Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

RANGKUMAN CHAPTER EMPAT


FINANCIAL ACCOUNTING TECHNIQUES
Dosen : Dr.Ratna Ayu Damayanti

MUH.FERIAL FERNIAWAN(A031191156)

FAKULTAS EKONOMI&BUSINESS
PROGRAM STRATA-1 (S1) AKUNTANSI
UNIVERSITAS SULTAN HASANUDDIN
2021
CHAPTER 4
FINANCIAL ACCOUNTING TECHNIQUES

Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik adalah
akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansi
accrual. Pada dasarnya kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik yang lain.
Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda,
maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-sama (Jones and Pendlebury,
2000). Isu yang munculdan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi sektor publik di
Indonesia adalah perubahan single entry menjadi double entry bookkeeping dan perubahan
teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis accrual. 
Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama
demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan pewujudan
good public governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk
diterapkan karena pengaplikasian double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang
auditable. Cash basis mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang riil dan
obyektif. Sedangkan kelemahannya antara lain kurang mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya.
Teknik akuntansi berbasis accrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang
lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pengaplikasian accrual basis
lebih ditujukan pada penentuan biaya layanan dan harga yang dibebankan kepada publik,
sehingga memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan
sustainable. Pengaplikasian accrual basis memberikan gambaran kondisi keuangan secara
menyeluruh (full picture), yang meliputi manajemen sumber daya (resource management)
dan manajemen utang (liability management), dan menyediakan indikasi kekuatan fiskal
jangka panjang dalam reformasi manajemen keuangan dan reformasi manajemen lainnya
(Mellor, 1996).
Penekanan penggunaan accrual basis juga disyaratkan dalam GASB (1999) dan
diterapkan bersama-sama dengan asumsi dasar lainnya seperti going concern, consistency of
presentation, materiality and aggregation untuk mewujudkan comparative information (IFAC,
2000). Namun demikian, accrual accounting mempunyai beberapa kelemahan antara lain
penilaian dan revaluasi aset yang didasarkan atas taksiran dan penggunaan estimasi dalam
penghitungan depresiasi (Conn, 1996). Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor
publik mereka, terutama perubahan dari cash basis menjadi accrual basis.
Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan tidak
seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus di Italia menunjukkan bahwa perubahan tersebut
tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap transparansi, efisiensi, dan efektivitas
organisasi. Oleh karena itu, dalam mereformasi suatu sistem perlu dilakukan analisis
mendalam terhadap faktor lingkungan, salah satunya adalah faktor sosiologi masyarakat
(Yamamoto, 1997). Menurut UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya
tahun 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Dipertegas dalam
PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa
laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk
pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk
pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

TEKNIK-TEKNIK KEUANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Terdapat lima teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik. Pada
dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik
yang lain. Berikut adalah teknik-teknik akuntansi tersebut :
1. Akuntansi Anggaran (budgetary accounting).
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah
yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry).
Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi sektor
publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format
yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan
terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun
tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran
yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara
sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini
adalah untuk mmenekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan
akuntabilitas.
2. Akuntansi Komitmen (commitment accounting)
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-
sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah
untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggara, ia perlu
mengetahui berapa besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan order yang
telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat
dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit).
Manajer yang teliti akan tahu bahwa akun-akun tidak memasukkan order yang
dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri
agar ia tidak melakukan pemborosan anngaran. Akuntansi komitmen berfokus pada order
yang dikeluarkan. Order yang diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum
faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap
anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun
keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang dikeluarkan. Pada umumnya
tidak ada kewajiban hukum (legal liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order
tersebut dapat dengan mudah dibatalkan.
3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sektor publik yang
dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran. Disektor publik, dana kas
cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik. Jadi, sistem akuntansi harus
memprioritaskan pada pengelolaan dana kas. Pada organisasi sektor publik masalah utama
yang dihadapi adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana. Saat ini dalam akuntansi dana,
“dana” dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk
sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.
Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan konsep dana, memperlakukan
unit kerja sebagai accounting entity dan budget entity yang berdiri sendiri.  Sistem ini dibuat
utk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan utk tujuan yg telah ditetapkan.  Dana dapat
dikeluarkan bila tdpt otorisasi dr dewan legislatif, pihak eksekutif, atau karena tuntutan
peraturan perundangan. Sistem akuntansi dana adalah metoda akuntansi yang menekankan
pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi itu sendiri. Dua jenis dana pd
organisasi sektor publik, yaitu:
a) Expendable fund: digunakan utk menctt nilai aktiva, utang, perubahan aktiva
bersih & saldo dana yg dpt dibelanjakan utk kegiatan yg tak bertujuan mencari
laba. Digunakan pd governmental funds 
b) Nonexpendable fund: utk menctt pendapatan, biaya, aktiva, utang, & modal utk
kegiatan yg sifatnya mencari laba. Digunakan pd organisasi bisnis (proprietary
funds).
4. Akuntansi Kas (Cash Accounting)
Penerapan akuntansi kas yaitu pendapatan dicatat pada saat kas diterima &
pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihannya, mencerminkan pengeluaran yang
aktual, riil dan obyektif. Namun GAAP tak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas
karena tak dapat mencerminkan kinerja sesungguhnya.
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas.  Akuntansi akrual
diyakini dapat menghasilkan LK yang lebih dapat dipercaya, akurat, komprehensif, & relevan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, & politik. Pengaplikasian accrual basis dalam
ASP adalah untuk menentukan cost ofservices & chargingfor services, yaitu untuk
mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta
penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik.
Aplikasi accrual basis sektor swasta digunakan untuk proper matching cost againts
revenue. Perbedaan ini disebabkan karena pada sektor swasta lebih profit oriented, sedangkan
sektor publik pada public service oriented. Teknik akuntansi tsb tak bersifat mutually, artinya
penggunaan satu teknik tak berarti menolak penggunaan teknik lain.
Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dg alasan kemudahan &
kepraktisan.  Namun tak dpt memberikan informasi yg komprehensif & mencerminkan
kinerja sesungguhnya. Tuntutan good governance (transparaiisi & akuntabilitas pengelolaan
keuangan organisasi sektor publik) menjadikan perubahan dari sistem single entry menjadi
double entry sebagai solusi mendesak diterapkan.   Aplikasi pencatatna transaksi dengan
sistem double entry ditujukan untuk :
1. Menghasilkan Laporan Keuangan yang auditable & traceable yang merupakan faktor utama
menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipertanggunjawabkan kepada publik. 
2. Dapat dilakukan pengukuran kinerja secar alebih tepat.

Anda mungkin juga menyukai