Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Kelompok 1

 Reyka Martina Gita W. (18013010083)


 Meda Valentina Cesarie (18013010089)
 Cindy Kartika Dewi (18013010090)
 Khofifah Amalia Sekar P. (18013010093)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


SURABAYA
2020
TEKNIK AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor public, yaitu (1)
akuntansi dana, (2) akuntansi anggaran, (3) akuntansi komitmen, (4) akuntansi kas, dan (5)
akuntansi akrual. Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu
dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal
pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan,
yaitu pada saat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan
faktur dibayar.

1. Akuntansi Dana

Akuntansi Dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sektor


public yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di
setor swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang
disimpan. Namun, bagi sektor public, dana kas sektor public cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran sektor public, sehingga system akuntansi lebih
memprioritaskan pengelola dana kas.

System akuntansi dana ini mengakui transaksi organisasi ketika komitmen


sudah disepakati. Ini berarti bahwa transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau
diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu
ketika pesanan dikirimkan atau diterima.

Dengan system ini, organisasi mengakui pengiriman pesanan sebagai


komitmen untuk memasukkan pengeluaran dan selanjutnya rekening mencatat
komitmen itu. Oleh karenanya, system akuntansi dana ini disebut juga dengan system
akuntansi komitmen.

Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut AKTIVA


= KEWAJIBAN + EKUITAS DANA, Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan
persamaan akuntansi yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan
perusahaan komersial yang berupa AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di peusahaan,
selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan
pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi
sektor public, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapapun karena
memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor public.

 Fungsi dan permasalahan akuntansi dana

Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran.


Dasar pemikirannya adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan
bulanan, dan proses menghasilkan laporan tersebut tersebut adalah sejak
transaksi terjadi. Peranan manajer akan sangat menentukan seberapa besar
pencaitan dari anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat menentukan
pesanan dengan faktur yang diterimanya. Oleh karena itu, manajer dapat
mengendalikan kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.
Perdebatan mengenai informasi akuntansi yang sangat relevan bagi manajer
akan muncul, yaitu ketika informasi tersebut tidak dimasukkan dalam laporan.

Akuntansi dana berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan. Pesanan


yang diterima, yang berkaitan dengan penerimaan, tidak akan dihitung sampai
faktur dikirimkan. Jadi, masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi
penerimaan.

Walaupun akuntansi dana dapat mengendalikan, permasalahan


penerapannya pada laporan keuangan tidak bias dihindarkan. Laporan
keuangan mengungkapkan pengeluaran yang didukung bukti pemesanan.
Pembatalan pesanan secara hukum tidak akan berdampak apa-apa.

Permasalahan lainnya yaitu manajer akan mengalami masalah dengan


pengeluaran anggaran di bawah target dalam bulan-bulan tertentu, di mana
kekurangan tersebut akan ditutupi pada periode berikutnya. Dalam akuntansi
dana, manajer dapat mengirimkan pesanan beberapa hari sebelum akhir tahun
untuk memenuhi anggaran. Akuntansi dana memberikan peluang kontribusi ke
cadangan umum pada akhir tahun dan menjadikan kontribusi itu sebagai
pembiayaan.

2. Akuntansi Akrual

Definisi konsep akuntansi akrual tercantum pada SSAP 2, sebagai berikut:


Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena perolehan atau dimasukkan bukan
sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama
lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba
dan rugi selama periode bersangkutan.

Kepastian penerimaan secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang


telah diterbitkan. Demikian juga, kepastian munculnya biaya ditentukan dengan
penerimaan jasa/barang. Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan
sebagai modal awal yang diinvestasikan. Karena itu, tanah tidak disusutkan dan dapat
diungkapkan pada laporan posisi keuangan. Asset yang disusutkan akan diungkapkan
sebesar nilai asset dikurangi biaya penyusutan. Menurut metode biaya saat ini, nilai
tanah yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai pasarnya.
Sedangkan nilai asset yang disusutkan akan diungkapkan sebagai nilai pasar asset
dikurangi biaya penyusutan saat itu.

Penerapan dasar akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakan


seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagi formulir pembukuan. Terkait dengan
itu, penerapan dasar akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan
kreditor dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang ‘siapa yang meminjami uang
dan berapa banyak’ serta pada saat yang sama ‘siapa yang dipinjami dan berapa
banyak’. Oleh karena itu, organisasi sektor public akan membuat catatn yang sangat
teliti dari para debitur dan kreditor. Jadi, system akuntansi yang dibangun dapat
dipilih mana yang berorientasi utang dan mana yang berorientasi piutang.

Berbagai laporan dalam konsep akrual tidak dibuat secara seragam. Setiap
organisasi sektor public mempunyai daftar laporan yang jumlahnya mungkin berbeda
satu dengan yang lain. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan proses kerja antar
organisasi. Namun, juga ada persamaan dalam proses pelaporan posisi keuangan dan
pelaporan operasional di berbagai organisasi. Hal ini disebabkan alur penerimaan dan
pembayaran terjadi secara konsisten antarorganisasi.

Salah satu perbedaan perlakuan akuntansi berbasis akrual adalah terhadap


utang jangka Panjang. Manfaat laporan posisi keuangan adalah menilai tingkat
kesanggupan untuk menanggung resiko usaha di masa depan. Peluang penerimaan
deviden ditentukan oleh tingkat pencapaian laba operasi. Selain itu, perbandingan
utang dengan laba operasi akan memunculkan kemampuan organisasi untuk melunasi
utangnya atau sebaliknya, kemampuan organisasi mengelola utang dalam
menghasilkan keuntungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat dasar akrual ini
sangat berarti bagi pengelola asset public.

Penerapan dasar akrual dalam manajemen organisasi sektor public dapat juga
dilakukan secara berbeda dibandingkan kembaga public lainnya. Di berbagai negara,
organisasi sektor public sudah menerapkan akuntansi berbasis akrual secara penuh
karena penerapannya dirasa mudah dan sederhana.

 Keunggulan dan kelemahan dasar akrual

Keunggulan dasar akrual dapat dirinci sebagai berikut: pertama,


penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi berhubungan dengan
penerimaan dan pemasukannya, yang berarti bahwa dasar akrual memberikan
alat ukur atas barang dan jasa yang dikonsumsi, diubah, serta diperoleh.

Kedua, dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan.


Perubahan pendapatan yang diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya
biaya historis adalah alat ukur kinerja yang dapat diterima. Semakin besar
keuntungan, semakin besar keberhasilannya. Ini tidak berarti bahwa
pengukuran keuangan bersifat mutlak atau objektif. Kenaikan penyusutan,
penilaian saham, penentuan piutang yang meragukan, dan lain-lain merupakan
penilaian subjektif yang membuat keuntungan biaya historis juga bersifat
subjektif. Namun, subjektifitas ini dikendalikan dengan opini auditor
independent, pengembangan standar akuntansi, dan laporan hasil pemeriksaan.

Ketiga, dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis,
nilai modal yang diinvestasikan dalam organisasi public akan berusaha
dipertahankan. Dalam dasar akrual, biaya historis sebuah asset merupakan
nilai awal. Jika asset tersebut marupakan modal organisasi, nilai awalnya
adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila kemudian modal asset tersebut
dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, keuntungan akan direalisasi
dan diakui sebagai pendapatan.

Terdapat juga beberapa masalah aplikasi dasar akrual dapat di


identifikasi sebagai berikut:
Pertama, penentuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal
yang dilakukan oleh individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh
subjektivitas individu pencatat transaksi cukup besar. Hal ini hanya bisa
dikendalikan melalui fungsi audit sebagai verifikasi dan standar akuntansi
sebagai panduan mencatat. Walaupun demikian, kemungkinan untuk
mendistorsikan informasi akuntansi masih terbuka.

Kedua, relevansi akuntansi akrual menjad terbatas ketika dikaitkan


dengan nilai historis dan inflasi.

Ketiga, jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akrual


membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit sehingga biaya
administrasinya menjadi lebih mahal.

Keempat, peluang terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan.


Menurut dasar akrual, penundaan pengajuan atau penerimaan kas tidak
berpengaruh. Peluang manipulasi menjadi terbuka apabila pengeluaran uang
dibawah normal. Apabila audit tidak dilakukan, semua pengeluaran akan
Nampak normal dalam besarannya. Dalam dasar akrual, pengeluaran untuk
membeli barang hanya membutuhkan satu faktur. Hal ini tidak hanya memberi
peluang bagi manajer untuk membelanjakannya lebih cepat, karena manajer
dan pemasoklah yang memutuskan saat yang tepat mengeluarkan faktur.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Edisi Ketiga.
Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai