Kelompok 8
Netania Adysha Simatupang NIM 041811333140
Lidya Helena NIM 041811333151
Y. Niken Rahma Widanti NIM 041811333153
Oktavia Dwi Cahyani NIM 041811333160
Zenilda Evelinawati NIM 041811333185
Taffa Cauvar Fibriano NIM 041811333199
1.3 Tujuan
(a) Mengetahui keterkaitan permasalahan yang ada dalam berita dengan
teknik akuntansi
(b) Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
BAB 2
PEMBAHASAN
b. Akuntansi Anggaran
Teknik Akuntansi Anggaran menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan
(double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang
banyak digunakan pada organisasi sektor publik, khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam
format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan utama
teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat varians
(selisih). Akan tetapi, teknik akuntansi anggaran sangat kompleks.
Teknik akuntansi anggaran akan lebih mudah dan lebih komprehensif
jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya aktual
dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya yang dianggarkan.
c. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui
transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi
komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan basis kas dan basis
akrual. Tujuan utama akuntansi akrual komitmen adalah untuk
pengendalian anggaran karena manajemen perlu mengetahi seberapa
besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan IorderI
yang telah dikeluarkan.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan.
Order yang diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat
sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat
masalah dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun
keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal
liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut
dapat dengan mudah dibatalkan. Oleh karena itu, akuntansi komitmen
berfungsi sebagai pengendali anggaran melalui pengendalian
kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.
d. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan
cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan
obyectif. Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan
dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik.
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal
tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas
saja, akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi
transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat
mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar
dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak
tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang
tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini dapat menyebabkan
pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).
e. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas.
Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis akrual
diterapkan agak berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan
Governmental fund (modified accrual) karena biaya (expenses) diukur
dalam Proprietary fund, sedangkan expenditure difokuskan pada
general fund. Expense adalah sumber daya yang dikonsumsi selama
periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan
atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena
Governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur bukan expense.
Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual
basis. Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas
basis, yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti
PPN,PPh dan fee (retribusi) dihitung pada saat diterima kasnya. Salah
satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang di accrued karena
jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian basis akrual dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan cost of services dan charging for
services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan
yang dibebankan kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan
pengaplikasian basis akrual dalam sector swasta yang digunakan untuk
mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan
(proper matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan
karena pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk
memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam sector publik
orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).
d. Basis Akrual
(2) Teknik akuntansi dana dapat menjadi pilihan yang solutif bagi
pemerintahan. Dengan menggunakan teknik akuntansi dana,
pemerintah juga diharapkan dapat mengelola keuangan secara efektif
dan transparan agar rakyat juga dapat mengetahui pengeluaran dana
yang terjadi, sehingga pemerintah pun harus mengalokasikan dana
yang dikeluarkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
perekonomian rakyat. Dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan
kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan oleh rakyat, agar APBN
dan APBD tidak membengkak dan terlalu membebani rakyat.
BAB 3
KESIMPULAN