Anda di halaman 1dari 42

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Modul pembelajaran mata pelajaran

Praktikum Akuntansi Keuangan Lembaga/Instansi Pemerintah ini dapat tersusun. Sesuai dengan
tuntutan kurikulum SMK, di mana dalam setiap pembelajaran diharapkan disampaikan dengan sebaik
mungkin. Salah satu diantaranya adalah dengan pembuatan Bahan Ajar. Bahan Ajar ini adalah salah
satu dari sekian Bahan Ajar yang dibuat dalam rangka pemelajaran untuk mencapai kompetensi-
kompetensi pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
Diharapkan modul pembelajaran ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran ditengah masa pandemik, sehingga tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai sebagai mana
semestinya.
Penulis sangat berharap masukan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang
membaca dan menggunakan Bahan Ajar ini untuk kebaikan di masa mendatang. Kiranya modul ini
dapat berguna bagi semua pihak, dan selamat belajar.
Terimakasih.

Pangkalan Bun, 25 September 2020

Penulis
A. DESKRIPSI MATERI
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Pemerintah sebagai pihak yang ber-
tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan kepemerintahan termasuk administrasi harus bertanggung
jawab untuk memberikan layanan maupun barang kepada warga Negara. Dalam modul ini akan diba-
has mengenai pencatatan pendapatan, belanja dan pembiayaan yang terjadi dalam instansi pemerinta-
han.

Selain standar akuntansi, pemerintah juga menentukan karakteristik


kualitatif laporan keuangan yang harus dipatuhi (diadopsi dari sektor komersil). Untuk
menjaga karakteristik kualitatif tersebut, organisasi-organisasi pemerintahan harus
mengikuti berbagai prinsip yang telah ditentukan. Misalnya, untuk menjaga
keandalan, maka laporan keuangan harus disusun dengan menggunakan nilai
historis sebagai dasar pengakuan. Laporan keuangan pun harus dibuat mengikuti
standa baku urutan pengerjaan yang tertuang pada siklus akuntansi. Delapan urutan
tersebut tidak dapat dilanggar untuk menjamin informasi yang dihasilkan minim
kesalahan.

Bagian pertama akan membahas mengenai pendapatan, diikuti akuntansi untuk belanja dan
beban,akuntansi belanja modal, akuntansi pembiayaan, akuntansi dana cadangan, koreksi kesalahan
dan diakhiri dengan penyusunan laporan keuangan. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan pe-
serta didik diakhir kegiatan pembelajaran sudah dapat mengaplikasikan akuntansi pemerintahan
secara tepat dan benar sesuai system akuntansi pemerintahan.
Agar peserta didik dapat menguasai dan memahami materi dalam modul ini dengan baik,
maka diharapkan peserta didik melakukan hal hal berikut ini:
1. Baca capaian/sub-capaian dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan
belajar.
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat.
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/rambu-rambu yang diberikan.
4. Diskusikanlah materi pembelajaran dengan kelompok yang telah dibuat dan ditentukan
5. Bertanyalah kepada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami materi
6. Jika langkah langkah tersebut diikuti dengan baik, maka kemungkinan besar peserta
didik mampu memahami dan mengaplikasikan materi pembelajaran ini dengan baik.

B. KOMPETENSI DASAR
Untuk pembelajaran yang disajikan pada modul ini, terdapat kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Berikut disajkikan Kompetensi Dasar dan juga Indikator Pencapaian
Kompetensi yang diharapkan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.3. Menganalisis transaksi


pendapatan daerah,
belanja daerah, pem- 3.3.1. Menentukan aktivitas aktivitas transaksi pemerintah daerah
biayaan daerah, asset 3.3.2.Menganalisis aktivitas aktivitas di pemerintah daerah
daerah, kewajiban 3.3.3. Mengkategorikan aktivitas aktivitas transaksi pemerintah dae-
daerah dan equitas rah untuk disusun laporan keuangan sesuai akuntansi pemerintah
dana daerah.
4.3. Melakukan Pencatatan
transaksi pendapatan 4.3.1. Menerapkan transaksi transaksi pada pemerintah daerah
daerah belanja daerah sesuai dengan jenis aktivitasnya
pembiayaan daerah 4.3.2. Menyusun kegiatan transaksi keuangan pemerintah daerah
asset daerah sesuai dengan system akuntansi pemerintah daer
kewajiban daerah dan 4.3.3. Menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai
equitas dana daerah. dengan system akuntansi pemerintah

Demikianlah Kompetensi Dasar yang harus diselesaikan peserta didik dalam pemenuhan ma-
teri pembelajaran ini. Diharapkan peserta didik mampu mencapai Kompetensi yang diharapkan
sesuai indicator yang disusun.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Modul ini disusun dengan harapan, pada akhir pembelajaran peserta didik
mampu untuk :
1. Melalui kegiatan memperhatikan video pembelajaran di internet yang
ditampilkan oleh guru, peserta didik dapat menentukan 4 (empat) aktivitas
dalam pemerintahan daerah yang sesuai dengan transaksinya.
2. Melalui kegiatan mendengarkan penjelasan guru, peserta didik dapat
menganalisis dan membedakan 4 (empat) jenis jenis kegiatan dalam pemerintah daerah
dengan tepat dan benar.
3. Melalui kegiatan memperhatikan contoh aktivitas yang disampaikan guru, peserta didik
dapat mengidentifikasikan 4 (empat) jenis kegiatan pemerintah daerah sehingga dapat
mencatat kedalam system akuntansi pemerintah daerah dengan tepat
4. Melalui kegiatan mengerjakan soal yang dicontohkan guru, peserta didik dapat me-
nyusun 2 (dua) laporan keuangan pemerintah daerah dengan tepat
5. Melalui kegiatan mengerjakan soal, peserta didik dapat menyelesaikan siklus akuntansi
dalam system pemerintah daerah dengan tepat.

Karakter yang diharapkan :


Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat menerapkan penggunaan pembukuan yang
tepat bagi akuntansi pemerintah agar menimbulkan rasa tanggung jawab dan percaya diri serta
kerja keras untuk menghasilkan pembukuan akuntansi pemerintah yang baik dan benar.
1. CAPAIAN MATERI
Setelah mempelajari materi yang disajikan pada modul ini, peserta didik diharapkan dapat
membedakan transaksi transaksi yang terjadi dalam system akuntansi pemerintahan dan akuntansi
bisnis (komersial). Dengan membedakan transaksi, maka peserta didik dipastikan mampu mem-
bedakan antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis (komersil).

2. INDIKATOR CAPAIAN MATERI


Setelah mempelajari materi yang disajikan, peserta didik dapat :
a. Menyebutkan perbedaan antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis
b. Menganalisis perbedaan antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis
c. Membandingkan penggunaan akun akun yang terjadi dalam akuntansi pemerintahan dan
akuntansi bisnis

3. POKOK POKOK MATERI


a. Karakteristik akuntansi pemerintahan
b. Karakteristik akuntansi bisnis
c. Perbedaan akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis

4. URAIAN MATERI
Akuntansi pemerintahan adalah salah satu bagian dalam akuntansi sector publik. Sektor
publik sering dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
penyediaan barang atau jasa kepada masyarakat yang didanai oleh pajak atau pendapatan Negara
atau daerah yang telah diatur dalam hukum. Sebagai contoh sektor yang menjadi layanan sector
publik adalah kesehatan, pendidikan, keamanan dan transportasi umum. Pada awalnya, sektor
publik muncul karena adanya tuntutan dari masyarakat secara kolektif terhadap barang atau jasa
layanan tertentu. Untuk menjamin pendistribusian kebutuhan tersebut secara merata, maka di-
tunjuklah pihak tertentu. Pada akhirnya, masyarakat diminta untuk membayar pajak semakin be-
ragam untuk membiaya prosesproses yang diberikan secara gratis kepada khalayak umum. Karena
pentingnya sektor publik, maka keberadaannya tidak dapat dihapuskan dalam sistem sebuah
Negara.
Di setiap Negara, cakupan definisi organisasi sektor publik mungkin memiliki batasan
yang berbeda-beda, bahkan kejadian historis dan kondisi politik di suatu Negara dapat
mempengaruhinya. Tidak ada definisi yang dapat dijadikan rujukan di berbagai belahan dunia. Di
Indonesia, yang termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintah pusat, pemerintah
daerah, perusahaan-perusahaan BUMN dan BUMD (sebagian saham dimiliki Negara), organisasi
pendidikan, kesehatan dan organisasiorganisasi massa. Organisasi-organisasi tersebut pada
umumnya didirikan dengan tujuan memberikan layanan, bukan untuk mencari keuntungan. Na-
mun untuk perusahaan-perusahaan dimana pemerintah pusat atau daerah menanamkan sahamnya,
tetap berorientasi untuk memperoleh laba. Sederhananya, organisasi sektor publik merupakan or-
ganisasi yang bersinggungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan atau jasa
Akuntansi pemerintahan di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi bisnis
(komersil). Di sisi lain, karakteristik lingkungan operasional organisasi pemerintah sangat berbeda
dengan bisnis, sehingga perlakuan akuntansi atas transaksi juga berbeda, bahkan untuk jenis-jenis ke-
lompok usaha sektor komersil memiliki keunikan masing-masing. Perbedaan karakter dan mekanisme
pengelolaan di setiap entitas harus diperdalam lagi agar kinerja di setiap entitas menjadi maksimal dalam
mewujudkan visi dan misinya. Maksimalisasi kinerja pemerintahan inilah yang menjadi tujuan dari
komparasi akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis (komersil)

Akuntansi pemerintahan di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi bisnis


(komersil). Di sisi lain, karakteristik lingkungan operasional organisasi pemerintah sangat berbeda
dengan bisnis, sehingga perlakuan akuntansi atas transaksi juga berbeda, bahkan untuk jenis-jenis ke-
lompok usaha sektor komersil memiliki keunikan masing-masing. Perbedaan karakter dan mekanisme
pengelolaan di setiap entitas harus diperdalam lagi agar kinerja di setiap entitas menjadi maksimal dalam
mewujudkan visi dan misinya. Maksimalisasi kinerja pemerintahan inilah yang menjadi tujuan dari
komparasi akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis (komersil).

Perbedaan mencolok antara sektor pemerintahan dan sektor bisnis adalah motif pencarian laba yang
hendak diperoleh. Sektor bisnis jelas didirikan untuk mencari keuntungan sebanyakbanyaknya dari
layanan atau produk yang diberikan kepada publik. Namun, sektor pemerintahan hanya memenuhi kebu-
tuhan publik tanpa motif mencari keuntungan.
Pada tataran konsep, Akuntansi Pemerintahan secara tersendiri diharapkan dapat meningkatkan
keinginan akan akuntabilitas dan transparansi kinerja pengelolaan operasional organisasi pemerintah.
Selain itu, munculnya berbagai upaya meningkatkan terhadap budaya keterbukaan juga mendorong
pemerintahan untuk lebih mengutamakan stabilitas. Dampak lainnya adalah mendudukkan kembali kese-
imbangan pembangunan fisik dan pembangunan nilai (reformasi), serta keahlian penyusunan sistem keu-
angan akan menjadi salah satu pilar transparansi ekonomi di Indonesia.

Perbedaan Karakteristik Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Bisnis (Komersil) :

Perbedaan Akuntansi Pemerintahan Akuntansi Bisnis (Komersil)


Tujuan Organisasi Tidak bertujuan laba Laba adalah tujuannya

Pembiayaan internal : Modal sendiri, laba


Pajak, retribusi, utang, obligasi ditahan, penjualan aktiva
Sumber Pendanaan pemerintah, laba BUMN/BUMD,
penjualan aset negara, dsb. Pembiayaan eksternal : Utang bank, ob-
ligasi, penerbitan saham.

Pertanggungjawaban kepada masyarakat Pertanggungjawaban kepada pemegang


Pertanggungjawaban (publik) dan parlemen (DPR/DPRD). saham dan kreditor.

Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsion-


Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan hierarkis. al, dsb.

Karakteristik Anggaran Terbuka untuk publik. Tertutup untuk publik.


Untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis
(komersil) dapat dilihat pada tayangan pada http://gg.gg/mbkiw dan juga pada tayangan http://gg.gg/
mbkjd.
Jika sudah memahami perbedaan antara akuntansi pemerintah dan akuntansi bisnis secara teori,
maka akan dijelaskan perbedaan pada pencatatan akuntansinya. Dalam akuntansi pemerintahan, ada be-
berapa akun yang tidak ada dalam akuntansi bisnis. Akun akun yang digunakan dalam akuntansi
pemerintahan telah diatur dalam Permendagri no 64 tahun 2013, yang dapat dilihat pada http://gg.gg/
mbkmq.
Namun secara singkat, dapat dilihat akun akun yang terjadi pada akuntansi pemerintahan dalam hal
pelaporan keuangannya.

Kelompok Laporan Kode Digit Nama / Kelompok Basis


Jenis Jurnal
Keuangan pertama Akun Pembukuan

1 Aset Kewajiban Akrual Jurnal


Neraca 2 Ekuitas Finansial

8 Pendapatan LO Akrual Finansial


Laporan Operasional
9 Beban
Laporan Realisasi 4 Pendapatan LRA
Anggaran 5 Belanja Anggaran

Jadi dalam kegiatan pelaporan keuangan dalam system akuntansi pemerintahan, yang membedakan
dengan akuntansi bisnis (komersil) adalah pada pelaporan keuangannya. Dalam akuntansi pemerintahan
terdapat dua laporan keuangan, yaitu Laporan Operasional (LO) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Dua laporan keuangan tersebutlah yang menjadi produk akhir dalam system akuntansi pemerintahan.
Apa saja yang membuat LO dan LRA berbeda, dapat diperhatikan pada http://gg.gg/mboxd.
Demikianlah materi yang dapat dipelajari pada pertemuan ke 9 ini. Untuk tambahan materi, dapat
dipelajari dari buku yang telah dibagikan dari Perpustakaan dan juga sumber belajar lain dari internet
maupun yang lain.
5. RANGKUMAN
Terdapat perbedaan mendasar dari akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis
(komersil), diantarnya adalah
1) berdasarkan komponen laporan keuangan,
 akuntansi komersial (ada laporan laba rugi)
 akuntansi pemerintahan (laporan operasional)
2) sumber pendapatan,
 akuntansi komersial (transaksi penjualan barang atau jasa)
 akuntansi pemerintahan (pajak, retribusi, dll)
3) standar akuntansi yang berbeda yang digunakan,
 akuntansi pemerintah (PSAP),
 akuntansi komersial (PSAK)
4) auditor (pemeriksa)
 akuntansi pemerintahan (BPK),
 akuntansi komersial (akuntan publik)
5) kepemilikan,
 akuntansi pemerintahan (Negara)
 akuntansi komersial (pemilik modal)

itulah beberapa perbedaan mendasar antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi komer-
sial. Selain itu hal yang paling membedakan antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi komer-
sial adalah dalam pencatatan kegiatan/transaksi. Dalam pencatatannya kedalam jurnal untuk setiap
transaksi, kita harus bisa membedakan dan mencatatkannya kedalam akun akun yang sesuai. Kare-
na dalam pelaporannya kita harus memisahkan antaran transaksi finansial dan transaksi realisasi
anggaran. Jadi dalam pelaporannya kita harus teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaporannya.

6. EVALUASI
 Untuk evaluasi sebagai tolak ukur, dilihat dari kemampuan peserta didik berdiskusi bersama
kelompok yang telah dibuat mengenai perbedaan akuntansi pemerintah dan akuntansi bisnis
 Silahkan menuju aplikasi Edmodo (http://gg.gg/mbvey) dan menjawab pada bagian Asses-
ment pertanyaan berikut ini :
(1) Sebutkan 3 hal yang membedakan akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis
(2)Apa saja transaksi yang membedakan akuntansi pemerintahan dan akuntansi
bisnis?
1. CAPAIAN MATERI
Setelah mempelajari materi yang disajikan pada modul ini, peserta didik diharapkan dapat
melakukan pencatatan keuangan pemerintah daerah sesuai dengan system akuntansi pemerintah
daerah.

2. INDIKATOR CAPAIAN MATERI


Setelah mempelajari materi yang disajikan, peserta didik dapat :
a. Menganalisis transaksi keuangan pemerintah daerah
b. Melakukan pencatatan transaksi keuangan pemerintah daerah

3. POKOK POKOK MATERI


a. Pengelolaan keuangan daerah
b. Pencatatan akuntansi keuangan daerah

4. URAIAN MATERI
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di lingkungan
Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran, yang dapat berbentuk dinas, badan, dan kantor
ataupun satuan. Sebagai pengguna anggaran, SKPD harus menyelenggarakan sistem akuntansi
guna menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran
yang dikelolanya.

Sistem pengelolaan APBD yang berlaku saat ini mengharuskan seluruh penerimaan uang
oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan dari rekening
Kas Umum Daerah. Istilah Kas Umum Daerah sering juga disebut Kas Daerah atau sering dising-
kat Kasda. Pengelola Kasda adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan dengan
demikian bertindak sebagai BUD.1

Dengan demikian, walaupun SKPD telah memiliki dokumen pelaksanaan anggaran (DPA),
aliran kas masuk yang merupakan pendapatan daerah harus disetorkan ke Kas Daerah. Demikian
juga untuk setiap pembayaran belanja SKPD, uang yang digunakan adalah uang yang berasal dari
Kas Daerah. Pendapatan daerah adakalanya disetor langsung oleh pihak wajib bayar ke Kas Dae-
rah, ada pula yang dibayarkan melalui bendahara penerimaan SKPD. Selanjutnya, bendahara pen-
erimaan akan menyetorkan uang penerimaan daerah tersebut ke Kas Daerah. Sementara itu, untuk
pembayaran belanja SKPD dapat dilakukan dengan dua cara; (1) pembayaran langsung (LS) oleh
BUD kepada pihak penerima pembayaran dan (2) melalui bendahara pengeluaran SKPD dengan
mekanisme uang persediaan (UP).
Mekanisme di atas akan menimbulkan hubungan khusus antara SKPD dengan PPKD (selaku
BUD). Untuk tujuan akuntansi, hubungan keuangan antara berbagai SKPD dan PPKD selaku BUD
dapat menyerupai hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang. PPKD diperlakukan sebagai kan-
tor pusat, sementara itu SKPD diperlakukan sebagai kantor cabang. Transaksi keuangan antar “kantor
pusat dan cabang” tersebut direkam /dibukukan oleh setiap SKPD kedalam akun “Rekening Koran
PPKD (RK-PPKD)”. Sementara itu, PPKD akan merekam transaksi hubungan keuangan dengan se-
luruh SKPD tersebut ke dalam akun “Rekening Koran SKPD (RK-SKPD).” Dengan demikian, akun
RK-PPKD dan akun RK-SKPD merupakan akun yang mencerminkan hubungan keuangan timbal-
balik (resiprokal) antara PPKD (selaku BUD) dan SKPD (selaku pengguna anggaran).

Akuntansi SKPD dan PPKD di dalam bahan ajar ini menggunakan pendekatan akuntansi kan-
tor pusat dan kantor cabang (Home Office-Branch Accounting) sebagaimana mengacu kepada referensi
yang diterbitkan oleh Ditjen BAKD Kementerian Dalam Negeri. yaitu berdasarkan Surat Edaran No-
mor 900/316/BAKD tanggal 5 April 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi Keuangan Daerah, dan Surat Edaran Nomor 900/743/BAKD tanggal 4 September 2007 ten-
tang Handbook Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, serta Permendagri no 64 tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Selanjutnya, sebagaimana telah dijelaskan topik/bahasan siklus akuntansi pemerintah daerah,


diingatkan kembali bahwa akuntansi pemerintah Indonesia menerapkan mekanisme pencatatan
transaksi secara double entry, yaitu pencatatan transaksi melalui pembuatan jurnal berpasangan di buku
jurnal, baik untuk jurnal finansial maupun jurnal anggaran.
Pada umumnya, proses akuntansi SKPD dilaksanakan dengan menggunakan prosedur sebagai
berikut:
1. Pencatatan data anggaran ke dalam jurnal anggaran dan pencatatan saldo awal ke da-
lam jurnal finansial.
1) Pencatatan data anggaran

Pencatatan data anggaran SKPD dilakukan ke dalam jurnal anggaran dengan


menggunakan data pada DPA SKPD.

2) Pencatatan saldo awal

Pencatatan saldo awal pembukuan SKPD dilakukan ke dalam jurnal finansial. Sumber
data untuk pembukuan saldo awal bagi tahun berjalan adalah neraca akhir tahun yang
lalu.

2. Pencatatan transaksi selama tahun berjalan ke dalam jurnal anggaran dan jurnal fi-
nansial.

1) Jurnal Finansial:
Transaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan atas akun-akun pada neraca (Aset,
Kewajiban, Ekuitas) dan akun-akun pada Laporan Operasional (Pendapatan LO dan
Beban), dibukukan ke dalam jurnal finansial.

2) Jurnal Anggaran:
Transaksi yang mengakibatkan perubahan pada akun-akun Laporan Realisasi Anggaran
(Pendapatan LRA, Belanja, Transfer dan Pembiayaan) yang dilakukan secara tunai
yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas ke/dari Kas Daerah, dicatat ke dalam
jurnal finansial.
3) Penggunaan kode akun
Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan, baik secara manual maupun secara terkomput-
erisasi, maka digunakan kode-kode akun. Daftar kode akun ini disebut Bagan Akun Standar (BAS)
dan diatur dalam Permendagri 64 tahun 2014. Kode akun ditata sampai 5 jenjang / tingkatan. Digit
pertama mencerminkan golongan besar akun, sebagai berikut

Kelompok Laporan Kode Digit per- Basis


Nama / Kelompok Akun Jenis Jurnal
Keuangan tama Pembukuan

1 Aset Kewajiban Akrual Jurnal


Neraca 2 Ekuitas Finansial

8 Pendapatan LO Akrual Finansial


Laporan Operasional
9 Beban
Laporan Realisasi 4 Pendapatan LRA
Anggaran 5 Belanja Anggaran

Untuk mempermudah cara pencatatan, mari kita lihat bersama tayangan dalam video http://
gg.gg/mchl9 dan video http://gg.gg/mci1s.
Setelah menyaksikan penayangan video cara pencatatan kedalam jurnal system akuntansi
pemerintahan, mari kita bersama sama mencatatkan contoh transaksi berikut kedalam jurnal. Silahkan
sambil menyimak kembali video tersebut bersama teman kelompoknya.
Berikut adalah contoh transaksi akuntansi dari SKPD APB sampai dengan transaksi penerbitan SP2D
LS:
1. Tanggal 1 Januari 2015 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun 2015 adalah
Rp500.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar Rp650.000.000.
2. Tanggal 15 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000
kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini
diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Januari 2015
3. BUD menerbitkan SP2D UP. Tanggal 1 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji sebesar
Rp215.000.000, dengan rincian sebagai berikut:

Gaji Pokok Rp180.000.000


Tunjangan Keluarga Rp17.000.000
Tunjangan Jabatan Rp18.000.000

4. Tanggal 26 Ferbruari 2015 Bendahara pengeluaran SKPD APB membayar makan dan minum
rapat dengan uang UP senilai Rp500.000.
5. Tanggal 9 April 2015 Bendahara pengeluaran SKPD APB melakukan pembayaran dengan
menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000
6. Tanggal 28 Mei 2015 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan bahwa SKPD
APB memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Purnama sebesar Rp80.000.000
7. Tanggal 10 Juni 2015 Hotel Shangri La membayar pajak hotel ke SKPD APB Rp80.000.000.
8. Tanggal 11 Juni 2015 Bendahara Penerimaan SKPD APB menyetorkan uang pajak tersebut ke re-
kening Kas Daerah.
9. Tanggal 3 Juli 2015 Bendahara Penerimaan SKPD APB menerima pendapatan retribusi tempat
khusus parkir sebesar Rp15.000.000
10. Tanggal 4 Juli 2015 Bendahara penerimaan SKPD APB menyetorkan uang pajak dari retribusi
tempat khusus parkir yang diterima tanggal 3 Juli 2015 sebesar Rp15.000.000 ke rekening Kas
Daerah.
11. Tanggal 9 September 2015 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas
senilai Rp250.000.000
12. Tanggal 1 Oktober 2015 BUD menerbitkan SP2D LS untuk membayar sewa mesin proyek untuk 1
tahun ke depan (periode 1 Okt 2015 – 1 Okt 2016) senilai Rp36.000.000
1. Transaksi ini merupakan langkah opsional. Pemda bisa melakukan penjurnalan un-
tuk transaksi anggaran ini, atau tidak menjurnalnya.

Bagi pemda yang akan menjurnal transaksi anggaran, maka pencatatan untuk
transaksi ini dilakukan pada awal periode setelah APBD ditetapkan.

Jurnal anggaran dilakukan dengan mencatat Estimasi Pendapatan di debit sebesar


Rp500.000.000 dan Apropriasi Belanja di kredit sebesar Rp650.000.000. Selisih
antara keduanya dijurnal sebagai Estimasi

Perubahan SAL. Dalam transaksi ini, Apropriasi Belanja lebih besar daripada Esti-
masi Pendapatan sehingga Estimasi Perubahan SAL dijurnal di bagian debit sebe-
sar Rp150.000.000

2. Transaksi penerimaan SP2D UP ini dijurnal pada tanggal terbitnya

SP2D, yakni tanggal 16 Januari 2015. Kas di Bendahara Pengeluaran dijurnal di


bagian debit sebab ada penerimaan uang oleh bendahara pengeluaran. RK PPKD
dijurnal di bagian kredit sebagai akun Ekuitas di
SKPD.
3. Transaksi pembayaran gaji ini dijurnal untuk kepentingan LO dan LRA. Transaksi
pembayaran gaji dicatat secara rinci sebab setiap akun memiliki kode rekeningnya
masing-masing. Di LO Beban gaji pokok, beban tunjangan keluarga, dan beban
tunjangan jabatan dijurnal di
debit dan RK PPKD di kredit. Di LRA dicatat Belanja gaji pokok, belanja tunjangan
keluarga, dan belanja tunjangan jabatan di debit dan Perubahan SAL di kredit.

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri


Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
4. Transaksi pembelian makan minum menggunakan uang UP ini dijurnal untuk
kepentingan LO dan LRA. Di LO Beban makan minum rapat dijurnal di debit, dan
Kas di Bendahara Pengeluaran di kredit. Di LRA dicatat Belanja makan dan minum
rapat di debit dan Perubahan SAL di kredit.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

5. Transaksi pembelian alat tulis kantor menggunakan uang UP ini dijurnal untuk
kepentingan LO dan LRA. Di LO Beban alat tulis kantor dijurnal
di debit dan Kas di Bendahara Pengeluaran di kredit. Di LRA dicatat

Belanja alat tulis kantordi debit dan Perubahan SAL di kredit. (asumsi dalam ke-
bijakan akuntansi menerapkan sistem pencatatan persediaan secara periodik. Se-
hingga ketika transaksi pembelian dicatat sebagai
“beban” ).
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

6. Transaksi penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya akan mempengaruhi LO


untuk dasar pengakuan pendapatan LO pajak. Maka, piutang pajak akan dijurnal
di bagian debit (sebab belum ada kas yang masuk) dan pendapatan pajak-LO
dijurnal di kredit.

7. Transaksi pelunasan piutang pajak ini berkaitan dengan soal sebelumnya yakni soal
nomor 6. Transaksi ini akan mempengaruhi LO dan LRA. Ketika pajak dilunasi,
maka piutang pajak berkurang dengan cara dijurnal di kredit dan kas di bendaha-
ra penerimaan dijurnal di debit. Di LRA pelunasan pajak ini dicatat di sisi debit
untuk akun Perubahan SAL, dan di kredit akun Pendapatan Pajak Hotel-LRA.
Pelunasan dilakukan sebesar Rp30.000.000
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

8. Transaksi penyetoran kas ke BUD ini akan mempengaruhi LO saja, sebab tidak
mempengaruhi realisasi anggaran sehingga tidak di jurnal ke LRA. Dicatat dengan
menjurnal RK-PPKD di debit, dan kas di bendahara penerimaan di kredit.

9. Transaksi penerimaan pendapatan tunai retribusi pelayanan parkir di tepi jalan


akan dicatat di LO dan LRA. Pada LO dicatat dengan menjurnal kas di bendahara
penerimaan di debit dan pendapatan retribusi-LO di kredit. Di LRA dijurnal sisi deb-
it Perubahan SAL dan pendapatan retribusi pelayanan parkir-LRA di sisi kredit.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

10. Transaksi penyetoran kas ke BUD ini dicatat di LO dan tidak dicatat di LRA sebab
bukan merupakan bagian dari transaksi realisasi anggaran. Jurnal di LO sisi debit
RK-PPKD dan sisi debit akun kas di bendahara penerimaan.

11. Transaksi pembelian kendaraan dinas ini dijurnal untuk kepentingan LO dan LRA.
Di LO pembelian kendaraan dinas diakui sebagai aset tetap-kendaraan dinas di si-
si debit. RK-PPKD disisi kredit, sebab transaksi menggunakan SP2D-LS. Di LRA
dicatat sebagai Belanja modal-kendaraan dinas di debit dan Perubahan SAL di
kredit.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

12. Transaksi pembayaran sewa alat berat eskavator dicatat untuk kepentingan LO
dan LRA. Di LO dengan menjurnal beban sewa di bagian debit dan RK PPKD bagi-
an kredit. Di LRA akan dicatat sisi debit akun Belanja Sewa, dan di sisi kredit
akun Perubahan SAL.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran


(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Demikianlah contoh mencatatkan transaksi dalam system akuntansi pemerintahan. Silahkan buka
kembali buku paket jika dirasa belum memahami dengan baik. Pelajari kembali dan bertanyalah kepada
teman sekelompok atau kelompok lain jika kurang memahami. Seringlah berlatih untuk kegiatan praktik
pencatatan ini.
5. RANGKUMAN
Pencatatan akuntansi seperti akuntansi pendapatan, akuntansi piutang, akuntansi pembiayaan
dan belanja, dan lainnya memiliki aturan tersendiri. Seperti akuntansi pendapatan dilaksanakan ber-
dasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (jumlah setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Terkait pencatatan piutang, minimal
terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan pada akhir periode pelaporan oleh fungsi akuntansi di SKPD
maupun di PPKD, yaitu: (1) Berapa nilai dari Tagihan Pinjaman Jangka Panjang, Tagihan Penjualan
Angsuran (TPA), dan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TP/TGR) yang akan jatuh tempo dalam 12
bulan kedepan (2) Berapa nilai penyisihan piutang.

Di samping itu, jurnal atas Belanja dibuat dalam kaitannya pemerintah daerah sebagai entitas
Akuntansi Anggaran dan Jurnal atas Beban dibuat dalam kaitannya pemerintah daerah sebagai enti-
tas Akuntansi Keuangan. Pencatatannya mengunakan Double entry yang akan menghasilkan LRA,
LO dan Neraca untuk Pemda. Mengenai pencatatan atas persediaan dan aset tetap cenderung mem-
iliki kesamaan dengan pencatatan di sektor swasta. Sebagai contoh, pencatatan persediaan dapat dil-
akukan dengan menggunakan metode periodik dan perpetual. Untuk pencatatan aset tetap, dilakukan
pula penyusutan menggunakan metode penyusutan tertentu. Berikut siklus akuntansi di SKPD secara
ringkas.

6. EVALUASI
 Silahkan menuju aplikasi Edmodo (http://gg.gg/mbvey) dan selesaikan kasus yang terdapat
pada bagian Assesment :
(1) belanja modal untuk pembelian furniture Rp70,00 yang pembayarannya dilaksanakan
secara langsung kepada perusahaan penyedia barang oleh Kas Daerah melalui
mekanisme SP2D LS.
(2) penerimaan retribusi penjualan bibit kelapa sebesar Rp90,00,. Uang dibayarkan oleh
penyewa secara langsung ke Kas Daerah. Bendahara Penerimaan SKPD tidak menerima
pembayaran, melainkan hanya menerima pemberitahuan saja.
1. CAPAIAN MATERI
Setelah mempelajari modul pada bagian ini, diharapkan peserta didik mampu menyusun
laporan operasional dan laporan realisasi anggaran dengan tepat dan benar.

2. INDIKATOR CAPAIAN MATERI


Setelah mempelajari materi yang disajikan, peserta didik dapat :
a. Membedakan Laporan Operasional dan Laporan Realisasi Anggaran
b. Menyusun Laporan Operasional dan Laporan Realisasi Anggaran

3. POKOK POKOK MATERI


a. Karakteristik Laporan Operasional
b. Karakteristik Laporan Realisasi Anggaran
c. Penyusunan Laporan Operasional dan Laporan Realisasi Anggaran

4. URAIAN MATERI
Laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) disusun untuk menyediakan informasi rele-
van mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi Pemerintah Daerah selama satu periode
pelaporan. LKPD terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja
dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan
efisiensi, dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
periode pelaporan untuk berbagai kepentingan.

Laporan keuangan pada instansi pemerintah daerah terdiri atas Laporan operasional dan
Laporan Realisasi Anggaran. Terdapat perbedaan antara kedua laporan tersebut, perbedaan terse-
but dapat dijabarkan dalam artikel berikut ini https://media.kemsos.go.id/
images/977Perbedaan_antara_Lapor.pdf.
Namun secara singkat, dapat dilihat akun akun yang terjadi pada akuntansi pemerintahan dalam hal
pelaporan keuangannya.

Kelompok Laporan Kode Digit Nama / Kelompok Basis


Jenis Jurnal
Keuangan pertama Akun Pembukuan

1 Aset Kewajiban Akrual Jurnal


Neraca 2 Ekuitas Finansial

8 Pendapatan LO Akrual Finansial


Laporan Operasional
9 Beban
Laporan Realisasi 4 Pendapatan LRA
Anggaran 5 Belanja Anggaran

Jadi dalam kegiatan pelaporan keuangan dalam system akuntansi pemerintahan, yang membedakan
dengan akuntansi bisnis (komersil) adalah pada pelaporan keuangannya. Dalam akuntansi pemerintahan
terdapat dua laporan keuangan, yaitu Laporan Operasional (LO) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Dua laporan keuangan tersebutlah yang menjadi produk akhir dalam system akuntansi pemerintahan. Apa
saja yang membuat LO dan LRA berbeda, dapat diperhatikan pada http://gg.gg/mboxd.
Pembukuan transaksi secara basis akrual dilakukan atas akun-akun neraca, akun Pendapatan LO dan
akun Beban LO. Pembukuan transaksi berbasis akrual disebut pembukuan ke dalam jurnal finansial. Se-
mentara itu, pembukuan secara basis kas dilakukan ke dalam akun-akun LRA. Pembukuan transaksi ber-
basis kas ini disebut pembukuan ke dalam jurnal anggaran.

Agar dapat membukukan secara tepat ke dalam jurnal finansial ataupun jurnal anggaran, diperlukan ana-
lisis transaksi. Dalam analisis ini yang pertama-tama harus ditentukan adalah, apakah transaksi tersebut harus
dibukukan ke dalam jurnal finansial, ataukah ke dalam jurnal anggaran, atau bahkan kedua-duanya secara ber-
sama-sama. Selanjutnya analisis dilanjutkan ke arah pendebitan dan pengkreditan, yaitu menentukan akun ma-
na yang harus didebit dan akun yang harus dikredit. Setelah itu barulah dilakukan proses penjurnalan /
pembukuan ke dalam jurnal.

 Standar pendebitan dan pengkreditan pada jurnal finansial dalam akuntansi SKPD.
 Transaksi penambahan aset akan dibukukan di sisi debit dalam ayat jurnalnya;
 Transaksi pengurangan aset akan dibukukan di sisi kredit dalam ayat jurnalnya;
 Transaksi penambahan kewajiban atau ekuitas masing-masing akan dibukukan di sisi debit dalam
ayat jurnalnya;
 Transaksi pengurangan kewajiban atau ekuitas masing-masing akan dibukukan di sisi kredit da-
lam ayat jurnalnya;
 Transaksi terjadinya pendapatan LO akan dibukukan di sisi kredit dalam ayat jurnalnya;
 Transaksi terjadinya beban (LO) akan dibukukan di sisi debit dalam ayat jurnalnya;
 Transaksi SKPD yang menyebabkan keluarnya dana SKPD dari Kas Daerah akan dibukukan
dengan mengkredit akun RK PPKD di dalam ayat jurnal
 Transaksi yang menyebabkan disetorkannya dana dari SKPD ke dalam Kas Daerah akan
dibukukan dengan mendebit akun RK PPKD di dalam ayat jurnal
Berikut disajikan ilustrasinya :

SIFAT TRANSAKSI FINANSIAL DEBIT KREDIT

Akun aset bertambah saldonya 


Akun aset berkurang saldonya 
Akun kewajiban atau ekuitas bertambah saldonya 

Akun kewajiban atau ekuitas berkurang saldonya 

Akun pendapatan LO bertambah saldonya 

Akun Beban (LO) bertambah saldonya 

Keluarnya dana SKPD dari Kas Daerah: Akun RK PPKD 


Disetorkannya dana yang berasal dari kegiatan SKPD ke dalam Kas 
Daerah: Akun RK PPKD

 Standar pendebitan dan pengkreditan pada jurnal anggaran dalam akuntansi SKPD.

 Transaksi terjadinya pendapatan LRA akan dibukukan di sisi kredit dalam ayat jurnalnya;

 Transaksi terjadinya belanja (LRA) akan dibukukan di sisi debit dalam ayat jurnalnya

 Akun yang menjadi lawan transaksi pendapatan LRA dan akun belanja (LRA) adalah
akun Estimasi Perubahan SAL.

Berikut disajikan ilustrasinya :

Demikian ilustrasi perbedaan antara LO dan LRA. Mari kita perhatikan kedua laporan tersebut,
kemudian mengidentifikasi bersama kelompokmu perbedaan antara keduanya.
Berikut laporan keuangan yang didapatkan dari http://gg.gg/md93v . Laporan keuangan ini terjadi pada
salah satu instansi di salah satu propinsi di Indonesia. Silahkan diperhatikan.
Setelah memperhatikan kedua laporan tersebut, beberapa hal dapat kita simpulkan adanya perbe-
daan antara laporan operasional dan laporan realisasi anggaran. Dalam http://www.ksap.org/pp%2071/
LAMPIRAN2/lampiran2_3.pdf terdapat aturan yang membedakan kedua laporan tersebut.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode
Laporan Operasional adalah salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah
untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Demikianlah materi pada pertemuan kali ini. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kita bisa
memahami mengenai perbedaan LO dan LRA yang disajikan sebagai suatu komponen pelaporan keu-
angan suatu instansi pemerintah.

5. RANGKUMAN
Tidak berbeda dengan sektor swasta, organisasi publik juga diwajibkan mencatat transaksi
keuangan berdasarkan aturan-aturan yang mengikat. Dalam hal penyusunan laporan keuangan,
pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan keuangan berbasis kas (LRA dan LPSAL). Untuk
itu, setiap terjadi transaksi yang menyebabkan penerimaan kas, perlu tercipta dua akun pendapatan, yai-
tu akun pendapatan yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau disebut dengan Penda-
patan-LRA dan akun pendapatan yang akan disajikan dalam Laporan Operasional atau disebut Pendapa-
tan-LO.

6. EVALUASI
 Silahkan menuju aplikasi Edmodo (http://gg.gg/mbvey) dan jawablah pertanyaan pada bagian
Assesment :
(1) Apakah ada perbedaan antara laporan keuangan LO dan LRA?
(2) Jika ada, jelaskan secara singkat komponen atau akun yang membedakan kedua
laporan tersebut!
1. CAPAIAN MATERI
Setelah mempelajari materi yang disajikan pada modul ini, peserta didik diharapkan dapat
melakukan penyusunana laporan keuangan pada pemerintah daerah.

2. INDIKATOR CAPAIAN MATERI


Setelah mempelajari materi yang disajikan, peserta didik dapat :
a. Menyusun laporan kegiatan transaksi keuangan pemerintah daerah sesuai dengan system aku-
tansi pemerintah daerah
b. Menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai dengan system akuntansi pemerintah

3. POKOK POKOK MATERI


a. Penyusunan Laporan Keuangan

4. URAIAN MATERI
Pada pembelajaran pertemuan kali ini, akan disajikan contoh soal dan kalian diminta secara
berkelompok untuk mencatat transaksi hingga menghasilkan laporan keuangan pada instansi
pemerintah. Pelajari kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya sebagai
acuan untuk memahami materi pada pertemuan ini.
Uraian Kasus
Pemkab Adil Makmur mulai menerapkan akuntansi berbasis akrual berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010
dan Permendagri 64 tahun 2013, yang mulai diterapkan sejak Tahun Anggaran 2014. Berikut ini adalah
data akuntansi pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Adil Makmur,

Pemkab Adil Makmur


Dinas Kesehatan
Neraca
Per 1 Januari 2014
(dalam Rupiah)
Ringkasan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Kesehatan untuk T.A. 2014 sebagai berikut:

Untuk transaksi yang terjadi pada tahun 2014 dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tanggal No Bukti Transaksi

01/01/20 001/DINKES/2014 Bendahara pengeluaran menyetorkan potongan PPh 21 dan PPN


14 Pusat masing-masing sebesar Rp1.350.000,00 dan Rp150.000,00
ke rekening Kas Negara, berdasarkan bukti transaksi berupa SSP
(Surat Setoran Pajak Pusat)

02/02/20 002/DINKES/2014 Bendahara pengeluaran menerima uang persediaan (UP) dari


14 BUD sebesar Rp50.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa
SP2D UP

03/03/20 003/DINKES/2014 Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama setahun sebesar
14 Rp1.500.000.000,00 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-
LS Gaji dan Tunjangan.

Gaji Pokok PNS / Uang Representasi Rp941.980.654,00

Tunjangan Keluarga Rp194.601.755,00

Tunjangan Jabatan Rp135.713.962,00

Tunjangan Fungsional Rp117.971.012,00

Tunjangan Fungsional Umum Rp12.500.000,00

Tunjangan Beras Rp80.205.622,00

Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp17.026.995,00

04/04/20 004/DINKES/2014 Total realisasi belanja modal yang seluruhnya untuk pengadaan
14 Peralatan dan Mesin berupa Kendaraan Dinas Bermotor
Perorangan sebesar Rp110.000.000,00 berdasarkan bukti
transaksi berupa SP2D-LS Belanja Modal.

05/05/20 005/DINKES/2014 Total realisasi belanja barang dan jasa untuk konsumsi yaitu
14 pembelian alat tulis kantor yang dibayar secara LS sebesar
Rp55.000.000,00 berdasarkan SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa

06/06/20 006/DINKES/2014 Menerima pendapatan pendapatan retribusi pelayanan kesehatan


14 di Puskesmas yang diterima bendahara penerimaan sebesar
Rp25.500.000,00. Pendapatan tsb telah disetor seluruhnya ke
rekening Kas Daerah, berdasarkan bukti transaksi berupa STS
(Surat Tanda Setoran).

07/07/20 007/DINKES/2014 Total SP2D GU yang diterima selama tahun berjalan meliputi
14 pengesahan belanja yang dibayar dengan UP dan sekaligus
pengisian kembali UP yang terpakai dengan rincian sbb:

Honorarium Tenaga Ahli Rp53.750.000,00

Pembelian Alat Tulis Kantor Rp62.500.000,00

08/08/20 008/DINKES/2014 Belanja UP yang terakhir telah disahkan dengan diterimanya


14 SP2D GU Nihil (bukti transaksi pengesahan belanja UP tanpa
pengisian UP yang terpakai) untuk belanja sbb:
Tanggal No Bukti Transaksi

Honorarium Tenaga Ahli Rp 11.000.000

Pembelian Alat Tulis Kantor Rp 27.500.000

09/09/20 009/DINKES/2014 Sisa UP telah disetor seluruhnya pada akhir tahun ke rekening
14 Kas Daerah sebesar Rp 11.500.000,00 berdasarkan bukti
transaksi berupa STS.

10/10/20 010/DINKES/2014 PPh 21 dan PPN Pusat yang dipotong/dipungut oleh bendahara
14 pengeluaran selama tahun berjalan telah disetor seluruhnya ke
rekening Kas Negara masing-masing sebesar Rp5.235.000,00 dan
Rp8.100.000,00 berdasarkan bukti transaksi berupa SSP.

31/12/20 011/DINKES/2014 Diketahui nilai persediaan alat tulis kantor yang masih tersisa
14 pada akhir tahun sebesar Rp1.000.000,00

31/12/20 012/DINKES/2014 Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Adil Makmur,


14 penyusutan aset tetap mulai diterapkan terhitung Tahun Anggaran
2014. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
(straight line method) dengan asumsi nilai residu nol (nihil).
Diasumsikan penyusutan dilakukan setahun penuh berdasarkan
saldo akhir aset tetap akhir tahun.

Masa manfaat aset tetap ditetapkan sebagai berikut: Bangunan


Gedung Kantor 50 tahun
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 7 tahun Berdasarkan
perhitungan, diperoleh besarnya penyusutan: Bangunan Gedung
Kantor 4.800.000
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 33.070.000

31/12/20 013/DINKES/2014 Tagihan belanja barang dan jasa berupa belanja langganan daya
14 dan jasa untuk bulan Desember 2014 sebesar Rp15.325.000,00
belum terbayarkan.

Diminta:
1. Buatlah jurnal anggaran dan jurnal untuk mencatat saldo awal!
2. Lakukan analisis transaksi dan buatlah jurnal transaksi meliputi jurnal finansial (LO & Neraca)/dan
jurnal anggaran (LRA)!
3. Susunlah Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Adil Makmur Tahun 2014 meliputi:
 Laporan Operasional
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Neraca
 Laporan Realisasi Anggaran
 Neraca Saldo Setelah Penutupan
Selesaikan kasus tersebut secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya. Silahkan buka kembali materi pada pertemuan sebelumnya dan juga berkonsultasi dengan
guru.
Kita bertemu pada pertemuan berikutnya untuk melakukan evaluasi atas KD pada modul ini.
Penyelesaian tugas dapat dilihat pada pertemuan selanjutnya sebelum kita melaksanakan kegiatan Eval-
uasi.
Selamat belajar dan jangan lupa jaga kesehatan selalu.
1. CAPAIAN MATERI
Setelah mempelajari materi yang disajikan pada modul ini, peserta didik diharapkan dapat
melakukan penyusunan laporan keuangan pada pemerintah daerah.

2. INDIKATOR CAPAIAN MATERI


Setelah mempelajari materi yang disajikan, peserta didik dapat :
a. Menyusun laporan kegiatan transaksi keuangan pemerintah daerah sesuai dengan system aku-
tansi pemerintah daerah
b. Menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai dengan system akuntansi pemerintah

3. POKOK POKOK MATERI


a. Penyusunan Laporan Keuangan

4. URAIAN MATERI
Pada pertemuan kali ini, kita akan melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran selama KD
ini berlangsung. Sebelumnya akan disajikan penyelesaian dari kasus yang telah disajikan pada
pertemuan sebelumnya. Silahkan buka pada link berikut ini untuk cara dan hasil akhir
penyelesaian kasus tersebut. http://gg.gg/mdr5i

Mari kita melakukan evaluasi pada aplikasi edmodo yang telah disiapkan. Selamat
mengerjakan.
1. Pencatatan berdasarkan basis akrual pada Laporan Operasional dan Neraca digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan terkail Asel, Kewajiban, Ekuitas, Pendapalan-LO, dan Beban. Hal ini disebut ....
A. jurnal finansial
B. pelaksanaan anggaran
C. jurnal transaksi
D. bukti memorial
E. jurnal kolorasi

2. Pencatatan berdasarkan basis kas pada laporan realisasi anggaran, sehingga transaksi tersebut tidak
melibatkan kas dan tidak perlu melakukan catatan adalah ....
A. bukti kas masuk
B. pelaksana anggaran
C. bukti kas keluar
D. bukti memorial
E. jurnal transaksi

3. Suatu buku yang berisi kumpulan rekening alau akun dalam kategori yang sama yang dicatat dalam
jurnal dan digunakan dalam keseluruhan aktivitas akuntansi suatu entitas disebut ...
A. ledger
B. real account
C. nominal account
D. cash basic
E. accrued basic

4. Akun-akun yang saldonya akan terlihat dalam neraca seperti aset, kewajiban dan ekuitas disebut ...
A. nominal account
B. real account
C. ledger
D. accrual revenues
E. accrual expense

5. Akun-akun yang saldonya akan terlihat dalam laporan realisasi anggaran seperti pendapatan dan bel-
anja disebut ...
A. permanent account
B. ledger
C. real account
D. prapaynent
E. nominal account
6. Semua penerima Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dan lancar dalam peri-
ode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah disebut ...
A. belanja
B. pembiayaan
C. pendapatan LRA
D. surplus
E. transfer pengeluaran

7. Pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan dan termasuk dana perim-
bangan dan dana bagi hasil disebut ....
A. pembiayaan
B. belanja
C. surplus
D. pendapatan LRA
E. transfer pengeluaran
8. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit ataupun memanfaatkan surplus anggaran dise-
but ...
A. pendapatan LRA
B. pembiayaan
C. belanja
D. surplus
E. transfer pengeluaran

9. Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang
dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan anggaran dan realisasinya dalam satu peri-
ode pelaporan adalah ...
A. laporan realisasi anggaran
B. laporan operasional
C. laporan perubahan ekuitas
D. jurnal penutup
E. jurnal pembalik

10. Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dari penggunaanya
yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu peri-
ode pelaporan adalah ....
A. laporan realisasi anggara
B. laporan operasional
C. laporan perubahan ekuitas
D. jurnal pembalik
Demikianlah materi KD 3.3. dan 4.3 pada mata pelajaran Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi
Pemerintah. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dalam memahami materi ini lebih baik.
Selamat belajar, dan sampai jumpa pada materi selanjutnya. Tetap semangat, tetap sehat dan
selalu memberikan hasil terbaik dari setiap kegiatan.
Kusmayadi/Dwi Harti. 2018. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah. Semarang: Erlangga
Video pembelajran (https://www.youtube.com/watch?v=Yu4J6BnJ7Us)
http://gg.gg/mboxd.
http://gg.gg/mbkiw
http://gg.gg/mbkjd.
http://gg.gg/mchl9
http://gg.gg/mci1s.
Artikel online (http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=7791)

http://gg.gg/mbkmq.

Anda mungkin juga menyukai