Anda di halaman 1dari 27

Makalah Analisis Laporan Keuangan

ACCOUNTING INCOME AND ASSETS


The Accrual Concept
Dosen : Dr.Novita Indrawati SE.,M.Si.,AK.,CA

Disusun Oleh :
Yona Lita 2110247775
Sitti Fatimah 21102477796
Ratna Fawzyah 2110247753

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “ Accounting Income And Assets: The Accrual Concept”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan. Akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan itu dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Pekanbaru, 2 September 2022

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

Selama beberapa dekade terakhir dimana semakin meningkatnya permintaan oleh


para politisi dan masyarakat dalam ranah akuntansi pemerintah, dimana sektor
pemerintah seharusnya tidak hanya berfokus dan mencatat mengenai arus kas dan kas itu
sendiri. Tuntutan ini lebih menekan pemerintah untuk bagaimana pemerintah
bertanggung jawab juga pada bagaimana pemerintah menggunakan uang rakyat dalam
pengelolaan pemerintahannya. Pada akhirnya tuntutan dan permintaan dari masyarakat
ini mengarah pada reformasi manajemen publik, yang dikenal sebagai New Public
Management di banyak negara. Menurut Jones & Pendlebury, 1996 dan OECD,1993
mengatakan bahwa basis akrual dalam akuntansi dapat memenuhi hal-hal yang terkait
dengan bagaimana sistem akuntansi yang lebih baik, mendukung dalam pembuatan
keputusan, dan konsekuensi jangka panjang dari suatu kebijakan pemerintah. Basis akrual
ini dianggap lebih mampu menyediakan hal tersebut dibandingkan dengan basis kas yang
dipakai selama ini oleh negara kita. Reformasi sektor publik yang membuat pemerintah
perlu untuk tidak hanya menggunakan laporan keuangan dalam konteks kas saja tapi
juga pada penggunaan informasi-informasi yang disediakan oleh laporan keuangan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Reformasi yang terjadi di negara ini juga
berdampak pada tuntutan masyarakat untuk mereformasi juga masalah keuangan negara
kita, sehingga Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan
negara. Hal ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, yang mengharuskan Keuangan Negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin
diwujudkan. Salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi
berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat
(1) yang berbunyi sebagai berikut:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15,
dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5
(lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran
berbasis kas.

Secara konseptual akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan


informasi yang lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis
kas. Akuntansi berbasis akrual dianggap mampu mendukung terlaksanakannya
perhitungan berbagai macam biaya pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah
dengan wajar. Pencatatan dan perhitungan seluruh beban, baik yang sudah dibayar
maupun yang belum dibayar dalam basis akrual membuat akuntansi berbasis akrual
secara konseptual dapat menyediakan pengukuran yang lebih baik, pengakuan yang
tepat waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa mendatang. Sedangakan apabila
dilihat dalam rangka pengukuran kinerja, informasi berbasis akrual dapat menyediakan
informasi mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena
itu, akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu sarana pendukung yang saat ini
diperlukan oleh pemerintah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
Manfaat sistem berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005): 1. Mendukung
Manajemen Kinerja 2. Menfasilitasi Manajemen keuangan yang lebih baik 3.
Memperbaiki pengertian akan biaya program 4. Memperluas dan meningkatkan
informasi alokasi sumber daya 5. Meningkatkan pelaporan keuangan 6. Memfasilitasi
dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01


adalah :
1. Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar‖

Basis akrual yang dimodifikasi (modified accrual ) Pada basis akrual yang
dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan
available yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya,
sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui
pada saat kas sudah diterima atau diakui sebagai pendapatan
ditangguhkan. Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana
kewajiban timbul.
2. Basis kas (cash basis)
Basis kas menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Pada basis kas, pendapatan diakui ketika kas
diterima bukan ketika hak atas pendapatan tersebut timbul dan belanja
diakui ketika dibayar bukan ketika kewajiban untuk membayar timbul.
Pada basis kas, pembelian aset jangka panjang tidak dikapitalisasi tapi
seluruhnya diakui sebagai belanja, sehingga tidak ada pencatatan dan
penyajian atas aktiva tetap dan penyusutan.
3. Basis kas yang dimodifikasi (modified cash)
Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja
pada basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan
masih ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah
berakhirnya tahun berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi
selama waktu tertentu tersebut, yang berasal dari transaksi tahun lalu
diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode sebelumnya. Arus
kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun sebelumnya
tersebut dikurangkan dari periode pelaporan tahun berjalan. 5. Basis kas
menuju akrual (cash toward accrual)

Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia, dan ini ditegaskan dalam KKAP
paragraf 39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa basis akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca. Meskipun
menganut basis kas menuju akrual, entitas pelaporan dapat menyelenggarakan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akuntansi
akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun
dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan
Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas (KKAP Paragraf 42 dan PSAP 01
paragraf 6 dan 7).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akrual

Akrual adalah salah satu istilah akuntansi dan juga pembukuan yang mengacu

pada penyesuaian yang harus dilakukan sebelum diterbitkannya laporan keuangan

perusahaan. Transaksi bisnis yang bisa dilibatkan pada akrual adalah:

 Beban, kewajiban, dan kerugian yang sudah terjadi tapi belum tercatat di dalam

akun.

 Aset dan pendapatan yang sudah didapatkan tapi belum tercatat di dalam akun.

Metode akrual dinilai lebih tepat dalam hal penilaian  kondisi keuangan suatu

perusahaan. Penggunaan metode akrual sangat berguna bagi bisnis yang di dalamnya

terdapat banyak sekali transaksi kredit, termasuk penjualan produk barang atau jasa

secara kredit yang saat prosesnya tidak ada pertukaran uang secara tunai.

Metode akrual dianggap sangat bermanfaat dalam hal meningkatkan jumlah

informasi di dalam laporan akuntansi. Umumnya para akuntan hanya mencatat kegiatan

transaksi tunai di dalam laporannya, sebelum menggunakan metode akrual. Tapi,

kenyataannya transaksi tunai saja kurang mampu memberikan informasi yang gamblang

terkait aktivitas bisnis.

Misalnya pada pendapatan berdasarkan kredit sampai kewajiban yang harus

dilakukan di masa yang akan datang. Dengan melakukan pencatatan akrual, maka pihak

perusahaan jadi bisa mengukur apa saja yang terutang dalam jangka waktu pendek. 

Metode akrual dianggap sebagai praktik akuntansi standar bagi perusahaan besar

dan didukung oleh Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan Prinsip

Akuntansi yang Diterima Umum (PABU).


Kinerja keuangan tercermin oleh akuntansi akrual

1.17 Akuntansi akrual menggambarkan pengaruh transaksi dan peristiwa lain dan

keadaan atas sumber daya ekonomik entitas pelapor dan klaim dalam periode di

mana efek tersebut terjadi, bahkan jika penerimaan kas yang dihasilkan dan

pembayaran terjadi dalam periode yang berbeda. Hal ini penting karena informasi

tentang sumber daya ekonomik entitas pelapor dan klaim serta perubahan dalam

sumber daya ekonomi dan klaim selama suatu periode memberikan dasar yang

lebih baik untuk menilai kinerja masa lalu dan masa depan entitas daripada

informasi semata-mata tentang penerimaan dan pembayaran kas selama periode

tersebut.

1.18 Informasi tentang kinerja keuangan entitas pelapor selama suatu periode, tercermin

oleh perubahan sumber daya ekonomi dan klaim selain oleh memperoleh sumber

daya tambahan langsung dari investor dan kreditur (lihat paragraf 1.21), berguna

dalam menilai kemampuan entitas di masa lalu dan masa depan untuk

menghasilkan arus kas masuk bersih. Informasi tersebut menunjukkan sejauh mana

entitas pelapor telah meningkatkan sumber daya ekonomik yang tersedia, dan

dengan demikian kapasitas untuk menghasilkan arus kas masuk bersih melalui

operasinya daripada dengan memperoleh sumber daya tambahan langsung dari

investor dan kreditur.

1.19 Informasi tentang kinerja keuangan entitas pelapor selama suatu periode juga dapat

membantu pengguna untuk menilai penatagunaan manajemen atas sumber daya

ekonomi. Informasi tentang kinerja keuangan entitas pelapor selama suatu periode

juga dapat menunjukkan sejauh mana peristiwa seperti perubahan harga pasar atau

suku bunga telah meningkatkan atau menurunkan sumber daya ekonomik entitas

dan klaim, sehingga mempengaruhi kemampuan entitas untuk menghasilkan arus

kas masuk bersih.


B. Mengenal Akrual Basis 

Dalam dunia akuntansi, dikenal adanya basis akuntansi. Yang dimaksud dengan

basis akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas

transaksi atau kejadian harus diakui untuk penggunaan pada laporan keuangan. Secara

umum, terdapat dua basis akuntansi yaitu kas basis (cash basis) dan akrual basis (accrual

basis). Perbedaan besar antara dua basis ini terletak pada bagaimana perusahaan mampu

melaporkan pendapatan dan bebannya.

Pada kas basis, perusahaan akan mengakui pendapatan hanya bila sudah

menerima pembayaran tunai.  Dan juga akan mencatat pengeluaran saat sudah melakukan

pembayaran tunai. Artinya, pengakuan pendapatan dan pengeluaran hanya terjadi saat

uang sudah berpindah tangan.

Sedangkan yang diterapkan pada akrual basis adalah perusahaan dapat mengakui

adanya pendapatan atau beban walaupun belum menerima ataupun melakukan

pembayaran secara tunai. Intinya basis ini tidak bergantung pada aliran uang.

Akrual basis atau dasar akrual adalah suatu basis akuntansi bilamana transaksi

ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan

langsung pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima

atau dibayarkan. Akrual basis adalah cara melakukan pencatatan berdasarkan apa yang

seharusnya menjadi pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode.

Dengan begitu, suatu perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan

seluruh pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak ini telah

diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak, demikian juga dengan beban.

Bisa juga disebut bahwa akrual basis atau dasar akrual adalah cara yang

digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.


Ada dua pilar yang dijadikan sebagai konsep dasar akrual basis, yaitu:

1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan pada akrual basis adalah pada saat perusahaan memiliki

hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep akrual

basis, kapan saatnya kas benar-benar diterima merupakan hal yang kurang penting.

Lantaran itulah, dalam akrual basis muncul yang disebut dengan estimasi piutang tak

tertagih, karena penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

2. Pengakuan Beban

Pengakuan beban biasanya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah

terjadi. Singkatnya, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka saat itulah yang

dapat dianggap sebagai titik awal munculnya biaya meskipun beban tersebut belum

dibayar.

- Contoh Pendapatan Pelaporan Berdasarkan  Akrual Basis

Asumsikan bahwa kamu memulai bisnis akuntansi pada bulan Desember dan

selama Desember kamu menyediakan Rp 10.000.000 untuk jasa akuntansi. Dikarenakan

kamu mengizinkan klien untuk membayar dalam tenggang waktu 30 hari, maka tidak

akan ada biaya sebesar Rp 10.000.000 yang kamu peroleh pada bulan Desember atau

tidak ada biaya yang diterima pada bulan Desember.

Di sisi lain, klien kamu membayar Rp 100.000.000 pada bulan Januari. Dengan

penghitungan menerapkan metode akrual basis, maka bisnis kamu akan melaporkan Rp

100.000.000 pendapatan yang kamu peroleh pada laporan laba rugi Desember dan akan

melaporkan piutang usaha Rp 10.000.000 pada neraca 31 Desember.

- Contoh Biaya Pelaporan Berdasarkan Akrual Basis

Coba kamu asumsikan bahwa kamu membayar sewa kantor sebesar Rp

20.000.000 dan mengeluarkan biaya Rp 5.000.000 untuk biaya kebersihan, keamanan,

listrik, gas, dan air selama bulan Desember.


Tapi pada kenyataannya, meteran tidak akan membaca meter sampai 1 Januari,

dan akan menagih kamu pada 10 Januari dan mengharuskan kamu membayar tagihan

maksimal pada tanggal 1 Februari.

Dalam penghitungan dengan metode akrual basis, kamu akan melaporkan biaya

sewa pada bulan Desember, karena biaya sewa habis pada bulan Desember. Kamu juga

akan melaporkan perkiraan biaya tagihan sebesar Rp 5.000.000 sehingga laporan laba

rugi Desember memberikan penghitungan yang lebih baik dari profitabilitas Desember.

Neraca 31 Desember juga akan melaporkan kewajiban seperti utang tagihan

sebesar Rp 5.000.000 untuk mengkomunikasikan ukuran kewajiban yang lebih akurat

pada 31 Desember.

C. Manfaat Akrual Basis

Menurut Van Der Hoek, 2005, Manfaat metode yang menerapkan akrual basis adalah: 

1. Mendukung manajemen kinerja perusahaan

2. Memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik

3. Memperbaiki pengertian akan biaya program

4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya

5. Meningkatkan pelaporan keuangan

6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas)

1. Akrual Landasan Akuntansi

Standar akuntansi mengharuskan laporan keuangan dibuat berdasarkan

basis akrual. Statements of Financial Accounting Concept No. 1 menyatakan

bahwa “informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual

biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus

kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi

yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.
2. Kerangka Kerja Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada

pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di

masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Jika

dibandingkan dengan konsep basis kas, basis akrual lebih dapat

merepresentasikan kondisi keuangan sebenarnya yang terjadi kepada suatu

entitas. Banyak transaksi dalam aktivitas usaha yang dilakukan dengan kredit.

Perusahaan pun menginvestasikan miliaran dolar pada persediaan dan aset

jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa periode kedepan.

Pada kasus seperti ini, akuntansi arus kas tidak dapat menyajikan gambaran yang

relevan atas kinerja dan kondisi keuangan suatu periode.

Akuntansi akrual mengharuskan pendapatan dan beban diakui saat

terjadinya tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas bersamaan

dengan transaksi tersebut. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban

dengan arus kas difasilitasi dengan penyesuaian akrual yang dicatat setelah

membuat asumsi dan estimasi yang layak. Suatu akrual yang meningkatkan

(menurunkan) juga akan diikuti dengan meningkatnya (menurunnya) aset atau

menurunnya (meningkatnya) kewajiban. Akuntansi akrual terdiri atas dua prinsip

dasar, yaitu :

1) Pengakuan Pendapatan

Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya, artinya

perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasikan saat

perusahaan memperoleh aset (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi

kas atau setara kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat diakui

baik pada saat diperoleh maupun pada saat direalisasi tergantung kondisinya.

(2). Pengaitan Beban.


Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan

pendapatan, dimana beban yang berasal dari biaya produk diakui saat produk

dan jasa diserahkan kepada pihak lain (seluruh biaya produk akan tetap berada

di dalam neraca sebagai persediaan hingga terjual dan pada saat bersamaan

ditransfer ke laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan) sedangkan

beban yang berasal dari biaya periode diakui pada saat terjadinya suatu periode

tanpa memperhatikan bahwa telah atau belum terjadinya penyerahan barang

atau jasa. Akuntansi akrual terdiri dari akrual jangka pendek dan akrual jangka

panjang. Akrual jangka pendek mengacu pada perbedaan waktu yang pendek

antara laba dan arus kas, yang menyebabkan adanya pos modal kerja pada

neraca atau yang biasa disebut working capital accrual. Akrual jangka pendek

biasanya berasal dari persediaan dan transaksi kredit. Akrual jangka panjang

disebabkan oleh kapitalisasi, dimana kapitalisasi aset ialah proses

penangguhan biaya yang terjadi pada periode kini karena manfaatnya

diharapkan terjadi pada periode masa depan. Proses ini menyebabkan timbulnya

aset jangka panjang seperti bangunan, mesin dan goodwill. Biaya dari aset ini

dialokasi sepanjang periode manfaatnya.

3. Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual

Keunggulan konseptual akuntansi akrual dibandingkan arus kas adalah

karena laporan laba rugi (dan neraca) berbasis akrual lebih relevan untuk

mengukur kapasitas perusahaan untuk menghasilkan kas saat ini dan pada masa

mendatang baik pada akrual jangka pendek maupun akrual jangka panjang yang

dijelaskan pada bagian berikut:

 Relevansi akrual jangka pendek. Akrual jangka pendek yang mencatat

pendapatan dan beban saat terjadinya menghasilkan angka laba yang lebih

mencerminkan profitabilitas serta membuat aset dan kewajiban lancar


menjadi kondisi keuangan yang berguna.

 Relevansi akrual jangka panjang. Akrual jangka panjang mengatasi

keterbatasan arus kas bebas dengan cara mengapitalisasi investasi pada aset

jangka panjang dan mengalokasi biayanya sepanjang periode masa manfaat.

Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa depan,

dijelaskan sebagai berikut:

 Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua

pendapatan yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui dan pengaitan

biaya memastikan bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban

yang terkait dengan pendapatn periode tersebut.

 Kondisi keuangan. Akuntansi akrual menghasilkan neraca yang lebih

merefleksikan secara akurat sumber daya yang tersedia bagi satu perusahaan

untuk menghasilkan arus kas di masa depan.

 Prediksi arus kas masa depan. Laba akrual lebih unggul dibanding laba arus

kas karena melalui pengakuan pendapatan secara akrual dapat

mencerminkan konsekuensi arus kas masa depan dan juga akuntansi akrual

mengaitkan arus kas masuk dan keluar lebih baik sepanjang waktu melalui

proses pengaitan.

4. Konsep Pendapatan

Laba ( income ) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha

dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba juga

merupakan informasi perusahaan yang paling penting dan diminati dalam pasar

uang. Pada hakikatnya laba ditugaskan untuk menyediakan pengukuran

perubahan kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi

laba usaha sekarang serta juga memiliki peranan sebagai indikator profitabilitas
perusahaan yang krusial bagi analis untuk mengestimasi potensi laba di masa

depan.

5. Konsep Ekonomi Pendapatan

Laba ekonomi ( economic income ) biasanya ditentukan dengan cara arus

kas ditambah dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya

direpresentasikan dengan perubahan nilai pasar aset usaha bersih. Laba ekonomi

mengukur perubahan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, laba ekonomi

berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat pengembalian yang

tepat kepada pemegang saham untuk periode tertentu. Laba permanen

(permanent income) disebut juga laba berkelanjutan (sustainable) atau laba

berulang (recurring) yaitu merupakan rata - rata laba stabil yang ditaksir dapat

diperoleh perusahaan sepanjang umurnya, dengan kondisi usaha masa sekarang.

Laba permanen mencerminkan fokus jangka panjang.

Oleh karena itu, laba permanen merupakan konsep penting bagi analisis

penilaian ekuitas maupun analisis kredit. Laba operasi (operating income) ialah

laba yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan dimana pengukuran laba ini

seringkali dianggap sebagai laba usaha bersih setelah pajak.

6. Konsep Akuntansi Pendapatan

Laba akuntansi atau laba dilaporkan (accounting income or reported income)

ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.

Pengakuan pendapatan dan pengaitan

Proses utama dalam pengukuran laba ialah pengakuan pendapatan dan

pengaitan beban. Pendapatan dapat diakui bila :

- Telah atau dapat direalisasikan (realized atau realizable). Perusahaan

harus telah mendapat kas atau komitmen andal untuk mendapat kas,

seperti piutang yang sah.


- Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh

kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah

selesai.

Laba akuntansi dan laba ekonomi

Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi adalah

sebagai berikut :

- Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan

konsep laba permanen sehingga menyebabkan dilema untuk pembuat

standar akuntansi menentukan konsep mana yang harus ditonjolkan.

- Biaya historis. Penggunaan biaya historis mempengaruhi laba dalam

duaa cara: (1) harga pokok penjualan berjalan tidak tercermin pada

laporan laba rugi, misalnya jika digunakan metode persediaan FIFO; dan

(2) tidak diakuinya keuntungan dan kerugian aset teap yang belum di

realisasi.

- Basis transaksi. Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak

transaksi.

- Konservatisme. Konservatisme mengharuskan pengakuan langsung

kejadian yang menurunkan laba meskipun belum ada transaksi yang

mendasarinya, misalnya penurunan persediaan.

- Manajemen laba. Manajemen laba menimbulkan distorsi pada laba

akuntansi yang tidak mencerminkan realitas ekonomi.

Komponen permanen, sementara, dan tidak relevan dengan nilai

Laba akuntansi terdiri dari tiga komponen, yaitu :

- Laba permanen. Laba permanen diharapkan terjadi sepanjang waktu.

Tiap dolar dari komponen permanen sama dengan 1/r dolar dari
nilai perusahaan, dimana r adalah biaya modal.

- Komponen sementara. Komponen laba rugi akuntansi yang

sementara biasanya merupakan peristiwa yang terjadi satu kali.

Komponen ini emmiliki dampak dollar for dollar,

- Komponen yang tidak relevan dengan nilai. Komponen yang tidak

relevan dengan nilai tidak memiliki konten ekonomi atau komponen

ini adalah distorsi akuntansi.

- Komponen ini timbul karena ketidaksempurnaan akuntansi dan

tidak memiliki dampak pada nilai perusahaan

Faktor Pembeda Accrual Basis dan Cash Basis adalah :

a. Jangka Waktu

Salah satu perbedaan mendasar antara accrual basis dan cash basis adalah waktu

pencatatan. Pada accrual basis, pencatatan dilakukan setelah transaksi terjadi,

sementara pada cash basis, pencatatan dilakukan setelah uang diterima.

b. Ketepatan

Cash basis kurang efektif apabila digunakan untuk jangka panjang. Penyebabnya

adalah karena dapat menerima dana dari penjualan dalam waktu yang cukup lama.

Dari segi bisnis, hal ini sangat merugikan dan tidak memiliki kontrol pada transaksi

non-tunai yang mungkin lebih kompleks. Sementara itu, accrual basis dinilai lebih

akurat dan dapat memberikan gambaran tentang posisi bisnis secara real-time.

c. Arus Kas

Accrual basis sulit mempresentasikan laporan kas dengan tepat karena banyak

perusahaan harus membuat laporan arus kas secara terpisah. Sementara cash basis

memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap arus kas yang keluar dan masuk.

d. Penerapan Industri
Accrual basis umumnya digunakan oleh bisnis dengan tingkat perputaran produksi

yang cepat dan modal yang lebih besar seperti konstruksi dan manufaktur. Sementara

cash basis tidak cocok untuk bisnis dengan arus modal besar dan perputaran bisnis

yang cepat. Jenis laporan keuangan ini biasanya digunakan oleh usaha kecil atau usaha

yang sedang berkembang.

e. Kemudahan Penggunaan

Pemeriksaan dan pencatatan laporan keuangan berbasis akrual cukup sulit karena

membutuhkan lebih banyak entri jurnal pada setiap transaksi yang terjadi.

Berbeda dengan cash basis yang lebih mudah karena tidak banyak membutuhkan

entri jurnal.

f. Analisis Tren

Karena metode accrual basis mencatat setiap transaksi, maka ada representasi yang

lebih akurat pada setiap transaksi yang terjadi. Oleh karenanya analisis untuk pola

penjualan atau pengeluaran lebih mudah dilakukan.

Sementara itu, untuk metode cash basis yang hanya mencatat transaksi saat dana

berpindah tangan, ada kesenjangan atau celah waktu signifikan antara saat terjadinya

transaksi dengan pencatatannya. Hal itu menyebabkan analisis tren pada metode ini

sulit dilakukan.

Empat jenis akun akrual dalam laporan keuangan adalah:

1. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue) atau pendapatan yang

ditangguhkan (deferred revenue) muncul ketika perusahaan belum menyediakan

barang atau jasa kepada pelanggan tetapi telah menerima pembayaran tunai.

Sebelum mengirimkan produk, ia akan melaporkan pendapatan yang belum

diterima dalam liabilitas dan uang tunai dalam aset. Kemudian, setelah pelanggan

menerima produk atau layanan, ia mencatat pendapatan dan menghilangkan


pendapatan yang diterima di muka.

2. Pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue) timbul ketika perusahaan

telah menjual barang atau layanan yang diberikan, tetapi belum menerima

pembayaran tunai. Contohnya adalah piutang dagang. Sebelum pembayaran,

perusahaan mengakui piutang usaha dalam aset dan pendapatan dalam laporan

laba rugi. Setelah menerima pembayaran, perusahaan menghilangkan piutang

dagang dan melaporkan kenaikan uang tunai.

3. Beban dibayar dimuka (prepaid expense) timbul ketika perusahaan telah

membayar tunai, tetapi belum menerima barang atau jasa dari pemasok. Sebelum

menerima produk atau layanan, ia melaporkan beban dibayar di muka sebagai aset

dan mengakui pengeluaran. Setelah menerima barang, ia mengakui beban pada

laporan laba rugi. Pada saat yang sama, itu menghilangkan akun beban dibayar

dimuka.

4. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense) timbul ketika perusahaan

menerima barang atau jasa sebelum membayar tunai. Akun beban yang masih

harus dibayar muncul dalam liabilitas, dan pada saat yang sama, perusahaan

mengakui beban dalam laporan laba rugi. Setelah membayar tunai, perusahaan

menghilangkan akun biaya yang masih harus dibayar. Dan, posisi kas perusahaan

(di bagian aset) berkurang dengan jumlah yang sama.


BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:

Alasan- 1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle) – Secara umum


penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip kesesuaian
(the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya yang diakui bisa
dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan pada periode yang sama.
―Bonus‖ misalnya, bisa saja diakui sekaligus pada saat dibayarkan, tetapi cara itu
membuat biaya bonus menjadi tidak sesuai (tidak matching) dengan revenue yang sudah
timbul (dan diakui) sejak bulan Januari hingga Desember. Idealnya, biaya bonus diakui
setiap bulan secara proporsional dari Januari sampai dengan Desember—sehingga
teralokasi ke revenue di masing- masing bulan, DENGAN CARA ‗DIAKRUALKAN.‘

Alasan-2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle) – Penerapan


konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang mengamanatkan agar:
aktiva (asset) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya, dan kewajiban (liability)
tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu wujud dari penerapan
prinsip kehati-hatian ini adalah dengan TIDAK BOLEH TERLAMBAT mengakui
kewajiban (liability.) Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti,
kewajiban sudah harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara
pasti. ―Bonus‖ misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya sudah
menjadi hak pegawai sejak Januari. Dengan kata lain, perusahaan sudah memiliki
kewajiban sejak Januari. Tetapi karena angka pastinya belum diketahui, maka
BELUM disebut sebagai ―Utang Bonus‖, melainkan disebut sebagai ―BONUS
DIAKRUALKAN‖ (accrued bonus).

Basis ini merupakan dasar pengakuan atas suatu transaksi atau peristiwa ketika
ia terjadi tanpa memperhatikan diterima atau dikeluarkannya kas atau setara kas yang
terkait. Dasar akuntansi ini membenarkan bagi pelaku pembukuan untuk mencatat
transaksi yang sebenar terjadi apabila memiliki kemungkinan atau kepastian akan
adanya peristiwa masuk atau keluarnya kas atau setara kas.

Konsep dasar basis akrual diterapkan dalam dua hal berikut ini:
1. Pengakuan Pendapatan
Hal ini diakui ketika perusahaan memiliki kewenangan untuk melakukan
penagihan atas kegiatan usahanya seperti penjualan jasa/ barang. Pengakuan pendapatan
ini tidak menunggu masa ketika kas/ bank betul-betul diterima sehingga akan mungkin
terjadinya piutang tak tertagih.

2. Pengakuan Beban
Hal ini diakui ketika perusahaan sudah memiliki kewajiban untuk membayar
meskipun perusahaan belum melakukan pembayaran sama sekalipun.
Kasus

Apakah harga saham sepenuhnya mencerminkan informasi


dalam akrual dan arus kas tentang pendapatan masa
depan?

Richard Sloan

University of Penncylvania

Abstrak

Makalah ini menyelidiki apakah harga saham mencerminkan informasi tentang laba
masa depan yang terkandung dalam komponen akrual dan arus kas dari laba saat ini. Sejauh
mana kinerja pendapatan saat ini bertahan di masa depan ditunjukkan bergantung pada
besaran relatif komponen kas dan akrual dari pendapatan saat ini. Namun, harga saham
ditemukan bertindak seolah-olah investor "memikat" pada pendapatan, gagal untuk
mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam komponen akrual dan arus kas
dari pendapatan saat ini sampai informasi tersebut berdampak pada pendapatan masa depan.

Perkenalan

Teks tentang analisis laporan keuangan sering menganjurkan pemeriksaan akrual dan
kas komponen aliran pendapatan saat ini untuk tujuan memprediksi pendapatan masa depan,
analisis jenis ini dapat digunakan untuk mendeteksi sekuritas yang salah harga. Makalah ini
mengkaji sifat informasi yang terkandung dalam komponen akrual dan arus kas pendapatan
dan sejauh mana informasi ini tercermin dalam harga saham. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja laba yang disebabkan oleh komponen akrual laba menunjukkan persistensi
yang lebih rendah daripada kinerja laba yang disebabkan oleh komponen arus kas laba. Hasil
di atas menunjukkan bahwa harga saham bertindak seolah-olah investor "memikat" pada
cammings, gagal untuk membedakan sepenuhnya antara sifat yang berbeda dari komponen
akrual dan arus kas pendapatan Akibatnya, perusahaan dengan tingkat biaya akrual yang
relatif tinggi (rendah) negatif ( positif) pengembalian saham abnormal masa depan yang
terkonsentrasi di sekitar pengumuman carnings masa depan.

Makalah ini menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa harga saham
mencerminkan ekspektasi naif tentang atribut penilaian fundamental seperti pendapatan.
Secara khusus, ini menambah bukti dalam Ou dan Penman (1989), yang menggunakan
model prediksi statistik mekanis untuk memprediksi perubahan pendapatan satu tahun ke
depan, dan di Bernard dan Thomas 1990), yang menggunakan sifat regresi otomatis dari
carnings triwulanan untuk memprediksi laba kuartalan di masa depan. Selain menguatkan
temuan studi ini dalam pengaturan yang berbeda, makalah ini memberikan kontribusi dalam
tiga hal utama. Pertama, alih-alih mengandalkan model yang termotivasi secara statistik
untuk memprediksi pendapatan masa depan, makalah ini menggunakan model yang
bergantung pada karakteristik proses akuntansi yang mendasari yang didokumentasikan
dalam teks tentang analisis laporan keuangan. Kedua, sementara Ou dan Penman (1989) dan
Bernard dan Thomas (1990) menggunakan model random walk untuk mewakili ekspektasi
investor yang naif, makalah ini menggunakan model yang kurang restriktif yang
mengasumsikan investor mungkin tidak sepenuhnya membedakan antara komponen
pendapatan yang berbeda. Terakhir, tidak seperti penelitian sebelumnya, makalah ini menilai
sejauh mana besarnya return saham yang dapat diprediksi konsisten dengan prediksi model
ekspektasi laba naif.

Makalah ini juga memiliki implikasi untuk penelitian sebelumnya menyelidiki isi
informasi diferensial dari arus kas dan komponen akrual pendapatan dengan memeriksa
tanggapan harga saham kontemporer (Wilson 1987. Bernard dan Stober 1989 Lev dan
Thiagarajan 1993). Sebagai contoh. Bernard dan Stober (1989) tidak menemukan bukti
bahwa harga saham merespon secara sistematis terhadap pelepasan informasi tentang arus
kas dan komponen akrual pendapatan dan menduga bahwa isi informasi dari dua komponen
pendapatan ini mungkin tidak berbeda secara sistematis. Namun, hasil dalam makalah ini
menunjukkan bahwa kandungan informasi dari komponen-komponen ini secara sistematis
berbeda sehingga harga saham tidak mencerminkan hal tersebut.

informasi sepenuhnya unist dampak pendapatan masa depan Sisa dari makalah yang
diselenggarakan sebagai berikut Bagian II mengembangkan hipotesis yang dapat diuji
mengenai hubungan antara komponen akrual dan arus kas carnings saat ini. Kedatangan
masa depan dan pengembalian saham di masa depan. Bagian III menjelaskan pembentukan
sampel dan ukuran variabel laki-laki Bagian IV menyajikan hasil empiris dan bagian V
menyimpulkan makalah.

Variabel kuangan yang menarik dalam penelitian ini adalah pendapatan, acrual dan kas
dari operasi. Defenisi pendapatan yang di gunakan adalah pendapatan setelah penyusutan,
defenisi ini dipilih karena mengecualikan pos-pos yang tidak berulang seperti pos-pos
luarbiasa, operasi yang di hentikan, pos-pos khusus dan pendapatan non operasional. Item
yang tidak berulang ini bermasalah karena compustat tidak memberikan informasi yang di
perlukan untuk menguraikannya menjadi komponen kas dan akrual yang mendasarinya.
Pengecualian item-item ini dari tes empiris karena itu memungkinkan penilaian yang jelas
tentang persistensi komponen kas dan akrual pendapatan dari operasi yang berkelanjuan.

II. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pentingnya menganalisis komponen akrual dan kas dari pendapatan saat ini dalam
penilaian pendapatan masa depan sering ditekankan dalam teks-teks tentang analisis laporan
keuangan. Sebagai contoh, Graham et al. (1962) menekankan pentingnya informasi dalam
pendapatan saat ini dan komponennya untuk memperkirakan kekuatan pendapatan masa
depan suatu perusahaan. Mereka merekomendasikan proses lima langkah untuk
menyesuaikan pendapatan saat ini untuk sampai pada kekuatan pendapatan. Langkah-
langkah ini menyesuaikan pendapatan saat ini untuk berbagai akrual operasi termasuk
cadangan sewenang-wenang, tingkat depresiasi (atau amortisasi) yang tidak biasa dan
metode penilaian persediaan yang berbeda. Alasan di bawah harga Saham Sloan-Do
Sepenuhnya Mencerminkan Informasi dalam Akrual dan Arus Kas CFO (arus kas dari
operasi), sebagai ukuran kinerja, kurang tunduk pada distorsi daripada angka laba bersih.
Hal ini terjadi karena sistem akrual, yang menghasilkan angka pendapatan. bergantung pada
akrual, penangguhan, alokasi dan penilaian, yang semuanya melibatkan tingkat subjektivitas
yang lebih tinggi daripada apa yang masuk dalam penentuan CFO. Itulah mengapa analis
lebih suka menghubungkan CFO dengan laba bersih yang dilaporkan sebagai pemeriksaan
kualitas pendapatan itu. Beberapa analis percaya bahwa semakin tinggi rasio CFO terhadap
laba bersih, semakin tinggi kualitas pendapatan tersebut. Dengan kata lain, perusahaan
dengan tingkat laba bersih yang tinggi dan arus kas yang rendah mungkin menggunakan
kriteria pengakuan pendapatan atau akrual beban yang dicurigai.

Alasan serupa digunakan oleh FASB (1980. para. 54) sebagai pembenaran untuk
penekanan yang lebih besar pada informasi arus kas dalam laporan keuangan perusahaan
Tema umum yang mendasari alasan ini adalah bahwa komponen akrual dan arus kas dari
pendapatan saat ini memiliki implikasi yang berbeda untuk penilaian pendapatan masa
depan. Sementara kedua komponen berkontribusi pada pendapatan saat ini, kinerja
pendapatan saat ini cenderung tidak bertahan jika terutama disebabkan oleh komponen
akrual pendapatan yang bertentangan dengan komponen arus kas. Misalnya, kinerja laba
tinggi yang dikaitkan dengan komponen arus kas laba lebih mungkin bertahan daripada
kinerja laba tinggi yang dikaitkan dengan komponen akrual laba Alasan ini membentuk
dasar untuk hipotesis pertama yang dapat diuji:

HI: Persistensi kinerja laba saat ini menurun dalam besarnya

komponen akrual pendapatan dan peningkatan besarnya arus kas komponen


penghasilan

Hipotesis yang tersisa menyangkut sejauh mana harga saham mencerminkan sifat yang
berbeda dari komponen akrual dan arus kas pendapatan. Hubungan antara harga saham dan
carnings telah banyak diteliti. Mengikuti Ball dan Brown (1968), banyak penelitian telah
mendokumentasikan hubungan kontemporer yang positif antara pengembalian saham dan
laba, yang umumnya dikaitkan dengan kemampuan laba untuk meringkas nilai informasi
yang relevan. tion dalam meramalkan kinerja kedatangan masa depan (Ou dan Penman
1989, Bernard dan Thomas 1990. Tangan 1990, Maines dan Tangan 1996). Bukti ini menilai
kemungkinan bahwa hubungan yang terdokumentasi dengan baik antara cammings dan
pengembalian saham mungkin, sebagian, mencerminkan fiksasi investor yang naif pada
pendapatan yang dilaporkan daripada kemampuan peduli dalam meringkas informasi yang
relevan dengan nilai Dengan mengidentifikasi peran informasi dalam akrual dan arus kas
komponen pendapatan saat ini dalam peramalan camnings masa depan, penelitian ini
memberikan pengaturan alami yang menguatkan dan memperluas bukti sebelumnya

Pengujian yang berarti apakah harga saham sepenuhnya mencerminkan informasi yang
tersedia memerlukan spesifikasi model ekspektasi "naif" alternatif, yang dapat digunakan
untuk menguji nol efisiensi pasar. Model naif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bahwa investor "memperhatikan" laba dan gagal membedakan antara komponen akrual dan
arus kas dari laba saat ini. Model ekspektasi pendapatan naif ini konsisten dengan hipotesis
fiksasi fungsional, yang telah menerima dukungan empiris dalam penelitian perilaku dan
eksperimental pasar modal (Hand 1990 Abdel-khalik dan Keller 1979: Bloomfield dan
Libby 1995). Model ini tidak seketat model random walk yang tersirat dalam Ou dan
Penman (1989) dan Bernard dan Thomas (1990 Ekspektasi laba diizinkan untuk
mencerminkan tingkat persistensi laba secara keseluruhan. tetapi dihipotesiskan tidak
mencerminkan derajat perbedaan persistensi yang dapat dikaitkan dengan komponen akrual
dan arus kas pendapatan. Hipotesis kedua adalah
H2(1): Ekspektasi pendapatan yang tertanam dalam harga saham gagal mencerminkan
sepenuhnya semakin tinggi persistensi laba yang disebabkan oleh komponen arus kas dari
laba dan persistensi laba yang lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrual laba
Hipotesis ini membuat prediksi tentang arah dan besarnya penyimpangan dalam ekspektasi
yang tertanam dalam harga saham dari hubungan yang sebenarnya. Dua perluasan hipotesis
ini memberikan bukti yang menguatkan sejauh mana perilaku harga saham menyimpang dari
model ekspektasi rasional. Ekstensi pertama mengembangkan strategi perdagangan untuk
mengeksploitasi ekspektasi pendapatan naif yang tertanam dalam harga saham, memberikan
wawasan tentang signifikansi ekonomi dari penyimpangan dari model ekspektasi rasional.
Jika investor secara naif terpaku pada pendapatan, maka mereka akan cenderung melakukan
overprice (underprice) saham yang komponen akrualnya relatif tinggi (rendah). Hal ini
terjadi karena persistensi kinerja laba yang lebih rendah yang disebabkan oleh komponen
akrual dari pendapatan tidak sepenuhnya diantisipasi. Mispricing akan dikoreksi ketika
carnings masa depan direalisasikan lebih rendah (lebih tinggi) dari yang diharapkan,
menghasilkan return saham abnormal negatif (positif) yang dapat diprediksi. Strategi
sederhana yang mengeksploitasi ini.

mispricing oleh karena itu dapat diimplementasikan sebagai berikut:

H2(1): Strategi perdagangan yang mengambil posisi panjang dalam saham perusahaan
yang melaporkan tingkat akrual yang relatif rendah dan posisi pendek dalam saham
perusahaan yang melaporkan tingkat akrual yang relatif tinggi menghasilkan pengembalian
saham abnormal yang positif.

Perpanjangan hipotesis harga saham di atas menyangkut tanda dan besarnya abnormal
return saham yang dihasilkan dari fiksasi naif pada laba. Perpanjangan kedua dari hipotesis
harga saham berkaitan dengan waktu pengembalian saham abnormal yang dihasilkan dari
fiksasi naif pada pendapatan. Jika pengembalian saham abnormal mewakili respons yang
tertunda terhadap perubahan yang dapat diprediksi di carnings masa depan, maka mereka
harus terkonsentrasi di sekitar peristiwa informasi yang mengungkapkan perubahan
pendapatan yang dapat diprediksi, seperti pengumuman camnings di masa depan. Dengan
demikian, perpanjangan kedua dari model ekspektasi naif adalah bahwa pengembalian
saham yang dapat diprediksi akan dikelompokkan di sekitar pengumuman kedatangan di
masa depan.
11200: Pengembalian saham abnormal yang diprediksi pada H200) dikelompokkan di
sekitar pendapatan masa depan tanggal pengumuman

Bemand dan Thomas (1990) melakukan tes serupa dalam pemeriksaan mereka
terhadap post-carnings penyimpangan pengumuman. Konsisten dengan model ekspektasi
naise mereka, mereka menemukan bahwa hampir 40 persen penyimpangan berkerumun di
sekitar pengumuman pendapatan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan, (Jakarta : IAI), 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2019/PMK.03/2013 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2013/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Pemerintah Pusat.
Peraturan MenteriKeuanganNomor 2015/PMK.05/2013 tentang Jurnal Akuntansi
Pemerintah pada Pemerintah Pusat
Wiwin Yadiati Ilham Wahyudi, Pengantar Akuntansi,Edisi I.Cetakan I (Jakarta : Kencana)
2006
Conceptual Framework for Financial Reporting was issued by the International Accounting
Standards Board in September 2010. It was revised in March 2018.
Sloan,R,G.Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals And Cash Flows About
Future Earnings?. Accounting Review July 1996,P.289-316.

Anda mungkin juga menyukai