasi akan bermanfaat
apabila informasi tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan
dan dapat dipahami oleh para pemakai. Keuangan untuk keperluan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) harus mempunyai beberapa karakteristik kualitatif
yang diisyaratkan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normative yang perlu diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif
laporan keuangan pemerintah yang merupakan prasyarat normatif
sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan (Peraturan Pemerintah Nomor 24. Pemerintah daerah
wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan
Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010, keterandalan pelaporan keuangan
merupakan informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan bisa saja relevan, tetapi jika dalam
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi
tersebut
bisa saja tidak akan mempercayai informasi yang disajikan tersebut.
Beberapa hal seperti inilah yang akhirnya menyebabkan keterandalan
dari laporan keuangan menjadi sangat penting karena merupakan
syarat
karakteristik dari pelaporan keuangan agar dapat dikatakan memenuhi
kualitas yang ditentukan perundang-undangan. Selain itu, laporan
keuangan daerah yang andal akan dapat dipercaya oleh penggunanya
dalam kaitannya dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah. Proses pelaporan keuangan pemerintah daerah
dilakukan dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang sudah ditetapkan. Setelah disesuaikan dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya laporan keuangan daerah harus
diaudit dan dalam hal ini diaudit oleh BPK. Laporan keuangan diaudit
untuk memeriksa salah satunya apakah laporan keuangan sudah
disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, juga apakah laporan
keuangan sudah memenuhi kriteria-kriteria yang ada seperti yang
ditetapkan perundang-undangan yakni, laporan keuangan harus
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

 RUANG LINGKUP AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Peranan organisasi sektor publik seperti pemerintahan dan usaha-


usaha yang dilakukannya telah menjadi tulang punggung
perekonomian Negara selama lebih dari lima puluh tahun ini. Apabila
terdapat pembatasan pembahasan akuntansi sektor publik pada
pemerintahan maka akan berdampak pada kekosongan pengaturan
praktik akuntansi di sektor publik itu sendiri. Oleh karena itu,
rekomendasi konkret yang dapat dieksekusi sebagai langkah
awal adalah penataan kembali akuntansi sektor publik itu sendiri. Salah
satu
hal yang amat substansi adalah konsensus akan ruang lingkup
akuntansi sector publik. Menyoal fenomena tersebut di atas, maka pada
saat yang bersamaan, perubahan kesadaran dunia pendidikan akan
pentingnya perubahan mendasar pada mata kuliah akuntansi
pemerintahan pun muncul di tahun 1990-an. Hal tersebut berawal dari
pengakuan akan problem pemerintah yang terlalu besar dan sulitnya
proses pengawasan muncul. Selain itu, program reformasi
pemerintahan telah bergeser dan selanjutnya fokus dari pertumbuhan
ke pemerataan.
Pada sisi lain, globalisasi juga telah mempengaruhi sikap
masyarakat terhadap pemerintah dan infrastruktur operasional
pemerintahan itu sendiri. Contohnya, adalah kesadaran akan perbaikan
pelayanan public seperti telekomunikasi dan listrik. Sejalan kondisi ini
semakin diperkuat dengan tuntutan LSM-LSM nasional maupun
internasional terhadap mekanisme pelayanan publik.
Perlu diketahui bahwa lingkup Akuntansi Sektor Publik dapat
dipandang sebagai turunan berbagai perkembangan pemikiran yang
ada. Secara spesifik di lingkup Indonesia, ruang lingkup organisasi
sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen-departemen di bawahnya, pemerintahan daerah, yayasan,
partai politik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi publik non
profit. Otomatis, proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke
masyarakat diatur dalam suatu kerangka standar akuntansi sektor
publik.
Akuntansi sektor publik merupakan mekanisme teknik dan analisa
akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di
lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di
bawahnya,pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial,
maupun pada proyek–proyek kerja sama sektor publik dan swasta.
Dalam pada itu, manajemen keuangan publik merupakan kata lain
akuntansi sektor publik. Kemudian ruang lingkup dan elemen
manajemen keuangan publik, seperti perencanaan makro ekonomi,
mobilisasi pendapatan, penganggaran, realisasi anggaran, dan audit
telah dijabarkan menurut perspektif akuntansi. Akuntansi sektor publik
dapat disimpulkan sebagai salah satu aliran dari manajemen keuangan
publik.
Organisasi publik dapat berfokus pada peningkatan pelayanan
berjangka panjang. Dengan kata lain, dampak pelayanan ke kualitas
kehidupan generasi berikut amat diperhatikan, seperti penyediaan
infrastruktur dan alokasi dana publik. Fenomena besar yang terakhir
dalam konteks akuntansi sektor publik, adalah reformasi tata kelola
pemerintahan dan organisasi sektor public lain. Hal ini bukan hanya
terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Tuntutan reformasi
ini menyebabkan demokratisasi pengelolaan organisasi melalui aspek
transparansi dan akuntabilitas. Secara khusus, tuntutan ini lebih
dikaitkan dengan bidang pengelolaan keuangan publik.

Ruang Lingkup Sektor Publik Organisasi sektor publik saat ini


tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, mem-perhitungkan
biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang
dilaku-kan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat
sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilaku-kan.
Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat
dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan
untuk mengelola urusan-urusan publik.
Sektor publik adalah birokrasi dan kesatuan ekonomi yang
ditanganioleh pemerintah sesuai dengan kewenangannya dalam rangka
memerankan fungsinya untuk:

1. alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka


2. pengendalian stabilitas ekonomi
3. pendistribusi pendapatan
4. penyediaan barang dan jasa publik yang tidak bisa disediakan
oleh sektor swasta dengan maksud untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan pada publik.

Ciri-ciri organisasi sektor publik :

1. dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial


2. dimiliki secara kolektif oleh public
3. kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk
saham.

keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarkan pada


konsensus Dewasa ini organisasi sektor publik dituntut untuk
melaksanakan akuntabilitas publik.Selama ini, organisasi sektor publik
dianggap kurang ekonomis, kurang efisien, efektif dan kurang
transparan.Oleh karena itu, organisasi sektor publik dituntut untuk
lebih
ekonomis,efisien,efektif,transparan dan akuntabilitas.Tuntutan untuk
ekonomis,efisien,efektif,transparan dan akuntabilitas.Tuntutan untuk
berakuntabilitas,bertransparansi dan konsep value for money
menyebabkan organisasi sektor publik berusaha mengembangkan
akuntansi sektor publik,khususnya pemerintah.Konsep value for
money
didasarkan pada tiga elemen utama. Konsep value for money atau yang
dikenal dengan 3E.
1. Ekonomi
2. Efisiensi
3. Efektivitas

Anda mungkin juga menyukai