Anda di halaman 1dari 19

Dini Wahyuni

Maya Qodarsi Yunita Maharani

REGULASI DAN STANDAR DI


SEKTOR PUBLIK
MATERI :
1. KEBUTUHAN DAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
2. PERKEMBANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI SEKTOR PUBLIK
3. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
maulana:
menurut pendapat kami sanksi yang tepat untuk pp no 7 tahun 2005 agar dapat dipatuhi megenai jangka pembangunan
menengah nasional?
bayu:
hubungan regulasi dengan sektor publik dan mengapa dibutuhkan regulasi?
silvia:
sebutkan pihak2 dalam siklus ASP?
yuli:
apakah keuangan negara selalu tergantung pada regulasi dan apakah ada sanksinya?
Gitta:
apakah ada keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan dalam regulasi di indonesia?
KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

DASAR HUKUM KEUANGAN


SEKTOR PUBLIK :
Keuangan negara INFORMASI
PROSES PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DITUJUKAN UNTUK dapat
MENGKOORDINASI PELAKSANAAN HAK diinterpretasikan
DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA sebagai
DALAM SUATU SISTEM PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA. PENGELOLAAN pelaksanaan hak MEWUJUDKAN
KEUANGAN NEGARA MAUPUN dan kewajiban TRANSPARANSI
KEAUNGAN DAERAH, SEBAGAI MANA warga yang di nilai
YANG DIMAKSUD DALAM UNDANG-
UNDANG DASAR 1945 PERLU
dengan uang, dalam
DILAKSANAKAN SECARA PROFESIONAL, kerangka tata
TERBUKA DAN BERTANGGUNGJAWAB penyelenggaraan
UNTUK SEBESAR-BESARNYA pemerintah
KEMAKMURAN RAKYAT. AKUNTABILITAS PUBLIK

3
STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
IFAC (International Federation of Accountant) didirikan di Munic 1977 Merupakan
Federasi dan Organisasi Akuntan International
Membuat 2 Badan Penyusun Standar yang terpisah yaitu :

IASB IPSASB
IASB Tugasnya menyusun standar Sector IPSASB Tugasnya menyusun standar
Bisnis Sector Public
Menerbitkan IAS Menerbitkan IPSAS
IPSAS Bukan berati menggantikan standar
Suatu Negara melainkan
Mengembangkan standar suatu negara

IPSAS yang berbasis Acrual dikembangkan mengacu pada IFRS


sepanjang ketentuan-ketentuan dalam IFRS dapat diterapkan
pada Sector Public. IPSASB tetap memperhatikan isu-isu sfesifik
yang berkembang pada sector publik

5
Menurut IPSAS, laporan keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari : STANDAR INTERNASIONAL
·         Statement of Financial Position (neraca)
·         Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan) AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
·         Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam AsetBersih.Ekuitas)
·         Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atasKebijakan Akuntansi dan
Catatan atas Laporan Keuangan)

standar akuntansi sector public yang telah dikeluarkan oleh IPSASB, yang dikenal dengan nama International
Public Sector Accounting Standards(IPSAS), yaitu :
·         IPSAS 1 Presentation of Financial Statements
·         IPSAS 2 Cash Flow Statements
·         IPSAS 3 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
·         IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
·         IPSAS 5 Borrowing Costs
·         IPSAS 6 Consolidated and Separate Financial Statements
·         IPSAS 7 Investments in Associates UNTUK
·         IPSAS 8 Interests in Joint Ventures
·         IPSAS 9 Revenue from Exchange Transactions MENINGKATKAN
·         IPSAS 10 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies KOMPARABILITAS
·         IPSAS 11 Construction Contracts
·         IPSAS 12 Inventories LAP.KEU
·         IPSAS 13 Leases
·         IPSAS 14 Events After the Reporting Date
·         IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure and Presentation
·         IPSAS 16 Investment Property
·         IPSAS 17 Property, Plant, and Equipment
·         IPSAS 18 Segment Reporting
·         IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
·         IPSAS 20 Related Party Disclosures
·         IPSAS 21 Impairment of Non-Cash-Generating Assets
·         IPSAS 22 Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC, 2010)
·         IPSAS 23 Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
·         IPSAS 24 Presentation of Budget Information in Financial Statements
·         IPSAS
2010 25 Employee Benefits 6
·         IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets
·         IPSAS 27 Agriculture
·         IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation
·         IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement
PERKEMBANGAN PERATURAN
PERUNDANGAN DI SEKTOR PUBLIK
UUD No.5/1974

UUD No.22/1999

UUD No.25/1999

UUD No.32/2004

UU No.17/2003 UU No.17/2003
UU No.1/2004 UU No.1/2004
UUD No.33/2004
 I. UNDANG – UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA
Undang – undang ini terdiri dari 11 bab dan 39 pasal. Dasar pemikiran ditetapkannya undang – undang ini adalah untuk
mengakomodasi berbagai perkembangan yang terjadi dalam sistem kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan
pemerintahan negara Republik Indonesia, meskipun sebagian masih menggunakan ketentuan peraturan perundang –
undangan yang lama. Undang – undang ini mengatur tentang seluk – beluk keuangan negara, yang meliputi:
1. Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara
2. Asas – asas umum pengelolaan keuangan negara
3. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
4. Penyusunan dan penetapan APBN dan APBD
5. Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah, Pemerintah/Lembaga Asing,
Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, serta Badan Pengelola Dana Masyarakat
6. Pelaksanaan APBN dan APBD
7. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
UNDANG – UNDANG REPUBLIK
INDONESIA  NOMOR 1 TAHUN
2004  TENTANG  PERBENDAHARAAN
NEGARA
Undang – undang ini terdiri dari 15 bab dan 74 pasal. Dasar pemikiran ditetapkannya undang – undang ini karena Undang – Undang
Perbendaharaan Indonesia yang terakhir, yaitu UU No.9 Tahun 1968 yang merupakan pembaharuan dari Undang – Undang
Perbendaharaan Indonesia Tahun 1925 Nomor 448 sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan pengelolaan keuangan negara yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan demokrasi, ekonomi dan teknologi. Oleh karena itu, undang – undang tersebut perlu diganti
dengan undang – undang baru yang mengatur kembali ketentuan di bidang perbendaharaan negara, yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan demokrasi, ekonomi dan teknologi modern.
Beberapa hal yang di atur dalam undang – undang ini adalah:
1. Pengertian, ruang lingkup, dan asas umum perbendaharaan negara
2. Pejabat perbendaharaan negara
3. Penerapan kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan
4. Penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
5. Penyelesaian kerugian negara
6. Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
 UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15
TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN
DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
Undang – undang ini terdiri dari 8 bab dan 29 pasal. Dasar pemikiran ditetapkannya undang – undang ini adalah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, perlu dilakukan pemeriksaan oleh suatu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam pasal 23E UUD RI Tahun 1945.
Agar BPK dapat mewujudkan fungsinya secara efektif, dalam undang – undang ini diatur hal – hal pokok yang berkaitan dengan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara sebagai berikut:
1. Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa
2. Lingkup pemeriksaan
3. Standar pemeriksaan
4. Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan
5. Akses pemeriksa terhadap informasi
6. Kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern
7. Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
8. Pengenaan ganti kerugian negara
9. Sanksi pidana
REGULASI PERUNDANGAN
SEKTOR PUBLIK

2010 11
PERKEMBANGAN UU SETELAH
OTONOMI DAERAH

2010 12
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)
Perubahan basis SAP dari kas
menjadi akrual, Peraturan
Dengan Pemerintah ini mendelegasikan
diterbitkannya perubahan terhadap PSAP
PP Nomor 71 diatur dengan Peraturan
Peraturan
Tahun 2010, Menteri Keuangan. Perubahan
Pemerintah (PP)
penerapan SAP terhadap PSAP dilakukan sesuai
Nomor 71 Tahun
Berbasis Akrual dengan dinamika pengelolaan
2010, maka PP
dapat keuangan negara. Penyiapan
Nomor 24 Tahun
dilaksanakan pernyataan SAP oleh KSAP
2005 dinyatakan
secara bertahap tetap harus melalui proses
dicabut dan tidak
berlaku lagi baku penyusunan SAP dan
mendapat pertimbangan dari
BPK.
PERBEDAAN PP 71 TAHUN 2010 DENGAN PP 24 TAHUN 2005
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
LAPORAN PERUBAHAN SAL LAPORAN PERUBAHAN SAL
Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL menyajikan secara
NERACA komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos
Ekuitas Dana terbagi; berikut:
Ekuitas Dana Lancar: selisih antara aset lancar dan Saldo Anggaran Lebih awal;
kewajiban jangka pendek, termasuk sisa lebih Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
pembiayaan anggaran/saldo anggaran lebih Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun
Ekuitas Dana Investasi: mencerminkan kekayaan berjalan;
pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;
panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dan
dengan kewajiban jangka panjang Lain-lain;
Ekuitas Dana Cadangan: mencerminkan kekayaan Saldo Anggaran Lebih Akhir.
pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu NERACA
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan bersih pemerintah
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas
PERBEDAAN PP 71 TAHUN 2010 DENGAN PP 24 TAHUN 2005
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
LAPORAN ARUS KAS LAPORAN ARUS KAS
Disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi Disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan (Par 15) perbendaharaan umum (Par 15)
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non berdasarkan aktivitasoperasi, investasi, pendanaan,
keuangan, pembiayaan, dan non anggaran dan transitoris
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
Bersifat optional LAPORAN OPERASIONAL
Disusun oleh entitas pelaporan yang menyajikan Merupakan Laporan Keuangan Pokok
laporan berbasis akrual Menyajikan pos-pos sebagai berikut:
Sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos : a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
a) Pendapatan dari kegiatan operasional; b) Beban dari kegiatan operasional ;
b) Beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila
klasifikasi ekonomi; ada;
c) Surplus atau defisit. d) Pos luar biasa, bila ada;
e) Surplus/defisit-LO.
PERBEDAAN PP 71 TAHUN 2010 DENGAN PP 24 TAHUN 2005
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Bersifat optional LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos: Merupakan Laporan Keuangan Pokok
a) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran; Sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos:
b) Setiap pos pendapatan dan belanja beserta a) Ekuitas awal;
totalnya seperti diisyaratkan dalam standar-standa b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
lainnya, yang diakui secara langsung dalam ekuitas; c) Koreksi-koreksi yang langsung
e) Efek kumulatif atas perubahan kebijakan menambah/mengurangi ekuitas, misalnya: koreksi
akuntansi dan koreksi kesalahan yang mendasar kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
diatur dalam suatu standar terpisah . pada periode-periode sebelumnya dan perubahan
Pada dasarnya hampir sama dengan PP baru nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
Perbedaan yang muncul hanya dikarenakan
komponen laporan keuangan yang berbeda dengan
PP lama
PEMBAHASAN JURNAL SEKTOR PUBLIK
• Effect of information quality due accounting regulatory changes: Applied case to Mexican real sector

• Tujuan makalah ini adalah untuk menguji apakah perubahan dalam standar akuntansi meningkatkan relevansi nilai Informasi
keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Mexico.Tetapi penelitian dilakukan pada periode 2000-2013. Menggunakan sampel dari
141 perusahaan yang melapor ke bursa efek Meksiko dengan menggunakan metodologi panel data. Temuan kami menunjukkan
bahwa perubahan dalam peraturan daerah (prinsip akuntansi yang berlaku umum) terhadap Standar yang disetujui secara
internasional (Standar Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Internasional Standar) meningkatkan relevansi nilai dan
karenanya kualitas informasi. Studi menunjukkan bahwa Informasi akuntansi dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional lebih
dapat dipercaya untuk asing Dan investor nasional.
• Penelitian yang dilakukan mengenai kualitas informasi akuntansi sangat berbeda Agen seperti institusi yang menerbitkan
standar, misalnya, FASB (Standar akuntansi Keuangan) atau IASB (Badan Standar Akuntansi Internasional), perantara keuangan, Badan
pengawas, peneliti dan akademisi, dan secara umum, kepada pengguna laporan keuangan Untuk pembuatan keputusan. Pekerjaan
kami berkontribusi pada perdebatan tentang apakah penerapan standar akuntansi. Diadaptasi selama periode 2000 sampai 2013
dikaitkan dengan peningkatan Kualitas informasi akuntansi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah perubahan
tersebut terjadi Standar akuntansi meningkatkan relevansi evaluatif informasi keuangan dalam daftar Perusahaan di meksiko Kami
bermaksud untuk menunjukkan apakah variabel laba akuntansi dan nilai buku. Kekayaan bersih terkait dengan nilai pasar perusahaan
yang terdaftar di Bursa Meksiko Bertukar. Penemuan kami menunjukkan bahwa perubahan dari standar lokal (umumnya diterima
Prinsip Akuntansi) ke standar homologated internasional (International Financial Standar Pelaporan) meningkatkan relevansi evaluatif
dan karenanya kualitas informasi. Investigasi dibagi menjadi lima bagian; Yang pertama sesuai dengan ulasan Literatur dimana latar
belakang standar akuntansi dan investigasi sebelumnya dianalisis. Pada bagian kedua kita menyajikan kerangka teoretis dimana kita
menjelaskan definisi Dan pengukuran kualitas akuntansi dan IFRS (International Financial Reporting Standar). Pada bagian ketiga kami
menyajikan metodologi dimana kami menjelaskan sampelnya Model yang akan dinilai dan hipotesisnya. Terakhir, bagian keempat dan
kelima sesuai dengan Hasil dan kesimpulan, masing-masing.
PEMBAHASAN JURNAL SEKTOR PUBLIK
IMPLEMENTASI PROSEDUR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

SUTAN HARIRI HARAHAP B2053151019

• Akuntansi pada sektor publik (pemerintah) menjadi alat pengukuran untuk menentukan apakah sektor publik telah mencapai keberhasilan dalam 3-E
(efisien, ekonomis dan efektif). Salah satu reformasi akuntansi disektor publik (pemerintah) adalah perubahan basis akuntansi dari dari metode akuntansi
kas (cash basis) ke metode akuntansi akrual (accrual basis).
• Akuntansi akrual merupakan metode yang digunakan di sektor swasta (privat), yang kemudian diadopsi ke sektor publik (pemerintah) karena dianggap
dapat memberikan informasi yang lebih dapat diandalkan dan lebih transparan mengenai kewajiban dan hak yang akan diterima dimasa yang akan datang.
Keputusan ekonomi dapat diambil lebih baik dengan menggunakan informasi yang diperluas tidak sekedar berdasarkan persediaan kas yang ada.
Pertanggungjawaban penggunaan dana tidak hanya dari sisi pengeluaran kas semata, tetapi lebih ditekankan dari sisi keluaran (output) dan atau dari sisi
hasil (outcame) yang dihasilkan.
• Dengan adanya penekanan pertanggungjawaban dari dua sisi tersebut, maka penggunaan dana akan lebih dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
dan lebih transparan (transperancy). Target pencapaian dari sisi keluaran (output) dan hasil (outcame) mengharuskan adanya sinkronisasi antara rencana
yang akan dilaksanakan dengan hasil yang akan dirasakan oleh masyarakat.
• Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, maka
diperlukan reformasi akuntansi sektor publik. Aspek yang diperlukan dalam reformasi tersebut adalah perlunya dimiliki standar akuntansi pemerintahan
dan perlunya dilakukan perubahan sistem akuntansi dari single entry menjadi double entry.
• Reformasi akuntansi di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya 1 paket perundang - undangan keuangan negara yang terdiri dari 3 (tiga) buah regulasi
yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Penggelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.
• Dari ketiga regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, penggelolaan keuangan negara dan daerah diharapkan dapat dikelola secara lebih
efisien, lebih ekonomis dan lebih efektif, sehingga hasil dari penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah lebih dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat (akuntabilitas) dan lebih terbuka kepada masyarakat (transparansi).
KESIMPULAN
• Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan,
LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama, regulasi publik yang
dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait. Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang
ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan
penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian
• Strategi adaptasi yang dipakai oleh KSAP dalam menyusun SAP merupakan langkah tepat dalam
memperkenalkan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Meski strategi itu akhirnya menimbulkan
banyak kerancuan dan memiliki fleksibilitas yang tinggi, namun SAP terbukti mampu menciptakan
paradigma baru dalam akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara.

Anda mungkin juga menyukai