Anda di halaman 1dari 20

PENJUALAN

ANGSURAN
Our Time
MUSTIKA MEYSKE AHMAD SITI MAWAR ANDRIANI ZAIN SISKAWATI YUSUF

921417031 921417 921417 921417041 921417034


PENJUALAN
ANGSURAN
Penjualan Angsuran (instalmen sales) adalah penjualan yang dilakukan
dengan suatu perjanjian, dimana pembayrannya dilakukan secara
bertahap yaitu:

1. saat barang diserahkan, pembeli membayar sebagian dari harganya

2. sisanya dibayar beberapa kali angsuran selama jangka waktu tertantu


Pengakuan Laba Kotor DAlam Penjualan
Angsuran

pada umumnya pengakuan laba kotor pada transaksi penjualan angsuran ada
dua cara yaitu:

1. laba kotor diakui untuk periode dimana penjualan dilakukan


2. laba kotor dapat duhubungkan dengan periode dimana realisasi
pembayran telah terjadi sesuai dengan perjanjian
Laba Kotor Diakui Untuk Periode
Terjadinya Transaksi Penjualan
laba kotor yang terjadi diakui pada saat pembayaran barang dengan ditandai oleh
timbulnya piutang atau tagihan kepada langganan
apabila prosedur demikian diikuti maka sebagian konsekuensinya pengakuan
terhadap biaya-biaya yang berhubungan dan dapat diidentifikasikan dengan
pendaptan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan beban biaya
untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya
yang diperkirakan akan terjadi dalam hanya dengan pengumpula piutang atas
kontrak penjualan angsuran, memungkinkan tidak dapatnya piutang itu
direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak.
terhadap biaya ditaksir dibentuk suatu rekening cadangan puitang
perosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan
dengan realisasi penerimaan angsuran pperjanjian
penjualan angsuran sebagai berikut:
Pengakuan Laba Kotor
Dihubungkan Dengan Periode-
penerimaan pembayran pertama dicatat sebagai periodeTerjadinya Realisasi
pembelian harga pokok(pos) dari barang-barang
yang dijual atau service yang diserakan, sesudah Penerimaan Kas
selruh harga pokok (Cost) maka penerimaan-
penerimaaan selanjutnya baru dicatat sebagai
keuntungan.

penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai


realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan
kontrak penjualan sesudah seluruh keuntungan
yang ada terpenuhi, maka pemaan-penerimaan
selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan
kembali/pengembalian harga pokok (Cost)

setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan


perjanjian dicatat baik sebagai pembelian harga pokok
(Cost) maupun sebgai realisasi keuntungan didalam
perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok
dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian
penjualan angsuran ditandatangani.
Contoh Penjualan Anggaran Untuk
Barang-barang Tak Bergerak
PT. SENTANA, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli harta tidak bergerak,
menjual sebuah rumah kepada Tuan Hartono dengan harga Rp. 2.500.000 Harga pokok rumah itu menurut
pembukuan PT. SENTANA sebesar Rp. 1.500.000.

Beberapa ketentuan yang diatur didalam kontrak penjualan, khususnya yang berhubungan dengan
syarat pembayaran adalah sebagai berikut :

1. pembayaran pertama (down payment) sebesar Rp. 500.000


2. untuk menjamin keamanan pemilikan rumah tersebut, PT. SENTANA dan Tuan Hartono setuju untuk
menghipotikkan rumah tersebut dari Tuan Hartono kepada PT. SENTANA sebesar Rp. 2.000.000. akte
hipotik di-tangani pada tanggal 1 september 1980, dibayar dalam jangka waktu 5 tahun dengan
pembayaran tiap 1/2 tahun @Rp. 200.000. bunga hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa pinjaman
hipotik yang belum dibayar.
3. Komisi dan biaya-biaya lainnya guna menyelesaiakan akte hipotik se jumlah Rp. 50.000 telah dibayar
tunai oleh PT. SENTANA. Anggaran pokok dan bunga hipotik untuk pertama kali baru akan dilakukan
pada tahun 1981.
Jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut pada tahun 1980 dan
1981 dalam buku-buku PT. SENTANA, menurut kedua metode tersebut di atas adalah sebagai berikut
:

1 September 1980:
1. dijual sebuah rumah dengan harga:
Rp 2.500.000,00 harga pokok rumah sebesar Rp 1.500.000,00

• Laba diakui pada periode penjualan


Piutang (Tuan Hartono) Rp 2.500.000,00
Rumah Rp 1.500.000,00
Laba penjualan rumah Rp 1.000.000,00

• Laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


Piutang (Tuan Hartono) Rp 2.500.000,00
Rumah Rp 1.500.000,00
laba kotor belum direalisasi Rp 1.000.000,00
2. penerimaan pembayaran pertama (down payment) sebesar Rp 500.000,00 dan Hipotik U/K untuk saldo yang
belum dibayar sebesar Rp 2.000.000,00

• Laba diakui pada periode penjualan


Kas Rp 500.000,00
Hipotik-U/K Rp 2.000.000,00
Piutang (Tuan hartono) Rp 2.500.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


Kas Rp 500.000,00
Hipotik-U/K Rp 2.000.000,00
Piutang (Tuan Hartono) Rp 2.500.000

3. pembayaran biaya-biaya komisi dan pengurusan akte hipotik dan lain-lain Rp 50.000,00

• Laba diakui pada periode penjualan


Ongkos penjualan Rp 50.000,00
Kas Rp 50.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


Ongkos penjualan Rp 50.000,00
Kas Rp 50.000,00
31 Desember 1980:

4. a. bunga yang masih harus diterima atas Hipotik-UK 12%untuk jangka waktu 4 bulan = (4/12 x 12% x
2.000.000,00 = Rp 80.000.000,00)
b. Laba kotor yang direalisasi adalah sebagai berikut: % laba kotor = 40% atau ( 1.000.000 x 100%)
2.500.000
penerimaan kas tahun 1980, sebesar : Rp 500.000,00 (down payment). jadi laba kotor yang direalisasi 40%
x 500.000,00 = Rp 200.000,00

• Laba diakui pada periode penjualan


bunga hipotik yang akan diterima Rp 80.000,00
pendapatan bunga Rp 80.000,00

• Laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


bunga hipotik yang akan diterima Rp 80.000,00
pendapatan bunga Rp 80.000,00

laba kotor yang belum direalisasi Rp 200.000,00


realisasi laba kotor Rp 200.000,00
5. menutup rekening-rekening nominal ke rugi/laba.

• Laba diakui pada periode penjualan


laba penjualan rumah Rp 1.000.000,00
pendapatan bunga Rp 80.000,00
ongkos penjualan Rp 50.000,00
rugi/laba Rp 1.030.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


realisasi laba kotor Rp 200.000,00
pendapatan bunga Rp 80.000,00
ongkos penjualan Rp 50.000,00
rugi-laba Rp 230.000,00
1 Januari 1981:
6. reversal entries untuk bunga yang akan diterima pada akhir 1980.

• laba diakui pada periode penjualan


pendapatan bunga Rp 80.000,00
bunga hipotik yang akan diterima Rp 80.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


pendapatan bunga Rp 80.000,00
bunga hipotik yang akan diterima Rp 80.000,00

1 Maret 1981:
7. diterima pembayaran angsuran hipotik sebesar Rp 200.000,00 dan bunga hipotik sebesar : Rp 120.000,00

• laba diakui pada periode penjualan


kas Rp 320.000,00
hipotik U/K Rp 200.000,00
pendapatan bunga Rp 120.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


kas Rp 320.000,00
hipotik U/K Rp 200.000,00
pendapatan bunga Rp 120.000,00
1 september 1981:

8. diterima pembayaran angsuran hipotik Rp 200.000,00 dan bunga dari pokok hipotik Rp 1.800.000,00 @ 12%
untuk jangka waktu 6 bulan = Rp 108.000,00

• laba diakui pada periode penjualan


kas Rp 308.000,00
hipotik U/k Rp 200.000,00
pendapatan bunga Rp 108.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


kas Rp 308.000,00
hipotik U/k Rp 200.000,00
pendapatan bunga Rp 108.000,00
31 Desember 1981:

9. a. adjustmentbunga hipotik dari pokok: Rp 1.600.000,00 @ 12% untuk jangka waktu 4 bulan = Rp 64.000,00

• laba diakui pada periode penjualan


bunga hipotik yang akan diterima Rp 64.000,00
pendapatan bunga Rp 64.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


bunga hipotik yang akan diterima Rp 64.000,00
pendapatan bunga Rp 64.000,00

b. laba kotor yang direalisasi = 40% dan pembayaran angsuran yang diterima tahun 1981 sebesar Rp
400.000,00 atau Rp 160.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


laba kotor yang belum direalisasi Rp 160.000,00
realisasi laba kotor Rp 160.000,00
10. menutup rekening-rekening nominal ke rugi-laba

• laba diakui pada periode penjualan


pendapatan bunga Rp 212.000,00
rugi-laba Rp 212.000,00

• laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran


pendapatan bunga Rp 212.000,00
realisasi laba kotor Rp 160.000,00
rugi-laba Rp 372.000,00
apabila laba diakui dalam periode dimana penjualan itu terjadi,
maka atas transaksi penjualan rumah itu PT Sentana akan
melaporkan labanya sebesar Rp 950.000'00 (Rp 1.000.000,00 - Rp
50.000,00) dalam tahun buku 1980 dan oleh karenanya tidak ada
pengakuan laba untuk masa 5 (lima) tahun kemudiansaat
berakhirnya transaksi tersebut.

Dilain pihak menurut metode angsuran laba penjualan rumah sebesar


Rp 950.000,00 akan diangap direalisasikan sebesar Rp 150.000,00
(Rp 200.000,00 - Rp 50.000,00) pada tahun 1980 dan Rp 800.000,00
sisanya akan diakui dalam masa 5 tahun kemudian sesuai dengan
jangka waktu penyelesian transaksi masing-masing sebesar Rp
160.000,00 setiap tahun.
Apabila dari contoh tersebut, Tuan Hartono tidak dapat memenuhi kewajibannya pada tanggal 1
Maret 1982, maka PT Sentana akan menarik kembali saldo hipotiknya sebesar Rp 1.600.000,00 dan
memiliki kembali rumah.

Sedangkan jumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh tuan Hartono sebesar Rp 900.000,00
tidak dapat ditarik kembali dan tetap menjadi haknya Pt Sentana.

Diumpamakan penilaian kembali atas rumah tersebut pada tanggal 1 Maret 1982 adalah
sebesar Rp 1.200.000,00. dengan demikian pencatatan pada masing-masing metode akan terlihat
sebagai berikut:

• Laba diakui pada periode penjualan


Rumah Rp 1.200.000,00
Rugi pemilikan kembali Rp 400.000,00
Hipotik U/K Rp 1.600.000,00

• laba diakui secara proporsonal dengan penerimaan angsuran


Rumah Rp 1.200.000,00
laba kotor yang belum direalisasikan Rp 640.000,00
Hipotik U/K Rp 1.600.000,00
laba kepemilikan kembali Rp 240.000,00
• Laba diakui pada periode penjualan
Rumah Rp 1.200.000,00
Rugi pemilikan kembali Rp 400.000,00
Hipotik U/K Rp 1.600.000,00

• laba diakui secara proporsonal dengan penerimaan angsuran


Rumah Rp 1.200.000,00
laba kotor yang belum direalisasikan Rp 640.000,00
Hipotik U/K Rp 1.600.000,00
laba kepemilikan kembali Rp 240.000,00
Laba atau Rugi pemilikan kembali pada masing-masing metode
tersebut diatas, dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut:

laba diakui secara proporsional


Laba diakui pada periode penjualan dengan jumlah penerimaan
angsuran
jumlah pembayran yang telah diterima Rp 900.000,00 Rp 9.000.000,00

Rugi karena penurunan harga :


Harga pokok - 1.500.000,00
harga penilaian - 1.200.000,00
(Rp 300.000,00) (Rp 300.000,00)
Laba bersih Rp 600.000,00 Rp 600.000,00

laba yang diakui sebelum pemilikan


kembali Rp 1.000.000,00 Rp1.000.000,00

laba (rugi) dalam pemilikan kembali Rp 400.000,00 Rp 400.00,00


Syukron Jazakumullah Khair

Anda mungkin juga menyukai