Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ane Dwi Sonia

NPM : 118040234
Kelas : Akuntansi 2i
Akuntansi Pemerintah

Bab 1 Gambaran Umum Tentang Berbagai Terminologi Dasar dan Dasar


Hukum

a.) Pengertian Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Bisnis


Akuntansi pemerintah adalah, suatu aktivitas pemberian jasa untuk
menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses
pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan
pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan dan tunduk pada
standar akuntansi keuangan pemerintah atau SAP. Akuntansi bisnis
adalah perpaduan antara bisnis dan akuntansi. Merupakan upgrade dari
akuntansi konvensional.
b.) Perbedaan Akuntansi Pemerintah dengan Akuntansi Bisnis

Akuntansi Pemerintahan Akuntansi Bisnis

 Tidak ada perhitungan  Terdapat perhitungan laba


laba rugi, yang ada hnya rugi
surplus atau defisit  Dimungkinkan adanya
 Tidak revaluasi aset revaluasi aset
 Tidak ada penyusutan aset  Adanya penyusutan aset
tetap tetap
 Perbandingan anggaran  Perbandingan antara
terhadap realisasi dari pendapatan dan beban
pendapatan dan belanja

c.) Dasar Hukum Akuntansi Pemerintahan

a. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

b. UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

c. PMK No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan


Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

1
d. PMK No.196/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja
Lain-lain pada Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan

e. PMK No.191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan


Hibah

f. PMK No.230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah

g. PMK No.233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas PMK


No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat 
d.) Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara
tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber
daya yang dipercayakan kepada organisasi (Management Controll).
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk
melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan
efektif. Program dan penggunaan sumber daya yang menjadi
wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada public atas hasil oeprasi pemerintah dan
penggunaan dana publik (Accountabillity).
e.) Karakteristik Akuntansi pemerintahan
 Tidak Berorientasi Laba
 Kepemilikan Pemerintah Bersifat Kolektif Sesuai Konstituen
 Kontribusi Keuangan Tidak Terkait Secara Langsung dengan
Pelayanan (Jasa) Pemerintah
 Keputusan atau kebijakan wajib dibuat secara terbuka
 Dimungkinkan Adanya Pemakaian Lebih Dari Satu Jenis Dana
 Akuntansi pemerintahan Bersifat Kaku
f.) Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan
Mardiasmo (2006:01) mengatakan bahwa ruang lingkup akuntansi
pemerintahan adalah mencakup akuntansi manajemen, sistem
akuntansi keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem

2
pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas
kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah.
g.) Pemahaman tentang berbagai istilah dalam SAP Pemerintahan
LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
LKPD : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
PSAP : Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
IPSAP : Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah
KSAP : Komite Standar Akuntansi Pemerintah
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

Bab 2 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

a.) Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam


sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang
lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang
cakupannya lebih sempit.

b.) Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan


pemerintah, namun tidak terbatas pada:
1. Masyarakat;
2. Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman; dan
4. Pemerintah.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.
Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.
c.) Entitas Akuntansi dan Pelaporan

3
Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban.
d.) Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Tujuan
pelaporan keuangan yakni:
 Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan
penggunaan sumber daya keuangan;
 Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan
periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya
ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai.
e.) Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan pokok terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
3. Neraca;
4. Laporan Operasional (LO);
5. Laporan Arus Kas (LAK);
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
f.) Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah
adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu
dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri atas

4
kemandirian entitas, kesinambungan entitas, dan asumsi keterukuran
dalam satuan uang (monetary measurement).
g.) Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
 Relevan
 Andal
 Dapat Dibandingkan
 Dapat Dipahami
h.) Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
 Materialitas
 Pertimbangan Biaya dan Manfaat
 Keseimbangan Antarkarakteristik Kualitatif
i.) Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap
pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa
terkait.
j.) Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai
perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber
daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut.
Bab 3 Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

a.) Pengertian Keuangan Negara/Daerah


Menurut UU No.17 Tahun 2003 ,Keuangan Negara adalah semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut.

b.) Ruang Lingkup Keuangan Negara/Daerah

5
Ruang lingkup keuangan negara meliputi; Hak negara untuk memungut
pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman,
Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga, Penerimaan dan
pengeluaran negara/daerah, Kekayaan negara/kekayaan daerah yang
dikelola sendiri atau oleh pihak lain, Kekayaan pihak lain yang dikuasai
oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan/atau kepentingan umum, Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintahan.
Ruang Lingkup Keuangan Daerah meliputi; Hak daerah untuk
memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman,
Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah
dan membayar tagihan pihak ketiga, Penerimaan daerah, Pengeluaran
daerah, Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
daerah, kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan
umum.
c.) Pengelolaan Keuangan Daerah
Kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan keuangan
negara/daerah, adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Penatausahaan
4) Pertanggungjawaban
5) Pengawasan
d.) Bentuk Pertanggungjawaban Keuangan Negara
Bentuk pertanggungjawaban keuangan negara dijelaskan secara
rinci pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Khususnya pada pasal 2,

6
dinyatakan bahwa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun dan menyajikan
Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja.
e.) Pengawasan keuangan Negara/Daerah.
Lembaga pengawas antara lain:
 inspectorat jendral.
 satuan pengawas internal (SPI) atau BUMN.
 Badan pengawas keuangan dan pembaunan (BPKP).
 Badan pengawas Daerah (BAWASDA).
 Badan pengawas keuangan (BPK).

Bab 4 Sistem Anggaran Negara, Pusat, dan Daerah

1. Pengertian dan Perkembangan Sistem Anggaran Negara


Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di
masa yang akan datang.
Sebagai sebuah sistem, pengelolaan anggaran negara telah
mengalami banyak perkembangan. Dengan keluarnya tiga paket
perundang-undangan di bidang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, sistem pengelolaan
anggaran negara di Indonesia terus berubah dan berkembang sesuai
dengan dinamika manajemen sektor publik.

2. Anggaran Negara sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target


Fiskal, Dan Alat Pengendalian
fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh
penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan antara lain karena :
a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik
b) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan
keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan
yang diinginkan.
c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki
konsekuensi hukum.

7
d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah
e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan
keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban
pemerintah kepada publik.

3. Proses Penyusunan Anggaran Negara

Perencanaan Pembahasan Penetapan


dan APBN APBN
penganggaran (Agustus-Okt)
APBN (Jan-Juli)

Pemeriksaan Pelaporan dan Pelaksanaan


dan Pencatatan APBN (sejak
pertanggungjaw APBN Januari)
aban APBN

4. Anggaran Negara Yang Berorientasi Kinerja


Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode
penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line
budget. Dalam perkembangannya, munculah sistematika anggaran kinerja
yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya
dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Anggaran berbasis kinerja
( perfomance based budgeting) menurut Undang-Undang No. 17 tahun
2003, yaitu suatu pebdekatan dalam penyusunan anggaranyang didasarkan
pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai.

5. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara


Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) diajukan oleh Presiden setiap tahun untuk dibahas bersama
Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah; bahwa APBN sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

6. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

8
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002
menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan
alokasi biaya atau input yang ditetapkan. APBD merupakan wujud
pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan
Peraturan Daerah. (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003)

7. Pelaporan Dan Tanggung Jawab


APBN ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang dan setiap
undang-undang menghendaki persetujuan bersama DPR RI dengan
Presiden. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Pemerintah
berkewajiban memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN
yang telah disetujui oleh DPR (pasal 30 ayat 1 dan 2 Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap Undang-Undang
APBN). Mandat yang diberikan oleh DPR itu harus
dipertanggungjawabkan.

Bab 5 Sisem Akuntansi Pemerintahan Pusat dan Daerah

1. Ruang Lingkup dan Ciri Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Ruang Lingkup SAPP
1. SAPP wajib diselengarakan oleh:
a. Seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat
b. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Pemerintah Daerah
dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan yang
dananya bersumber dari APBN
c. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada pelaksanaan
Anggaran Bendahara Umum Negara (BUN)
2. Unit atau entitas yang dikecualikan dari SAPP:
a. Pemerintah Daerah yang dananya bersumber dari APBD
b. BUMN
c. BUMD
Ciri Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat
1. Basis Akuntansi
a) Laporan Keuangan Pemerintah menggunakan basis akrual.
b) Basis kas tetap digunakan dalam LRA sepanjang APBN disusun
menggunakan pendekatan basis kas
2. Sistem Pembukuan Berpasangan

9
Untuk akuntansi atas anggaran dilaksanakan secara single entry
(pembukuan tunggal)
3. Desentralisasi Pelaksanaan Anggaran
Pembentukan unit-unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan secara
berjenjang
4. Bagan Akun Standar
Kodefikasi elemen transaksi, akuntansi dan pelaporan untuk
memudahkan dalam penganggaran dan pertanggungjawaban
5. Standar Akuntansi Pemerintahan
Panduan dalam melakukan pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan atas transaksi keuangan.

2. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP ) adalah rangkaian
sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Pemerintah Pusat.
SAPP terbagi menjadi dua sub yaitu: Sistem Akuntansi Bendahara
Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

SAPP

SA- SAI
BUN

Dilaksanakan oleh Dilaksanakan oleh


Kementrian Keuangan Kementrian
Negara/Lembaga

3. Sistem Akuntansi Instansi

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian


Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga melakukan pemrosesan
data untuk menghasilkan Laporan Keuangan. Pembentukan Unit
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan / Barang dibuat secara berjenjang
dengan unsur vertikal dan dapat disesuaikan dengan karakteristik entitas.

10
4. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri dari 7


jenis utama laporan keuangan yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
5. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang


meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Menurut
Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri No.13 Tahun 2006 Pasal 4, terdapat prinsip penting dalam
mengelola keuangan daerah meliputi ; taat peraturan, efektif, efesien,
ekonomis, transparan, bertanggung jawab, keadilan, kepatuhan, manfaat
(maksudnya keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan
masayarakat)

Bab 6 Penyajian Laporan Keuangan

a.) Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu


perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan.

b.) Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan, menurut Peraturan Pemerintah


Nomor 24 Tahun 2005, adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputuasan mengenai alokasi sumber daya.

c.) Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

11
Paragraf 13 PSAP No. 01 memuat tentang tanggung jawab
pelaporan keuangan. Dalam hal ini, pihak yang bertanggungjawab atas
pelaporan keuangan adalah berada pada pimpinan entitas.
d.) Komponen Laporan Keuangan
Menurut PP No. 71:
 Laporan realisasi anggaran (LRA)
 Lapoan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
 Neraca
 Laporan operasional (LO)
 Laporan arus kas (LAK)
 Laporan perubahan ekuitas (LPE)
 Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
e.) Struktur dan Isi
Perlu untuk dipahami bahwa pernyataan standar akuntansi
pemerintahan hanya membuat informasi keuangan saja. Jadi, tidak semua
informasi yang berkenaan dengan pemerintahan dapat dimuat dalam
laporan keuangan. Setiap pembaca laporan keuangan harus mampu
memahami mana yang menjadi informasi keuangan dan mana yang bukan.
Sebagaimana dibahas pada bagian sebelumnya, komponen laporan
keuangan terdiri atas laporan realisasi anggran, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan.

Bab 7 Laporan Keuangan Konsolidasi

a.) Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Pemerintah pusat/daerah menyampaikan laporan keuangan


konsolidasian dari gabungan semua laporan entitas pelaporan kepada
lembaga legislatif. Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun
sesuai dengan periode pelaporan masing-masing entitas pelaporan
sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 7 bahwa ”Laporan
keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama

12
dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah
komparatif dengan periode sebelumnya”

b.) Entitas Pelaporan


Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan.

c.) Entitas Akuntansi


Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau
mengelola barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan
akuntansi atas transaksi keuangan, dan secara periodik menyiapkan
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.

d.) Badan Layanan Umum dan Daerah


Badan layanan umum (BLU) adalah instansi dilingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang di jual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas .BLU terdapat di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah .BLU di daerah
disebut Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
e.) Prosedur Konsolidasi
1. Penggabungan ditingkat Kementerian Negara/Lembaga
Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan
menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang
secara organisatoris berada di bawahnya.
2. Laporan Keuangan ditingkat Bendaharawan Umum Negara (BUN)
BUN dalam tatanan Sistem Akuntansi Pemerintah adalah entitas
pelaporan yang berkewajiban melakukan penggabungan laporan
keuangan yang berasal dari Kuasa Bendaharawan Umum Negara.

13
Laporan tersebut akan disampaikan ke Menteri Keuangan untuk
dilakukan proses penggabungan ditingkat pemerintah pusat.
3. Konsolidasi ditingkat LKPP
Menteri Keuangan selain sebagai BUN juga berfungsi sebagai
penyusun Laporan Keuangan Konsolidasian untuk disampaikan ke
Presiden. Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasian
dilakukan dengan mengkonsolidasikan laporan keuangan gabungan
yang berasal dari masing-masing Entitas Pelaporan di tambah dengan
laporan keuangan yang berasal dari Entitas Pelaporan yang
menjalankan fungsi Perbendaharaan. Menteri Keuangan selaku entitas
pelaporan akan menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian ke
Presiden untuk diteruskan ke BPK dan DPR. Laporan Keuangan
Konsolidasian yang disusun pada tingkat Pemerintah Pusat sudah
termasuk laporan keuangan BLU.
4. Konsolidasi ditingkat Pemerintah Daerah.
Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola
anggaran adalah entitas akuntansi yang harus menyelenggarakan
akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana,
termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam
tanggung jawabnya. Penyelenggaran akuntansi bertujuan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang akan disampaikan kepada
entitas pelaporan. Penyelenggaran akuntansi mengacu kepada Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah.
f.) Pengungkapan
Dalam catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan nama
nama entitas yang dikonsolidasikan atau digabungkan beserta status
masing masing ,apakah entitas pelaporan atau entitas akuntansi.

14

Anda mungkin juga menyukai