Anda di halaman 1dari 10

Konsep Pelaporan Keuangan Sektor Publik

Nama : Hendry Roynaldy E. Tempa


Stambuk : C 301 19 140
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu entitas yang
berguna bagi sejumlah besar pemakai.
Secara spesifik tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan
informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas atas
sumber daya yang yang dipercaya.

1. Basis Akrual
Dasar akrual merupakan basis pelaporan keuangan sektor publik dimana pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya (dan bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) serta dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam
laporan keuangan periode bersangkutan. Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus
dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik,
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Pengelolaan Keuangan Negara


Pengelolaan Keuangan Negara adalah pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sumber-sumber keuangan berupa pendapatan negara, terhadap belanja
negara dan sumber keuangan untuk menutupi membiayai kekurangan yang mungkin timbul.
Pendapatan negara bisa berasal dari berbagai sumber yakni dari pajak dan bukan pajak
yang menurut peraturan perundangan memang menjadi wewenang pemerintah. Belanja
pemerintah pada hakekatnya dilakukan dalam rangka melaksanakan fungsinya
mensejahterakan masyarakat. Sedangkan, sumber-sumber keuangan untuk pembiayaan
pembangunan dapat berasal dari utang atau sumber lainnya. Karena wewenang dan fungsi
pemerintah dibatasi oleh peraturan perundangan, maka materi yang akan diuraikan dalam
bahan ajar ini juga mencakup pembatasan-pembatasan seperti itu, misalnya persetujuan dan
pengawasan yang dilakukan oleh pihak legislatif. Dengan demikian, pertanggungjawaban
keuangan yang dikelola oleh pemerintah diharapkan sesuai dengan koridor peraturan, selain
aspek-aspek transparansi dan akuntabilitas.

3. Anggaran Sektor Publik


Sektor publik merupakan suatu wadah pemerintah untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan publik dengan mengutamakan kesejahteraan
masyarakat. Dalam menjalankan segala aktivitasnya sektor publik menyusun seluruh kegiatan
dan program kerjanya dalam sebuah anggaran. Konsep anggaran yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah konsep anggaran sektor publik. Anggaran pada sektor publik memiliki
fungsi yang sama dengan anggaran pada perusahaan komersil, yaitu sebagai pernyataan
mengenai rencana kerja yang akan dilakukan pada periode waktu tertentu.
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode
mendatang. Dalam anggaran selalu disertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi
di masa lalu. Kebanyakan organisasi sektor publik membedakan antara tambahan modal dan
penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Hal itu akan berdampak pada
pemisahan penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan. Contoh jenis
anggaran publik anatara lain:
 Anggaran Negara dan Daerah/APBN/APBD (Budget of State)
 Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran usaha setiap
BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik privat.
Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi
yang berlaku. Sebagai contoh, pada organisasi pemerintah di Indonesia sejalan dengan
pemberlakuan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta lahirnya empat
paket perundang-undangan yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No.
1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tangung Jawab Keuangan Negara, serta UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah menjadi perubahan mendasar dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pengaturan keuangan, khususnya perencanaan serta
anggaran dan organisasi sektor publik lainnya.

4. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini meliputi perencanaan,
penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, serta
pertanggungjawaban organisasi sector public seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah,
partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar akuntansi dan
solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika terjadi pertentangan
antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji
menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa
depan.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi :
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya, termasuk tim
penyusun standar akuntansi pemerintahan.
b. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi
yang secara umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan sector public untuk menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
disektor publik.
Sebagai sebuah siklus, akuntansi sektor publik terangkai dari proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta
pertanggungjawaban. Dengan demikian, lingkup pembahasan tentang kerangka konseptual
akuntansi sektor publik ini akan meliputi:
a. Perencanaan publik
Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses
selanjutnya untuk dilaksanakan.
b. Penganggaran publik
Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku terdiri dari tata kerja,
pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan.
c. Realisasi anggaran publik
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme
bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas.
d. Pengadaan barang dan jasa publik
Proses pengadaan barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian
efektivitas dan efisiensi program.
e. Pelaporan sektor publik
Laporan keuangan dan kinerja laporan kinerja organisasi sektor publik disusun serta
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar
pemakai.
f. Audit sektor publik
Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang
berlaku.
g. Pertanggungjawaban publik
Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik dan
juga tahap akhir dari penentuan ketercapaian atau ketidaktercapaian kualitas program
secara keseluruhan.

5. Reformasi Akuntansi Sektor Publik


Reformasi akuntansi sektor publik, yang dalam hal ini dimaksudkan adalah reformasi
akuntansi pemerintahan di Indonesia disebabkan oleh pengaruh eksternal dan 4 internal.
Faktor eksternal diakibatkan oleh pengaruh globalisasi yang demikian kuat. Reformasi
akuntansi sektor publik dalam dunia internasional terjadi di banyak negara. Buruknya kinerja
pemerintahan di banyak negara pada masa lalu seperti semakin meningkatnya hutang negara,
pemborosan, ketidakefisienan, buruknya pelayanan publik mendorong reformasi sektor
publik, berbagai istilah pada tahun 1990-an mencerminkan adanya perubahan di sektor publik
seperti reenventing government, value for money, good governance dan new publik
management.
Pada umumnya reformasi akuntansi sektor publik di negara-negara dunia, bermula dari
fase akuntansi tradisional menuju akuntansi modern. Pada awalnya pembukuan akuntansi
pemerintahan secara tradisional menganut basis akuntansi kas dengan pencatatan single entry.
Reformasi menuju akuntansi modern merubah cash basis menjadi accrual basis. Accrual
accounting dianggap mampu menyajikan informasi akuntansi lebih akurat dan informative
(Simanjuntak, 2002).
Reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia. Krisis ekonomi Indonesia tahun 1997,
diikuti oleh era reformasi tahun 1998, pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999 sering disebut-
sebut sebagai trigger dari reformasi keuangan dan akuntansi pemerintahan. Mahmudi dalam
Bastian, 2006 menyebutkan bahwa perjalanan manajemen keuangan Negara/daerah di
Indonesia dapat dibagi dalam tiga fase yaitu: 1) era sebelum otonomi daerah, 2) era transisi
otonomi (reformasi tahap 1) dan 3) era pascatransisi (reformasi tahap 2). Perubahan dalam
tiap fase ini jelas terlihat dalam perkembangan perundang-undangan keuangan Negara/daerah,
nampak pada table berikut:
Pra – otonomi daerah & Transisi Otonomi (Reformasi Pascatransisi Otonomi
desentralisasi fiscal 1999 Tahap I) (Reformasi Tahap II)
 UU No. 5 Tahun 1974  UU No 22 Tahun 1999  UU No 17 Tahun 2003
 PP No 5&6 Tahun 1975 dan UU No.25 Tahun  UU No.1 Tahun 2004
 Manual Administrasi 1999  UU No.15 Tahun 2004
Keuangan Daerah  PP No.105 Tahun 2000  UU No. 32 Tahun 2004
dan PP No.108 Tahun  UU No.33 Tahun 2004
2000  PP No.24 Tahun 2005
 Kepmendagri 29 tahun  Revisi PP No.105 Tahun
2002 2004
 Peraturan Daerah  Revisi PP 108 Tahun
 Keputusan KDH 2000
 Revisi Kepmendagri
No.29 Tahun 2002

6. Perbedaan Basis Kas dan Basis Akrual


Basis akrual (accrual basis) yaitu sebuah teknik pencatatan akuntansi, yang pencatatannya
dilakukan saat terjadinya transaksi walaupun kas belum diterima. Dalam pencatatan menggunakan
basis akrual ini tentu akan lebih akurat, dan dengan menggunakan basis akrual aset, kewajiban dan
ekuitas mudah diukur. Di dalam basis akrual sebuah pendapatan akan diakui ketika perusahaan
memiliki hak untuk melakukan penagihan dari hasil transaksi. Dan menggunakan basis akrual ini
tidak memperdulikan kapan kas akan diterima, dan kapan kas dikeluarkan. Pengakuan biaya di
dalam basis akrual ini ketika kewajiban membayar sudah jatuh tempo. Dan biaya tersebut sudah
dapat diakui ketika kewajiban membayar sudah terjadi, meskipun kas belum dikeluarkan.
Basis kas (cash basis) yakni sebuah metode pencatatan di dalam akuntansi, yang hanya
mencatat transaksi, jika ada penerimaan atau pengeluaran kas. Jadi, meski ada transaksi yang terjadi,
misalnya hutang atau piutang. Tetapi karena tidak adanya kas yang masuk atau keluar, maka
transaksi ini tidak dicatat jika menggunakan metode basis kas. Contohnya, jika Anda menerima
pendapatan dari perusahaan lainnya, tetapi uangnya Anda terima nanti, maka transaksi tersebut tidak
akan dicatat. Karena ini tidak ada kas yang masuk dan ini tidak dianggap sebagai pendapatan.
Kelebihan dan kekurangan pencatatan basis akrual (accrual basis) dan basis kas (cash basis) :
a. Basis akrual (accrual basis)
Kelebihan pencatatan menggunakan basis akrual
 Lebih mudah mengukur aset, kewajiban dan ekuitas.
 Informasi yang diberikan jauh lebih akurat, ini dikarenakan dalam setiap terjadinya transaksi,
dilakukan pencatatan.
Kelemahan jika menggunakan basis akrual (accrual basis)
 Kas hasil transaksi tidak bisa ditentukan kapan bisa diterima.
 Memiliki resiko pendapatan yang tidak dapat tertagih.

b. Basis kas (cash basis)


Kelebihan dalam menggunakan basis kas (cash basis)
 Sebuah pendapatan langsung bisa diakui saat kas diterima.
 Tidak memiliki resiko pendapatan tak tertagih.
Kelemahan dalam menggunakan basis kas (cash basis)
 Informasi yang diberikan tidak akurat, ini dikarenakan hanya menunjukan posisi
keuangan pada saat itu saja.

7. Akuntansi Basis Akrual


Akuntansi basis akrual adalah metode dalam akuntansi yang lebih memberikan gambaran yang
tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan. Basis akrual biasanya digunakan untuk pengukuran aset,
hutang, modal dan laba ditahan yang diperlukan oleh pemegang saham untuk pengembangan invetasi
perusahaaan di masa depan.  Basis akrual dengan memiliki dua konsep utama, diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengakuan Pendapatan, dalam basis akrual pendapatan dicatat pada saat terjadinya adanya piutang
tak tertagih. Pendapatan perusahaan sudah diakui dari piutang tak tertagih konsumen walaupun
kondisi kas belum diterima. Hal ini juga disebabkan karena kapan kas benar-benar menerima
pendapatan tidak begitu penting. 
b. Pengakuan Beban, dalam basis akrual beban yang masih harus dibayarkan akan dicatat menjadi pos
hutang bagian hutang lancar pada neraca. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang belum
dibayar dan menjadi beban dalam laporan laba rugi. Biasanya perusahaan membuat laporan arus
kas terpisah secara tidak langsung ini adalah overhead cost.

8. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara organisasi memper- oleh sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi
tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya
penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil
dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada
umumnya. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan,
organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari
pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan
kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan
keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam
ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Untuk itu, perusahaan nirlaba juga membutuhkan laporan yang sesuai dengan standar akuntasi
keuangan bisnis nirlaba.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 45, laporan keuangan entitas
nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, laporan aktivitas dan
laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.
a. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan bisnis nirlaba dibuat untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih, serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan ini digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya untuk membantu donatur,
anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai kemampuan organisasi
dalam memberikan jasa.
Dengan laporan posisi keuangan, Anda juga dapat menyediakan informasi yang relevan
mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,
dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan bisnis nirlaba mencakup
total aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih.

b. Laporan aktivitas
Laporan aktivitas dibuat untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi
dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,  hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas digunakan bersama dengan pengungkapan informasi
dalam laporan keuangan lainnya untuk membantu donatur, anggota organisasi, kreditur dan
pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya,
kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa, dan menilai
pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

c. Laporan arus kas


Laporan arus kas berfungsi sebagai penyedia informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas bisnis nirlaba disajikan sesuai
PSAK 2 dengan tambahan sebagai berikut:
1) Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan yang dimaksud di sini adalah seperti penerimaan kas dari donatur
yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang, penerimaan kas dan penghasilan
investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi, serta bunga dan dividen yang
dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

2) Pengungkapan Informasi

Dengan laporan arus kas, Anda dapat memberikan informasi mengenai aktivitas
investasi dan pendanaan non kas seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva
investasi.
Referensi :
1. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga
2. http://mnchaniago.blogspot.com/2016/12/akuntansi-sektor-publik-
pelaporan.html#:~:text=Laporan%20keuangan%20sector%20public%20merupakan,berguna
%20bagi%20sejumlah%20besar%20pemakai.
3. https://ilmupolitikfisipuho.com/wp-content/uploads/2019/05/Pengelolaan-Keuangan-
Negara.pdf
4. https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1390661059-3-BAB%20II.pdf
5. https://core.ac.uk/download/pdf/12217709.pdf
6. https://ukirama.com/blogs/perbedaan-dari-akuntansi-basis-akrual-accrual-basis-dengan-
akuntansi-basis-kas-cash-basis
7. https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-akuntansi-basis-akrual-dan-perbedaannya-
dengan-basis-kas
8. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-tujuan-jenis-jenis-laporan-keuangan-perusahaan-
nirlaba/#:~:text=Menurut%20PSAK%20(Pernyataan%20Standar%20Akuntansi,serta
%20catatan%20atas%20laporan%20keuangan.
9. http://dit-keuangan.upi.edu/uploads/PSAK45ttgPelaporan-Keuangan-Organisasi-Nirlaba.pdf
10. https://feriyanto16.wordpress.com/2013/10/30/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor-publik/
11. http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKTPBLK/ND/KERANGKA
%20KONSEPTUAL%20AKUNTANSI%20SEKTOR%20PUBLIK.doc#:~:text=Kerangka
%20konseptual%20akuntansi%20sektor%20publik%20merupakan%20konsep%20yang
%20mendasari%20penyusunan,pelaksanaan%20siklus%20akuntansi%20sektor%20publik.
12. http://materkuliahs1.blogspot.com/2017/03/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor.html

Anda mungkin juga menyukai