Anda di halaman 1dari 7

STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu :

RISTI ULFI HANIFAH, S.E., M.Ak

Disusun oleh :

( KELOMPOK 1 )

1. FITRIANA NUR RAHMAWATI (B.211.20.0040)


2. ALDILA EKA KURNIAWATI (B.211.20.0044)
3. FENTIANA KHAIRUNISA (B.211.20.0051)
4. EL SHINTA (B.211.20.0053)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. PENDAHULUAN
Standart akuntansi sektor public memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi
tahapan siklus akuntansi sektor public yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi
anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan audit, dan pertanggung jawaban public.
Lingkup akuntansi sektor public sebagai penyedia organisasi sektor public yang diterpkan
bagi pencatatan transaksi keuangan oerganisasi sektor public dan procedure pencatatan
jurnal yang mencakup penganggaran, pembendaharaan dan pelaporannya. Terdapat 4
ragam standart akuntansi sektor public : Standart Nomenklatur, Standart Akuntansi
Sektor Publik, Standart Pemeriksaan Keuangan Negara, Standart Akuntansi biaya.
Standart akuntansi keuangan sektor public dikembangkan sesuai dengan standart yang
berlaku di tingkat internasional, dengan harapan dapat dicapai informasi keuangan yang
konsisten dan dapat dibandingkan bagi semua yuridiksi. Walaupun praktek dan aplikasi-
aplikasi prinsip akuntansi serta manajemen keuangan pada sektor public dapat terjadi
baik pasa entitas dengan tingkat yuridiksi yang sama maupun berbeda. Selain itu terdapat
manfaat yang dimiliki dari standart akuntansi sektor public yaitu :
a) Peningkatan kualitas dan reabilitas laporan akuntansi dan keuangan organisasi
pemerintah
b) Peningkatan kinerja keuangan dan perekonomian
c) Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan
keuangan
d) Mengusahakan harmonisasi dengan menggunakan dasar akuntansi yang sama.
Tujuan pernytaan standart ini adalah untuk mengatur penyusunan laporan keuangan
konsolidasi pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan
untuk tujuan umum demi meningkatkan kaulitas dan kelengkapan laporan keuangan.

B. PEMBAHASAN
1) SEKTOR PUBLIK
1) Pengertian Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2004:2) dijelaskan mengenai pengertian sektor publik
dijelaskan mengenai pengertian sektor publik dilihat dari sudut pandang ilmu
ekonomi yaitu sebagai berikut: Sektor publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan hak public. Jadi, sektor publik merupakan sutau
wadah pemerintah untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan publik dengan mengutamakan kesejahteraan masyarakat
2) Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity).
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki. manfaat. Akuntansi digunakan baik pada sektor swasta maupun sektor
publik untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor
publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan
karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan
yang memengaruhi.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan
turbulence. Komponen lingkungan yang memengaruhi organisasi sektor publik
meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
3) Tujuan Akuntansi Sektor Publik
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa
tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efesien,
dan ekonomi atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan
kepada organisasi Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen
(monagement control).
2) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif atas program
dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan
memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik
atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait
dengan akuntabilitas (accountability).

2) PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH


Sebelum era reformasi pengelolaan keuangan negara sistem pencatatan pada akuntansi di
sektor pemerintahan masih menggunakan single entry. Pada sistem pencatatan ini,
menurut Abdul Halim (2004) dan Abdul Fafiz Tanjung (2008), pencatatan transaksi
ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali, transaksi yang terlibat bertambahnya kas
akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi ekonomi yang berakibat berkurangnya
kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.
Akibat dari sistem pencatatan ini, pemerintah tidak meiliki catatan mengenai aktiva tetap,
piutang, utang, dan ekuitas dari suatu entitasnya. Sehingga pemerintah tidak pernah
menampilkan neraca sebagai bentuk laporan keuangan yang umumnya dikenal yang
dapat menggambarkan posisi keuangan pemerintah. Hal ini disebabkan juga karena basis
akuntansi yang digunakan selama ini adalah basis kas. Menurit Indra Bastian (2006) basis
kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Rekening keuangan akhir akan
dirangkum dalam buku kas, sehingga laporan keuangan tidak bisa dihasilkan karena
ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban. Namun dalam perkembangannya sistem
pencatatan akuntansi dari basis kas berubah menjadi akuntansi berbasis kas menuju
akrual.
a. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
KSAP bertugas mempersiapkan penyusunan konsep rancangan peraturan
pemerintah tentang SAP sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, KSAP melaporkan
kegiatannya secara bekala kepada menteri keuangan. KSAP bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.
KSAP dalam tugasnya telah menuyusun SAP berbasis cash toward accrual,
dengan dikeluarkan peraturan pemerintah nomor 24 th 2005. Dan terakhir
dikeluarkan peraturan pemerintah No.71 th 2010 yang mengatur SAP berbasis
akrual penuh (full accrual).
b. Perbandingan Pelaporan Keuangan yang Dihasilkan
Peraturan pemerintah No.24 Tahun 2005 berisi standar akuntansi pemerintahan
(SAP) berbasis kas menuju akrual. Dalam SAP ini, pengakuan terhadap
pendapatan, belanja dan pembiayaan berbasis kas, sedangkan pengakuan terhadap
aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Laporan yang dihasilkan dalam SAP
ini adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas dan
Catatan ata Laporan Keuangan. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 berisi
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. SAP ini mengakui pendapatan,
beban, aset, utang dan ekuitas dalama pelaporan keuangan berbasis akrual.
Sedangkan pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Laporan keuangan yang dihasilkan dalam SAP ini adalah Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, laporan
operasional, laporan perubahan SAL dan laporan perubahan ekuitas.
c. Arah Reformasi Keuangan Negara
a) Perubahan Sistem Akuntansi dari Single Entry menjadi Double Entry
Pada mulanya pencatatan akuntansi disektor pemerintahan dengan
menggunakan sistem pencatatan single entry. Tetapi sistem single entry
dirasakan memiliki banyak kekurangan sehingga sistem pencatatan beralih ke
sistem double entry. Dalam sistem double entry, setiap transaksi keuangan
akan dicatat sebanyak dua kali, yaitu dicatat dalam sisi debet dan sisi kredit.
Sistem ini juga dikenal degan sistem pembukuan berpasangan.
b) Perubahan Basis pencatatan Akuntansi dari Basis Kas menjadi basis Akrual.
Basis pencatatan dalam akuntansi pemerintahan pada awalnya menggunakan
basis kas. Kemudian basis kas ini dirubah menjadi basis akrual. Dalam
mengantisipasi perunahan basis kas menjadi basis akrual ini, digunakanlah
basis kas menuju akrual (cash basis toward accrual). Secara sederhana,
akuntansi berbasis kas mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya
penerimaan dan pengeluaran kas, dan tidak mencatat aset dan kewajiban.
Sebaliknya akuntansi akrual mengakui dan mencatat transaksi pada saat
terjadinya transaksi (baik kas maupun non-kas) dan mencatat aset dan
kewajiban. Sedangkan akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash basis
toward accrual) adalah menggunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan realisasi Anggaran (LRA) dan basis
akrual untuk pengakuan aset, lewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas
menuju akrual ini sebuah jalan tengah dalam mengantisipasi perubahan sitem
pencatatan akuntansi. Dengan menggunakan basis tersebut diharapkan dapat
mempermudah pencatatan akuntansi pada saat periode transisi menuju basis
akrual penuh. Dan secara teknis pencatatan basis ini akan dipermudah dengan
menggunakan jurnal korolari.
d. UU Keuangan Negara
Keuangan Negara sering diistilahkan dengan public finance, yang dimaksud
publik adalah pemerintah (government) sehingga Keuangan Negara dalam arti
sempit adalah government finance, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber
dana kemudian bagaimana melakukan pembelanjaan untuk mencapai tujuan
pemerintah. Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah. Untuk
membantu presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan dimaksud sebagai
kekuasaan kepada menteri keuangan selak pengelola fiscal dan wakl pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan, serta kepada menteri /
pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran / pengguna barang kementrian
Negara / lembaga yang dipimpinnya.
UU ini dibahas pada UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Keuangan
Negara adala bentuk kekayaan pemerintah yang didapatkan dari penerimaan,
hutang, pinjaman pemerintah atau bisa berupa pengeluaran pemerintah, kebijakan
fiscal dan kebijakan moneter. Tujuan pengelolaan keuangan Negara diantaranya :
 Mempengaruhi pertumbuan ekonomi
 Menjaga stabilitas ekonomi
 Merealokasi sumber ekonomi
 Mendorong retribusi pendapataN

Peraturan perundang-undangan tersebut tidak dapat mengakomodasikan


berbagai perkembangan yang terjadi dalam sistem kelembagaan negara dan
pengelolaan keuangan pemerintahan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu
meskipun berbagai ketentuan tersebut secara formal masih tetap berlaku, akan
tetapi secara material sebagian dari ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan dimaksud tidak lagi dilaksanakan kelemahan perundang-undangan
negara menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan
dalam pengelolaan keuangan negara.

e. UU Pembendaharaan
UU ini dibahas pada UU No.1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara,
dalam undang-undang Pembendaharaan Negara ini ditetapkan bahwa
Pembendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam
APBN dan APBD. Undang – undang Pembendaharaan Negara ini selain menjadi
landasan hukum dalam pelaksanaan reformasi pengelolaan Keuangan Negara
pada tingkat pemerintahan pusat, berfungsi pula untuk memperkokoh landasan
pelaksaan desentralisasi dan otonomi daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pejabat pembendaharaan negara meliputi :
 Pengguna anggaran
 Bendaharan umum negara/daerah
 Bendahara penerimaan/pengeluaran

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara,


dirasakan pula semakin pentingnya fungsi pembendaharaan dalam rangka
pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.
Fungsi pembendaharaan tersebut meputi :

 Perencanaan kas yang baik


 Pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan
 Pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan dana
yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai tambah sumber
daya keuangan

Dalam Undang – Undang Pembendaharaan Negara ini juga diatur prinsip-prinsip


yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan,
penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang dan piutang dan investasi serta
barang milik negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang
memadai. Demikian pula, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah dalam Undang-Undang
Pembendaharaan Negara ini diatur pula ketentuan yang berkaitan dengan
pelaksanaan investasi serta kewenangan mengelola dan menggunankan barang
milik negara/daerah.

f. Uu pemeriksaan
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara disahkan di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2004
oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
diundangkan pada tanggal 19 Juli 2004 di Jakarta oleh Sekretaris Negara
Bambang Kesowo. Agar setiap orang mengetahuinya, Undang-Undang Nomor 15
tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, dan. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ditempatkan
pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400.
C. KESIMPULAN
Standart akuntansi sektor public memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-
fungsi tahapan siklus akuntansi sektor public yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi
anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan audit, dan pertanggung jawaban public.
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan
akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus memiliki.
Manfaat. Perkembangan akuntansi sektor publik mengaalami beberapa perubahan yang
berawal Sistem Akuntansi dari Single Entry menjadi Double Entry dan Perubahan Basis
pencatatan Akuntansi dari Basis Kas menjadi basis Akrual.

Anda mungkin juga menyukai