Ahli madya
OLEH:
MAULI JENITRIADI
(C0D018047)
Dengan ini dosen pembimbing laporan tugas akhir ketua program studi dan struktur
lapangan. Menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang disusun oleh:
Nim : C0D018047
Judul laporan : Mekanisme tata cara perhitungan pajak dan bea balik nama
kendaraan bermotor di samsat kota jambi
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur ketentuan dan kelaziman dalam
ujian koprehensif dan laporan tugas akhir pda tanggal yang tertera dibawah ini
Disetujui oleh:
Jambi, 2021
Mengetahui
Perpajakan
NIP: 198007082005012005
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Laporan
Tugas Akhir dan Ujian Komprehrnsif Program Studi Perpajakan Program Diploma III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Pada:
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :
Tanda Tangan
1. Ketua Penguji
2. Sekretaris
3. Anggota
4. Anggota
Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi
Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., A.k., C.A Nela Safelia, S.E., M.Si
Mengetahui:
Dr.H.,Junaidi,S.E.,M.Si
NIP: 196706021992031003
ii
ABSTRAK
Laporan tugas akhir dengan judul “Mekanisme bea balik nama dan pajak kendaraan
bermotor di samsat kota jambi”. Khususnya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
oleh SAMSAT kota jambi pada masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat untuk lebih meningkatkan pendapatan pajak daerah, serta untuk mengetahui
kebijakan apa yang diambil dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah. Ada
permasalahan yang kerap terjadi dalam suatu negara atau daerah yaitu tentang perpajakan,
karena sektor pajak dapat dikatan sebagai gerbong dalam meningkatkan lajunya
perekonomian suatu daerah. Namun harapan tersebut kerap tidak sejalan dengan kesadaraan
masyarakat dalam menunaikan kewajiban membayar pajak. Dari permasalahan tersebutlah
penulis dapat memperoleh data yang diperlukan, dan selanjutnya data tersebut di analisis
dengan metode kualitatif yaitu penjelasan dengan kata-kata yang sistematis, sehingga
permasalah terungkap objektif.
Kata kunci: Bea Balik Nama dan Pajak Kendaraan Bermotor
iii
ABSTRACT
The final project report entitled "the mechanism of transfer of name and motor
vehicle tax in Samsat Kota Jambi". In particular, to find out the problems that arise in the
SAMSAT city of Jambi to the community in improving services to the community to increase
local tax revenue, as well as to see what policies are taken to increase local tax revenue. The
problem that often occurs in a country or region is about taxation, because the tax sector can
be said as a carriage in increasing the speed of a region's economy. However, these
expectations are often not in line with the awareness of the community in fulfilling their tax
obligations. From these problems, the writer can obtain the necessary data, and then the data
is analyzed by qualitative methods, namely systematic wording, so that the problem is
revealed objectively.
Key words: Transfer of Name and Motor Vehicle Tax
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas rahmat dan
ridho-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul
“Mekanisme Bea Balik Nama dan Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Kota
Jambi”. Shalawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa seluruh umat manusia dari alam yang tidak
tau ilmu pengetahuan sampai dengan alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat
ini. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dalam pendidikan program Diploma III
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak lain secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. Junaidi, SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., A.k., C.A selaku Ketua Jurusan
4. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Perpajakan Program
5. Bapak Drs. Iskandar Sam, S.E A.k.,M. Si.,C.A. selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang sangat berjasa memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa
v
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Program Diploma III Fakultas
Jambi.
8. Ibuk Rosi Parlina, SE selaku instruktur lapangan di Kantor Samsat Kota Jambi
9. Ibuk selaku pembimbing tugas akhir di kantor samsat kota jambi yang sangat
berjasa memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa penulisan ini hingga
selesai.
11. Kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dukungan serta
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini mash banyak
terdapat kekerungan. Oleh sebab itu, penulis mwngharapkan keoada segenap para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
Jambi, 2021
Penulis
Mauli Jenitriadi
NIM:C0D018047
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
ABSTRAK........................................................................................................................... iii
ABSTRACT........................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1........................................................................................................................Latar
Belakang........................................................................................................ 1
1.2........................................................................................................................Masa
lah Pokok Laporan........................................................................................ 4
1.3........................................................................................................................Tuju
an dan Manfaat Penulisan............................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Penulis........................................................................ 4
1.3.2. Manfaat Penulisan................................................................... 4
1.4........................................................................................................................Meto
de Penulisan.................................................................................................. 5
1.4.1. Jenis dan Sumber Data........................................................... 5
1.4.2. Metode Pengumpulan Data.................................................... 5
1.4.3. Metode Analisis...................................................................... 5
1.5........................................................................................................................ Wak
tu dan Lokasi Magang................................................................................... 6
1.6........................................................................................................................ Sist
ematika Penulisa........................................................................................... 6
BAB II................................................................................................................................. 8
LANDASAN TEORI.......................................................................................................... 8
vii
2.1.1. Fungsi Pajak....................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................34
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................34
Daftar pustaka.......................................................................................................................35
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak adalah perwujudan dari pengabdian dan peranan serta wajib pajak untuk
secara langsung dan sama-sama ikut melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atau pelaksanaan
pemungutan pajak sebagai cermin kewajiban masyarakat itu sendiri. Pemrintah dalam hal
iuran wajib dari rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang(yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk
dari warga negara indonesia dan menjadi salah satu iuran yang diwajibkan dan dapat di
Maka dari itu peran masyarakat disini harus dibutuhkan dengan pembiayaan
pajak.
selalu bersumber dari dana yang sebagian besar berasal brasal dari sektor minyak dan gas
bumi namun setelah tax reform (reformasi pajak), pemerintah menjadikan sektor pajak
1
kenyataannya penerimaan-penerimaan negara adalah penyumbang tebesar APBN.
Melalui APBN negara membuat rencana pendapatan dan belanja negara dalam kurun
waktu satu tahun. Semua program kerja dan besarnya biaya dicatat disini yang mencakup
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah selanjutnya disebut
PAD adalah pendapatan yang dapat diperoleh diarahkan untuk meningkatkan pendapatan
pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah dalam melaksanakan
untuk meningktatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah
yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam mendapatkan dana dari tingkat atas (subsidi).
mendapatkan dana dari tingkat atas (subsidi). Dengan demikian usaha peningkatan
pendapatan asli daerah itu sendiri, dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh dan
tambahan yang dapat digunakan untuk memperoleh dan tambahan yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya
2
keperluan rutin. Oleh karena itu, peningkatkan pendapatan itu merupakan hal yang
Tabel 1.1
Salah satu cara untuk memaksimalkan penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jambi
adalah dengan upaya meningkatkan penerimaan pajak daerah yaitu pada sektor:
5. Pajak Rokok
Bea Balik Nama kendaraan bermotor yaitu pajak penyerahan hak kepemilikan
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak yang
terjadi karena jual beli, hibah, atau warisan dan permukaan kedalam usaha.
pajak daerah dan setiap pihak yang berkaitan dengan pemungutan harus sesuai dengan
kententuan yang diatur dalam undang-undang serta peraturan daerah yang diatur dalam
undang-undang serta peraturan daerah yang mengatur tentang pajak dan retribusi daerah.
Guna memberi keringatan dalam melakukan bea balik nama kendaraan bermotor,
3
pemutihan kepada masyarakat. Pemutihan denda pajak kendaraan bermotor Provinsi
Jambi tahun 2021 ini dimulai pada tanggal 1 januari hingga 30 juni 2021.
pembebasan sanksi administratif bea balik nama kendaraan bermotor II 2021. Target
pendapatan daerah pemprov jambi dari kegiatan ini mencapai Rp 120 milliar.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penulis tertarik
untuk membahas lebih lanjut tentang, “MEKANISME BEA BALIK NAMA DAN
JAMBI”
Berdasarkan masalah pokok laporan diatas muka tujuan dari penulis melakukan
2. Apa saja keuntungan melakukan Bea Blik Nama Kendaraan Bermotor dalam masa
pemutihan
4
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
pengetahuan dalam bidang Bea Balik Nama dan Pajak Kendaraan Bermotor.
2. Bagi Instansi
1. Sebagai bahan masukan dalam upaya melakukan Bea Balik Nama Kendaraan
Data yang diperoleh berasal dari hasil observasi yang berasal dari sumber
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh dari hasil
diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan pertanyaan kepada pegwai dan staf.
2. Data Sekunder
5
Data Sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ke
1. Metode Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab
2. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat
3. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu metode kepustakaan yang diperoleh dengan cara mencari referensi
Pelaksanaan magang dilakukan selama 2 bulan yaitu dari tanggal 08 Februari s/d 09
April 2021 dan tempat lokasi magang terdapat pada instansi Dinas UPTD PPD Samsat Kota
Jambi.
Dalam penulisan laporan magang ini, akan dijabarkan sistematika pembahasan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang maksud dan tujuan penulisan secara garis besar
6
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulisan menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul,
garis besar.
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori atau konsep yang
berhubungan dengan judul dari hasil praktek magang yang digunakan untuk
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum di Dinas UPTD
Dinas UPTD SAMSAT Kota Jambi, visi dan misi, struktur organisasi,
Pada bab ini penulisan membahas tentang simpulan yang dapat ditarik dari
simpulan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pajak
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh oprang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Sedangkan menurut Waluyo (2012:2) Pajak adalah potensi yang dipaksakan sepihak
dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum) tanpa
Sementara S.I Djajadiningrat mengatakan pajak sebagai dari kekayaan kas Negara
yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah
sertadapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk
Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
8
2.1.3. Jenis Pajak
Menurut Resmi (2018:7) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokan
1. Menurut Golongannya
a. Pajak langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau
pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau
pembuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya penyerahan barang atau jasa.
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak
Penghasilan (PPH) dalam PPH terdapat subjek pajak (wajib pajak) orang pribadi.
Pengenaan PPH untuk orang pribadi tersebut memperhatikan keadaan pribadi wajib
pajak (status perkawinan, banyaknya anak, dan tanggungan lainnya). Keadaan pribadi
9
a. Pajak Objektif, pajak yang pengenaanya memperhatikan objeknya, baik berupa benda,
keadaan, perbuatan, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak)
a. Pajak Negara (Pajak Pusat), pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
b. Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik daerah tingkat I
untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Pajak daerah diatur dalam
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang
Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dsan Perkotaan Serta Bea
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiscus) selaku pemungut pajak
dengan rakyat sebagai wajib pajak, Ada 2 macam hukum pajak yaitu :
10
1. Hukum Pajak Materil
Hukum pajak materil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak) siapa yang dikenakan (subjek),
berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang
Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materil
menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materil). Hukum ini memuat antara lain:
Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak mengenai
Menurut Mardiasmo (2018:5) berikut ini disajikan beberapa teori yang menjelaskan
memberikan pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak antara lain:
1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya oleh karena
itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena
2. Teori Kepentingan
11
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak yang harus
dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
a. Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
oleh seseorang.
dipenuhi.
4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya.
Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak
berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara.
diutamakan.
Tata cara pemungutan pajak terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Stelsel Pajak
12
a. Stelsel Nyata (rill)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang
sesungguhnya terjadi (untuk PPn maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu,
pemungutan pajaknyabaru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua
Kekurangan stelsel nyata adalah pajak baru dapat diketahui pada akhir periode,
sehingga :
1) Wajib pajak akan dibebani jumlah pembayaran pajak yag tinggi pada akhir tahun
sementara pada waktu tersebut belum tentu tersedia jumlah kas yang memadai.
2) Semua wajib pajak akan membayar pajak pada akhir tahun sehingga jumlah uang beredar
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang
diatur oleh undang-undang. Kelebihan stelsel fiktif adalah pajak dapat dibayar selama tahun
berjalan, tanpa harus menunggu sampai akhir tahun. Kekurangan stelsel fiktif adalah pajak
yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya, sehingga penentuan pajak
Asas ini menyatakan Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
b) Asas Sumber
13
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya
c) Asas Kebangsaan
Menurut Mardiasmo (2011:7) ada beberapa sistem pemungutan pajak yang terdiri
sebagai berikut:
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus)
Ciri-cirinya:
3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak
Ciri-cirinya:
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri.
2. Wajib pajak aktif, mulai dari menhitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang.
14
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukn besarnya
Ciri-cirinya:
Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak
Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi dalam berbagai
kelompok pajak. Cara pengelompokan pajak didasarkan atas sifat-sifat tertentu yang terdapat
dalam masing-masing pajak atau didasrkan pada ciri-ciri tertentu pada setiap pajak
(Mardiasmo, 2011:5)
1. Menurut Golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarka pada subjeknya dalam arti
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak pertambahan nilai atas barang mewah
15
a. Pajak Pusat adalah pajak yang penggolongannya dilakukan oleh pemerintah pusat
untuk membiayai rumah tangga negara. Yang termasuk pajak pusat yang
1) Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilannya yang
2) PPN dan PPnBM adalah pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
1) Pajak Provinsi. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
dll.
sumber pendapatan daerah kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dimana pemerintah daerah mempunyai hak dan wewenang dalam
undang Nomor 32 tahun 2004 yang sebagimana telah diperbaharui menjadi Undang-undang
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, pendapatan daerah adalah semua hak yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang berlaku.
Pendapatan daerah dalam struktur Anggran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan
pemerintahan maupun pemberian layanan kepada publik. Pendapatan daerah berasal dari
16
penerimaan daerah itu sendiri yang meliputi pendapatan asli daerah serta lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional demokratis, transparan dan
Pemerintah Daerah).
undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah menetapkan bahwa pemerintah daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-
umber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah, termasuk hasil dari pelayanan Badan Layanan Umum (BLU)
daerah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan antara lain bagian laba dari badan Usaha Milik Daerah
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 Ayat 19 yaitu “ Dana
perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
17
desentralisasi”. Tujuan dari dana perimbangan yaitu untuk mengurangi kesenjangan
pada bagian fiskal yang terjadi antara pemerintah pusat dan pemmerintah daerah,
a. Dana Bagi Hasil, adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagi hasilkan
daerah penghasil Dana Bagi Hasil, bersumber dari hasil pajak dan sumber daya alam.
b. Dana Alokasi Umum, yaitu sejumlah dana yang dialokasikan kepada daerah otonom
setiap tahunnya yang diprioritaskan untuk pembangunan daerah. Dana Alokasi Umum
sehingga perbedaan antara daerah yang maju dan daerah yang belum berkembang
dapat diperkecil.
c. Dana Alokasi Khusus, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
khusus yang merupakan urusan daerah yang maju sesuai dengan prioritas nasional.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
Pasal 295 Ayat 1 menjelaskan bahwa pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh
pendapatan daerah selain pendapatan asli daerah, dan pendapatan transfer yang meliputi
perundang-undangan. Hibah adalah pemberian dari pihak ketiga tanpa adanya ikatan
apapun. Sedangkan, dana darurat adalah dana yang bersifat mendesak. Disebut mendesak
karena dana tersebut harus ada dalam waktu singkat atau secepatnya karena hendak
dipakai untuk menanggulangi kejadian, peristiwa atau keadaan diluar dugaan seperti
18
bencana alam, kerusuhan, dan lain-lain. Daerah yang mengalami kejadian, peristiwa dan
keadaan yang bersifat darurat dari APBN. Disamping dana hibah dan dana darurat juga
Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah. Oleh karena
itu kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh
pendapatan asli daerah terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Semakin
besar kontribusi yang dapat diberikan terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan
pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi daerah yang luas,
diperoleh dari sektor Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
penglolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah sumber keuangan daaerah yang
digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil Pajak Daerah, hasil
Retribusi Daerah, hasil pengolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah adalah semua penerimaan keuangan daerah yang bersumber dari potensi-potensi
pendapatan dalam daerah yang bersangkutan yang dikelola sendiri oleh pemerintah daerah
tersebut dan digunakan untuk pembangunan daerah itu sendiri, baik pembangunan dalam
rangka mengejar kemajuan daerah maupun membangun aspek kehidupan masyarakat agar
19
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang sebagaimana tercantum didalam Pasal 6
1. Hasil Pajak Daerah, adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk
2. Hasil Retribusi Daerah, merupakan pungutan daerah sebagai wujud pembayaran atau
jasa pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemrintah
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, merupakan hasil pendapatan daerah dari keuntungan yang didapat dari
perusahaan daerah yang dapat berupa pembangunan daerah dan merupakan bagian
untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah. Hasil perusahaan milik
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain:
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah berupa jasa giro, penjualan aset tetap
daerah, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai rupiah terhadap mata uang asing,
komisi potongan, dan bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau pengadaan barang
Pajak Daerah menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
20
Menurut Marihot Pahala Siahaan (2013:7) jenis Pajak Daerah yang diatur dalam
e. Pajak Rokok.
a. Pajak Hotel,
b. Pajak Restoran,
c. Pajak Hiburan,
d. Pajak Reklame,
g. Pajak Parkir,
Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah pajak atas
penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian 2 pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli tukar menukar, hibah, wasiat, warisan atau
pemasukan ke badan usaha. Kendaraan bermotor adalah sebuah kendaraan beroda beserta
gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumberdaya
21
energy tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-
alat besar yang dalam oprasinya menggunakan produk alat dan motor dan melekat secara
permanen serta kendaraan bermotor yang dioprasikan di air. Bea balik nama ada dua jenis,
bbnkb 1 dan bbnkb2, bbnkb 1 adalah kendaraan baru dari dailer sedangkan bbnkb 2 adalah
kendaraan bekas.
Objek Pajak Bea Balik Nama kendaraan bermotor adalah penyerahan kepemilikan
bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioprasikan di semua jenis jalan darat dan
kendaraan bermotor yang dioprasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (Lima Gross
a. Kereta Api
keamanan negara
b. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsultan, gara asing
22
2.7.3. Subjek Pajak dan Wajib Pajak BBNKB
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau Badan
yang dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor adalah Orang Pribadi atau Badan yang menerima penyerahan
kendaraan.
Dasar pengenaan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Nilai Jual
Kendaraan Bermotor
Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing-masing
sebagai berikut:
Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat yang tidak menggunakan jalan umm
a. Penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen)
b. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima
persen)
c. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan dengan peraturan Daerah.
Besaran pokok BBNKB yang terhutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak
dengan dasaran pajak. Secara umum perhitungan BBNKB adalah sesuai dengan rumus
berikut :
Pajak Terhutang = Tarf Pajak x Dasar Pengenan Pajak = Tarif Pajak x Nilai Jual Kendaraan
Bermotor.
23
2.7.7. Syarat-syarat BBNKB
Syarat Bea Balik Nama kendaraan Bermotor atas dasar jual beli warisan/hibah, ganti
nama penggabungan kedalam hukum, Proses Pengenaan pajak, contoh perhitungan Pajak Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Proses Pendaftaran STNK Pindah dari Luar
1. KTP Asli
2. SKPD Terakhir
3. Kwitansi Pembelian
4. STNK Asli
5. BPKB Asli
Mekanisme :
Resi;
Pendaftaran.
2. Petugas melakukan penetapan besaran PKB, BBNKB (0%), SWDKLLJ dan PNBP
24
2.7.8. Sanksi BBNKB
Masa pemutihan pajak kendaraan bermotor ialah salah satu masa yang paling
ditunggu oleh banyak orang yang berurusan dengan pajak kendaraannya. Pemutihan pajak
kendaraan bermotor merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh Negara yang bertujuan
untuk mendorong para wajib pajak yang telah menunggak atau tidak membayarkan pajaknya
selama bertahun-tahun. Pada masa demikian ini tidak ada biaya atau denda keterlambatan
sama sekali yang sehingga uang yang kalian bayarkan itu murni pajak yang tertera di STNK.
25
BAB III
PEMBAHASAN
Bersama Kapolri dirjen pemerintahan umum dan otonomi daerah dan direktur
daerah lainnya, kantor ini sudah bergerak dan berjalan lebih kurang 15 tahun .
Kantor ini tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kantor SAMSAT
mereka setiap tahunnya dan selama setiap 5 (lima) tahun mereka harus ganti
STNK (Surat Tanda Kendaraan Bermotor) . Mutasi masuk adalah dimana suatu
kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat dari wilayah/daerah lainnya
Kantor ini salah satu bentuk telegram Kapolri No.pol: T/673/1993 tanggal 17
Juni 1993 tentang mutasi kendaraan bermotor, sesuai dengan tata yang diperlukan,
26
(kendaraan curian) . Untuk dapat dilaksanakan, diperlukan dukungan penuh
pelaksanaan program sistem pelayanan ini sebagai salah satu tanggung jawab
Visi
Kendaraan Bermotor.
Misi
Penerbitan BPKB.
Masyarakat.
a. Kepala Dinas
e. Staf Samsat
27
a. Kepala Dinas
- Mengurus administrasi.
organisasi.
b. Staf Tu
- Mengolah administrasi.
- Staf Fiskal
pemasukan pajak.
d. Staf Samsat
28
- Merencanakan dan memimpin seluruh kegiatan dibidang pajak kendaraan
bermotor.
- Melaksanaka koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja lain untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
1. PNS = 38 orang
2. PTT = 26 orang
Jumlah = 64 orang
Jika dilihat dari struktur pendidikan formal pegawai samsat kota Jambi adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 SD -
2 SLTP -
3 SLTA 14
4 D3 2
5 S1 40
6 S2 8
JUMLAH 64
Sumber : SAMSAT
Dari tabel diatas dapat dilihat dari pendidikan formal yang telah dimiliki yaitu :
sebanyak 40 orang, sedangkan SLTP dan SD tidak ada. Sedangkat dilihat dari golongan atau
29
Tabel 3.2
NO PANGKAT/GOLONGAN JUMLAH
1. II/a -
2. II/b 2
3. II/c -
4. II/d 2
5. III/a 7
6. III/b 8
7. III /c 6
8. III/d 9
9. IV/a 1
10. IV/b 1
11. IV/c -
12. IV/d -
JUMLAH 36
Sumber : SAMSAT
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai yang pangkat/golongan IV
sebanyak 2 orang, golongan III sebanyak 30 orang, dan golongan II sebanyak 4 orang.
Setiap jenis pungutan yang dikenakan terhadap rakyat harus berdasarkan pada
peraturan pajak yang berlaku. Adapun dasar hukum pajak kendaraan bermotor, yaitu :
Retribusi Daerah.
2. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Tahun 2011.
4. Peraturan Daerah Provinsi yang mengatur tentang PKB. Peraturan Daerah ini dapat
30
6. Peraturan Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2011 Tentang Penghitungan Dasar PKB
3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pencapaian Target Penerimaan PKB
pelaksanaannya terdapat faktor pendukung maupun faktor penghambat yang dihadapi oleh
badan keuangan daerah Provinsi Jambi serta sistem administrasi manunggal satu atap
(SAMSAT) di kota maupun kabupaten untuk mencapai target penerimaan PKB danm
BBNKB yang diharapkan, Adapun faktor pendukung yang diperoleh dari hasil wawancara
1. Struktur Organisasi
a.) Bagian pendaftaran pada badan keuangan daerah Provinsi Jambi, telah
b.) Badan keuangan daerah Provinsi Jambi telah memisahkan fungsi dalam
Dilihat dari sistem otoritas badan keuangan daerah Provinsi Jambi dinilai baik,
a.) Formulir surat pendaftaran dan pendataan kendaraan bermotor (SPPKB) yang
kendaraan bermotor (SPPKB) yang bernomor urut tercetak, terlihat dari blanko
pendaftaran dimana nomor unit tercetak dan setiap penggunaan blanko di catat
31
b.) Pemeriksaan yang mendadak telah dilakukan dan sifatnya tidak rutin, jadi sesuai
c.) Ada bukti ata resi yang diberikan kepada wajib pajak oleh atas transaksi yang
terjadi.
d.) Penerimaan kas disetorkan pada hari yang sama atau paling lambat keesokan
Pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor
daerah. Hal ini terjadi karena seiring dengan pertambahan penduduk setiap tahun,
transportasi seperti kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua. Oleh
karena itu, penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB di setiap daerah harus
didasarkan pada kondisi-kondisi sebenarnya agar target yang telah ditetapkan bisa
bahwa penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB baik di Badan Keuangan
Daerah Provinsi Jambi baik di Kota maupun di Kabupaten masih dilakukan secara
persentase yang diperkirakan akan dicapai sesuai dengan trend peningkatan yang
ada dari tahun - tahun sebelumnya.Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan
dalam penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB adalah hasil perhitungan
32
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor
daerah. Hal ini terjadi karena seiring dengan pertambahan penduduk setiap tahun,
transportasi seperti kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua. Oleh
33
karena itu, penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB di setiap daerah harus
didasarkan pada kondisi-kondisi sebenarnya agar target yang telah ditetapkan bisa
bahwa penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB baik di Badan Keuangan
Daerah Provinsi Jambi baik di Kota maupun di Kabupaten masih dilakukan secara
persentase yang diperkirakan akan dicapai sesuai dengan trend peningkatan yang
ada dari tahun - tahun sebelumnya.Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan
dalam penetapan target penerimaan PKB dan BBNKB adalah hasil perhitungan
34
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2016, perpajakan, andi : Yogyakarta
35