Anda di halaman 1dari 4

Contoh Perhitungan pph pasal 21

1. Tuan Takur bin pegawai pada perusahaan PT Opera Van LPP, menikah tanpa
anak, memperoleh gaji seminggu Rp.2.500.000,00. PT Opera Van LPP mengikuti
program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan
0,30% dari gaji. PT Opera Van LPP menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap
bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Tuan Takur bin membayar iuran Jaminan
Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Opera Van LPP
juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT Opera Van LPP membayar iuran pensiun untuk Tuan Takur bin ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan
sebesar Rp. 300.000,00, sedangkan Tuan Takur bin membayar iuran pensiun
sebesar Rp. 200.000,00.
Pertanyaan : Hitunglah PPH Pasal 21 Tahun 2013, pada minggu ke-2 bulan April !
Jawab:
Gaji Seminggu Rp. 2.500.000
Gaji Sebulan Rp. 10.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 50.000
Premi Jaminan Kematian Rp. 30.000
Jumlah Pengh. Bruto Rp. 10.080.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Rp. 10.080.000 = Rp. 500.000
Iuran Pensiun = Rp. 200.000
Iuran Jaminan Hari Tua = Rp. 200.000
Jumlah Pengurangan (Rp. 900.000)
Penghasilan Netto Sebulan Rp. 9.180.000
Contoh Perhitungan PPh Pasal 22
CONTOH 1PT Pasaribu Motors mengimpor barang dari Korea. PT Pasaribu
Motors adalah importir mobil yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT KIA
mengimpor unit 50 mobil, dengan harga faktur $ 10.000 per unit. Biaya asuransi
dan biaya angkut yang berkaitan dengan impor mobil tersebut masing-masing
adalah 2% dan 3%. Bea masuk yang dibayar oleh PT KIA Motors sebesar 5% dari
CIF dan bea masuk tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan
oleh Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 9.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus

dibayar?Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000


Biaya asuransi(2%) $ 10.000
Biaya angkut(3%) $ 15.000

CIF $525.000
Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250
Bea masuk tambahan:20% x $525.000 $105.000
Nilai Impor $ 656.250
Nilai Impor dalam rupiah:
$656.250 x Rp 9.000 = Rp 5.906.250.000,PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)
2,5% x Rp 5.906.250.000 = Rp 147.656.250,Contoh Perhitungan PPh Pasal 23
Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masingmasing Rp 10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang
dibagikan, PT. Sukses Gagalnya wajib memungut PPh Pasal 23.
PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :
=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010
Contoh perhitungan pph pasal 24
PT. Trimegah pada tahun 2009 dengan peredaran bruto Rp.400.000.000.000,memperoleh Penghasilan Kena Pajak sbb :
Di Australia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 10.000.000.000,- dengan tarif
pajak 35 %
(Rp. 3.500.000.000,-)
Di Belanda, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 30.000.000.000,- dengan tarif
pajak 20 %
(Rp. 6.000.000.000,-)
Di Cina, menderita kerugian Rp. 20.000.000.000,-

Di Indonesia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 40.000.000.000,Pertanyaan :


Berapakah jumlah pajak luar negeri yang dapat dikreditkan ?
Berapakah PPh yang disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2009 ?
Jawab :
A. Pajak Luar Negeri yang dapat dikreditkan:
1. Penghasilan dari LN :
Laba di Australia Rp. 10.000.000.000,Laba di Belanda Rp. 30.000.000.000,Rugi di Cina Rp.
Jumlah Penghasilan di LN Rp. 40.000.000.000,2. Penghasilan Dalam Negeri Rp. 40.000.000.000,3. Jumlah PKP (LN & DN)
Rp. 80.000.000.000,4. PPh terhutang = (28 % x Rp. 80.000.000.000,-)
= Rp. 22.400.000.000,5. Batas maximum kredit pajak untuk masing-masing negara sbb:
Di Australia
10.000.000.000 x 22.400.000.000 = Rp. 2.800.000.000,80.000.000.000
Pajak yang dibayar di Australia Rp. 3.500.000.000,- maka maximum kredit pajak
yang dapat dikreditkan di Indonesia adalah Rp. 2.800.000.000,- (pilih yang
terendah)
Di Belanda
30.000.000.000 x 22.400.000.000= Rp. 8.400.000.000,80.000.000.000
Pajak yang dibayar di Belanda sebesar Rp. 6.000.000.000, maka maximum kredit
pajak yang dapat dikreditkan Rp. 6.000.000.000, Di Cina
Menderita rugi Rp. 2.000.000.000,-.Kerugian ini tidak dapat dimasukkan dalam
perhitungan penghasilan kena pajak. Kerugian ini juga tidak dapat
dikompensasikan sebagai kredit pajak luar negeri.

Jadi jumlah pajak luar negeri yang diperkenankan adalah:


Rp. 2.800.000.000,- + Rp. 6.000.000.000,= Rp. 8.800.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai