ANGSURAN
Our Time
MUSTIKA MEYSKE AHMAD SITI MAWAR ANDRIANI ZAIN SISKAWATI YUSUF
pada umumnya pengakuan laba kotor pada transaksi penjualan angsuran ada
dua cara yaitu:
Beberapa ketentuan yang diatur didalam kontrak penjualan, khususnya yang berhubungan dengan
syarat pembayaran adalah sebagai berikut :
1 September 1980:
1. dijual sebuah rumah dengan harga:
Rp 2.500.000,00 harga pokok rumah sebesar Rp 1.500.000,00
3. pembayaran biaya-biaya komisi dan pengurusan akte hipotik dan lain-lain Rp 50.000,00
4. a. bunga yang masih harus diterima atas Hipotik-UK 12%untuk jangka waktu 4 bulan = (4/12 x 12% x
2.000.000,00 = Rp 80.000.000,00)
b. Laba kotor yang direalisasi adalah sebagai berikut: % laba kotor = 40% atau ( 1.000.000 x 100%)
2.500.000
penerimaan kas tahun 1980, sebesar : Rp 500.000,00 (down payment). jadi laba kotor yang direalisasi 40%
x 500.000,00 = Rp 200.000,00
1 Maret 1981:
7. diterima pembayaran angsuran hipotik sebesar Rp 200.000,00 dan bunga hipotik sebesar : Rp 120.000,00
8. diterima pembayaran angsuran hipotik Rp 200.000,00 dan bunga dari pokok hipotik Rp 1.800.000,00 @ 12%
untuk jangka waktu 6 bulan = Rp 108.000,00
9. a. adjustmentbunga hipotik dari pokok: Rp 1.600.000,00 @ 12% untuk jangka waktu 4 bulan = Rp 64.000,00
b. laba kotor yang direalisasi = 40% dan pembayaran angsuran yang diterima tahun 1981 sebesar Rp
400.000,00 atau Rp 160.000,00
Sedangkan jumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh tuan Hartono sebesar Rp 900.000,00
tidak dapat ditarik kembali dan tetap menjadi haknya Pt Sentana.
Diumpamakan penilaian kembali atas rumah tersebut pada tanggal 1 Maret 1982 adalah
sebesar Rp 1.200.000,00. dengan demikian pencatatan pada masing-masing metode akan terlihat
sebagai berikut: