Nim : 242221003
1. Jelaskan bagaimana perkembangan akuntansi pada organisasi publik di Indonesia dan apa
fungsi dan peranan standar akuntansi dalam pengelolaan organisasi? Bagaimana penilaian
dan saran saudara terhadap implementasi akuntansi pada organisasi publik di Indonesia?
Jawab :
a. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia
Berbagai kritik mengenai peran organisasi sector public dalam perkambangannya telah
mengalami perubahan yang sangat pesat. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sector public
memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana strategi pembangunan. Kemudian
istilah “Sektor Publik” mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952.
Kondisi yang demikian terus berjalan hingga masa orde baru, sampai akhirnya
pada pertengahan tahun 1980 muncul kaum tehnokrat (/téknokrat/ n cendekiawan yang
berkiprah dalam pemerintahan) dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan
akuntansi. Kelompok tersebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif
dan lebih berorientasi pada pasar-dengan dukungan praktik akuntansi yang baik.
Krisis ekonomi yang berlangsung pada tahun 1997-1998 membuat nilai rupiah menjadi
jatuh yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melambat. Pada
tahun 1998 masyarakat menuntut adanya reformasi pemerintahan. Pada era reformasi ini,
masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia, baik di propinsi, kota maupun kabupaten
mulai membahas laporan pertanggungjawaban kepala daerah masing-masing dengan lebih
seksama.
Dari peristiwa tersebut mulai berkembanglah konsep Sektor Publik yang lebih baik.
Hingga pada akhirnya di tahun 1999 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dimana para Kepala Daerah diharuskan untuk
membuat sebuah laporan yang memuat bagaimana mereka menyelenggarakan
Pemerintahannya. Dengan kata lain para Eksekutif Daerah harus membuat sebuah laporan
untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya setiap tahun dalam hal penyelenggaraan
Pemerintahan. Melalui peraturan-peraturan tersebut akuntansi sektor publik, mengalami
perkembangan-perkembangan dan mulai menunjukkan titik terang serta memberikan
pedoman bagaimana sistim dan prosedur Akuntansi dan Keuangan Pemerintahan bisa
dibuat.
Seiring berjaannya waktu, adanya pelaksanaan otonomi daerah juga menuntut adanya
perubahan pada basis pencatatan yang digunakan dalam akuntansi sector public.
Perubahan ini yaitu perubahan basis dari basis kas menuju basis akrual dilakukan secara
bertahap. Hal ini mengacu kepada praktik akuntansi di berbagai negara yang sudah
mengarah kepada akuntansi berbasis akrual.
Reformasi Akuntansi Sektor Publik yang telah dilakukan dari tahun 1980 yang artinya
sudah hampir sekitar dua dawawarsa dapat disimpulakan bahwa, telah terjadi perkembangan
akuntansi sektor publik yang pesat. Sehingga dalam pesatnya pertumbuhan yang juga dipicu
oleh adanya otonomi daerah, memunculkan istilah-istilah yang terkait dengan akuntansi
sektor publik saat ini yaitu: akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor publik,
privatisasi, dan good public governance, yang dapat dengan cepat masuk ke dalam kamus
sektor publik.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep “value of money” (VFM)? Jelaskan bagaimana
hubungan konsep “value of money” dengan manajemen organisasi public di Indonesia?
Bagaimana implementasi konsep VFM pada organisasi sector public yang sudah anda pilih
pada kasus no 2 tersebut!
Jawab :
a) Konsep value of money merupakan sebuah konsep dalam pengukuran kinerja. Value
of money yaitu indikator kinerja sebuah sektor public yang memberikan informasi
apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi
masyarakat. Indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif.
b) Hubungan value of money dengan manajemen organisasi public yaitu implementasi
analisis value for money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor public dan
memperbaiki kinerja sektor public. Manfaat implementasi konsep value for money
pada organisasi sektor public antara lain yaitu :
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan public, dalam arti pelayanan yang
diberikan tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan public
3. Menueurnkan biaya pelayanan public karena hilangnya inefisiensi dan
terjadinya penghematan dalam penggunaan input
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan public bukan
golongan atau kelompok tertentu dan
5. Meningkatkan kesadaran akan dana public (public cost awareness) sebagai
akar pelaksanaan akuntabilitas publik
c) Implementasi konsep VFM pada perencanaan public yaitu dalam menyusun
perencaan program anggaran belanja harus memperhatikan apa yang dibutuhkan dan
di perlukan sehingga anggaran yang dikeluarkan sesuai dengan perencanaan
program tersebut. Dalam pemilihan tingkat prioritas dan menentukan jumlah
anggaran yang dibutuhkan bisa memprioritaskan kepentingan dari yang paling
mendesak dan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada atau yang akan
di perlukan, sehingga tingkat pencapaian hasil program sesuai dengan target yang di
tetapkan.
4. Bagaimana pendapat saudara terkait dengan pembebanan tarif produk/pelayanan public di
Indonesia? Apabila saudara sebagai pihak yang mempunyai wewenang terkait hal tersebut,
langkah dan tindakan apa yang saudara lakukan untuk menjamin stabilitas organisasi?
Jawab :
a) Dalam penetapan pelayanan public biasannya terkesan elit dan politis karena hanya
sebagian orang yang mengambil kebijakan dan terkesan tidak transparan. Kesulitan
dalam penentuan tariff palayanan terdapat kesulitan dalam membedakan barang
public dengan barang privat, dikarekan adannya kesulitan dalam menentukan batasan
antara kedua barang tersebut, adannya pembebanan secara langsung. Dalam
penggunaan barang/jasa public, dan kecendrungan membebankan tarif pelayanan
langsung dari pada membebankannya pada pajak yang dibayarkan secara berkala.
Kesulitan berikutnya adalah terdapat anggapan bahwa dalam suatu sistem ekonomi
campuran (mixed economy), barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta
(privat market) dan barang publik lebih baik diberikan secara kolektif oleh
pemerintah yang dibiayai melalui pajak. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan pemerintah menyerahkan penyediaan barang publik kepada sektor
swasta melalui regulasi, subsidi, atau sistem kontrak.
b) Apabila saya sebagai pihak yang mempunyai wewenang terkait hal pembebanan
tarif /pelayanan publik maka yang akan saya lakukan yaitu :
Organisasi sektor publik harus memutuskan berapa pelayanan yang
dibebankan pada masyarakat. Aturan yang biasa dipakai adalah beban (charge)
dihitung sebesar total biaya total tersebut terdapat (full cost recorvery). Walaupun
akan mengalami kesulitan dalam menghitung biaya total dikarena:
Pertama, tidak diketahui secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk
menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan
semua biaya sehingga dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis
pelayanan. Namun tidak boleh terjadi pencampur-adukan biaya untuk pelayanan
yang berbeda atau harus ada prinsip different costs for different purposes.
Kedua, sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi, Karena jumlah biaya
untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka diperlukan
perbedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya
tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau
memiliki jarak yang jauh.
Ketiga, pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang
sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat
diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari subsidi.
Keempat, biaya yang harus diperhitungkan, apakah hanya biaya operasi
langsung (current operation cost), atau perlu juga diperhitungkan biaya modal
(capital cost). Yang akan memasukkan bukan saja biaya opersai dan
pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang
(kadaluwarsa), dan biaya penambahan kapasitas Hal inilah yang disebut marginal
cost pricing.
Sehingga dalam penentuan tarif/pelayanan public harus betul memperhatikan
pengeluaran beban yang dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan
tersebut.