Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada wilayah publik. Wilayah publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan
komplek dibandingkan dengan sektor swasta/komersial Secara kelembagaan wilayah publik
antara lain meliputi organisasi nonlaba pemerintahan dan organisasi nirlaba non
pemerintahan. Organisasi pemerintahan adalah badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), sedangkan organisasi non laba non
pemerintahan meliputi organisasi sukarelawan, rumah sakit, sekolah tinggi dan universitas,
serta organisasi-organisasi non pemerintahan lainnya (yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi keagamaan, organisasi politik, dan lain sebagainya).
Sistem akuntansi untuk badan-badan pemerintahan (Pemerintah Pusat, Kementerian
Negara/Lembaga dan Pemerintahan Daerah), harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) seperti dimaksud dalam UU no 17/2003 pasal 32, UU no 1 tahun 2004 pasal 51 ayat
(3), dan Peraturan Pemerintah no 24 tahun 2005), sedangkan unit-unit pemerintahan yang
bergerak di bidang bisnis (BUMN/BUMD) harus mengikuti Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sementara organisasi publik non
pemerintahan mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Untuk akuntansi pemerintahan, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, dan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 337/KMK.012/2003 tanggal 18 Juli
2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP).
Karakteristik perbedaan organisasi pemerintahan dan organisasi nirlaba dengan
organisasi bisnis komersial menurut Financial Account ing Standars Board (FASB) dalam
SFAC no 4 sebagai berikut:
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, yang harus memiliki
manfaat bagi publik. Dalam beberapa hal akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor
swasta/komersial, disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Sifat dan karakteristik organisasi sektor publik terutama adalah tujuan, sifat dan sumber
dananya. Sifat organisasi sektor publik adalah organisasi nirlaba, tidak mencari laba.
Tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan memberikan atau
meningkatkan kesejahteraannya. Pemberi dana tidak berkehendak untuk minta pengembalian,
bunga, ataupun memiliki organisasi.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat komplek. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi, seperti:
a. Faktor ekonomi; - pertumbuhan ekonomi
- tingkat inflasi
- pendapatan per kapita (GNP),
- struktur produksi tenaga kerja
- arus modal
- cadangan devisa
- teknologi, dsb
b. Faktor Politik
- hubungan masyarakat-negara
- legitimasi pemerintah
- ideologi negara
- kelembagaan, dsb
c. Faktor Kultural
- historis
- sosiologi masyarakat,
- pendidikan
d. Demografi
- pertumbuhan penduduk
- usia penduduk
- migrasi
- tingkat kesehatan
1.3 VALUE FOR MONEY (VFM) Tuntutan baru (transparansi dan akuntabilitas) dalam organisasi
sektor
publik harus memperhatikan value for money (VfM) dalam menjalankan aktivitasnya. VJM
merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama,
yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (Mardiasmo, 2002).
Ekonomi, merupakan perolehan masukan (input) dengan kualitas dan kuantitas tertentu
dengan harga terendah. Ekonomi merupakan perbandingan antara masukan yang terjadi)
dengan nilai masukan (yang seharusnya). Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir sumber daya yang digunakan, dengan menghindari
pengeluaran yang boros dan tidak produktif Efisiensi, merupakan pencapaian keluaran
(output) yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan keluaran/masukan (output/input) yang dikaitkan dengan
standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Efektivitas, merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Ketiga hal
tersebut merupakan elemen pokok VfM, sedangkan tambahannya, dua elemen lain yaitu
keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality). Keadilan mengacu pada
adanya kesempatan sosial (social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan
publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan
distribusi secara merata (equality). Penggunaan uang publik hendaknya tidak hanya
terkonsentrasi pada kelompok tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.
Secara skematis, VfM dapat digambarkan sebagai berikut:
Masukan (Input):
Masukan merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan,
program, dan aktivitas. Sebagai contoh: dokter di RS, tanah di jalan, guru di sekolah, dan
sebagainya. Dapat dinyatakan secara kuantitatif (jumlah guru, luas tanah, jumlah guru dsb),
dinyatakan dengan nilai Rupiah (biaya dokter, harga tanah, gaji guru dsb). Penentuan
metode harganya: harga pasar, harga beli, dsb. Apakah opportunity cost relevan
dipertimbangkan?
Keluaran (Output):
Keluaran merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Harus
diingat pula keluaran yang diinginkan, dan keluaran lainnya yang tidak diinginkan yang
merupakan efek samping. Mengukur keluaran (kualitatif) lebih sulit dilakukan pada
pelayanan sosial, pendidikan, keamanan, dan kesehatan. Pengukuran kualitatif dapat
dilakukan berupa kenaikan nilai, atau nilai tambah seperti peningkatan kualitas hidup.
Analisis VfM memerlukan data masukan dan keluaran yang memadai. Masalahnya adalah tidak
tersedianya data keluaran yang lengkap, sehingga sulit mengukur data keluaran, sehingga perlu
digunakan keluaran antara (intermediateoutput) atau indikator kinerja (performanceindicator),
misalnya perbaikan kesehatan masyarakat, peningkatan harapan hidup.
Hasil adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Misalnya hasil pengumpulan
sampah oleh Dinas Kebersihan untuk lingkungan kota yang bersih dan sehat. Biasanya dikaitkan
dengan tujuan (objectives) atau target yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang menyebabkan
outcome sulit ditetapkan ataudiukur:
3. Penentuan outcome perlu pertimbangan kualitas, output meningkat, lebih ekonomis dan efisien,
atau sudah berkualitas?
Valueformoney dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya masukan paling kecil
untuk mencapai keluaran yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Konsep VfM
sektor publik gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitasdan
goodgovernance. Manfaat konsep VFM pada organisasi sektor publik antara lain
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik.
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik
4. Alokasi belanja yang berorientasi pada kepentingan publik 5. Meningkatkan kesadaran atas
penggunaan uang publik, demiakuntabilitas
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor komersial dapat dilihat denghan
membandingkan beberapa hal, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tujuan Organisasi
Sumber Pembiayaan
Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak, retribusi, laba BUMN/BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, dan sumber lain yang ayah (pemerintahan) sumbangan, dana abadi, pinjaman, hibah,
dan lain bagaimana (non pemerintahan).
Sektor komersial sumber pendanaannya lebih fleksibel, dari seg internal berasal dari modal pemilik
dan laba yang ditahan, sedang dari eksternal adalah utang bank, obligasi, dan penerbitan saham baru,
Pertanggungjawaban.
Sektor publik, menguasai dana publik, bertanggung jawab kepada publik melalui perwakilan di
DPR/DPRD (organisasi pemerintahan. dan langsung kepada masyarakat yang terkait non
pemerintahan Pertanggungjawaban vertikal inilah pertanggungjawaban kepada atasannya dalam
struktur organisasi, bidang pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat umum, melalui mekanisme yang ada yaitu parlemen. Sektor komersial menguasai dana
pemilik, bertanggungjawab kepada para pemilik yaitu pemegang saham, dan kreditor
Struktur Organisasi
Struktur organisasi sektor komersial lebih fleksibel, datar, piramid, fungsional, dsb Sektor komersial
berusaha menyediakan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dan permintaan konsumen.
Pada sektor publik bersifat birokratis, Kaku, hirarkis Sektor publik sangat dipengaruhi oleh kebijakan
politik yang sangat komplek.
Organisasi Pemerintah mempunyai fungsi yang lebih luas, meliputi:
Pertahanan dan Keamanan
Hubungan Luar Negeri
Kebijakan fiskal dan moneter
Regulasi sektor swasta
Stabilisasi politik dan ekonomi.
Perlindungan sumber daya alam dan sosial
Penegakan hukum dan perlindungan HAM
Pemberian barang dan pelayanan
Distribusi pendapatan dan kekayaan