Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATA KULIAH 3

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


– Kelas B –

“ TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK ”

Yuslina Fani N. A031211107

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

2022/2023
TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diterapkan dalam sektor publik, yaitu:

1. Akuntansi Anggaran (Budgetary accounting)


Mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik khususnya
pemerintah dalam upaya menyajikan akun operasi dengan menggunakan format yang sama
dengan anggaran dengan tujuan untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus
perencanaan >> pengendalian >> pertanggungjawaban.
Terdapat masalah yang signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan
jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah
diadopsi, hal ini dapat timbul karena:
a. Level agregasi yang diadopsi oleh akun-akun anggaran mempengaruhi daya
bandingnya ada di pemerintah daerah.
b. Logika dari akuntansi anggaran merupakan anggaran dan akun yang dibandingkan
secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki
perbedaan.
2. Akuntansi Komitmen (Commitment accounting)
Dapat digunakan bersama baik dengan akuntansi basis kas ataupun akrual. Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melaksanakan
transaksi tsb yang berati bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluan kas
juga bukan pada saat faktur diterima dan dikirimkan tetapi pada saat yang lebih awal yakni pada
saat pesanan dibuat ataupun diterima.
Fungsi utama dari akuntansi komitmen ialah dalam hal kontrol anggaran. Agar manajee
dapat mengendalikan anggaran maka perlu untuk mengetahui seberapa besar anggaran yang
telah menjadi komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Jika menggunakan
akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati
akhir tahun anggaran untuk menghabiskan anggaran yang ada, sedangkan terdapat kecil
kemungkinan untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran dalam akun
tertentu.
3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Sumber daya keuangan berupa danan yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi
nirlaba atau institut pemerintah biasanya memiliki keterbatasan penggunaan atau dengan kata
lain dana-dana dibatasi penggunaanya dengan tujuan untuk aktivitas tertentu yang terkadang
merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana. Karena adanya
keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana atau donatur sehingga organisasi nirlaba dan
institut pemerintah menggunakan akuntansi dana guna mengontrol dana yang terikat atau dana
yang dibatasi penggunaanya sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yang
ada.
Dana merupakan sebuat kesatuan akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan
tujuan tertentu. Penggunaan istilah dana bagi perusahaan nirlaba dan institus pemerintan
berbeda dengan entitas swasta, yang dimana dana bagi perusahaan komersial merupakan
bahian dari aktiva yang dicadangkan karena akan digunakan dan dialokasikan untuk tujuan
tertentu sedangkan bagi organisasi nirlaba dan institut pemerintah dana ialah suatu entitas
akuntansi tersendiri. Dalam organisasi sektor publik dana dapat digolongkan menjadi:
a. Dana yang bisa dibelanjakan, yakni dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas
yang bersifat non-bisnis yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
b. Dana yang tidak bisa dibelanjakan, yakni dana yang dipisahkan untuk aktivitas yang
bersifat bisnis dan digunakan sebagai pendukung dari dana yang bisa dibelanjakan.

Persamaan akuntansi dana

Aktiva = kewajiban + ekuitas dana

Di perusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukan adanya
kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi
sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang
tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.
Didalam akuntansi dana dikenal juga istilah :
- basis akuntansi, menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui.
- fokus pengukuran, menentukan apa yang akan dilaporkan dengan kata lain jenis
aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan di laporkan
dalam neraca.

4. Akuntansi Kas (Cash accounting)


Dalam penerapannya, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran
dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang
riil, actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena
tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan basis kas, tingkat efisiensi dan
efektivitas suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukur dengan baik.
5. Akuntansi Akrual (Accrual accounting)
Teknik akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat
dipercaya, akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social,
politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full accrual) dan
governments fund (modified accrual) karena biaya (expense)diukur dalam properiority fund,
sedangkan expendituredifokuskan pada general fund.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure Di
accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu pada saat diterima bukan pada saat
diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah satu
pengecualian adalah property tax(PBB) yang diaccrued karena jumlahnya dapat diestimasi
secara lebih pasti.
Pengaplikasian basis akrual dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya ialah untuk
menentukan cost of service dan charging of service yakni untuk mengetahui besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang
dibebankan ke publik. Berbeda dengan tujuan pengaplikasian basis akrual dalam sektor swasta
yang digunakan untuk mengetahui serta membandingkan besarnya biasa terhadap pendapatan,
perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya sektor swasta yang lebih difokuskan pada usaha
untuk memaksimalkan laba sedangkan pada sektor publik orientansi difokuskan pada
optimalisasi pelayanan publik.

 Single entry, digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan
kepraktisan sehingga semakin tingginya tuntutan maka perubahan dari single entry menjadi double
entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan
 double entry, pengaplikasian pencatatan dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang auditable dan traceable.

Penerapan akuntansi basis kas hingga akrual di Indonesia

Upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi dan akuntabilitas pemerintahan di


Indonesia mendapatka momentum dengan reformasi keuangan negara di penghujung tahun 1990an
berupa diterbitkannya tiga paket UU di bidang keuangan negara yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 tahun 2004
tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara. UU No. 17 Tahun 2003
mengamanatkan bahwa pendapatan dan belanja baik dalam penganggaran maupun laporan
pertanggungjawabannya diakui dan diukur dengan basis akrual.

Perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan merupakan bagian
dari bangunan yang ingin dibentuk dalam reformasi di bidang keuangan negara seperti yang
diamanatkan dalam UU No. 17 tahun 2003. Oleh karena itu, perubahan basis akuntansi pemerintahan di
Indonesia dari basis kas menuju basis akrual dilakukan secara bertahap. Berdasarkan Pasal 32 UU 17
Tahun 2003 dan Pasal 57 UU 1 Tahun 2004, penyusunan standar akuntansi pemerintahan ditugaskan
pada suatu komite standar yang independen yang ditetapkan dengan suatu keputusan presiden, komite
tersebut adalah Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

Organisasi KSAP terdiri dari Komite Konsultatif dan Komite Kerja yang dibantu oleh Kelompok
Kerja. Komite Konsultatif bertugas memberi konsultasi atau pendapat dalam rangka perumusan konsep
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Untuk menjaga kualitas
Standar Akuntansi Pemerintahan, maka proses penyusunannya melalui mekanisme prosedural yang
meliputi tahap-tahap kegiatan dalam setiap penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) oleh Komite.

Proses penyiapan Standar Akuntansi Pemerintahan yang digunakan ini adalah proses yang
berlaku umum secara internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia.
Penyesuaian dilakukan antara lain karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak dan kemampuan
pengguna untuk memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai