1 Pendahuluan
Kas dan setara kas biasanya dilaporkan dalam satu akun neraca. Kas mencerminkan
informasi tentang saldo uang kas yang ada di tangn maupun simpanan unag kas di bank yang
dimiliki perusahaan. Sedangkan setara kas adalah investasi jangka pendek dan deposito yang
sangat likuid yang dapat dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu
yang sangat segera,
Kas merupakan asset yang paling lancer dibandngkan asset lainnya, oleh sebab itu
untuk mengamanknya diperlukan suatu system pengendalian internal yang baik dan ekstra
hati-hati. Rekonsilasi bank juga termasuk sebagai bagian dari pengendalian internal untuk
mengecek kebenaran atau kecocokan antara saldo menurut catatan perusahaan dengan catatan
menurut bank. Perusahaan perlu memperhatikan inforasi arus kas yang berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.
Sebaik jika perusahaan menerapkan kebajikan atau system pembulatas keatas, maka
akun “pendapatan atas kelebihan penerimaan kas” akan dikredit sebesar selisihnya. Akun ini
akan masuk dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan operasional lainnya.
Dalam praktik ada juga perusahaan yang menggunakan akun “ selisih penerimaan
kas” untuk membukukan baik kekurangan penerimaan kas maupun kelebihan penerimaan
kas.
Setelah uang kas diperiksa dan dihitung oleh supervisor , supervisor akan
mencatatnya kedalam sebuah laporan perhitungan kas dalam bentuk memo. Memo ini akan di
paraf, baik oleh klerek yang bersangkutan maupun supervesor. Memo yang telah diparaf ini
dan catatan register kas dari masing-masing klerek berikut uang kasnya kemudian diserahkan
ke departemen kasir. Kepal kasir berdasarkan uang kas yang diterima dari supervesor berikut
catatan register kas dan laporan perhitungan kas akan mengisi formulir setoran bank dan
membuat ringkasan penerimaan kas harian.
Salianan lembar pertama dari irngkasan total penerimaan kas harian ini akan
diteruskan oleh kapala kasir ke departemen akuntasnsi sebagai dasar pencatatan atas transaksi
penjualan harian. Bukti setor deoartemen kasir ke bank yang berupa salinan deposit slip dan
salinan lembar kedua dari ringkasan total penerimaan kas harian akan diserahkan kebagian
keuangan. Pada akhirnya, bagian keuangan akan memfotokopi salinan bukti setor bank tadi
untuk selanjutnya diserahkan kebagian akuntansi.
Kesalahan dalam pencatatan bisa saja terjadi baik dilakukan oleh bank maupun
perusahaan. Perusahaan hanya akan membuat jurnal koreksi dalam pembukuannya, apabila
kesalahan pencatatan dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri.
Untuk tujuan rekonsiliasi bank, jika jumlah tertentu telah sala dicatat oleh perusahaan,
maka selisih jumlah kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau dikurangkan dari saldo
cash in bank menurut catatan perusahaan, disertai dengan pembuatan jurnal koreksi.
Demikan juga jika jumlah tertentu telah salah (keliru) dicatat oleh bank, maka selisih jumlah
kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau dikurangkan sari saldo cash in bank menurut
catatn bank, tanpa perlu membuat jurnal koreksi dalam pembukuan perusahaan.
Sebagai contoh kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan, misalkan saja
bahwa pembayaran utang ke supplier dengan menggunakan cek sebesar Rp. 20.560.000,
ternyata telah salah dicatat oleh bagian akuntansi perusahaan dalam pembukuan sebesar Rp.
20.650.000. dalam hal ini untuk tujuan rekonsiliasi bank, perusahaan akan menambahkan
kembali saldo cash in bank menurut catatan perusahaan sebesar Rp. 90.000. Lalu
perusahaan dalam pembukuannya akan membuat jurnal koreksi dengan cara mendebet akun
cash in bank dan mengkredit akun utang usaha sebesar Rp. 90.000. Bisa juga terjadi bahwa
pembayaran utang ke supplier dengan menggunakan cek sebesar Rp. 20.560.000 namun
ternyata telah salah dicatat oleh bagian akuntansi perusahaan dalam pembukuan sebesar Rp
20.500.000. dalam hal ini untuk tujuan rekonsiliasi, perusahaan akan mengurangkan lagi
saldo cash in bank menurut catatan perusahaan sebesar Rp 60.000. Lalu perusahaan dalam
pembukuannya akan membuat jurnal koreksi dengan cara mendebet akun utang usaha dan
mengkredit akun cash in bank sebesar Rp 60.000.
Sedangkan contoh kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank, misalkan saja
bahwa setoran perusahaan sebesar Rp 5.000.000 namun telah salah didebit bank sejumlah
yang sama, seolah-olah dianggap sebagai penarikan. Dalam hal ini untuk tujuan rekonsiliasi,
perusahaan akan menambahkan saldo cash in bank menurut catatan bank sebesar dua
kalinya yaitu Rp 10.000.000. perusahaan dalam pembukuannya tidak akan membuat jurnal
koreksi. Bisa juga terjadi bahwa penarikan yang dilakukan oleh perusahaan lain sebesar Rp
5.000.000, namun didebit ke rekening perusahaan. Dalam hal ini untuk tujuan rekonsiliasi,
perusahaan akan menambahkan saldo cash in bank menurut catatan bank sebesar Rp
5.000.000. perusahaan dalam pembukuannya juga tidak akan membuat jurnal koreksi.
PT. Kencana Mulia tela mengumpulkan data sebagai berikut yang diperlukan untuk
menyusun rekonsiliasi bank per tanggal 31 juli 2008:
Diminta :
a) Buatlah rekonsiliasi saldo Bank dan saldo buku untuk mencari saldo cash in bank
yang benar pada 31 Juli 2008!
b) Membuat ayat Jurnal yang diperlukan!
Solusi
PT Kencana Mulia
Rekonsiliasi Bank
31 Juli 2008
Untuk kepentingan audit atas saldo cash in bank, biasanya rekonsiliasi bank yang digunakan
adalah rekonsiliasi empat kolom, sebagai pembuktian atas saldo akhir cash in bank periode
berjalan (proof of cash). Dalam penyusunan rekonsiliasi empat kolom, dibuat kolom-kolom
secara terpisah untuk rekonsiliasi awal, setoran atau pemasukan, penarikan atau pengeluaran,
dan rekonsiliasi akhir. Dengan demikian, pendekatan empat kolom sesungguhnya merupakan
dua rekonsiliasi dalam satu laporan.
Kolom pertama berisikan rekonsiliasi pada akhir periode yang lalu. Besarnya setoran menurut
rekening koran (catatan bank) atau pemasukan menurut buku (catatan perusahaan) selama
periode akan ditambahkan ke saldo rekonsiliasi awal, dan penarikan menurut rekening koran
(catatan bank) atau pengeluaran menurut buku (catatan perusahaan) selama periode akan
dikurangkan untuk mendapatkan besarnya saldo rekonsiliasi akhir. Setoran atau pemasukan
akan direkonsiliasi dalam kolom kedua, sedangkan penarikan atau pengeluaran di kolom
ketiga. Jumlah-jumlah harus direkonsiliasi baik secara vertikal maupun horizontal agar saldo
akhir menurut catatan bank dan perusahaan sesuai. Sebagai kesimpulan, empat kolom yang
dimaksud adalah merinci masing-masing saldo akhir cash in bank (baik saldo akhir menurut
catatan bank maupun perusahaan) dengan cara menambahkan jumlah total setoran atau
pemasukan kas selama periode berjalan ke masing-masing saldo awal cash in bank
bersangkutan, serta mengurangkannya dengan jumlah total penarikan atau pengeluaran kas
selama periode berjalan.
Berikut aalah contoh yang menggambarkan penyusunan laporan rekonsiliasi bank dalam
bentuk empat kolom. Berdasarkan catatan PT. Happy Mall dan rekening koran bank
diperoleh data sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap buku kas perusaaan dan laporan rekening koran
bank diperoleh informasi penyebab terjadinya perbedaan, yaitu sebagai berikut:
a. Setoran pada tanggal 31 juli sebesar Rp 40.700.000 baru dibukukan oleh bank pada
tanggal 1 Agustus.
b. Setoran pada tanggal 29 Agustus sebesar Rp 72.000.000 belum masuk dalam rekening
koran bank bulan agustus.
c. Pada tanggal 31 agustus (sore hari) diterima kas sebagai pelunasan piutang dari
pelanggan sebesar Rp 6.800.000 di mana oleh kasir disetorkan ke bank pada keesokan
harinya.
d. Hasil penagihan piutang pada tanggal 12 agustus sebesar Rp 6.500.000 telah keliru
dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan kas sebesar Rp 5.600.000.
e. Hasil penagihan piutang lewat bank pada tanggal 16 agustus sebesar Rp 7.500.000
berikut beban inkaso sebesar Rp 100.000 belum dicatat oleh perusahaan.
f. Cek yang masih beredar pada akhir bulan juli sebesar Rp 60.000.000 sudah dicairkan
oleh pemegangnya pada bulan agustus, sedangkan pada akhir bulan agustus besarnya
cek yang masih beredar Rp 39.800.000.
g. Pendapatan jasa giro bulan juli sebesar Rp 1.000.000 dicatat oleh perusahaan pada
tanggal 3 agustus, sedangkan pendapatan jasa giro untuk bulan agustus sebesar Rp
3.200.000 baru dicatat oleh perusahaan pada tanggal 2 september.
h. Biaya administrasi bank bulan juli sebesar Rp 300.000 dicatat oleh perusahaan pada
tanggal 3 agustus, sedangkan biaya administrasi bank untuk bulan agustus sebesar Rp
200.000 dicatat oleh perusahaan pada tanggal 2 september.
i. Setoran cek yang diterima dari pelanggan pada tanggal 12 agustus sebesar Rp
2.500.000 ternyata tidak ada dananya.
Diminta:
a) Buatlah rekonsiliasi saldo bank dan saldo buku untuk mencari saldo cash in bank
yang benar per tanggal 31 Agustus 2010! (dalam bentuk empat kolom)
b) Membuat ayat jurnal koreksi yang diperlukan!
Solusi:
Alsan perlu dibuatnya ( dibentuknya ) sebah sistem dana kas kecil adalah bahwa
pembayaran – pembayaran yang jumlah relatif kecil ini, yang sering terjadi, mungkin pada
akhirnya juga menjadi jumlah tertentu yang cukup signifikan jikla ditotal. Oleh sebab itu agar
pengeluaran- pengeluaran ini dapat tetap dimonitor ddengan baik maka pengendalian internal
multak diperlukan, caranya adalah membentuk sistem dana kas kecil.
Dana kas kecil pertama kali di bentuk dengan cara mengestimasi terlebih dahulu
jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakuakn pembarayaran – pembayaran sepanjang
interval priode tertentu, bisa mingguan atau bulanan. Setelah estimasi kebutuhan kas disetujui
oeleh pejabat yang berwenang ( biasanya oleh menejer atau direktur keuangan ), cek akan
dibuat dan dicairankan sebesar jumlah estimasi yang telah disetujui tadi. Ayat jurnal atas
pembentukan dana kas kecil ini dibuat dengan cara mendebat akun kas kecil dan mengkredit
akun kas ( cash in bank ).
Uang hasil pencairan tersebut lalu di simpan oleh seorang karyawan yang memang
secara khusus ditunjukkan dan diberikan wewenang atas nama perusahaan untuk
membayarkan kas dari dana kas kecil tadi. Untuk tujuan pengendalian, perusahaan biasanya
akan membatasi jumlah maksimum tertentu dan jenis – jenis pembayaran yang boleh
dilakuan atas dana kas kecil. Kebanyakan dana kas kecil dibentuk atas dasar jumlah yang
tetap, yang dinamkan sebagai sistem dana tetap ( inprest fund system ). Dengan menggunkan
sistem ini, tidak ada ayat jurnal tambahan yang diperlukan atas akun kas kecil, kecuali
manajemen perusahaan memang bermaksud untuk mengubahnya ( menambah atau
mengurangi ) jumlah kas kecil yang sudah di bentuk.
Setiap kali kas kecil dibayarkan, karyawan yang menangani dana kas kecil tadi akan
mencatat setiap rincian dalam masing – masing formulir penerimaan kas kecil ( petty cash
rreceipt atau petty cash voucher ) yang bernomor urut cetak dan ditandatangani baik oleh
karyawan yang bersangkuatan (karyawan yang membayarkan/menangani kas kecil) maupun
pihak yang menerima pembayaran atas kas kecil. Formulir yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak nini berisi mengenai tanggal dn jumlah pembayaran, dan nama akaun yang akan
dibebankan ( misalnya saja bahwa kas kecil yang dibayarkan untuk membeli vas bungan akan
di bedakan ke dalam akun beban lainya; demikian juaga kas kecil yang dikeluarkan untuk
ongkos angkut pembelian barang dengan akan dibebankan ke dalam freight – in/ongkos
angkut masuk; dan seterusnya ).
Dengan sistem dana tetap, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat
pembayaran kas kecil. Efek akuntansi dari setiap pembayaran kas kecil baru akan diakui atau
dicatat dal pembukuan (melalui jurnal akuntansi) ketika kas kecil yang telah dibayarkan
tersebut diisi kembali. Dana kas kecil akan diisi kembali pada interval periode tertentu atau
ketika jumlah uang yang ada dalam dana kas kecil telah mencapai tingkat minimum.
Permintaan pengisian atau penggantian kembali kas kecil, sebesar jumlah kas kecil yang telah
dibayarkan (seperti yang tercantum dalam petty cash receipt), dilakukan atas inisiatif
karyawan kas kecil bersangkutan (petty cash custodian). Seluruh petty cash receipt beserta
dokumen pendukungnya akan diajukan kebagian keuangan untuk selanjutnya diverifikasi
mengenai kelayakan dan keabsahan pembayaran kas kecil telah dilakukan oleh petty cash
custodian. Jika tidak ada masalah, bagian keuangan lalu akan menyetujui permintaan
pengisian atau penggantian kembali kas kecil yang diajukan oleh petty cash custodian dan
cek akan dibuat sebesar jumalah penggantian tersebut. Pada saat bersamaan, seluruh
dokumen pendukung akan diberi stempel “Lunas” untuk menghindari terjadinya pembayaran
berganda atau diuangkannya kembali faktur tagihan. Pengisian kembali kas kecil akan
menjadikan dana kas kecil kembali ke jumlah semula yang dibentuk. Ketika dana kas kecil
diisi kembali, seluruh akun yang dibebankan atas pengeluaran kas kecil (seperti akun beban
lain-lain, akun ongkos angkut masuk, dan seterusnya) seperti yang tercantum dalam petty
cash receipt akan didebit dan mengkredit akun kas (cash in bank).
Perhatikan bahwa dengan menggunakan sistem dana tetap, akun kas kecil hanya akan
dibuat (didebit) pada saat pembentukan dana kas kecil. Akun kas kecil tidak akan dipengaruhi
oleh jurnal pengisian kembali dana kas kecil. Ingat juga bahwa kas kecil yang akan diisi
kembali hanyalah sebesar jumlah pengeluaran yang telah diringkas dal petty cash receipt.
Jika terjadi selisih pembayaran karena pembulatan, maka dalam jurnal pengisian
kembali dana kas kecil, akun “bebas atas kelebihan pembayaran kas” akan didebit atau
sebaliknya akun “pendapatan atas kekurangan pembayaran kas: akan dikredit. Dalam laporan
laba rugi, akun “bebas atas kelebihan pembayaran kas” ini akan dilaporkan sebagai beban
lain-lain, sedangkan akun “pendapatan atas kekurangan pembayran kas” akan dilaporkan
sebagai pendapatan lain-lain. Sebagai contoh, misalkan bahwa besarnya pengeluaran kas
kecil seperti yang dilaporkan dalam petty cash receipt adalah Rp 1.700.600. Dengan asumsi
bahwa dana kas kecil yang pertama kali telah dibentuk adalah sebesar Rp 2.000.000 dan sisa
kas kecil yang ada saat ini adalah hanya sebesar Rp 299.000 (seharusnya Rp 299.400) maka
terdapat selisih kelebihan pembayaran kas sebesar Rp 400. Hal ini berarti bahwa permintaan
pengisian kembali dana kas kecil akan menjadi sebesar Rp 1.701.000.
Dalam praktik, ada juga perusahaan yang menggunakan akun “selisih pembayaran
kas” untuk membukukan baik kelebihan pembayaran kas maupun kekurangan pembayaran
kas (di mana akun selisih pembayaran kas akan didebit jika terjadi kelebihan pembayaran
kas, dan sebaliknya akun selisih pembayaran kas akan dikredit jika terjadi kekurangan
pembayran kas).
Sebagai alternatif dari imprest fund system, perusahaan dapat juga menggunakan metode
sistem dana kas tidak tetap (fluctuating fund system) dalam melakukan pencatatan atau
pembukuan atas dana kas kecilnya. Berikut adalah ayat jurnal yang perlu dibuat apabila
perusahaan memilih untuk menggunakan metode sistem dana kas tidak tetap:
Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba dan informasi mengenai laba
merupakan indicator yang baik untuk menentukan atau menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Laporan arus kas dibutukan karena:
Laporan arus kas merinci sumber penerimaan maupun bpengeluaran kas berdasarkan
aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Informasi apa pun yang kita ingin ketahui
mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu tersaji secara ringkas leawt laporan arus
kas ini. Laporan arus kas juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis apakah
rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah berjalan sebagaimana
mestinya.
Laporan keuangan utama terdiri atas laporan laba rugi, laporan laba ditahan (untuk
perusahaan perseroan), neraca dan laporan arus kas. Laporan laba rugi menunjukkan
besarnya jumlah laba bersih dan tidak menunjukkan jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas
operasi. Laporan laba ditahan menunjukkan besarnya dividen tunai yang diumumkan oleh
investee kepada investor sepanjang periode berjalan., bukan besarnya dividen tunai yang
dibayarkan. Neraca komperatif menunjukkan besarnya penambahan asset tetap yang terjadi
selama periode berjalan, namun tidak menunjukkan bagaimana penambahan asset tetap
tersebut dibiayai. Demikian juga dalam neraca komperatif menunjukkan adanya penambahan
jumlah lembar saham biasa yang beredar dan penurunan jumlah utang obligasi tersebut
dibiayai. Dengan laporan arus kas, informasi mengenai dari mana saja sumber penerimaan
kas dan untuk apa saja kas di keluarkan akan tersaji secara rinci.
Laporan arus kas akan memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan investasi, melunasi
kewajiban dan membayar dividen. Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung dan merencanakan aktivitas
investasi dan pembiayaan di masa akan dating. Laporan arus kas juga digunakan oleh kreditor
dan investor dalam menilai tigkat likuiditas maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba (keuntungan). Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran kas di klasifikasikan
menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi , investasi dan pembiayaan.
Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan sumber arus kas
masuk yang utama. Penerimaan kas lainnya berasal dari pendapatan bunga, dividend an
penjualan sekuritas yang diperdagangkan. Sedangkan arus kas keluar meliputi pembayaran
untuk membeli barang dagang, membatar gaji/upah, beban pajak, bunga, beban utilitas, sewa
dan pembelian sekuritas yang diperdagangkan. Pendapatan bunga dan dividen dilaporkan
dalam laporan laba/rugi bersih, sehingga kas yang diterima dari pendapatan bunga dan
dividen akan dilaporkan dalam laporan arus kas dari aktivitas operasi, bukan aktivitas
investasi.
Yang termasuk sebagai aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah.
Sedangkan aktivitas pembiayaan meliputi transaksi-transaksi yang dimana kas diperoleh atau
dibayarkan kembali ke pemilik dana (investor) dan kreditor, selain itu yang termasuk
aktivitas pembiayaan adalah meliputi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan utang jangka
panjang maupun ekuitas (modal) perusahaan. Pembayaran utang lancer tidak tergolong
sebagai aktivitas pembiayaan, melainkan aktivitas operasi.
Untuk perusahaan yang baru berdiri dan sedang dalam proses pertumbuhan,
memerlukan arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan (seperti menerbitkan obligasi atau
saham) untuk melakukan aktivitas dan mensubsidi arus kas operasi yang masih negative.
Sedangkan untuk perusahaan yang telah berhenti pertumbuhannya dan focus pada
mempertahankan posisi, arus kas dari aktivitas operasi cukup tersedia untuk membiayai
penggantian asset tetap dan membayar dividen kepada investor.
Arus kas yang paling utama dari perusahaan adalah terkait dengan aktivitas operasi.
Ada dua metode yang dapat digunakan di dalam menghitung dan melaporkan jumlah arus kas
bersih dari aktivitas operasi, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua
metode tersebut akan menghasilkan angka kas yang sama. Namun, metode yang paling sering
digunakan dalam praktik pelaporan keuangan adalah metode tidak langsung.
Metode langsung (atau disebut juga metode laporan laba rugi) pada hakekatnya
adalah menguji kembali setiap item (komponen) laporan laba rugi dengan tujuan untuk
melaporkan berapa besar kas yang diterima atau yang dibayarkan terkait dengan setiap
komponen dari laporan laba rugi tersebut
Metode tidak langsung (atau disebut juga metode rekonsiliasi) dimulai dengan angka
laba/rugi bersih. Sebagaimana yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan menyesuaikan
besarnya laba/rugi bersih tersebut (yang telah diukur atas dasar akrual) denga item-item yang
tidak mempengaruhi arus kas.
Baik metode langsung upun metode tidak langsung akan menghasilkan angka kas
yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang sama yang dihasilkan oleh (atau yang
digunakan dalam) aktivitas operasi perusahaan.
Metode tidak langsung melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba/rugi
bersih tersebut dengan pendapatan dan beban yang tidak melibatkan penerimaan atau
pembayaran kas.
Banyak pemakai laporan keuangan yang menyukai metode langsung karena metode
ini melaporkan secara langsung sumber arus kas masuk dan arus kas keluar tanpa harus
dibingungkan dengan masalah penyesuaian terhadap besarnya laba/rugi bersih. Jadi, dengan
metode langsung para pemakai laporan keuangan akan dapat secara langsung memperoleh
informasi mengenai dari mana saja sumber arus kas masuk dan untuk apa saja kas
dikeluarkan.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam akuntansi komersial, kas merupakan asset yang
paling lancer, yang meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos dan simpanan uang kas
dibank yang tersedia untuk penarikan.kas mencerminkan informasi tentang saldo uang kas
yang ada ditangan maupun simpanan uang kas dibank yang dimiliki perusahaan, sedangkan
setara kas adalah investasi jangka pendek dan deposito yang sangat likud yang dapat
dikonversikan atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera,
biasanya kurang dari atau sama dengan tiga bulan (90 hari).
Perlakuan akuntansi untuk kas dan setara kas tidak diatur tersendiri dalam undang-
undang perpajakan sehingga mengikuti ketentuan akuntansi komersial. Penyajian kas didalam
neraca komersial atau pun neraca fiscal dicantumkan sebesar nilai nominalnya. Apabila
terdapat kas dan bank dalam mata uang asing, maka kurs yang bisa digunakan adalah nilai
kurs tetap (historis) atau kurs pada tanggal neraca. Penggunaan salah satu dari kedua kurs
tersebut harus dilakukan secara konsisten (taat asas), dengan kata lain apabila perusahaan
memutuskan untuk menggunakan kurs tetap, maka nilai kurs tetap inilah yang akan terus
dipergunakan dalam menyajikan kas dan bank di neraca komersial atau pun neraca fiscal.
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 131 tahun 2000 tentang pajak penghasilan
atau Bunga deposito dan Tabungan serta diskonto sertifikat bank Indonesia jo. KMK-
SI/KMK.04/2001 tentang pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan
serta diskonto sertifikat bank Indonesia, penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari
deposito atau tabungan, yang ditempatkan pada bank yang didirikan didalam negeri maupun
diluar negeri melalui cabangnya diindonesia, termasuk jasa giro serta diskonto SBI, kecuali
wajib pajak orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk
bunga dan diskonto tidak melebihi penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dikenakan PPh final
sebesar 20% dari jumlah bruto.
Penghasilan atas bunga deposito atau tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dipotong
langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan biaya dilakukan.
Nantinya, pihak bank tersebut akan membayar atau menyetor PPh final ke kas Negara dengan
menggunakan surat setoran pajak (SSP) dan melaporkannya ke kantor pelayanan pajak (KPP)
dengan menggunakan SPT masa PPh final pasal 4 ayat (2). Pihak bank (selaku pemotong)
wajib menyetorkan pph final tersebut paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito
dan tabungan serta SBI tersebut melebihi Rp.7.500.000; dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh
Dana Pensiun yang pendirian nya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 29 Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana
pension
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan
rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, tanah kavling siap bangun
rumah sederhana dan sangat sederhana atau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
Dengan menggunakan metode neto (sesuai dengan buku petunjuk pengisian SPT
tahunan PPh badan), penghasilan bunga dicatat sebesar jumlah bersihnya (80% dari jumlah
bruto). Perlakuan pajak untuk jasa giro dan bunga deposito sama seperti perlakuan akuntansi
pajak untuk bunga tabungan, yaitu dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto.
Rp. 1.600.000;
Kas dibank
Rp. 1.600.000;
Pendapatan bunga
Masih dalam contoh yang sama, jika metode bruto digunakan untuk membukukan
penghasilan bunga diatas maka ayatjurnal yang dperlu dibuat oleh PT. Hijau Daun akan
menjadi:
Rp. 1.600.000;
Kas dibank
Rp. 400.000;
PPh pasal 4 ayat (2)
Rp. 2000.000;
Pendapatan bunga
Dengan menggunakan metode bruto, PPh final sebesar Rp. 400.000; ini dperlukan
sebagai beban (yaitu beban operasional) dengan klasifikasi beban umum dan administrasi.