Anda di halaman 1dari 7

MEMAHAMI KARAKTERISTIK

DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

Dosen Mata Kuliah : MAULIDAH NARASTRI, S.E., M.A


Disusun oleh Kelompok 10 :

1. Eka Wardani – 1221800046


2. M.Thomi Irvianto - 1221900127
3. Sutinah Choirotun Nissa – 1221900005
4. Moch Irvan Arrasyid - 1221800013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
I. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Management Control

Tujuan akuntansi sektor publik yang pertama adalah sebagai management control. Sebagai
pengendalian manajemen, akuntansi untuk sektor publik akan memberikan informasi yang
dibutuhkan lembaga publik dalam pengelolaan secara tepat dan efisien. Akuntansi ini juga
akan memberikan informasi penggunaan sumber daya yang sudah dianggarkan dalam
lembaga public.
Accountability

Tujuan akuntansi untuk sektor publik yang selanjutnya berhubungan dengan accountability.
Jadi, akuntansi untuk sektor publik ini akan memberikan informasi penting yang dibutuhkan
oleh manajer lembaga publik. Informasi ini nantinya digunakan manajer sebagai laporan
pertanggungjawaban seluruh bidang di bawah kewenangannya.

II. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik

Berbagai kritik muncul terhadap keberadaan sektor publik, dimana sektor publik
dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan yang terjadi pada sektor swasta.
Hal ini menyebabkan peran sektor publik dipertanyakan, sehingga pada tahun 1980-an sektor
publik mengalami perubahan untuk memperbaiki kinerja di sektor publik. Dengan adanya
perubahan pada sektor publik tersebut, menyebabkan terjadinya reformasi pada akuntansi
sektor publik.

Reformasi akuntansi sektor publik ini, bermula dari fase akuntansi tradisional menuju
akuntansi modern. Pada awalnya pembukuan akuntansi pemerintahan secara tradisional
menganut basis akuntansi kas dengan pencatatan single entry. Akuntansi berbasis accrual
dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Accrual basis ini lebih ditujukan pada penentuan biaya layanan dan
harga yang dibebankan. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam menyediakan layanan
publik yang optimal sehingga dapat memberikan gambaran kondisi keuangan secara
menyeluruh.
Akuntansi sektor publik juga memiliki relevansi yang kuat terhadap keadaan
reformasi bangsa Indonesia. Sejak pertengahan tahun 1998, Indonesia mulai melakukan
serangkaian reformasi di segala aspek pemerintahan, khususnya di sektor publik dengan
mereformasi dari sisi akuntansi sektor publik dan auditing sektor publik. Keberadaan sektor
publik dengan akuntansi sektor publik tidak dapat dipisahkan. Akuntansi sektor publik
merupakan garis inti bagi reformasi itu sendiri, karena akuntansi yang disusun sudah
memiliki struktur dan diakui secara operasional.

Selain itu reformasi akuntansi juga memiliki kaitan erat dengan otonomi daerah.
Otonomi daerah ini menjadi salah satu bagian dari reformasi sektor publik itu sendiri.
Penerapan otonomi daerah pada masing-masing wilayah mampu memberikan kebebasan
dalam pengalokasian keuangan daerah secara luas dengan menyusun sistem akuntansi
keuangan daerah sesuai dengan standar akuntansi sektor publik yang berlaku.

Dalam upaya melaksanakan reformasi itu sendiri, akuntansi sektor publik juga
memperkenalkan banyak paradigma dalam sistem keuangan pemerintahan di Indonesia, yang
dapat dijadikan landasan dalam berfikir terhadap penerapan keuangan pemerintahan.
Beberapa diantaranya adalah adanya konsep value for money dan public accountability,
dimana kedua aspek tersebut sangat berperan penting dalam upaya mewujudkan
pemerintahan yang baik (Good Governance) terutama dalam pengalokasian anggaran negara
maupun daerah.

Berdasarkan American Accounting Association, tujuan utama akuntansi untuk sektor publik
adalah untuk memberikan informasi dan laporan pengelolaan keuangan yang digunakan
untuk pengendalian manajemen dan sebagai pertanggungjawaban. Berikut penjelasan lebih
lanjut,

Management Control

Sebagai pengendalian manajemen, akuntansi untuk sektor publik akan memberikan informasi
yang dibutuhkan lembaga publik dalam pengelolaan secara tepat dan efisien serta
memberikan informasi penggunaan sumber daya yang sudah dianggarkan dalam lembaga
publik.

Accountability
Tujuan akuntansi untuk sektor publik yang selanjutnya berhubungan dengan accountability
yang akan memberikan informasi penting yang dibutuhkan oleh manajer lembaga publik.
Informasi ini nantinya digunakan manajer sebagai laporan pertanggungjawaban seluruh
bidang di bawah kewenangannya.

Bukan hanya itu, informasi ini juga digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban
kepada publik atas kinerja yang dilakukan lembaga pemerintah. Jadi, publik dapat
melihat transparansi tentang seperti apa penggunaan anggaran publik oleh lembaga
pemerintah.

III. Akuntansi Sektor Publik dan Good Governance

Economic governance mengacu pada proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang


berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas
hidup. Administratif governance mengacu pada system implementasi kebijakan.
Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik
adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian Good governance sering diartikan
sebagai tata kelola pemerintahan yang baik.
Sementara itu World Bank mendefinisikan Good Governance sebagai suatu penyelenggaraan
manejemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administatif, menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Karakteristik Good Governance menurut UNDP yaitu:

- Participation 
Merupakan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.
- Rule of law 
Merupakan kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
- Transparency 
Dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan
kepentingan public secara langsung dapat diperoleh yang membutuhkan.
- Responsiveness 
Merupakan lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholders.
- Consensus orientation 
Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
- Equity 
Merupakan setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.
- Efficiency and effectiveness 
Merupakan pengelolaan sumber daya public harus dilakukan secara berdaya guna (efisien)
dan berhasil guna (efektif).
- Accountability 
Merupakan pertanggungjawaban kepada public atas setiap aktifitas yang dilakukan.
- Strategic vision
Merupakan penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan.

IV. Akuntabilitas Publik (Public Accountability)


Akuntabilitas publik merupakan kewajiban individu maupun organisasi untuk   menyajikan,
melaporkan, mengungkapkan, dan mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan
yang sudah diamanatkan kepada mereka. Salah satu unsur yang penting untuk dilaporkan
adalah keuangan.

Bila dalam ruang lingkup organisasi atau perusahaan, maka akuntabilitas akan dibuat oleh
pimpinan maupun pihak-pihak yang memegang wewenang. Sedangkan jika akuntabilitas
dibuat dalam dimensi pemerintahan, maka dibuat oleh eksekutif baik itu di tingkat negara
maupun tingkat daerah.

Akuntabilitas publik dibuat dalam jangka periodik tertentu. Informasi pertanggungjawaban


tersebut kemudian disosialisasikan secara terbuka kepada pihak-pihak yang memberikan
amanat / pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan.
Sama hal-nya dalam cakupan organisasi, bahkan negara sekalipun. Pihak yang mengemban
amanah pada akhir jabatan / jangka waktu tertentu harus membuat laporan akuntabilitas
untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan kepada pihak-pihak terkait.

Fungsi Akuntabilitas Publik

Menurut Bowen, akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi yang sangat penting yaitu:

1. Alat kontrol berjalannya demokrasi


Negara Indonesia menganut sistem demokrasi dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Dalam pelaksanaannya, seluruh rakyat boleh mencalonkan diri menjadi pejabat eksekutif
maupun legislatif. Mereka kemudian akan dipilih oleh rakyat, dan bekerja / menetapkan
kebijakan berdasarkan kepentingan rakyat. Konsekuensinya, mereka juga harus
mempertanggungjawabkan kebijakanya kepada rakyat.

Asas demokrasi ini juga bisa kita temui di berbagai perusahaan maupun organisasi.
Pimpinan organisasi mempertanggungjawabkan program-programnya kepada anggotanya,
manajer perusahaan yang mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dalam rapat dewan
direksi.
Peran akuntabilitas publik dalam hal ini sangat penting dan prinsip sekali. Adanya
akuntabilitas akan menjadi media kontrol bagi pemegang amanat. Anggota / masyarakat
bisa melakukan kontrol terhadap pimpinan melalui akuntabilitas yang dibuatnya.

Adanya akuntabilitas juga menjadi tolak ukur sukses-gagalnya kepemimpinan yang


dilakukan dalam masa jabatan tertentu. Dewan pengawas, atau pihak-pihak yang
berkepentingan bisa melakukan evaluasi atas kinerja yang dilakukan. Apakah sudah sesuai
dengan target / tujuan yang dibuat di awal atau belum.

2. Menekan angka penyalahgunaan wewenang / tindakan korupsi

Menurut Robert Klitgaard, kekuasaan / kewenangan cenderung mengarah pada korupsi. Hal
tersebut tidak hanya disebabkan oleh keinginan pribadi untuk mendapatkan banyak harta
dengan cara instan. Tetapi juga didukung oleh adanya cacat sistem yang bisa
dimanfaatkan.  
Perilaku korupsi tersebut tidak hanya terjadi dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi
juga pada sektor organisasi dan sektor bisnis. Karena sulitnya mengendalikan keinginan
internal setiap orang agar tidak melakukan korupsi, maka pencegahan yang realistis
dilakukan adalah dengan membuat mekanisme yang jelas, serta kewajiban membuat
akuntabilitas bagi para pemegang wewenang.

Bila kita perhatikan, sebagian besar terungkapnya kasus korupsi disebabkan setelah proses
audit keuangan. Melalui laporan pertanggungjawaban, BPK bisa melakukan kontrol dan
analisa apakah ada indikasi perilaku korupsi atau tidak.

Adanya akuntabilitas ini tidak hanya bersifat represif, tetapi juga memiliki efek preventif.
Para pemegang wewenang didorong untuk berpikir dua kali ketika ingin melakukan
korupsi, karena sadar harus membuat akuntabilitas publik.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas

a) Meningkatkan efisiensi (do the things right)


Sebuah sistem yang efisien tidak bisa begitu saja diciptakan, namun pasti melalui proses
yang bertahap dan evaluasi terus menerus. Adanya akuntabilitas bisa digunakan oleh
pemegang kepentingan untuk mengetahui titik-titik mana saja yang masih belum efisien,
apa masalahnya, dan bagaimana fokus pemecahan masalah yang perlu dicari.

Pemerintah juga senantiasa berusaha untuk mengefisiensikan pelayanan masyarakat.


Berbagai terobosan, salah satunya seperti sistem single window yang dicetuskan Surabaya
mendapatkan apresiasi karena mampu memberikan pelayanan publik dalam waktu yang
cepat. Terobosan single window tersebut bisa dibuat setelah proses evaluasi secara
bertahap, yang bahkan hingga kini juga terus dilakukan untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik lagi.

b) Meningkatkan efektifitas (do the right things)

Organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa memberikan kinerja yang memuaskan
bagi stakeholder baik itu bagi anggotanya maupun bagi masyarakat. Untuk meningkatkan
kepuasan bagi stakeholder, organisasi harus melakukan segala prosesnya dengan efektif
sehingga bisa mencapai tujuan bersama. Proses akuntabilitas sangat penting posisinya
untuk bisa memahami kedudukan dan kebutuhan masing-masing kebutuhan/kepentingan
dari stakeholder yang terikat dengan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai