Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah

“Teknik Akuntansi Sektor Publik”

Kelompok 8
Netania Adysha Simatupang NIM 041811333140
Lidya Helena NIM 041811333151
Y. Niken Rahma Widanti NIM 041811333153
Oktavia Dwi Cahyani NIM 041811333160
Zenilda Evelinawati NIM 041811333185
Taffa Cauvar Fibriano NIM 041811333199

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Semester Ganjil
Tahun 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan sektor publik meliputi proses pengidentifikasian,


pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
sektor publik yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan pada organisasi sektor publik. Akuntansi sektor publik bertujuan
sebagai alat pertanggungjawaban (accountability and stewardship) da
pengawasan. Akuntansi sektor publik juga merupakan bagian dari proses
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran,
perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja organisasi
sektor publik . organisasi sektor publik yang dimaksud meliputi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, LSM, yayasan, institusi pendidikan dan
kesehatan serta tempat peribadatan.

Teknik- teknik akuntansi sektor publik merupakan teknik-teknik akuntansi


keuangan yang diadopsi oleh organisasi sektor publik. Teknik akuntansi sektor
publik meliputi akuntansi dana, akuntansi anggaran, akuntansi komitmen,
akuntansi kas, dan akuntansi akrual. Pada dasarnya, teknik-teknik akuntansi
tersebut tidak bersifat mutually exclusive (penggunaan salah satu teknik akuntansi
tidak menolak penggunaan teknik lainnya). Oleh karena itu, suatu organisasi
sektor publik dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda secara
bersama-sama.
1.2 Permasalahan

(a) Bagaimanakah keterkaitan permasalahan yang ada dalam berita dengan


teknik akuntansi?

(b) Apa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan
(a) Mengetahui keterkaitan permasalahan yang ada dalam berita dengan
teknik akuntansi
(b) Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teknik-Teknik Akuntansi Sektor Publik
a. Akuntansi Dana
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi
adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana. Pada awalnya, dana
dimaknai sebagai dana kas. Namun saat ini, dana dimaknai sebagai
entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber
daya nonkas dan utang diperhtungkan di dalamnya.
Akuntansi Dana merupakan sistem akuntansi di sektor publik
dan dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran.
Sistem akuntansi pemerintahan yang dilakukan dengan konsep dana
memerlukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi dan entitas
anggaran yang berdiri sendiri. Sistem akuntansi dana dibuat untuk
memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk tujuan yang telah
ditetapkan.
Dana dapat dikeluarkan apabila terdapat otorisasi dari pihak
legislatif atau karena tuntutan peraturan perundang-undangan. Sistem
akuntansi dana menekankan pada pemanfaatan dana, bukan pelaporan
organisasi itu sendiri. Jenis dana pada organisasi sektor publik adalah
dana yang dapat dibelanjakan untuk mencatat nilai aset, utang,
perubahan aset bersih dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk
kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba.

b. Akuntansi Anggaran
Teknik Akuntansi Anggaran menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan
(double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang
banyak digunakan pada organisasi sektor publik, khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam
format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan utama
teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat varians
(selisih). Akan tetapi, teknik akuntansi anggaran sangat kompleks.
Teknik akuntansi anggaran akan lebih mudah dan lebih komprehensif
jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya aktual
dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya yang dianggarkan.

c. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui
transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi
komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan basis kas dan basis
akrual. Tujuan utama akuntansi akrual komitmen adalah untuk
pengendalian anggaran karena manajemen perlu mengetahi seberapa
besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan IorderI
yang telah dikeluarkan.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan.
Order yang diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat
sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat
masalah dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun
keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal
liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut
dapat dengan mudah dibatalkan. Oleh karena itu, akuntansi komitmen
berfungsi sebagai pengendali anggaran melalui pengendalian
kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.

d. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan
cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan
obyectif. Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan
dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik.
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal
tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas
saja, akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi
transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat
mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar
dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak
tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang
tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini dapat menyebabkan
pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).

e. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas.
Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis akrual
diterapkan agak berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan
Governmental fund (modified accrual) karena biaya (expenses) diukur
dalam Proprietary fund, sedangkan expenditure difokuskan pada
general fund. Expense adalah sumber daya yang dikonsumsi selama
periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan
atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena
Governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur bukan expense.
Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual
basis. Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas
basis, yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti
PPN,PPh dan fee (retribusi) dihitung pada saat diterima kasnya. Salah
satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang di accrued karena
jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian basis akrual dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan cost of services dan charging for
services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan
yang dibebankan kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan
pengaplikasian basis akrual dalam sector swasta yang digunakan untuk
mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan
(proper matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan
karena pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk
memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam sector publik
orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).

2.1.2 Basis Akuntansi


Salah satu proses dalam akuntansi yang penting adalah masalah
pengakuan (recognition). Proses ini berkaitan dengan kapan suatu
transaksi ekonomi diakui kemudian dicatat. Berdasarkan PP no.71
Tahun 2010, pengakuan dalam akuntansi adalah adalah proses
penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau
peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan sebagaimana yang termuat dalam laporan keuangan
entitas yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan
jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh
kejadian atau peristia terkait.
Basis akuntansi pada organisasi sektor publik, khususnya
pemerintah, meliputi basis kas, basis kas modifikasian, basis kas
menuju akrual dan basis akrual.
a. Basis Akrual
Basis kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas
keluar. Basis kas menetapkan pengakuan transaksi ekonomi hanya
dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan kas.
Apabila suatu transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas
maka transaksi tersebut tidak dicatat. Basis kas digunakan di
berbagai organisasi sektor publik. Basis kas telah digunakan dalam
akuntansi pemerintahan di Indonesia era reformasi.
b. Basis Kas Modifikasian

Menurut butir (12) dan (13) Lampiran XXIX (tentang


Kebijakan Akuntansi) Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 disebutkan
bahwa basis kas modifikasian (modified cash basis) adalah
kombinasi basis kas dengan basis akrual. Pada saat itu, transaksi
penerimaan atau pengeluaran kas dicatat pada saat uang diterima
atau dibayar, sedangkan pada akhir periode dilakukan penyesuaian
untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan
meskipun penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan
kejadian dimaksud belum terealisasi. Oleh karena itu, penerimaan
basis akuntansi ini meuntut bendahara pengeluaran mencatat
transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan
penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.

c. Basis Kas Menuju Akrual

Menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan, basis kas menuju akrual adalah ketika pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas, sedangkan
aset, utang dan ekuitas dana dicatat dengan basis akrual. Oleh
karena itu, pada PP No. 24 Tahun 2005, laporan keuangan
pemerintahan hanya meliputi laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa


pendapatan diakui pada saat kas diterima dan belanja diakui pada
saat kas dikeluarkan. Sedangkan basis akrual untuk neraca berarti
bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada
saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

d. Basis Akrual

PP No. 71 Tahun 2010 hadir menggantikan PP No. 24


Tahun 2005 sebagai standar akuntansi pemerintahan yang baru.
Pengaplikasian basis akrual di dalam akuntansi sektor publikpda
dasarnya untuk menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan publik dan harga pelayanan yang
dibebankan kepada publik. Berdasarkan PP No.71 Tahun 2010,
pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi berbasis
akrual penuh (full accrual) selambat-lambatnya pada tahun 2015.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi
(dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar).

2.1.3 Fokus Pengukuran

Akuntansi keuangan sektor publik adalah salah satu jenis akuntansi,


dimana dalam akuntansi keuangan sektor publik juga terdapat proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-
transaksi ekonomi yang terjadi pada organisasi sektor publik. Proses
pengidentifikasian adalah proses mengidentifikasikan transaksi ekonomi agar
dapat membedakan transaksi yang bersifat ekonomi dan yang tidak. Proses
pengidentifikasin terkait erat dengan proses pengukuran.

ASET = UTANG + EKUITAS

ASET + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.17 Tahun 2010 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan, pengukuran adalah proses penetapan
nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan
nilai historis atau sebesar nilai wajarnya. Aset dicatat sebesar
pengeluaran / penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban tersebut atau nilai
nominal. Pengukuran pos-pos laporan keuangan pemerintah
menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata
uang asing harus dikonversi terlebih dahulu dan kemudian dinyatakan
dalam mata uang rupiah.
2.2 Analisis Permasalahan
(1) Menurut kelompok kami, berita tersebut berisi tentang permintaan
presiden agar proses pelaporan penggunaan anggaran dilakukan
dengan sistem yang mempermudah dan mengefisiensi kinerja
pegawai, sehingga pegawai dapat fokus pada tugas dan tanggung
jawabnya, bukan sibuk dengan pelaporan penggunaan anggaran.
Dalam hal ini, pemerintah lebih mengharapkan sektor keuangan
negara menggunakan teknik akuntansi dana. Teknik akuntansi dana
sendiri lebih berfokus pada pelaporan pemanfaatan dananya bukan
pelaporan organisasi itu sendiri. Sehingga organisasi tersebut
seharusnya tidak perlu terlalu berfokus terhadap pelaporan
penggunaan anggaran selama pemakaian dana tersebut sesuai dengan
tujuan organisasi. Dengan adanya teknik akuntansi dana, waktu dan
tenaga para pegawai diharapkan tidak terkuras pada proses pembuatan
laporan penggunaan anggaran, tetapi dapat dialokasikan untuk terjun
ke lapangan supaya dapat memahami keadaan masyarakat secara
langsung dan mendalam. Ketika terjun langsung ke lapangan,
pegawai akan tau permasalahan sesungguhnya yang sedang dihadapi
oleh masyarakat dan dapat menemukan solusi yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan memanfatkan
anggaran dana secara bijak.

(2) Teknik akuntansi dana dapat menjadi pilihan yang solutif bagi
pemerintahan. Dengan menggunakan teknik akuntansi dana,
pemerintah juga diharapkan dapat mengelola keuangan secara efektif
dan transparan agar rakyat juga dapat mengetahui pengeluaran dana
yang terjadi, sehingga pemerintah pun harus mengalokasikan dana
yang dikeluarkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
perekonomian rakyat. Dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan
kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan oleh rakyat, agar APBN
dan APBD tidak membengkak dan terlalu membebani rakyat.
BAB 3
KESIMPULAN

Pada zaman sekarang terdapat beberapa teknik akuntansi sektor publik


yang dapat menjadi alternatif pilihan sistem pelaporan keuangan bagi seluruh
organisasi sektor publik, yang meliputi teknik akuntansi dana, akuntansi anggaran,
akuntansi komitmen, akuntansi kas, dan akuntansi akrual. Dalam memilih teknik
akuntansi yang akan digunakan, manajemen keuangan dalam organisasi sektor
publik harus mempertimbangkan kesesuaian antara pilihan teknik akuntasi
tersebut dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan, agar tujuan organisasi
tersebut dapat tercapai. Karena keputusan yang diambil oleh divisi keuangan
dalam setiap organisasi dapat sangat berpengaruh terhadap cara kerja dan
efektivitas kinerja divisi lain.

Anda mungkin juga menyukai