Oleh :
NAMA : STEFANI NAWANGSIH
NIM : 1922600180
PRODI : AKUNTANSI
A. Teori Akuntansi Sektor Publik
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan
terutama dalam tahap pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori ini
digunakan karena memiliki kemampuan untuk menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan suatu fenomena yang ada. Dengan mempelajari teori tersebut kita
dapat memahami praktik akuntansi yang ada serta mempelajari kelemahan dari
praktik akuntansi tersebut dan memperbaiki praktik akuntansi di masa yang akan
datang.
Pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat bergantung pada
perkembangan ilmu akuntansi yang ada saat ini. Pengembangan ini dilakukan untuk
memperbaiki praktik akuntansi yang saat ini tengah dilakukan. Hal ini terkait dengan
upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga mampu menyajikan
informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan.
Dalam penerapannya, terdapat kendala yang dihadapi oleh akuntansi sektor
publik, antara lain :
Objektivitas → ada benturan kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder.
Konsistensi → organisasi memiliki orientasi jangka panjang sedangkan laporan
keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode.
Daya Banding → semakin objektif laporan keuangan maka semakin tinggi
daya bangdingnya.
Tepat Waktu → lama waktu yang diperlukan organisasi untuk menghasilkan
laporan keuangan.
Ekonomis dalam Penyajian Laporan → manfaat yang diperoleh harus lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan keuangan.
Materialitas → laporan keuangan dianggap dapat mempengaruhi keputusan.
2. Akuntansi Komitmen
Merupakan sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saat order dikeluarkan. Teknik ini bertujuan untuk mengendalikan anggaran.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Artinya, transaksi
tidak diakui pada saat pengeluaran kas atau saat faktur dikirimkan tetapi transaksi
akan diakui pada saat pesanan dibuat.
Pos yang telah didukung oleh order akan dicatat sebagai beban pada suatu
periode. Namun secara hukum order tersebut bisa dibatalkan pada periode
berikutnya. Dengan demikian, pengakuan beban pada periode sebelumnya sulit
diterima. Hal ini bisa dipergunakan oleh manajer untuk menghabiskan anggaran
tersebut ketika telah mendekati akhir tahun anggaran.
3. Akuntansi Dana
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sektor
publik yang dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran.
Besarnya dana kas akan mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik
sehingga sistem akuntansi yang ada harus memprioritaskan pengelolaan dana kas.
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian
dana alokasi dana. Dana dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi
yang terpisah, termasuk sumber daya non kas dan utang diperhitungkan di
dalamnya. Teori ini awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk organisasi
bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan
perusahaan badan memiliki kelemahan, yaitu :
- Perusahaan perorangan kurang menguntungkan dibandingkan perusahaan
publik.
- Ada kesalahan dalam memahami makna entitas.
Dari kelemahan tersebut, Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus
diperlakukan sebagai dana dan organisasi harus dilihat sebagai suatu rangkaian
dana, sehingga laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan
dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi. Jika digambarkan
maka akuntansi dana sektor publik akan terlihat sebagai berikut :
Dana 1 Dana 2
Dana 3 Dana 4
4. Akuntansi Kas
Sistem ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar, sehingga
pendapatan akan dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran dicatat pada saat
kas dikeluarkan. Kelebihan dari sistem ini adalah mencerminkan pengeluaran
yang aktual, riil dan objektif. Namun, sistem akuntansi ini tidak mampu
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya serta tidak dapat mengukur tingkat
efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Sistem ini juga berisiko menimbulkan
overstated dimana saldo yang tercatat lebih sehingga menyebabkan pemborosan
anggaran.
Contohnya penerimaan kas yang didapat dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut maka diperlukan
basis kas modifikasian dimana organisasi tidak hanya mengakui kas tetapi juga
aset dan utang yang timbul.
Basis kas modifikasian ini merupakan sistem kombinasi dari basis kas dan
akrual dimana transaksi penerimaan dan pengeluaran kas akan dicatat pada saat
uang diterima dan akan dilakukan penyesuaian pada akhir periode untuk
mengakui transaksi tersebut. Basis kas modifikasian ini menuntut bendahara
untuk melakukan penyesuaian pada akhir periode dengan basis akrual.
5. Akuntansi Akrual
Pengaplikasian akuntansi akrual di dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan publik dan harga pelayanan yang dibebankan kepada
publik. Sehingga akuntansi akrual diyakini mampu menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya, akurat, komprehensif dan relevan untuk
mengambil sebuah keputusan.
Basis akrual mengakui transaksi dan peristiwa lainnya saat transaksi
tersebut terjadi. Oleh karena itu peristiwa dan transaksi yang terjadi tersebut
dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan.
Perbedaan akuntansi berbasis kas dan akuntansi akrual :
Akuntansi Kas
Perubahan Kas
= Penerimaan kas – Pengeluaran kas
Akuntansi Akrual
Rugi/Laba
= Pendapatan – biaya
- Pendapatan
= Penerimaan kas selama satu periode akuntansi – saldo awal piutang
+ saldo akhir piutang
- Biaya
= Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi – saldo awal
utang + saldo akhir utang