Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maria Consolatrix Naben

Nim : 242221003

UTS : Akuntansi Sektor Publik

1. Jelaskan bagaimana perkembangan akuntansi pada organisasi publik di Indonesia dan apa
fungsi dan peranan standar akuntansi dalam pengelolaan organisasi? Bagaimana penilaian
dan saran saudara terhadap implementasi akuntansi pada organisasi publik di Indonesia?

Jawab :
a. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia

Berbagai kritik mengenai peran organisasi sector public dalam perkambangannya telah
mengalami perubahan yang sangat pesat. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sector public
memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana strategi pembangunan. Kemudian
istilah “Sektor Publik” mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952.

Organisasi Sektor Publik di Indonesia juga banyak mengalami perkembangan, hal


tersebut dimulai dari tahun 1959, saat itu pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan asing di Indonesia.

Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan


akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di beberapa Universitas dan Institut di
Indonesia dan mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model
Amerika pada tahun 1960. Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi
sistem akuntansi model Amerika. Namun pada masa orde lama organisasi sector public
tidak dikelola dengan baik disebabkan oleh banyaknya campur tangan pemerintah sehingga
proses penerapan akuntansi belum berjalan secara maksimal.

Kondisi yang demikian terus berjalan hingga masa orde baru, sampai akhirnya
pada pertengahan tahun 1980 muncul kaum tehnokrat (/téknokrat/ n cendekiawan yang
berkiprah dalam pemerintahan) dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan
akuntansi. Kelompok tersebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif
dan lebih berorientasi pada pasar-dengan dukungan praktik akuntansi yang baik.
Krisis ekonomi yang berlangsung pada tahun 1997-1998 membuat nilai rupiah menjadi
jatuh yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melambat. Pada
tahun 1998 masyarakat menuntut adanya reformasi pemerintahan. Pada era reformasi ini,
masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia, baik di propinsi, kota maupun kabupaten
mulai membahas laporan pertanggungjawaban kepala daerah masing-masing dengan lebih
seksama.

Dari peristiwa tersebut mulai berkembanglah konsep Sektor Publik yang lebih baik.
Hingga pada akhirnya di tahun 1999 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dimana para Kepala Daerah diharuskan untuk
membuat sebuah laporan yang memuat bagaimana mereka menyelenggarakan
Pemerintahannya. Dengan kata lain para Eksekutif Daerah harus membuat sebuah laporan
untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya setiap tahun dalam hal penyelenggaraan
Pemerintahan. Melalui peraturan-peraturan tersebut akuntansi sektor publik, mengalami
perkembangan-perkembangan dan mulai menunjukkan titik terang serta memberikan
pedoman bagaimana sistim dan prosedur Akuntansi dan Keuangan Pemerintahan bisa
dibuat.

Pada tahun 2001 pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia memunculkan jenis


akuntabilitas baru, sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun
1999. Dalam hal ini terdapat tiga jenis pertanggungjawaban keuangan daerah yaitu:

1) Pertanggungjawaban pembiayaan pelaksanaan dekonsentrasi


2) Pertanggungjawaban pembiayaan pelaksanaan pembantuan
3) Pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Seiring berjaannya waktu, adanya pelaksanaan otonomi daerah juga menuntut adanya
perubahan pada basis pencatatan yang digunakan dalam akuntansi sector public.
Perubahan ini yaitu perubahan basis dari basis kas menuju basis akrual dilakukan secara
bertahap. Hal ini mengacu kepada praktik akuntansi di berbagai negara yang sudah
mengarah kepada akuntansi berbasis akrual.

Reformasi Akuntansi Sektor Publik yang telah dilakukan dari tahun 1980 yang artinya
sudah hampir sekitar dua dawawarsa dapat disimpulakan bahwa, telah terjadi perkembangan
akuntansi sektor publik yang pesat. Sehingga dalam pesatnya pertumbuhan yang juga dipicu
oleh adanya otonomi daerah, memunculkan istilah-istilah yang terkait dengan akuntansi
sektor publik saat ini yaitu: akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor publik,
privatisasi, dan good public governance, yang dapat dengan cepat masuk ke dalam kamus
sektor publik.

b. Fungsi dan peranan standar akuntansi dalam pengelolan organisasi


Fungsi SAK yaitu mempermudah auditor serta mempermudah pembaca laporan
keuangan untuk memahami dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda-
beda, sedangkan peran standar akuntansi dalam pengelolaan organisasi sector publik
adalah
1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi
2) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber data yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada public atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dan publik.
c. Penilaian dan saran terhadap implementasi akuntansi pada organisasi public di indonesia
yaitu hendaknya organisasi mengawasi organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab karena mengawasi manajer pusat pertanggungjawaban dapat
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya imput dengan output yang
dihasilkan dan diharapkan organisasi benar-benar menyusun strategi dalam pembuatan
anggaran agar hasil actual sesuai dengan yang dianggarkan dan tidak terjadi deficit
budget.
2. Silahkan saudara mengambil/memilih salah satu obyek organisasi sektor publik di
Indonesia. Jika saudara sebagai pengelola pada organisasi publik tersebut, bagaimana
langka-langka yang perlu saudara lakukan untuk melakukan pengembangan dan
implementasi manajemen strategik pada organisasi publik tersebut dan tunjukkan hasilnya!
Jawab:
Misalkan saya memilih satu obyek dalam organisasi sector public yaitu di bagian
perencanaan publik. Perencanaan public merupakan proses yang panjang dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat, setiap organisasi sector public memiliki perannya masing-
masing dan saling kontribusi untuk peningkatan kesejahtaraan masyarakat. Langkah-langkah
yang perlu saya lakukan untuk pengembangan perencaan sector public yaitu:
1) Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan
2) Organisasi pendukung perencanaan
3) Penetapan asumsu perencanaan
4) Criteria evaluasi hasil perencanaan
5) Penyusunan indicator program
6) Penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program
7) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
8) Penentuan usulan perencanaan strategi
9) Penentuan draf skala prioritas dan plafon anggaran
10) Penentuan usulan rencana program kerja
11) Penyelesaian draf dokumen perencanaan
12) Pembahasan draf dokumen perencanaan
13) Penetapan dokumen perencanaan
Berdasarkan tahap-tahap diatas, saya selaku pemegang perencaan publik bisa mengelola
dari tahap awal yaitu evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur
perencanaan dimana pada tahap ini kita melihat aspek mana yang perlu di perbaiki,
ditambah, dikurangi atau di prioritas terlebih dahulu sehingga dari tahun ke tahun kita bias
meningkatkan kualitas pelaksanaan dalam organisasi sector public. Evaluasi harus
didasarkan pada indikator dan tujuan yang ingin dicapai dan terukur, setelah dari tapa
evaluasi ini kita akan merancanag tujuan apa yang ingin di capai sehingga kita bias
menyusun program apa saja yang sejalan dengan tujuan tersebut termasuk menentukan
input, benefit, outcome, output dan impact suatu program.
Dalam perencanaan program juga dilakukan pemilihan tingkat prioritas dan menentukan
jumlah anggaran yang dibutuhkan sehingga bias memprioritaskan kepentingan dari yang
paling mendesak menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada atau yang akan di
perlukan. Setelah melewati tahapn perencaan atau penyusunan program maka yang etrakhir
yaitu melakukan penbahasan dan pengesahan dimana draf perencanaan akan di bahas oleh
legislatif dan eksekutif untuk mencapai kesepakatan bersama tentang draf ususlan rencana
program kerja yang tepat melalui publik hearing hingga akhirnya perencanaan final
disahkan. Kesepakatan inilah nantinya akan dilaksanakan kedepannya oleh lembaga terkait.
Dokumen inilah yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan baik
secara aktivitas maupun budget yang akan di keluarkan. Draf dan indikator yang disahkan
ini pula nantinya menjadi dasar yang disepakati untuk nantinya sebagai dasar evaluasi hasil
pelaksanaan perencanaan anggaran maupun kebijakan public yang dilakukan hingga tahap
sehingga mendapatkan hasil yang sesuai atau yang sudah direncanakan atau di tetapkan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep “value of money” (VFM)? Jelaskan bagaimana
hubungan konsep “value of money” dengan manajemen organisasi public di Indonesia?
Bagaimana implementasi konsep VFM pada organisasi sector public yang sudah anda pilih
pada kasus no 2 tersebut!

Jawab :
a) Konsep value of money merupakan sebuah konsep dalam pengukuran kinerja. Value
of money yaitu indikator kinerja sebuah sektor public yang memberikan informasi
apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi
masyarakat. Indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif.
b) Hubungan value of money dengan manajemen organisasi public yaitu implementasi
analisis value for money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor public dan
memperbaiki kinerja sektor public. Manfaat implementasi konsep value for money
pada organisasi sektor public antara lain yaitu :
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan public, dalam arti pelayanan yang
diberikan tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan public
3. Menueurnkan biaya pelayanan public karena hilangnya inefisiensi dan
terjadinya penghematan dalam penggunaan input
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan public bukan
golongan atau kelompok tertentu dan
5. Meningkatkan kesadaran akan dana public (public cost awareness) sebagai
akar pelaksanaan akuntabilitas publik
c) Implementasi konsep VFM pada perencanaan public yaitu dalam menyusun
perencaan program anggaran belanja harus memperhatikan apa yang dibutuhkan dan
di perlukan sehingga anggaran yang dikeluarkan sesuai dengan perencanaan
program tersebut. Dalam pemilihan tingkat prioritas dan menentukan jumlah
anggaran yang dibutuhkan bisa memprioritaskan kepentingan dari yang paling
mendesak dan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada atau yang akan
di perlukan, sehingga tingkat pencapaian hasil program sesuai dengan target yang di
tetapkan.
4. Bagaimana pendapat saudara terkait dengan pembebanan tarif produk/pelayanan public di
Indonesia? Apabila saudara sebagai pihak yang mempunyai wewenang terkait hal tersebut,
langkah dan tindakan apa yang saudara lakukan untuk menjamin stabilitas organisasi?

Jawab :
a) Dalam penetapan pelayanan public biasannya terkesan elit dan politis karena hanya
sebagian orang yang mengambil kebijakan dan terkesan tidak transparan. Kesulitan
dalam penentuan tariff palayanan terdapat kesulitan dalam membedakan barang
public dengan barang privat, dikarekan adannya kesulitan dalam menentukan batasan
antara kedua barang tersebut, adannya pembebanan secara langsung. Dalam
penggunaan barang/jasa public, dan kecendrungan membebankan tarif pelayanan
langsung dari pada membebankannya pada pajak yang dibayarkan secara berkala.
Kesulitan berikutnya adalah terdapat anggapan bahwa dalam suatu sistem ekonomi
campuran (mixed economy), barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta
(privat market) dan barang publik lebih baik diberikan secara kolektif oleh
pemerintah yang dibiayai melalui pajak. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan pemerintah menyerahkan penyediaan barang publik kepada sektor
swasta melalui regulasi, subsidi, atau sistem kontrak.
b) Apabila saya sebagai pihak yang mempunyai wewenang terkait hal pembebanan
tarif /pelayanan publik maka yang akan saya lakukan yaitu :
Organisasi sektor publik harus memutuskan berapa pelayanan yang
dibebankan pada masyarakat. Aturan yang biasa dipakai adalah beban (charge)
dihitung sebesar total biaya total tersebut terdapat (full cost recorvery). Walaupun
akan mengalami kesulitan dalam menghitung biaya total dikarena:
Pertama, tidak diketahui secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk
menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan
semua biaya sehingga dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis
pelayanan. Namun tidak boleh terjadi pencampur-adukan biaya untuk pelayanan
yang berbeda atau harus ada prinsip different costs for different purposes.
Kedua, sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi, Karena jumlah biaya
untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka diperlukan
perbedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya
tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau
memiliki jarak yang jauh.
Ketiga, pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang
sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat
diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari subsidi.
Keempat, biaya yang harus diperhitungkan, apakah hanya biaya operasi
langsung (current operation cost), atau perlu juga diperhitungkan biaya modal
(capital cost). Yang akan memasukkan bukan saja biaya opersai dan
pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang
(kadaluwarsa), dan biaya penambahan kapasitas Hal inilah yang disebut marginal
cost pricing.
Sehingga dalam penentuan tarif/pelayanan public harus betul memperhatikan
pengeluaran beban yang dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai