Anda di halaman 1dari 62

ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

ROOM 2

Disusun Oleh :

1. Dian Nur Indah Sari (B.231.21.0081)


2. Dinara Safina Putri S (B.231.21.0096)
3. Widya Kurnia Sari (B.231.21.0113)
4. Ayudhia Viandra (B.231.21.0133)
5. Rijani Ardiningtya R
A. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses manajemen
organisasi. Demikina juga, anggaran mempunyai posisi sangat penting. Anggaran
mengungkapkan apa yang akan dilakukan di masa mendatang. Pemikiran strategis di
setiap organisasi adalah proses di mana manajemen berpikir tentang pengintegrasian
aktivitas ke arah tujuan organisasi. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologidan
ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun strategi.
Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini
Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai
berikut: Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan,
dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu
tertentu.

B. Jenis Anggaran Sektor Publik


Jenis anggaran sektor publik terdiri atas:
a) Anggaran Negara dan Daerah APBN/APBD (Budget of state)
b) Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran usaha setiap
BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-swasta.

C. Fungsi Anggaran Sektor Publik


a) Anggaran merupakan hasil akhir proses penysunan rencana kerja.
b) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan dimasa mendatang.
c) Anggaran sebagai alat komunikasi interen yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan.
d) Angaran sebagai unit pengendalian kerja.
e) Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
f) Anggaran merupakan instrumen politik.
g) Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

D. Pengaruh & Tujuan Anggaran Sektor Publik


Selama lebih lima puluh tahun terkahir, perkembangan ideologi dalam proses
penganggaran dapat dikatakan alami. Angaran dipengaruhi oleh berbagai sistem politik,
teori ekonomi, pendekatan manajemen, akuntansi, dan administrasi publik. Anggaran
sektor publik selalu dikaitkan dengan akuntabilitas legislatif. Konflik penentuan dan
pemungutan pajak sangat berpengaruh terhadap kapabilitas legislatif untuk
mengendalikan pengeluaran. Pada praktiknya, pihak legislatif akan meminta daftar
tahunan tentang pengeluaran dan pendapatan sekaligus dengan tujuan akrivitasnya.

Jadi karakter anggaran adalah keseragaan, keseluruhan transaksi pemerintahan,


keteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunnya, akurasi, dan prakiraan
pendapatan serta pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/konsensus dan terpublikasi.
Proses penyusunan maupun pengesahan anggaran dapat dipublikasikan ke masyarakat.
Proses akhir penyusunan anggaran merupakan hasil merupakan hasil persetujuan pilitik,
termasuk item pengeluaran harus disetujui para legislator. Dalam hal ini, pihak unit kerja
pemerintah merupakan pelaksana pengelolaan dana dan program.

E. Karakteristik Anggaran Sektor Publik


a) Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan.
b) Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
c) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan.
d) Usulan anggaran ditelah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
e) Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

F. Klasifikasi Anggaran
a) Line Item Budgeting
b) Incremental Busgeting
c) Planning Programming Budgeting System
d) Zero Based Budgeting (ZBB)
e) Perforance Budgeting
f) Medium Term Budgeting Framework (MTBF)

G. Proses Penyusunan Anggaran


a) Tahap persiapan anggaran.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan
adalah sebelum menyetujui taksiranj pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu
diulakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari
adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat
bersamaan drengan pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran
b) Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan
cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill
namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building
yang memadai. Integritas dan kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat
penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan
eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan
argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan- bantahan
dari pihak legislatif.
c) Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen.
d) Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak
akan menemukan banyak masalah.
ELEMEN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

ROOM 6 :

1. Margaretha Kristintia Kusuma Sari (B.231.20.0266)


2. Lydia Nitasari (B.231.21.0027)
3. Meiliana Dwi Devitasari (B.231.21.0097)
4. Sakdiyah Anggriasari (B.231.20.0250)

AUDIT SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian

Audit Sektor Publik adalah suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi
bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan
derajat atau tingkat hubungan anatara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Mengutip dari Indra Bastian (2007), audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi
masyarakat atau lembaga masyarakat dan politisi yang sudah didanai. Dalam konteks ini, dana
yang digunakan oleh pihak tersebut merupakan retribusi pajak yang ditarik pemerintah dari
masyarakat.
Begitu pentingnya audit sektor publik, hingga diletakkan dalam dasar Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 mengenai Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara. Dengan ini, audit sektor publik diharapkan dapat lebih transparan dan akuntabel tanpa
terkontaminasi dengan korupsi dan lain-lain.

B. Karakteristik Audit Sektor Publik

Audit sektor publik memiliki beberapa karakteristik yang cukup berbeda dengan audit yang
dilakukan secara privat. Audit secara privat acap kali dilakukan dalam konteks perusahaan
swasta dan sejenisnya.
• Pelaksanaan Audit
Pertama, audit sektor publik dilakukan oleh lembaga audit yang terafiliasi oleh pemerintah dan
beberapa kantor akuntan publik yang bekerja sama dengan pemerintah. Sedangkan audit sektor
privat dilakukan oleh kantor akuntan publik swasta yang lebih dinamis.

• Objek Audit
Kedua, objek dari audit sektor publik adalah variabel-variabel yang terkandung di dalam sektor
kelembagaan negara. Seperti, program, kegiatan, tupoksi, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan keuangan negara. Sedangkan audit sektor privat tentu yang menjadi objek adalah
perusahaan dan lembaga swasta yang membutuhkan jasa auditor di bawah kantor akuntan
publik. Fleksibilitas ini yang dimiliki oleh audit sektor privat daripada audit sektor publik.

• Standarisasi Audit
Ketiga, ada diferensiasi yang cukup mencolok antara audit sektor publik dan audit sektor privat.
Dimana audit sektor publik memiliki standarisasi yang dilandaskan pada Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SKPN) yang langsung dibuat oleh BPK. Di sisi lain, audit sektor privat
yang memang berimplikasi terhadap sektor swasta mengikuti Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang langsung di bawah arahan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

• Landasan Konstitusional
Keempat, audit sektor publik memang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 mengenai Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Sehingga
dalam segala kegiatan prosesnya diatur dan harus patuh terhadap konstitusi ini. Berbeda dari
audit sektor publik, audit sektor privat cenderung lebih bebas dan tidak wajib mengikuti
peraturan konstitusional tersebut. Sebab dalam konteks ini, audit sektor privat sifatnya swasta
bukan di bawah struktur kenegaraan.

C. Jenis-jenis Audit Sektor Publik

▪ Audit Keuangan
Seperti tujuannya, audit sektor publik akan melakukan proses audit terhadap laporan keuangan
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga negara. Audit ini difokuskan terhadap
pengecekan terhadap akumulasi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi.
▪ Audit Kinerja
Selain audit mengenai laporan keuangan, ternyata audit sektor publik juga mengecek mengenai
kinerja dari pemerintah dan lembaga negara. Audit ini melingkupi efisiensi, efektivitas, dan
ekonomi.

Audit kinerja ini adalah pelebaran dari audit keuangan yang lebih menitikberatkan pada
prosedur dan hasil dari kinerja pemerintah serta lembaga negara. Selain itu, audit kinerja juga
memeriksa tindakan pemerintah dan lembaga negara yang berkaitan dengan sektor ekonomi.

Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

Audit Keuangan Audit Kinerja


Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/
kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran laporan keuangan Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
dari salah saji yang material dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi untuk mencapai tujuan
yang diterima umum
Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatif
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja, Membutuhkan indikator, standar, dan target
standar, dan target kinerja kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan analisis biaya-
analisis biaya manfaat manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
(biasanya pada akhir periode akuntansi)

Audit dilakukan untuk peristiwa Mempertimbangkan kinerja masa lalu, sekarang,


keuangan masa lalu (post event) dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi
melakukan alokasi sumber daya secara sumber daya secara optimal dan memperbaiki
optimal kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit Terdapat rekomendasi audit dan follow-up audit
dan follow-up audit
▪ Audit dengan Tujuan Tertentu
Terakhir, ada audit dengan tujuan tertentu. Artinya, audit ini melakukan pengecekan dan
memvalidasi terkait hal-hal di luar dimensi keuangan dan performa (kinerja). Bentuk dari audit
ini juga variatif, seperti examination, review, hingga agrees-upon examination.

Tujuan Audit Sektor Publik

Organisasi sektor publik mendapatkan amanah dan kepercayaan dari masyarakat untuk
menggunakan sumber daya publik. Oleh karena itu, organisasi atau perusahaan dituntut untuk
mengelola sumber daya tersebut secara akuntabel dan transparan, untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan sumber daya tersebut, diperlukan audit sektor
publik. Informasi yang diperoleh dari hasil audit sektor publik dapat digunakan oleh pihak
internal (entitas yang diaudit) untuk melaksanakan perbaikan internal. Di samping itu, hasil
audit juga diperlukan oleh pihak eksternal (diluar entitas yang diaudit) untuk mengevaluasi
apakah :

1) Sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan kewenangannya secara
tepat dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan,

2) Program yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan hasil yang diinginkan,

3) Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis dan


berkeadilan.

Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. UU ini menyatakan bahwa pemeriksaan
berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara tertib dan
taat pada peraturan perundang- undangan yang berlaku.
REKAP TANYA JAWAB KELOMPOK 4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Nama Anggota :
1. Fina Alfiani ( B.231.21.0038)
2. Ainun Safitri ( B.231.21.0039)
3. Aurel Alma Kusuma Q. ( B.231.21.0046)
4. Rizma Maulidatun N . ( B.231.21.0057)
5. Risma Anjani ( B.231.21.0068)
6. Fadhilah Alya F. ( B.231.21.0070)
7. Widya Kurnia Sari ( B.231.21.0113)
8. Fakhria Adila ( B.231.21.0158)

Daftar Pertanyaan :
Kelompok 1 (Wachidatunnisya – B.231.21.0033)
Dari teknik-teknik akuntansi yang digunakan didalam akuntansi sektor publik dapatkah teknik-
teknik tersebut dapat diadopsi dari akuntansi sektor bisnis?
Jawaban : Dari teknik-teknik akuntansi yang digunakan dalam sektor publik. Dapatkah teknik-teknik
tersebut diadopsi dalam akuntansi sektor bisnis. Jelaskan!
Teknik-teknik akuntansi yang digunakan di sektor publik dapat diadopsi dalam akuntansi sektor bisnis,
tergantung pada tujuan dan sifat bisnis tersebut. Berikut ini adalah beberapa teknik-teknik akuntansi yang
biasa digunakan di sektor publik dan bisa diadopsi di bisnis:
1. Akuntansi kas: Teknik ini berkaitan dengan pengendalian uang kas, mencatat transaksi yang melibatkan
uang yang masuk dan keluar dari kas bisnis. Teknik ini penting dengan tujuan untuk memastikan bahwa
sumber kas bisnis tidak habis dan untuk menentukan apakah bisnis tersebut membuat keuntungan atau rugi.
2. Akuntansi biaya: Teknik ini berkaitan dengan pengendalian biaya yang ditanggung oleh bisnis, seperti
biaya produksi, biaya gaji, biaya transportasi, dll. Teknik ini penting dengan tujuan untuk memastikan
bahwa biaya-biaya yang ditanggung oleh bisnis telah tercatat dengan benar dan untuk menaksir laba atau
rugi bisnis.
3. Akuntansi keuntungan dan rugi: Teknik ini berkaitan dengan pencatatan keuntungan dan rugi bisnis
dalam suatu periode tertentu. Teknik ini penting untuk menentukan apakah bisnis tersebut memberikan
keuntungan atau rugi.
4. Akuntansi aset dan liabilitas: Teknik ini berkaitan dengan pencatatan aset dan liabilitas bisnes, termasuk
aset dan liabilitas jangka pendek seperti simpanan kas dan hutang dagang, serta aset dan liabilitas jangka
panjang seperti aset dan liabilitas modal. Teknik ini penting dengan tujuan untuk memastikan bahwa aset
dan liabilitas bisnis telah dicatat dengan benar dan untuk menaksir kondisi keuntungan atau rugi bisnis.
5. Akuntansi laba rugi: Teknik ini berkaitan dengan pencatatan laba dan rugi bisnis dalam suatu periode
tertentu. Teknik ini penting untuk menentukan apakah bisnis tersebut memberikan keuntungan atau rugi.

Kelompok 2 (Maria Magdalena – B.231.21.0203)


Bagaimana jika seorang manager tidak teliti melaporkan anggaran dan apakah ada kewajiban
hukum untuk patuh terhadap order terhadap perusahaan menurut komitmen itu sendiri?
Jawaban : Jika seorang manajer tidak teliti dalam melaporkan anggaran, dapat timbul berbagai
konsekuensi negatif bagi perusahaan. Beberapa masalah yang mungkin terjadi meliputi :
1) Penyimpangan anggaran: Ketidaktelitian dalam melaporkan anggaran dapat
menyebabkan adanya penyimpangan antara anggaran yang direncanakan dengan
anggaran yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak
terkontrol dan berpotensi mengganggu keuangan perusahaan.
2) Ketidakakuratan laporan keuangan: Jika anggaran tidak dilaporkan dengan teliti, laporan
keuangan perusahaan juga dapat menjadi tidak akurat. Hal ini dapat menimbulkan
masalah saat perusahaan perlu menyajikan laporan keuangan kepada pihak-pihak terkait,
seperti investor, kreditor, atau otoritas pengawas.
3) Kurangnya pemantauan dan pengendalian: Dengan laporan anggaran yang tidak teliti,
manajer mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk memantau dan
mengendalikan pengeluaran perusahaan secara efektif. Hal ini dapat mengakibatkan
risiko kehilangan kontrol terhadap keuangan dan operasional perusahaan.
Adapun kewajiban hukum untuk patuh terhadap order perusahaan tergantung pada konteks
spesifik dan peraturan yang berlaku di negara atau yurisdiksi tertentu. Namun, secara umum,
seorang manajer memiliki kewajiban untuk menjalankan tugasnya dengan itikad baik,
profesionalisme, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan.

Jika sebuah perusahaan memiliki kebijakan yang mengatur komitmen anggaran atau perintah,
maka manajer diharapkan untuk mematuhi kebijakan tersebut. Melanggar komitmen yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap kewajiban kerja dan
dapat berdampak pada tanggung jawab dan akuntabilitas manajer tersebut. Selain itu, jika
terdapat peraturan atau undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan perusahaan,
manajer juga harus mematuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Pelanggaran terhadap peraturan atau
undang-undang tersebut dapat berpotensi menghadapi konsekuensi hukum, termasuk sanksi dan
tuntutan hukum.

Oleh karena itu, penting bagi seorang manajer untuk melaksanakan tugasnya dengan cermat,
teliti, dan mematuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta
peraturan hukum yang berlaku. Jika terdapat ketidaktelitian dalam melaporkan anggaran,
sebaiknya manajer segera mengatasi kesalahan tersebut, mengkomunikasikan kepada atasan, dan
berupaya memperbaiki situasi agar tidak berdampak buruk pada perusahaan.

Kelompok 3 (Nurul Alfina – B.231.21.0156)


Jelaskan perbedaan akuntansi berbasis acrual dan berbasis kas!
Jawaban : Perbedaan antara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas terletak pada
saat pengakuan pendapatan dan pengeluaran dalam laporan keuangan.
1) Akuntansi Berbasis Akrual:
 Pengakuan Pendapatan: Pendapatan diakui saat terjadi penjualan atau penerimaan
uang dari pelanggan, terlepas dari apakah uang telah diterima atau tidak.
 Pengakuan Pengeluaran: Pengeluaran diakui saat terjadi atau saat kewajiban
untuk membayar terjadi, terlepas dari apakah uang telah dibayarkan atau belum.
Contoh: Jika suatu perusahaan menjual produk kepada pelanggan pada bulan Januari
tetapi pelanggan membayar tagihan pada bulan Februari, pendapatan akan diakui
pada bulan Januari meskipun uang belum diterima.
2) Akuntansi Berbasis Kas:
 Pengakuan Pendapatan: Pendapatan diakui hanya saat uang diterima dari
pelanggan.
 Pengakuan Pengeluaran: Pengeluaran diakui hanya saat uang dibayarkan.
Contoh: Menggunakan contoh yang sama, jika perusahaan tersebut menjual produk
pada bulan Januari tetapi pelanggan membayar tagihan pada bulan Februari,
pendapatan akan diakui pada bulan Februari ketika uang diterima.
Perbedaan ini memiliki dampak pada pelaporan keuangan. Akuntansi berbasis akrual
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja keuangan perusahaan karena
mencerminkan pendapatan dan pengeluaran yang terkait dengan periode akuntansi, terlepas dari
saat uang bergerak. Sementara itu, akuntansi berbasis kas memberikan gambaran yang lebih
sederhana dan langsung tentang aliran kas yang masuk dan keluar dari perusahaan.

Perusahaan sering kali menggunakan akuntansi berbasis akrual untuk tujuan internal dan
eksternal, sementara akuntansi berbasis kas mungkin digunakan oleh perusahaan yang lebih kecil
atau dalam situasi khusus. Penting untuk memahami perbedaan ini agar dapat menganalisis
laporan keuangan dengan benar dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi
keuangan.

Kelompok 5 (Alfi – B.231.21.0140)


Apa saja hambatan yang dihadapi akuntansi sektor publik dimasa saat ini?
Jawaban : Hambatan yang dihadapi akuntansi sektor publik dimasa saat ini antara lain :
1) Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang
relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang
telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang
menjadi stakeholder organisasi. Seringkali terjadi masalah dalam objektivitas laporan
kinerja yang disebabkan oleh adanya benturan kepentingan, yaitu antara kepentingan
manajemen dengan kepentingan stakeholder. Pihak manajemen tidak selalu bertindak
untuk kepentingan stakeholder, namun seringkali manajemen bertindak untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa
memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder lain, misalnya karyawan,
investor, kreditor dan masyarakat.
2) Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
rnenghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara
berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal
yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang, sedangkan
laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu agar
tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka
organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode akuntansinya.
3) Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu
dan dengan instansi lain sejenisnya. Dengan demikian daya banding berarti laporan
keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi
lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena semakin
objektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena
dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya
banding juga terkait dengan konsistensi. Adanya beberapa altematif penggunaan metode
akuntansi juga dapat menyulitkari tercapainya daya banding.
4) Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta untuk menghindan tertundanya
pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait
dengan lama waktu penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk
pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi,
maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai
informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehinga
menghasilkan berbagai iiiformasi tersebut. Laporan keuangan rnungkin disajikan tidak
tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan
lebih awal.
5) Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang
dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam
penyajian laporan keuangan dapat berarti bahwa manfaat yang diperoleh hams lebi besar
dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
6) Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputuson, atau jika informasi
tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan matenalitas
mernang bersifat pertimbangan subjektif (subjective judgment), namun pertimbangan
tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan
merupakan profesiona1 judgment yang mendasarkan pada teknik tertentu.
REKAP JAWABAN PRESENTASI TEMA "ANALISIS INVESTASI PUBLIK"

MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 1

1. GITA ANGGRAENI (B.231.21.0011)


2. JOKO SETIAWAN (B.231.21.0021)
3. WACHIDATUNNISYA’ (B.231.21.0033)
4. NABILA NUR TSANIA (B.231.21.0055)
5. DINARA SAFINA P. S (B.231.21.0096)
6. INDAH GUNAWAN (B.231.21.0099)
7. AYUDHIA VIANDRA S (B.231.21.0133)

FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEMARANG
A. Pertanyaan Dari Kelompok 2

Mengapa investor melakukan analisis return dan resiko sebelum melakukan investasi
publik ?

Jawaban :

Investor melakukan analisis return dan risiko sebelum melakukan investasi publik karena
hal ini sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang cerdas dan rasional.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa analisis return dan risiko penting dalam
investasi publik:

1) Mengidentifikasi potensi keuntungan: Analisis return membantu investor


memperkirakan seberapa besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari
investasi tersebut. Dengan memahami potensi keuntungan yang mungkin
diperoleh, investor dapat membandingkannya dengan tujuan keuangan mereka
dan memutuskan apakah investasi tersebut sesuai dengan harapan mereka.
2) Memahami risiko investasi: Analisis risiko membantu investor mengidentifikasi
dan memahami risiko yang terkait dengan investasi. Setiap investasi memiliki
risiko, dan penting bagi investor untuk menilai risiko tersebut agar mereka dapat
mengelola ekspektasi dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan
risiko atau memperoleh kompensasi yang sesuai.
3) Menentukan profil risiko investor: Setiap investor memiliki profil risiko yang
berbeda. Beberapa investor mungkin lebih bersedia mengambil risiko tinggi untuk
peluang keuntungan yang lebih besar, sementara yang lain mungkin lebih
konservatif dan memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah. Analisis
return dan risiko membantu investor mengevaluasi apakah tingkat risiko suatu
investasi sesuai dengan profil risiko mereka.
4) Membandingkan investasi: Dengan menganalisis return dan risiko dari beberapa
investasi yang berbeda, investor dapat membandingkan peluang keuntungan dan
risiko masing-masing investasi. Ini membantu mereka memilih investasi yang
paling sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko mereka.
5) Pengambilan keputusan berdasarkan data: Analisis return dan risiko berfungsi
sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih rasional dan didasarkan pada

1
data. Investor dapat menggunakan alat analisis seperti rasio keuangan, analisis
pasar, dan model peramalan untuk mengukur potensi return dan risiko suatu
investasi. Dengan menggunakan pendekatan berbasis data ini, investor dapat
mengurangi keputusan yang didasarkan pada spekulasi atau emosi.

Secara keseluruhan, analisis return dan risiko merupakan langkah penting dalam proses
pengambilan keputusan investasi yang cerdas. Dengan memahami potensi return dan
risiko suatu investasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan
meningkatkan peluang kesuksesan dalam investasi mereka.

B. Pertanyaan Dari Kelompok 3

Jelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan ekonomi dan lingkunan proyek publik!

Jawaban :

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan ekonomi dan lingkungan
proyek publik. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhinya:

1) Faktor Ekonomi:
o Pertumbuhan Ekonomi: Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah
dapat mempengaruhi proyek publik. Saat ekonomi tumbuh, ada kemungkinan
lebih banyak dana yang tersedia untuk proyek infrastruktur dan pembangunan
lainnya.
o Kondisi Pasar: Perubahan dalam kondisi pasar, seperti fluktuasi harga komoditas,
suku bunga, atau nilai tukar, dapat mempengaruhi biaya dan keuntungan proyek
publik.
o Ketersediaan Sumber Daya: Ketersediaan sumber daya manusia, teknologi, dan
material memainkan peran penting dalam pelaksanaan proyek publik. Jika terjadi
perubahan dalam ketersediaan sumber daya ini, dapat mempengaruhi waktu dan
biaya proyek.
2) Faktor Lingkungan:
o Peraturan Lingkungan: Peraturan lingkungan yang ketat atau perubahan kebijakan
terkait lingkungan dapat mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan proyek

2
publik. Proyek-proyek yang berdampak signifikan pada lingkungan mungkin
perlu mengikuti persyaratan lingkungan yang lebih ketat.
o Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi desain, konstruksi, dan
pemeliharaan proyek publik, terutama yang berhubungan dengan infrastruktur
seperti tanggul, jalan, dan jembatan. Perubahan pola cuaca, peningkatan suhu,
atau perubahan tingkat curah hujan dapat mempengaruhi keberlanjutan dan
kehandalan proyek.
3) Faktor Sosial dan Politik:
o Perubahan Demografi: Perubahan dalam komposisi penduduk, pertumbuhan
populasi, migrasi, dan tren demografi lainnya dapat mempengaruhi permintaan
dan kebutuhan infrastruktur publik.
o Kestabilan Politik: Kestabilan politik dan kebijakan pemerintah memiliki dampak
signifikan pada proyek publik. Perubahan dalam kebijakan publik, perubahan
pemerintahan, atau ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi perencanaan,
pendanaan, dan pelaksanaan proyek.
4) Faktor Teknologi:
o Kemajuan Teknologi: Kemajuan teknologi dapat mengubah cara proyek publik
direncanakan, dikembangkan, dan dioperasikan. Inovasi teknologi seperti
kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), atau teknologi terbarukan dapat
mempengaruhi kualitas, efisiensi, dan biaya proyek.

Semua faktor ini saling terkait dan dapat berdampak pada proyek publik. Penting bagi
para pemangku kepentingan dalam proyek untuk memantau perubahan-perubahan ini dan
mengadaptasi rencana dan strategi mereka sesuai dengan lingkungan yang berubah.

C. Pertanyaan Dari Kelompok 4

Mengapa perlu dilakukan analisis investasi secara mndalam dalam program investasi
sektor public??

Jawaban :

Analisis investasi yang mendalam dalam program investasi sektor publik penting karena
alasan-alasan berikut:

3
1) Penggunaan sumber daya yang terbatas: Program investasi sektor publik sering
melibatkan penggunaan sumber daya publik yang terbatas, seperti dana publik,
lahan, infrastruktur, dan tenaga kerja. Analisis investasi yang mendalam
membantu memastikan bahwa sumber daya ini digunakan secara efisien dan
efektif, serta menghasilkan manfaat optimal bagi masyarakat.
2) Transparansi dan akuntabilitas: Program investasi sektor publik melibatkan dana
dan keputusan yang signifikan dari pemerintah atau lembaga publik. Analisis
investasi yang mendalam membantu mendorong transparansi dalam penggunaan
dana publik dan memungkinkan akuntabilitas yang lebih baik. Dengan
menganalisis investasi dengan cermat, keputusan investasi dapat
didokumentasikan dan dipertanggungjawabkan kepada publik.
3) Evaluasi manfaat dan biaya: Analisis investasi dalam program sektor publik
memungkinkan penilaian yang lebih baik terhadap manfaat yang diharapkan dan
biaya yang terkait dengan program tersebut. Analisis ini dapat meliputi penilaian
dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program investasi, serta perkiraan
biaya investasi, operasional, dan pemeliharaan jangka panjang. Hal ini membantu
pemerintah atau lembaga publik membuat keputusan yang cerdas dan berdasarkan
pemahaman yang komprehensif tentang manfaat dan biaya yang terlibat.
4) Identifikasi risiko dan mitigasi: Program investasi sektor publik juga melibatkan
risiko yang harus diidentifikasi dan dikelola dengan baik. Analisis investasi yang
mendalam membantu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan program, seperti risiko teknis, keuangan, politik, atau lingkungan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang risiko ini, dapat diambil
langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif dan
meningkatkan keberhasilan program investasi.
5) Prioritisasi dan alokasi sumber daya: Analisis investasi yang mendalam
membantu dalam proses prioritisasi dan alokasi sumber daya publik yang terbatas.
Dengan menganalisis dan membandingkan nilai investasi yang relatif dari
berbagai program, pemerintah atau lembaga publik dapat memilih program yang
paling penting dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

4
Secara keseluruhan, analisis investasi yang mendalam dalam program investasi sektor
publik memainkan peran penting dalam memastikan penggunaan sumber daya publik
yang efisien, menghasilkan manfaat yang maksimal, mengidentifikasi dan mengelola
risiko, serta memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan dana publik.

D. Pertanyaan Dari Kelompok 5

mengapa analisis manfaat dilakukan pemerintah dalam pembangunan ?

Jawaban :

Pemerintah melakukan analisis manfaat dalam pembangunan dengan tujuan untuk


mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi manfaat yang dihasilkan dari program
atau proyek pembangunan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa analisis manfaat
penting bagi pemerintah dalam pembangunan:

1) Pengambilan Keputusan yang Rasional: Analisis manfaat membantu pemerintah


dalam pengambilan keputusan yang lebih rasional dan berdasarkan bukti. Dengan
menganalisis manfaat yang diharapkan dari berbagai opsi pembangunan,
pemerintah dapat membandingkan dan memilih proyek atau program yang
memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
2) Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Analisis manfaat membantu pemerintah
memastikan efisiensi penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan
mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan dari suatu proyek atau program,
pemerintah dapat memperkirakan nilai tambah yang diharapkan dan
membandingkannya dengan biaya yang terlibat. Hal ini memungkinkan
pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana dan
memaksimalkan dampak positif dari setiap dana yang diinvestasikan.
3) Justifikasi Kebijakan Publik: Analisis manfaat digunakan untuk membenarkan
dan mendukung kebijakan publik. Dengan mengidentifikasi dan mengukur
manfaat yang dihasilkan, pemerintah dapat menyajikan argumen yang kuat untuk
mendapatkan dukungan dan legitimasi dari masyarakat, pemangku kepentingan,
dan lembaga keuangan.

5
4) Evaluasi Kinerja Proyek dan Program: Analisis manfaat membantu dalam
evaluasi kinerja proyek dan program pembangunan. Dengan membandingkan
manfaat yang dicapai dengan target yang ditetapkan, pemerintah dapat menilai
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proyek, serta melakukan perbaikan dan
penyesuaian yang diperlukan.
5) Pengukuran Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan: Analisis manfaat
memungkinkan pemerintah untuk mengukur dan memahami dampak sosial,
ekonomi, dan lingkungan dari proyek atau program pembangunan. Ini mencakup
manfaat ekonomi seperti peningkatan pendapatan dan lapangan kerja, manfaat
sosial seperti peningkatan kualitas hidup dan akses terhadap layanan publik, serta
manfaat lingkungan seperti peningkatan keberlanjutan dan pengurangan dampak
negatif terhadap lingkungan.

Dengan melakukan analisis manfaat, pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih
baik, memaksimalkan penggunaan sumber daya, mendapatkan dukungan dan legitimasi,
serta memahami dampak proyek atau program pembangunan terhadap masyarakat secara
lebih komprehensif.

6
REKAP JAWABAN PRESENTASI TEMA

"PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK"

MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 2

1. Olivia Agustine B.231.20.0270


2. Margaretha Kristintia B.231.20.0266
3. Rinjani Ardyaningtyas B.231.20.2058
4. Ivon Dwi B.231.20.0273
5. Maria Magdalena Dian K. B.231.21.0203
6. Sakdiyah Anggriasari B.231.20.0250
7. Rosiana Ramadhon B.241.22.0009

FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEMARANG
A. Pertanyaan kelompok 1
Apakah dana BOS dari APBN?
Jawaban:
Dana BOS dialokasikan dari Dana Transfer Daerah, yaitu dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah.

B. Pertanyaan kelompok 3
Mengapa pemerintah perlu menentukan harga pelayanan publik?
Jawaban :
Pemerintah menentukan harga pembebanan tarif pelayanan bertujuan untuk mendorong
efisiensi ekonomi karena setiap orang dihadapkan pada masalah pilihan karena adanya
kelangkaan sumber daya. Jika diberlakukan tarif, maka setiap orang dipaksa berpikir
ekonomis dan tidak boros. prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu
membayar.

C. Pertanyaan kelompok 4
Apa saja biaya yang relevan dipertimbangkan untuk penetapan harga pelayanan publik?
Jawaban:
Biaya relevan dipertimbangkan untuk penentuan harga pelayanan publik yaitu:
1. Opportunity cost untuk staf, pelengkapan dll
2. Ooportunity cost of capital
3. Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukan value to society
(opportunity cost)
4. Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu

D. Pertanyaan kelompok 5
Dalam penentuan harga pelayanan publik terdapat macam aturan. Aturan mana yang digunakan
pemerintah Indonesia dalam penetapan harga pelayanan publik dan alasannya?
Jawab :
1. Aturan Biaya Ditambah (Cost-Plus Rule): Aturan biaya ditambah merupakan pendekatan
yang paling umum dalam penetapan harga pelayanan publik. Dalam aturan ini, harga
ditentukan dengan menambahkan keuntungan yang adil (biasanya persentase tertentu) ke
atas biaya produksi atau penyediaan layanan. Alasan di balik penggunaan aturan ini adalah
untuk memastikan bahwa penyedia layanan dapat mencakup biaya operasional, investasi,
dan memperoleh keuntungan yang wajar. Hal ini juga dapat membantu mendorong efisiensi
dalam penyediaan layanan publik.

2. Aturan Persaingan (Competition Rule): Aturan persaingan berlaku ketika ada persaingan
dalam pelayanan publik. Dalam aturan ini, harga ditentukan oleh mekanisme pasar dan
persaingan antara penyedia layanan. Alasan penggunaan aturan ini adalah untuk
mempromosikan efisiensi dan inovasi dalam penyediaan layanan publik melalui persaingan
yang sehat. Ketika terdapat pesaing yang bersaing dalam memberikan pelayanan yang
1
serupa, aturan persaingan dapatmemastikan bahwa harga tetap kompetitif.

3. Aturan Keadilan Sosial (Social Equity Rule): Aturan keadilan sosial digunakan untuk
memastikan akses pelayanan publik yang adil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Dalam aturan ini, harga ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar
masyarakat yang lebih lemah secara ekonomi atau kelompok yang membutuhkan akses yang
lebih terjangkau. Alasan penggunaan aturan ini adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial
dan memberikan akses yang setara terhadap pelayanan publik penting.

4. Aturan Pembiayaan Silang (Cross- subsidization Rule): Aturan pembiayaan silang


digunakan ketika ada variasi biaya produksi atau penyediaan layanan yang signifikan antara
berbagai kelompok atau wilayah. Dalam aturan ini, harga ditentukan sedemikian rupa
sehingga kelompok atau wilayah dengan biaya lebih rendah dapat membantu menutupi
biaya kelompok atau wilayah dengan biaya lebih tinggi. Alasan memastikan pelayanan
publik tetap tersedia di daerah-daerah yang sulit untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
yang cukup tinggi, dan memastikan aksesibilitas yang adil bagi seluruh populasi.

2
Kelompok 2

Nama kelompok:

1. Sakdiyah anggriasari B.231.20.0250


2. Rizma maulidatun nafiesa B.231.21.0057
3. Risma Anjani B.231.21.0068
4. Fadhilah alya falihah B.231.21.0070

Peran Akuntansi Manajemen Publik

Peran akuntansi manajemen sektor publik dalam pemberian informasi biaya

Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran penting dalam memberikan informasi biaya
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Peran tersebut antara lain:

-Menentukan dan menghitung biaya produksi atau operasional dari suatu program atau kegiatan di
sektor publik.

-Membantu pihak manajemen dalam melakukan pengendalian biaya dan pengelolaan sumber daya
keuangan dengan lebih baik.

-Memberikan informasi biaya yang jelas dan terperinci kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
seperti pemerintah, masyarakat, dan donor.

-Mendorong akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan sektor publik.

Biaya cost dalam akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Biaya input

Adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya
tenaga kerja atau biaya bahan baku.

b. Biaya output

Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai ke tangan
pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara tergantung pada
pelayanan yang dihasilkan.

c. Biaya proses

Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan
mempertimbangkan fungsi organisasi.

Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu:

a. Cost finding

Tahap ini, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk/jasa pelayanan.

b.Cost recording
Setelah berhasil melakukan cost finding, tahap berikutnya melakukan kegiatan pencatatan data
kedalam sistem akuntansi organisasi.

c. Cost analyzing

Setelah melakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis biaya, yaitu
mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan.

d. Strategic cost management

Setelah melakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan strategi penghematan biaya
agar tercapai value for money.

e.Cost reporting

Tahap terakhir adalah memberikan informasi biaya secara lengka kepada pimpinan dalam bentuk
internal report yang kemudian di agregasikan ke dalam suatu laporan yang akan disampaikan ke
pihak eksternal.
REKAP TANYA JAWAB PRESENTASI
TEMA “PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK”
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dosen pengampu:
1. Yohanes Suhardjo, S.E., M.Si., Akt. CA
2.Liafatra Nurlaily, S.Ak., M.Acc., Akt., ACPA.

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA:

1.Gresi Mega Saputri B.231.21.0058

2.Diyan Nur Indah Sari B.231.21.0081

3.Angelya Cahya Q. D. B.231.21.0086

4.Meiliana Dwi Devitasari B.231.21.0097

5.Anik Jihan Furoida B.231.21.0100

6.Delvita Citra H B.231.21.0108

7.Nurul Alfina Mawarti B.231.21.0156

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TANYA JAWAB PRESENTASI KELOMPOK 3

1. (Kezia Ninasari NIM B.231.21.0028) Dalam slide ke 6 dijelaskan kendala dalam pengukuran
kinerja publik disebabkan oleh faktor eksternal, tolong jelaskan lebih rinci lagi faktor
eksternalnya apa saja!
(Dijawab oleh Anik Jihan_B.231.21.0100)
Jawaban: Pengukuran kinerja publik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal
kendala. Berikut beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pengukuran kinerja publik:
a. Kebijakan dan regulasi: Perubahan kebijakan atau regulasi pemerintah dapat
mempengaruhi pengukuran kinerja publik. Jika terjadi perubahan kebijakan yang
signifikan, parameter pengukuran kinerja yang digunakan mungkin tidak lagi relevan atau
perlu disesuaikan.
b. Anggaran terbatas: Keterbatasan anggaran dapat menjadi kendala dalam mengukur
kinerja publik. Ketika sumber daya terbatas, mungkin sulit untuk melaksanakan
pengukuran kinerja yang komprehensif dan mendetail.
c. Teknologi dan infrastruktur: Kualitas infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
yang buruk atau terbatas dapat menghambat pengukuran kinerja publik. Kurangnya
aksesibilitas atau kehandalan sistem teknologi informasi dapat mempengaruhi
pengumpulan data dan pelaporan kinerja.
d. Partisipasi masyarakat: Keberhasilan pengukuran kinerja publik sering bergantung pada
partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Jika masyarakat tidak aktif dalam memberikan
umpan balik atau melaporkan masalah, maka pengukuran kinerja publik mungkin tidak
mencerminkan pandangan yang lengkap dan akurat tentang kinerja organisasi atau
program.
e. Perubahan sosial dan politik: Perubahan dalam dinamika sosial dan politik dapat
mempengaruhi pengukuran kinerja publik. Misalnya, perubahan opini publik atau
perubahan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi cara organisasi atau program
dinilai dan diukur.
f. Ketidakpastian ekonomi: Kondisi ekonomi yang tidak stabil atau perubahan dalam
kondisi ekonomi dapat mempengaruhi pengukuran kinerja publik. Ketidakpastian
ekonomi dapat mengubah prioritas dan sumber daya yang tersedia untuk mengukur
kinerja publik.
g. Faktor lingkungan: Faktor lingkungan, seperti bencana alam atau perubahan iklim, dapat
memiliki dampak langsung atau tidak langsung pada pengukuran kinerja publik.
Misalnya, bencana alam dapat menghancurkan infrastruktur atau mengganggu layanan,
yang dapat mempengaruhi kinerja publik.

Dalam mengukur kinerja publik, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini agar
pengukuran dapat dilakukan dengan akurat dan dapat dipahami secara kontekstual.

2. (Nabila) Pertanyaan dari kelompok 1 Di slide 11 terdapat penjelasan langkah pengembangan


indikator value for money, lalu kendala apa saja yang timbul pada setiap langkah
pengembangan value for money tersebut? Terima kasih
(Dijawab gresi mega_B.231.21.0058)
Jawaban: Pengembangan value for money, yang mengacu pada mencapai nilai maksimal dari
investasi atau pengeluaran yang dilakukan, melibatkan beberapa langkah yang mungkin
menghadapi tantangan atau kendala tertentu. Berikut adalah beberapa kendala umum yang
mungkin timbul pada setiap langkah pengembangan value for money:
a. Analisis kebutuhan dan tujuan: Identifikasi kebutuhan dan tujuan yang tepat adalah
langkah awal dalam pengembangan value for money. Kendala yang mungkin muncul di
sini termasuk kurangnya data yang memadai untuk menganalisis kebutuhan dengan tepat,
ketidakjelasan tujuan yang diinginkan, atau kesulitan dalam mengukur nilai dari segi
kualitatif dan kuantitatif.
b. Analisis opsi dan alternatif: Membandingkan berbagai opsi dan alternatif adalah penting
untuk mencapai value for money. Tantangan yang mungkin timbul di sini adalah
kurangnya informasi atau keterbatasan data yang memadai untuk membandingkan secara
objektif, ketidakpastian tentang dampak jangka panjang dari opsi yang dipilih, atau
kesulitan dalam memperhitungkan aspek-aspek non-moneternya.
c. Perencanaan dan perancangan: Pada tahap ini, kendala yang mungkin muncul termasuk
kesulitan dalam mengembangkan rencana yang realistis dan terukur, adanya batasan
sumber daya yang tersedia yang dapat mempengaruhi perancangan, serta kecenderungan
untuk mengabaikan faktor-faktor jangka panjang dalam upaya mencapai nilai yang lebih
tinggi secara instan.
d. Implementasi dan pelaksanaan: Penerapan strategi value for money dapat menghadapi
kendala seperti koordinasi yang buruk antara berbagai pihak yang terlibat, kurangnya
keterampilan atau sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan perubahan
yang diusulkan, atau resistensi dari pihak yang terpengaruh oleh perubahan tersebut.
e. Monitoring dan evaluasi: Melacak kemajuan dan mengevaluasi efektivitas langkah-
langkah value for money dapat menghadapi tantangan seperti kurangnya sistem
pemantauan yang tepat atau indikator yang relevan, kurangnya keterampilan dalam
menganalisis data yang dikumpulkan, atau kesulitan dalam menentukan dampak nyata
dari perubahan yang telah dilakukan.
Penting untuk diingat bahwa setiap langkah dalam pengembangan value for money dapat
melibatkan tantangan yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan proyek yang sedang
dilakukan. Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi kendala-kendala ini dengan cara
yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan spesifik.
3. (Fina Alfiani B.231.21.0038 Kelompok 4)
Mengapa peninjauan kembali dari pengukuran kinerja sangat penting bagi pemerintah
daerah?
(Dijawab oleh Delvita_ B.231.21.0108)
Jawaban: Peninjauan kembali pengukuran kinerja sangat penting bagi pemerintah daerah
karena beberapa alasan utama:
a. Akuntabilitas: Peninjauan kembali pengukuran kinerja membantu memastikan
akuntabilitas pemerintah daerah terhadap masyarakat yang dilayani. Dengan mengukur
dan mengevaluasi kinerja mereka secara teratur, pemerintah daerah dapat
mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya publik dan memastikan bahwa
tujuan dan sasaran mereka dicapai dengan efektif.
b. Peningkatan Kualitas Layanan: Melalui peninjauan kembali, pemerintah daerah dapat
mengidentifikasi area di mana kualitas layanan mereka mungkin perlu ditingkatkan.
Misalnya, jika ada peningkatan dalam keluhan masyarakat terkait layanan tertentu,
pemerintah daerah dapat menggunakan informasi tersebut untuk melakukan perubahan
yang diperlukan agar memenuhi harapan masyarakat.
c. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Evaluasi kinerja yang berkala membantu
pemerintah daerah dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Dengan menganalisis
data pengukuran kinerja, mereka dapat mengidentifikasi tren dan pola yang muncul, serta
memahami dampak kebijakan dan program yang telah dilaksanakan. Informasi ini dapat
digunakan untuk merumuskan keputusan strategis yang lebih efektif dalam meningkatkan
efisiensi dan efektivitas operasional.
d. Peningkatan Transparansi: Peninjauan kembali pengukuran kinerja juga berperan dalam
meningkatkan transparansi pemerintah daerah. Dengan mempublikasikan hasil
pengukuran kinerja dan laporan evaluasi, pemerintah daerah memberikan akses kepada
masyarakat untuk mengetahui bagaimana kinerja mereka dinilai. Hal ini memungkinkan
masyarakat untuk mengawasi dan memberikan masukan terkait langkah-langkah yang
diambil oleh pemerintah daerah.
e. Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efektif: Dengan melakukan peninjauan kembali
pengukuran kinerja, pemerintah daerah dapat mengidentifikasi kelemahan dalam
pengelolaan sumber daya mereka. Misalnya, jika terdapat pemborosan atau
ketidakefisienan dalam penggunaan anggaran atau tenaga kerja, evaluasi kinerja dapat
membantu mengarahkan perubahan dan pembenahan yang diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Secara keseluruhan, peninjauan kembali pengukuran kinerja adalah alat yang penting bagi
pemerintah daerah untuk mengelola operasional mereka dengan lebih baik, meningkatkan
layanan kepada masyarakat, dan mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya publik.
4. (Nama: Maria Magdalena Dian.K Nim: B.231.21.0203) Mohon izin bertanya, tadi audah
dijelaskan didalam slide 14 tentang perspektif didalam balance scorecard. Dari keempat itu,
mana yang paling penting bagi perusahaan? dan bagaimana proses dalam pengukuran kinerja
perusahaan dan apa yang mendasari hal tersebut? Terimakasih
(Dijawab oleh Nurul Alfina Mawarti_B.231.21.0156)
Jawaban: Dalam Balance Scorecard, keempat perspektif yang sudah disebutkan dianggap
penting dan saling terkait dalam mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh. Tidak ada
satu perspektif yang lebih penting dari yang lain, karena setiap perspektif memberikan
kontribusi yang berbeda dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan.
Proses pengukuran kinerja perusahaan dalam Balance Scorecard melibatkan beberapaberikut
langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi Tujuan: Pertama, perusahaan perlu mengidentifikasi tujuan spesifik yang
ingin dicapai dalam setiap perspektif.
b. Menentukan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPIs): Setelah tujuan
ditetapkan, perusahaan harus menentukan indikator kinerja utama yang dapat digunakan
untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut.
c. Mengumpulkan Data: Perusahaan perlu mengumpulkan data terkait dengan KPIs yang
ditetapkan. Data ini dapat diperoleh melalui survei pelanggan, analisis operasional, atau
sistem pelaporan internal.
d. Analisis dan Evaluasi: Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan.
e. Tindakan Perbaikan: Berdasarkan hasil analisis, perusahaan dapat mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja di setiap perspektif.
Hal yang mendasari pentingnya empat perspektif dalam Balance Scorecard adalah pendekatan
yang seimbang dan holistik dalam mengukur kinerja perusahaan. Perspektif- perspektif ini
saling terkait dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang.
Misalnya, investasi dalam pembelajaran dan pertumbuhan karyawan dapat meningkatkan
efisiensi proses internal, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja
finansial. Tanpa mempertimbangkan keempat perspektif ini secara seimbang, perusahaan
mungkin mengabaikan aspek- aspek yang krusial dalam mencapai keberhasilan.
REKAP JAWABAN "LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK"

MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 5

1. LYDIA NITASARI (B.231.21.0027)


2. KEZIA NINASARI (B.231.21.0028)
3. MARIZZA INDAH. P (B.231.21.0036)
4. NOFA AINUN (B.231.21.0125)
5. ALFI LATHIFAH (B.231.21.0140)
6. GRACE EMANUELLA (B.231.21.0172)

FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEMARANG
A. Pertanyaan Dari Kelompok 1

Bagaimana cara mencegah praktik manipulasi laporan keuangan yang ditujukan untuk
tindakan korupsi, serta bagaimanakah strategi pemerintah dalam meningkatkan
akuntabilitas laporan keuangan untuk meminimalisir peluang korupsi dalam organisasi
sektor publik ?

Jawaban :

Untuk mencegah praktik manipulasi laporan keuangan yang ditujukan untuk tindakan
korupsi, ada beberapa langkah yang dapat diambil::

1) Penegakan hukum yang tegas: Pemerintah harus memiliki sistem hukum yang kuat
dan efektif untuk menangani tindakan korupsi dalam sektor publik. Hal ini
termasuk pengadilan yang independen dan proses hukum yang adil. Penegakan
hukum yang tegas akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi dan menjadi
pengingat bagi para pejabat publik..
2) Transparansi dan aksesibilitas informasi: Pemerintah harus memastikan bahwa
laporan keuangan sektor publik mudah diakses oleh publik secara transparan.
Meningkatkan transparansi akan mengurangi kesempatan bagi pelaku korupsi
untuk memanipulasi atau menyembunyikan informasi keuangan yang tidak akurat.
3) Penguatan sistem pengendalian internal: Organisasi sektor publik harus memiliki
sistem pengendalian internal yang kuat untuk memastikan integritas dan keandalan
laporan keuangan. Hal ini meliputi pemisahan tugas, verifikasi dan validasi data,
serta pengawasan yang ketat terhadap proses keuangan. Audit internal yang efektif
juga perlu dilakukan secara teratur.
4) Pelatihan dan kesadaran pegawai: Pemerintah harus memberikan pelatihan yang
memadai kepada pegawai sektor publik mengenai etika dan integritas dalam
pelaporan keuangan. Pegawai juga harus diberikan pemahaman yang baik tentang
risiko korupsi dan pentingnya menjaga integritas laporan keuangan.

5) Kolaborasi dengan lembaga audit eksternal: Pemerintah dapat menjalin kerja


sama dengan lembaga audit eksternal yang independen untuk melakukan audit
dan penilaian terhadap laporan keuangan sektor publik. Hal ini dapat membantu
mengidentifikasi potensi penyimpangan dan memberikan jaminan tambahan
2
terhadap integritas laporan keuangan.

B. Pertanyaan Dari Kelompok 2 & 4

Apa saja kriterian laporan keuangan pada sektor publik dapat dikatakan berkualitas

Jawaban :

Laporan keuangan pada sektor publik dapat dikatakan berkualitas apabila memenuhi
kriteria-kriteria berikut::

o Keberterimaan (reliability): Laporan keuangan harus dapat diandalkan dan


memenuhi prinsip akuntansi yang relevan. Informasi yang disajikan harus
didasarkan pada data yang akurat, lengkap, dan tidak bias.
o Kesesuaian (relevance): Laporan keuangan harus memberikan informasi yang
relevan bagi pengguna yang berkepentingan, seperti pemangku kepentingan
internal (misalnya manajemen pemerintah) dan eksternal (misalnya masyarakat
umum, lembaga keuangan, atau badan pengawas). Informasi yang disajikan harus
dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan yang tepat.
o Komparabilitas (comparability): Laporan keuangan harus memungkinkan
perbandingan antara periode akuntansi yang berbeda, baik untuk entitas yang sama
maupun antara entitas yang berbeda. Hal ini memungkinkan pengguna untuk
memahami perubahan dalam kinerja keuangan dari waktu ke waktu atau
membandingkan kinerja keuangan dengan entitas sejenis.
o Keterbacaan (understandability): Laporan keuangan harus disusun dengan bahasa
yang jelas dan dapat dipahami oleh pengguna yang memiliki pemahaman umum
tentang akuntansi. Istilah teknis atau kompleks harus dijelaskan dengan baik untuk
memudahkan pemahaman
o Keterandalan (faithful representation): Laporan keuangan harus memberikan
representasi yang jujur dan objektif tentang keadaan keuangan dan kinerja entitas
publik. Informasi harus disajikan secara netral, tanpa distorsi atau manipulasi yang
sengaja
o Kepentingan umum (public interest): Laporan keuangan harus menjunjung tinggi
kepentingan umum dan memenuhi persyaratan hukum, peraturan, atau standar yang
berlaku. Transparansi dan akuntabilitas harus ditegakkan untuk memastikan bahwa
laporan keuangan mencerminkan penggunaan yang benar dan efektif dari sumber

3
daya publik.

o Kesinambungan (sustainability): Laporan keuangan sektor publik harus mampu


menggambarkan keseimbangan antara pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka
panjang serta mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
dihasilkan oleh kegiatan entitas publik.
o Kualitas penyajian (presentation quality): Laporan keuangan harus disusun dengan
tata letak yang teratur dan jelas, menggunakan format yang konsisten dan mudah
dinavigasi. Informasi harus disajikan dengan menggunakan grafik, tabel, dan
catatan yang relevan untuk meningkatkan pemahaman..

Dengan memenuhi kriteria-kriteria di atas, laporan keuangan sektor publik dapat dianggap
berkualitas karena memberikan informasi yang andal, relevan, dan bermanfaat bagi
pengguna yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

C. Pertanyaan Dari Kelompok 3

Bagaimana catatan atas laporan keuangan dapat memberikan informasi tambahan tentang
transaksi laporan keuangan?

Jawaban :

o Catatan atas laporan keuangan adalah catatan atau informasi tambahan kepada
pembaca.
o Fungsi lain dari catatan ini membantu menjelaskan perhitungan item tertentu yang
ada dilaporan keuangan sehingga bisa memberikan nilai komprehensif terhadap
kondisi finansial sebuah perusahaan.
o Melalui catatan keuangan perusahaan bisa menyajikan informasi tentang hutang
piutang, kelangsungan usaha, kewajiban kotinjensi, dan informasi kontekstual
lainnya.

4
5
CamScanner
CamScanner
KELOMPOK : ROOM 5

Nama :

1. Rosiana ramadhon NIM B.241.22.0009

2. Indah gunawan NIM B.231.21.0099

3. Joko setiawan NIM B.231.21.0021

4. Kezia Ninasari NIM B.231.21.0028

5. Delvita Citra Hapsari NIM B.231.21.0108

Laporan keuangan Sektor Publik


Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak yang memberikan amanah. Dengan
adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menjadi
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah
satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan, namun laporan keuangan
bukan merupakan tujuan akhir dari akuntabilitas publik. Lalu apa itu laporan keuangan sektor
public.

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Laporan keuangan sektor publik ini menjadi
komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik tersebut.

Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik Fungsi laporan keuangan sektor publik adalah sebagai
bentuk kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship),

akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and retrospective reporting),


perencanaan dan informasi Otorisasi (planning and authorization information), kelangsungan
organisasi (viability), hubungan masyarakat (public relation), dumber fakta dan gambaran (source
of facts and figures).
Adapun tujuan umum dari pelaksanaan laporan keuangan sektor publik adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang
berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya
untuk mencapai tujuan.

Laporan keuangan sektor publik menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan atau financial, informasi mengenai bagaimana entitas
mandanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, informasi yang berguna untuk
mengevaluasi kemampuan entitas dalam pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban
serta komitmennya, informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan
didalamnya, dan juga informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas dalam
hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik Beberapa komponen yang diperlukan untuk
membuat laporan keuangan sektor publik antara lain adalah laporan posisi keuangan atau yang
juga disebut dengan neraca yang terdiri dari property, aktiva tak berwujud, aktiva financial,
persediaan, cadangan, kewajiban tidak lancar, kas dan setara kas, partisipasi minor, dan masih
banyak lagi lainnya. Selanjutnya untuk komponen keuangan sektor publik adalah kinerja
keuangan yang meliputi surplus atau defisit, perubahan aktiva atau ekuitas netto, arus kas yang
memberikan informasi mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan dalam suatu periode
tertentu, kebijakan akuntansi serta catatan laporan keuangan.

Namun untuk lembaga sektor publik seperti pemerintahan, laba bukan merupakan ukuran yang
relevan karena organisasi pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Pemerintah
bertanggungjawab atas produksi dan distribusi barang dan jasa publik
Kelompok 6
1. Gita Anggraeni / B.231.21.0011
2. Indah Gunawan / B.231.21.0099
3. Ayudhia Viandra Septiani / B.231.21.0133
4. Grace Emanuella Hindarto / B.231.21.0172
Penilaian Kinerja
Akuntansi manajemen juga dapat digunakan untuk menilai kinerja. Seperti mengukur seberapa
besar tingkat efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Dengan kata lain, akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai system
pengendalian suatu organisasi. Penilaian kinerja merupakan bagian dari system pengendalian.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen
berperan dalam pembuatan indicator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing
aktifitas yang dilakukan.
Peran akuntansi sektor public di Indonesia semakin pesat, seiring dengan :
a) Tap MPR No. XV/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah
b) UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah
c) UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
adalah desentralisasi
Yang dimaksud dari akuntansi manajemen dapat digunakan untuk mengatur seberapa efektif
dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam penilaian
kinerja, akuntansi berperan dalam pembuatan indicator kinerja kunci dan satuan ukur untuk
masing-masing aktifitas yang dilakukan.
Manfaat dari penilaian kinerja perusahaan:
1. Memudahkan pengawasan dan pengendalian kinerja perusahaan
2. Sebagai acuan dalam melakukan kegiatan perusahaan
3. Sebagai alat pengamatan kinerja perusahaan
4. Sebagai tempat untuk mnenyediakan informasi yang akurat
ROOM 4

Anggota :

1. Gita Anggraeni (B.231.21.0011)

2. Gresi mega saputri (B.231.21.0058)

3. Rizma maulidatun nafiesa (B.231.21.0057)

4. Grace Emanuella Hindarto

(B.231.21.0172)

5. marizza Indah putri

(B.231.21.0036)

PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK

Pengadaan barang dan jasa (procurement) perlu diprogramkan oleh pemerintah atau
institusi swasta dikarenakan adanya kebutuhan akan suatu barang atau jasa.
Misalkan alat tulis kantor (ATK) yang dibutuhkan oleh sebuah instansi, obat untuk
kebutuhan puskesmas dan rumah sakit, bahan bakar kendaraan milik pemerintah,
perlengkapan perang untuk instansi militer, pembangunan untuk jasa konsultansi, dan
kebutuhan jasa lainnya.

Pengadaan barang/jasa pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk


mendapatkan atau mewujudkan barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan menggunakan
metode dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan spesifikasi, harga, waktu, dan
kesepakatan lainnya.

Agar tujuan dari pengadaan barang/jasa tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,


maka kedua belah pihak yaitu pihak Pengguna dan Penyedia haruslah selalu berpatokan
kepada filosofi pengadaan barang/jasa, tunduk kepada etika dan norma pengadaan
barang/jasa yang berlaku, mengikuti prinsip-prinsip, metode dan proses pengadaan
barang dan jasa yang baku.

Pengadaan barang dan jasa tersebut diikat dengan sebuah kontrak antara pemerintah
(Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah) sebagai pihak Pengguna dan perusahaan (baik
milik negara atau swasta) bahkan perorangan sebagai Penyedia.

Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah


Menurut Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Perpres 16 Tahun 2018 disebutkan bahwa:

Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh


Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa. Kegiatan pengadaan barang/jasa tersebut dibiayai dengan
APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh Penyedia
barang/jasa.

Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai peran penting dalam mensukseskan


pembangunan nasional dalam rangka peningkatan pelayanan publik baik pusat maupun
daerah. Adapun tujuan dalam sistem pengadaan barang/jasa pemerintah berdasarkan
Perpres No. 16 tahun 2018, yaitu:

▪ Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,


diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia.
▪ Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.
▪ Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
▪ Meningkatkan peran pelaku usaha nasional.
▪ Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian.
▪ Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif.
▪ Mendorong pemerataan ekonomi.
▪ Mendorong pengadaan berkelanjutan.

Jenis-jenis Pekerjaan Barang/Jasa


Pengelompokan kebutuhan barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan yang dapat
dikerjakan terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

▪ Barang, yaitu kebutuhan akan benda baik berwujud maupun tidak


berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh K/L/PD. Contoh: pengadaan
buku sekolah, pengadaan AC, pengadaan kendaraan dinas, dan lainnya.
▪ Pekerjaan Konstruksi, yaitu keseluruhan atau sebagian kegiatan konstruksi
yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan. Contoh : Pekerjaan bangunan
gedung/sipil dan mencakup juga yang pekerjaan konstruksi spesialis, yaitu
instalasi, konstruksi khusus, konstruksi prapabrikasi, penyelesaian
bangunan, dan penyewaan peralatan.
▪ Jasa Konsultansi, yaitu jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir (brainware). Contoh : Jasa konsultansi di bidang
pekerjaan konstruksi, Jasa konsultansi di bidang transportasi, Jasa
konsultansi di bidang hukum, Jasa konsultansi di bidang pendidikan, Jasa
konsultansi di bidang kesehatan, Jasa keahlian profesi, dan lain
sebagainya.
▪ Jasa Lainnya, yaitu jasa non-kon.sultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/ atau keterampilan dalam suatu sistem
tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. Contoh : pengadaan jasa boga (catering service), pengadaan
jasa layanan kebersihan (cleaning service), pengadaan jasa penyedia tenaga
kerja, pengadaan jasa penyewaan, pengadaan jasa akomodasi, pengadaan
jasa penyelenggaraan acara (event organizer), pengadaan jasa pengamanan,
pengadaan jasa layanan internet, dan lain sebagainya.

Prinsip – Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa


Pemerintah
Pengadan barang/jasa pemerintah menerapkan prinsip-prinsip dasar merupakan hal
mendasar yang harus menjadi acuan, pedoman dan harus dijalankan dalam Pengadaann
Barang/Jasa. Berdasarkan Perpres No. 16 Tahun 2018, pengadaan barang/jasa pemerintah
menerepkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

▪ Efisien
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus memperhatikan penggunaan
dana APBN/APBD yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
▪ Efektif
Dalam pengadaan barang/jasa harus didasarkan pada kebutuhan yang telah
ditetapkan (yang ingin dicapai) dan dapat memberikan manfaat yang tinggi
dan sebenar-benarnya sesuai dengan sasaran yang dimaksud.
▪ Transparansi
K/L/PD menyampaikan semua informasi dan ketentuan mengenai
pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan,
tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa,
yang sifatnya terbuka kepada seluruh peserta penyedia barang/jasa, serta
bagi masyarakat luas pada umumnya.
▪ Bersaing
Memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang
setara dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan, untuk menawarkan
barang/jasanya berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku dan
tidak terjadi kecurangan dan praktek KKN.
▪ Adil/tidak diskriminatif
Pemberian perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa
yang berminat mengikuti pengadaan barang/jasa dan tidak mengarah
untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan
atau alasan.
▪ Akuntabel
Pertanggung jawaban pelaksanaan pengadaan barang/jasa kepada pihak
yang terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma dan ketentuan
peraturan perundang-undangna yang berlaku. Dalam arti bahwa pengadaan
barang/jasa harus mencapai sasaran, baik secara fisik, maupun
keuangannya serta manfaat atas pengadaan tersebut terhadap tugas umum
pemerintahan dan/atau pelayanan masyarkat sesuai dengan prinsip-
prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Adapun manfaat memahami prinsip-prinsip dasar pengadaan barang/jasa adalah (a)


mendorong praktek Pengadaan Barang/Jasa yang baik, (b) menekan kebocoran
anggaran (clean governance).

Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Pengadaan


Barang dan Jasa Pemerintah

Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan barang dan jasa merupakan suatu kegiatan untuk
mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan dengan cara dan waktu
sesuai peraturan yang berlaku serta dilaksanakan oleh pihak-pihak yang memiliki
keahlian dalam melakukan proses pengadaan.

Menurut Perpres No. 16 Tahun 2018 terdapat pihak yang terlibat dalam proses pengadaan
barang dan jasa, yakni:

1. Pengguna Anggaran (PA)

Pengguna anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan anggaran


Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah.

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunan APBD. KPA pada Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya
merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PA.

Sedangkan KPA pada Pemerintah Daerah merupakan pejabat yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah atau usul PA. KPA untuk dana dekonsetrasi dan tugas pembantuan ditetapkan
oleh PA pada K/L/I pusat lainnya atau usul Kepala Daerah. KPA memiliki kewenangan
sesuai pelimpahan oleh PA.

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PKK)


PPK merupakan pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa. Atas dasar itulah, PPK bertugas dan memiliki wewenang untuk menyusun
spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diprogramkan, menetapkan HPS (Harga
Perkiraan Sendiri) sebagai batas atas harga kontrak yang diperbolehkan, menandatangani
ikatan perjanjian/kontrak pengadaan dengan penyedia barang/jasa, mengawasi
pelaksanaan kontrak, serta membuat keputusan apabila terjadi sengketa/permasalahan
dalam pelaksanaan kontrak.

4. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa

Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) adalah unit kerja organisasi pemerintah di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa. UKPBJ diisi oleh pejabat pengadaan dengan status pegawai negeri sipil
(PNS) yang merupakan personel yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
yang melaksanakan pengadaan barang/jasa.

5. Pejabat Pengadaan

Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabatfungsional/personel yang bertugas


melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan/atauE-purchasing.

6. Penyedia barang dan jasa

Penyedia barang dan jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya.
Akuntansi Sektor Publik
Nama Kelompok Room 7:

Nabila Nur Tsania ( B.231.21.0055 )

Nofa Ainun Safitri ( B.231.21.0125 )

Nurul Alfina Mawarti ( B.231.21.0156 )

Maria Magdalena Dian.K ( B.231.21.0203 )

ELEMEN SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

" Pertanggungjawaban Publik"

Makna Istilah

• Pertanggungjawaban (sinonim): akuntabilitas, penyelenggaraan tanggungjawab,


blameworthiness, kewajiban.

• Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban merupakan pertanggungjawaban atas


tindakan & keputusan dari para pemimpin / pengelola organisasi sektor publik kepada pihak
yang memiliki kepentingan (stakeholder) serta masyarakat.

Sistem Pertanggung Jawaban Publik

1. Presidensial

System presidensial atau disebut juga dengan system kongresional, merupakan system
pemerintahan

Negara republik dimana kekuasaan eksekutif dipilin melalui pemilu dan terpisah dengan
kokuasaan legislatif.
2. Parlemen

System parlementer adalah sebuah system pemerintatian dimana parlemen (dewan perwakilan
rakyat) memiliki peranan penting dalam pementahan

3. Komunis

Negara komunis adalah istilah yang digunakan oleh imwan public untuk mendeskripsikan
bentuk perrerintahan, dimana negera tersebut berada dibawah satu partai dan
mendeklarasikan kesetiaan kepada Marxismo-Leninisme, Maoisme.

4. Demokrasi liberal

Demokrasi liberal adalah satu bentuk kerajaan demokrasi melalul perwakilan yang membuat
keputusan berdasarkan undang-undanng yang tunduk pada perlembagaan yang liberal.

5. Liberal

Liberalism lalah falsafah yang meletakkan kebebasan individu sebagai nilal politik tartinggi.

6. Kapital

Kapitalisme adalah system perekonomian yang menekankan peran capital (modal), yaitu
kekayaan dalam segala jenisnya, formasuk barang-barang yang digunakan dalam pembuatan
barang lainnya.

Teknik Pertanggungjawaban Publik

Teknik Penyusunan Pelaporan Pertanggungjawaban Publik diantaranya:

1. Teknik kuantitatif

• Metode analisis isi

• Metode survey

• Metode eksperimen

2. Teknik kualitatif
• Metode observasi

• Metode focus group discussion

• Metode analisis semiotik

3. Metode gabungan

• survei melalui wawancara

• analisis isi melalui wawancara

• analisis semiotik melalui wawancara.

Penyampaian pelaporan Pertanggungjawaban Publik

Teknik yang dapat digunakan diantaranya:

a. Presentasi

Presentasi kepada lembaga legislatif/ parlemen, dapat dilakukan secara tatap muka langsung
dengan publik/ konstituen tau forum kelembagaan organisasi yang telah ditetapkan.

b. Publikasi

Melalui publikasi laporan kepada pihak yang berkepentingan (media yang dapat digunakan
antara lain televisi, media cetak, dan radio).

c. Pengiriman surat

Surat berisi laporan pertanggungjawaban pihak pelaksana atas program atau kegiatan yang
diamanatkan ole pihak pemberi amanat/ tanggung jawab.

Contoh pertanggungjawaban di organisasi sektor publik

a. Pemerintah Pusat

Pemerintah pusat mengeluarkan laporan realisasi APBN.

b. Pemerintah daerah
Syarat utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis adalah
transparansi (oleh pemerintah dan masyarakat).

transparansi oleh pemerintah?

• saranan akses bagi rakyat

• respons secara ikhlas, jujur, dan sopan.

transparansi oleh masyarakat?

• umpan balik terhadap kinerja instansi pemerintah.


Nama Anggota:

1. Wachidatunnisya’ (B.231.21.0033)
2. Ainun Safitri (B.231.21.0039)
3. Aurel Alma Kusuma Q (B.231.21.0046)
4. Angelya Cahya Qurnia Dewi (B.231.21.0086)
5. Olyvia Agustine S.P (B.231.20.0270)

PERENCANAAN

A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan


untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang
maupun sebelumnya.
Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara
menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga
tercapainya tujuan organisasi.

B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan


Tujuan perencanaan :
• Memberikan pengarahan
• Mengurangi Ketidakpastian
• Meminimalisir Pemborosan
• Menetapkan Tujuan Standar
Fungsi perencanaan :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan sejumlah
perubahan.
2. Membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
3. Memungkinkan manajer untuk memahami keseluruhan gambaran
perusahaan secara lebih jelas.
4. Membantu penetapan tanggung jawab yang tepat di dalam perusahaan.
5. Meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat biaya.
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi dalam berbagai bagian
perusahaan.

C. SISTEM PERENCANAAN PUBLIK


❖ Ada dua jenis rencana, yaitu :
1. Rencana strategic adalah pengambilan keputusan yang menyangkut
tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan serta
stategiyang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut
2. Rencana operasional terdiri dari :
a) Rencana sekali pakai
b) Rencana permanen.
❖ Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkain
perencanaan yaitu :
1. Politik
2. Teknokratik
3. Partisipatif
4. Atas-bawah (top-down)
5. Bawah atas (bottom-up)
➢ Perencanaan menurut
pendekatan teknotratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja.
➢ Perencanaan menurut pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan.
❖ Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahap yakni :
1) Penyusunan rencana
2) Penetapan rencana
3) Pengendalian pelaksanaan rencana
4) Evaluasi pelaksanaan rencana
❖ Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu :
1) Proses,
2) Fungsi manajemen dan
3) Pengambilan keputusan.

Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasimasa depan bedasarkan


tujuan yang ditetapkan.
❖ Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Perencanaan sektoral dan
2) Perencanaan nasional/regional.
❖ Bedasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan
pembangunan terdiri dari :
1) Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan
pembangunannasional dalam skala makro atau menyeluruh
2) Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan
pendekatansektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang
mempunyai persamaan karakteristik serta tujuan
3) Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan
padaaspek lokasi dimana kegiatan dilakukan
4) Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam
perencanaantahunan, yaitu penjabaran rencana makro, sektoral,
maupun regionalkedalam susunan proyek dan kegiatan dengan
berbagai dokumen perencanaan serta penganggarannya.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK ( Senin,18.30)
KELOMPOK ROOM 3
1. Fina Alfiani ( B.231.21.0038)
2. Fadhilah Alya Falihah ( B.231.21.0070)
3. Risma Anjani ( B.231.21.0068)
4. Fakhria Adila ( B.231.21.0158)
5. Anik Jihan Furoida ( B.231.21.0100)

REALISASI ANGGARAN PUBLIK


A. Teori dalam Realisasi Anggaran Publik
Dalam riteratur, realisasi anggaran dikenal atau terkait dengan istilah, “operational
management”. Istilah tersebut diartikan sebagai proses yang memungkinkan organisasi publik
mencapai tujuannya melalui penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien. Setiap
organisasi, baik publik maupun swasta, pabrik atau penyedia layanan, mempunyai fungsi
operasional. Fungsi ini sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Bagi manajer atau
pengelola organisasi, isu utama dalam proses realisasi anggaran adalah kualitas, yang
kemudian menjadi senjata dalam menghadapi persaingan. Namun, tekanan pada kualitas
tidak berarti bahwa manajer dapat mengabaikan penghapusan penting antara kualitas dan
biaya, serta waktu dan fleksibilitas. Tantangan yang muncul kemudian adalah menghasilkan
kualitas produk dan jasa secara efisien.
Berbagai Pendapat Ahli Tentang Kualitas Dalam Realisasi Anggaran
W. Edward Daming menyatakan bahwa untuk mencapai kualitas yang baik harus
dimulai dengan pemimpin puncak organisasi. Argumentasinya adalh bahwa organisasi
mempunyai rencana strategi yang telah pasti ‘kemana akan dilaksanakan’ dan ‘bagaimana
mencapainya’.Manajemen harus mempunyai filosofi bahwa kesalahan, kerusakan, dan bahan
yang tidak sesuai lama kelamaan tidak akan diterima serta dihapuskan. Kualitas pengawasan
harus ditingkatkan dengan menyediakan waktu yang cukup bagi pengawas (supervisor) untuk
bekerja dengan pegawai, dan menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan yang ada. Manajemen juga harus menciptakan lingkungan dimana pegawai tidak
akan takut dalam melaporkan permasalahan atau merekomendasikan perbaikan. Ketakutan ini
biasa muncul dari pemikiran balasan yang akan berdampak terhadap pelaporan pegawai.oleh
karena itu, manajemen harus mengembangkan perangat yang sesuai dalam mengelola
kualitas. Perangkat itu tidak hanya mesin atau peralatan tangan yang dapat membantu
mengkur kualitas yang dihasilkan,tetapi juga metode statistik untuk mengendalikan proses
atau bahan yang masuk ke dalam organisasi dan membantu mengidentifikasi sumber
permasalahan kualitas. Metode statistik dapat digunakan untuk membantu apakah pelatihan
pegawai memang dibutuhkan. Metode statistik juga merupakan kekuatan manajemen dari
berbagai peralatan untuk mengelola kualitas.
Peningkatan kualitas juga dikemukakan oleh Armand V. Feigenbaum, yakni yang
disebur dengan Total Quality Control (TQC). TQC adalah konsep dimana kualitas merupakan
tanggung jawab yang harus dibagi kepada seluruh orang dalam organisasi, khususnya
pegawai yang membuat produk. Dalam TQC, seluruh personal membagi pandangan bahwa
pengendalian kualitas adalah titik akhir dari TQC. Kesalahan atau kerusakan harus ditemukan
dan dikoreksi pada sumbernya. Kualitas sumber merupakan jalan kehidupan dan pegawai
yang berwenang menghentikan jalannya produksi jika mereka melihat adanya permasalahan
kualitas.
B. Pengertian
Realisasi anggaran publik. Realisasi anggaran publik Realisasi anggaran publik adalah
proses pelaksanaan anggaran yang telah disetujui oleh pemerintah atau lembaga publik, yang
mencakup pengeluaran dan penerimaan yang telah direncanakan dalam anggaran. Realisasi
anggaran publik melibatkan berbagai tahapan, seperti penganggaran, penetapan prioritas,
alokasi anggaran, pengelolaan anggaran, pelaporan keuangan, dan evaluasi.
C. Tujuan
Pada umumnya, realisasi anggaran publik bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan,
antara lain:
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya publik.
• Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran
publik.
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur.
• Mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Untuk memastikan realisasi anggaran publik yang baik, pemerintah dan lembaga publik
harus melakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat dalam pengelolaan anggaran,
serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja anggaran publik yang telah
direalisasikan. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa anggaran publik
digunakan secara efektif dan efisien untuk kepentingan publik yang lebih besar.
D. System Realisasi Anggaran Publik
System realisasi anggaran public yang pertama yaitu partisipasi konsumen atau klien,
yang kedua yaitu informasi dari bagian sumber daya internal maupun sumber daya eksternal
lalu menghasilkan output berupa barang, jasa, dan layanan.
Pengelolaan operasi atau realisasii anggaran memiliki 3 perspektif yaitu:
a) Realisasi anggaran sebgai fungsi, realisasi anggaran sebagai fungsi maksudnya adalah
dengan merealisasikan anggaran maka fungsi dari bagian produksi, bagian akuntansi,
bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian sumber daya manusia, bagian distribusi, dan
bagian teknikdapat terjalankan.
b) Realisasi anggaran sebagai penunjang karir, merealisasikan anggaran telah menjadikan
tingkat karir menuju posis manajemen yang lebih tinggi dengan baik di beberpa
organisasi.
c) Realisasi anggaran sebagai perangkat keputusan, anggaran adalah langkah dasar
organisasi dalam pembuatan keputusan

E. Siklus Realisasi Anggaran Publik


Tahapan yang pertam adaah persiapan, tahapan persiapan ada 3 yaitu persiapan
pencairan anggaran, persiapan realisasi pendapatan, dan persiapan pelaksanaan program.
Tahapan yang kedua adalah proses pelaksanaan anggaran, dalam mewujudkan anggaran yang
sudah dipersiapkan dengan baik, alokasi serta operasi yang efisien membutuhkan rinsip-
prinsip,
yaitu:
a) Dana anggaran ditetapkan secara tepat waktu
Penetapan APBD harus dilakukan tepat waktu agar program kegiatan dan
pembangunan yang direncanakan terealisasi pada tahun anggaran sehingga pemberian
pelayanan publik terhadap masyarakat dapat berjalan dengan lancar.
b) Dalam keadaan normal rasio kas harus dihindari . rencana kas harus berpedoman pada
perkiraan anggaran
Budgeting akan menjadi sebuah pedoman biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Seperti contoh apabila perusahaan menganggarkan 100.000.000 untuk produksi 50unit
barang dalam waktu satu bulan, maka ini akan menjadi pedoman. Anggaran tersebut harus
sesuai dengan unit yang harus diproduksi.
c) Perkiraan pelengkap harus diatur secara rinci dan sesuai dengan batas angkanya
d) Transfer antar item harus dijustifikasi
Tahapan yang ketiga adalah penyelesaian, di penyelesaiaan ini kegiatannya adalah
pengumpulan bukti, tata prosedur, pelaporan aktivitas jasa, rekapitulasi realisasi pendapatam,
pengenaan sanksi dan insentif, penyelesaian produk atau jasa, pembuatan laporan.
Contoh realisasi anggaran di organisasi sector public
a) Pemerintah pusat
b) Pemerintah daerah
c) Lsm
d) Yayasan
e) Partai politik

F. Teknik Realisasi Anggaran


Item Persiapan Proses Pelaksanaan Penyelesaian
Peramalan Studi kelayakan Proses peramalan Rekomendasi
permintaan dengan penerimaan
teknik value of project
time series analysis,
metode
kausal, teknik
kualitatif

Manajemen Seleksi Pelaksanaan dan Distribusi hasil


bahan pembelian pengendalian
produksi

Sistem Penentuan Pelaksanaan sistem Pelaksanaan sistem


persediaan sistem persediaan:seleksi review:
persediaan item, berkelanjutan,
pencatatan dan periodik, hybrid
penyediaan peralatan
pendukung

Sistem produksi Perencanaan Pelaksanaan Hasil produk


produksi perencanaan
produksi yang
diterima

Perencanaan Perencanaan Pelaksanaan Penyelesaian


SDM SDM perencanaan penempatan
SDM yang diterima SDM sesuai rencana

Penjadwalan Pengembangan Pelaksanaan jadwal Memastikan


jadwal master master pelaksanaan,
produksi produksi sesuai jadwal master
produksi

Pengendalian Perencanaan Pelaksanaan rencana Memastikan


aksi aksi pelaksanaan
pengendalian pengendalian rencana aksi
kualitas kualitas pengendalian
kualitas

Keuangan Perencanaan Pelaksanaan Finalisasi investasi


investasi investasi
Pemasaran Survei pasar dan Penyiapan produk Finalisasi produk
produk perencanaan siap dan
pasar dipasarkan pengangkutan

Pelayanan jasa Perencanaan Pelaksanaan Memastikan


pelayanan pelayanan permintaan
pelayanan terpenuhi

Kualitas Perencanaan Pengendalian batas Memastikan kualitas


(prestasi) kualitas kualitas sesuai dengan
permintaan

Anda mungkin juga menyukai