KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III pada jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, karena
penulis masih memiliki kelemahan dan kekurangan dalam hal keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan kemampuan dalam penyajian materi dan pembahasan yang
dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis telah banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan serta arahan moril dan materil dari berbagai pihak
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Oleh
karena itu dengan tulus dan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua, saudara serta keluarga yang telah memberi dukungan secara
moril dan materil serta doa yang diberikan kepada penulis.
2. Bapak Ir. Rizal Syahyadi, ST.Eng.SC. IPM selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
3. Bapak Zulkarnaini,SE., M.Si.Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Lhokseumawe
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perhitungan harga pokok produksi yang tepat harus sesuai dengan konsep
akuntansi biaya. Biasanya perusahaan tidak terlalu memperhatikan perhitungan
pengeluaran biaya produksi secara detail, serta penggolongan biaya yang tidak
tepat, sehingga berpengaruh pada harga pokok produk, penentuan harga jual, serta
pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada jalannya suatu
perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2019) terdapat tiga elemen biaya yang berkaitan
dengan biaya produksi atau harga pokok produksi. Yang pertama adalah bahan
langsung yaitu bahan yang bisa dicari secara langsung pada produk dan jasa yang
lagi dibuatkan menjadi produk/jasa. Elemen kedua adalah tenaga kerja langsung
yaitu tenaga kerja langsung yang bisa dicari secara langsung pada barang dan jasa
yang lagi dibuatkan menjadi produk/jasa. Dan yang terakhir adalah overhead yaitu
seluruh biaya produksi selain biaya tenaga kerja langsung dan bahan langsung.
Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Salah satunya adalah UMKM Roti papa bakery yang merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pengolahan dan penjualan makanan roti isi dan kue pia.
Dari hasil wawancara dengan pemilik diketahui bahwa usaha ini sudah berlangsung
selama sembilan tahun lamanya, dan yang paling dominan yang dibuat oleh
4
perusahaan adalah roti isi dan kue pia.
Menurut (Tulus T.H.Tambunan; 2017) Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi. Pada prinsipnya,
pembedaan Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM), dan
Usaha Besar (UB). Pada umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk
tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap.
UMKM Toko Roti Papa bakrie belum pernah menyusun laporan harga pokok
produksi. Penulis tertarik untuk membantu perusahaan dalam menyusun sebuah
laporan harga pokok produksi. Harga pokokproduksi akan berdampak ke laba dan
harga pokok. Pembagian biaya produksi dikelompokkan menjadi tiga elemen, yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerjalangsung ,dan biaya overhead pabrik. Dengan
perencanaan dan pengendalian biaya produksi tersebut, diharapkan akan diperoleh
suatu efisiensi biaya. Adapun yang dimaksud dengan efisiensi biaya adalah terhindar
dari pemborosan atau penyimpangan, sehingga setiap biaya yang dikeluarkan adalah
biaya produksi yang seharusnya.
Konsumsi produk bakery oleh masyarakat Indonesia terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata konsumsi roti tawar per kapita pada tahun
2014 adalah 0,062 bungkus kecil/minggu, namun pada tahun 2017 dan 2018
meningkat menjadi 0,367 dan 0,366 bungkus kecil/minggu. Selain roti tawar,
masyarakat Indonesia juga senang mengonsumsi roti manis dan jenis roti lainnya.
Hal ini ditandai dengan rata-rata konsumsi roti manis dan jenis roti lainnya sebanyak
0.495 ons pada tahun 2014 dan meningkat pada tahun 2017 dan 2018 menjadi 1.104
dan 1.122 ons. Data statistik konsumsi pangan juga menunjukkan bahwa rata-rata
peningkatan konsumsi kue kering/biskuit/semprong di Indonesia dari tahun 2014
hingga 2018 adalah sebesar 33,314 %, sedangkan untuk kue basah sebesar 23,375 %
(Kementan RI 2018).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul ‘’Penentuan Harga Pokok Produk Roti per Bungkus Dengan
Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Papa Bakery Lhokseumawe”.
5
1.2 Permasalahan
kualitatif. Metode kualitatif ini, penulis yang menjadi instrumen dalam penelitian
dan analisis dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian hingga analisis
data.
Pengamatan langsung pada obyek studi sesuai lingkup penelitian dan teori
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab, yaitu
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,
Pembahasan.
Dalam bab ini penulis mengemukakan beberapa konsep teoritis yang mendukung
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan yang akan menjelasakan
’Penentuan Harga Pokok Produk Roti per Bungkus Dengan Menggunakan Metode
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan, dan
1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan untuk
pengumpulan data yang meliputi penyajian dalam bentuk proyek akhir dan proses
bimbingan berlangsung.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan Toko Roti Papa Bakery
Lhokseumawe”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
sudah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
3. Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan menurut:
a. Objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran
adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan
dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
b. Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu, fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1) Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Menurut objek pengeluaran, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead
cost).
2) Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan produk. Contohnya adalah
biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang
b. Variabel costing
Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel
kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
15
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan
demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari
unsur biaya produksi berikut ini:
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen Biaya Produksi per
Satuan
(1) (2) (3) (4)
Bahan Baku Rp xxx xxx Rp xxx
Bahan Penolong Rp xxx xxx Rp xxx
Tenaga Kerja Rp xxx xxx Rp xxx
Overhead Pabrik Rp xxx xxx Rp xxx
Total Rp xxx xxx Rp xxx
Data produksi
Dimasukkan dalam proses xxx kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang xxx kg
Produk dalam proses akhir xxx kg
Jumlah produk yang dihasilkan xxx kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 2019
Total Per Kg
Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx
Jumlah Rp xxx Rp xxx
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfres ke gudang xxx kg @ Rp. xxx
Rp.xxx
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx
Biaya tenaga kerja Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx
Rp xxx
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan Januari Rp xxx
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Meilita. 2018. Perhitungan Harga Pokok Produk per Bungkus Roti
Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Full-Costing pada
Shireen Bakery Lhokeumawe.
Hastuti, Putri Gemi Tri. 2017. Penentuan Harga Pokok Produk Roti per Bungkus
dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses pada UD Yela Bakery
Banjarmasin. Tugas Akhir pada Politeknik Negeri Banjarmasin.
Iskandar, Efendi, Syamsu Rizal. 2019. Metode depresiasi aktiva tetap berwujud
dan dampaknya pada dengan laporan laba rugi. Jurnal akuntansi &
keuangan, 2(1), 99-114.
Kukuh Setyo Pambudi, Indah Yasminum Suhanti. 2017. Penelitian studi kasus
fenomenologi persepsi keadilan pelaku pembunuhan anggota pki 1965.
Jurnal sains psikologi, 1, 22-30.
Mifta Magfirah, Fadli Syam. 2018. Analisis perhitungan harga pokok produksi
dengan penerapan metode full costing pada umkm kota banda aceh. Jurnal
ilmiah mahasiswa ekonomi akuntansi, 1(2), 59-70.