Anda di halaman 1dari 8

RMK KELOMPOK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen pengampu : Sulardi, SE. MSi. Akt. CA.


Materi : Penganggaran Sektor Publik
Kelompok 4 :
 Angger Lintang Naufal Mochammad (F0320010)
 Khoirul Nasrullah Fauzi (F0320060)
 Muahmmad Rashish Ghani (F0320078)

A. Konsep Anggaran Sektor Publik


Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Sedangkan penganggaran adalah proses untuk menyiapkan
anggaran. Dalam penganggaran di sektor publik, memiliki tahapan yang sangat rumit dan penuh
nuansa politik sedangkan untuk sektor swasta lebih tertutup dan mudah serta nuansa politik
relatif kecil.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk
program dan aktivitas yang dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategik telah
selesai dilakukan. Dalam sebuah anggaran terdapat beberapa aspek – aspek yang harus di cakup
yaitu :
1. Aspek Perencanaan
2. Aspek Pengendalian
3. Aspek Akuntabilitas Publik

B. Pengertian Anggaran Sektor Publik


Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja
dalam satuan moneter berisikan estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa
yang akan datang.
C. Pentingnya Anggaran Sektor Publik
Pada intinya anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat. Karena terdapat titik – titik tertentu dimana aspek kehidupan masyarakat tidak
tersentuh oleh anggaran sektor publik. Dana yang dimiliki oleh pemerintah bersumber dari
rakyat dimana pemerintah hanya sebagai pengelola dana.

Anggaran dan Kebijakan Fiskal Pemerintah


Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan
ekonomi melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat
utama sistem fiskal adalah anggaran. Sementara anggaran disektor publik harus memiliki kriteria
sebagai berikut :
a. Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat.
b. Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen – departemen pemerintah, pemerintah
provinsi atau pemerintah daerah.
Terdapat alasan kuat pentingnya anggaran sektor publik, diantaranya :
a. Merupakan alat bagi pemerintah untuk mengerahkan pembangunan sosial ekonomi,
menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak terbatas dan terus berkembang
tanpa diikuti perkembangan sumber daya atau karena adanya masalah keterbatasan sumber
daya (scarcity of resouces), pilihan (choice) dan trade offs.

D. Fungsi Anggaran Sektor Publik


Fungsi utama dari anggaran sektor publik adalah sebagai berikut
1. Alat perencanaan
Anggaran sektor publik adalah rencana tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Anggaran
sebagai perencanaan digunakan untuk :
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan.
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Alat pengendalian
Anggaran sebagai pengendalian, untuk memberikan detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Anggaran sebagai instrumen dimaksudkan sebagai alat pengendali
pemerintah untuk meminimalisir terjadinya overspending, underspending, dan salah sasaran
(misappropation). Pengendalian sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.
b. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavorable).
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controlable) dan yang tidak dapat
dikendalikan (uncontrolable).
d. Merevisi standar biaya atau biaya target tahun berikutnya.
3. Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, anggaran juga dapat melakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi, serta dapat
digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasi kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Alat Politik (Politic Tool)
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antarbagian dalam pemerintahan, dan juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran
harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif kepada pemberi wewenang.
Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran.
7. Anggaran sebagai Alat Motivasi
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but
attainable atau demanding but achievable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya
jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah
sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Sphere)
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran publik.

E. JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Secara garis besar, anggaran dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
1. Anggaran operasional dan anggaran modal
a. Anggaran operasional, untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan operasi
sehari-hari.
b. Anggaran modal, menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap.
2. Anggaran berdasarkan pengesahan
a. Anggaran tentatif, tidak memerlukan pengesahan dari lembaga legislatif karena
kemunculannya dipicu oleh hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya.
b. Anggaran enacted, anggaran yang direncanakan, lalu dibahas dan disetujui oleh
lembaga legislatif.
3. Anggaran dana umum dan anggaran dana khusus
a. Anggaran dana umum, untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat umum
dan sehari-hari.
b. Anggaran dana khusus, dialokasikan khusus untuk tujuan tertentu.
4. Anggaran tetap dan anggaran fleksibel
a. Anggaran tetap, apropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di awal, namun
jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada peningkatan jumlah kegiatan
yang dilakukan.
b. Anggaran fleksibel, harga barang/jasa per unit sudah ditetapkan, namun jumlah
anggaran secara keseluruhan akan berfluktuasi bergantung pada kegiatan.
5. Anggaran berdasarkan penyusunnya
a. Anggaran eksekutif, disusun oleh lembaga eksekutif
b. Anggaran legislatif, disusun oleh lembaga legislatif tanpa pihak eksekutif
F. PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi :
1. Otorisasi dan legislatif
2. Komprehensif, menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
3. Keutuhan anggaran, terhimpun dalam dana umum.
4. Nondisrectionary Appropriation, jumlah yang disetujui harus dimanfaatkan secara
ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik, proses yang periodik.
6. Akurat
7. Jelas, sederhana dan dapat dipahami.
8. Diketahui publik, diinformasikan kepada masyarakat.

G. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


 Tujuan proses penyusunan anggaran, yaitu :
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi
antarbagian dalam lingkungan pemerintah.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah.
 Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :
1. Tujuan dan target
2. Ketersediaan sumber daya
3. Waktu yang dibutuhkan unuk mencapai tujuan dan target
4. Faktor-faktor lain, seperti peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar.
 Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek penganggaran, mengantisipasi pendapatan dan belanja
2. Aspek akuntansi, terkait dengan proses accounting
3. Aspek pengendalian
4. Aspek auditing
I. PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
Prinsip-prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh
penyelenggara pemerintahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip dan mekanisme penganggaran
relatif tidak berbeda antara sektor swasta dengan sektor publik. Siklus anggaran meliputi
empat (4) tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan anggaran (preparation)
2. Tahap ratifikasi (approved/ratification)
3. Tahap Implementasi (implementation)
4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi (reporting & evaluation)

TAHAP PERSIAPAN ANGGARAN (BUDGET PREPARATION)


Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah
sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya
jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang
anggaran pengeluaran.
 Uncertainty perlu diperhatikan dalam melakukan estimasi.
 Pendekatan bottom-up planning dalam perencanaan APBD
 Pemerintah daerah perlu membuat dokumen perencanaan daerah
 Pemerintah daerah bersama-sama dengan DPRD menetapkan Arah dan Kebijakan Umum
APBD.

TAHAP RATIFIKASI ANGGARAN


Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup
berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga
mempunyai “political skill”, “salesmanship”, dan “coalition building” yang memadai. Integritas
dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut
penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk
menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan
bantahan-bantahan dari pihak legislatif.

TAHAP PELAKSANAAN ANGGARAN


Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimlikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen. Manajer keuangan publik dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan
sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang
telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode
berikutnya. Sistem akuntansi yang baik meliputi pula dibuatnya sistem pengendalian intern yang
memadai.

TAHAP PELAPORAN DAN EVALUASI ANGGARAN


Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap
persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang
baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui banyak
masalah.

SISTEMATIKA ANGGARAN
Dalam suatu anggaran sektor publik, sistematika dan klasifikasi mempunyai fungsi penting.
Selain sebagai alat pengelompokkan akun, sistematika anggaran juga mengarahkan proses
analisis sehingga fungsi anggaran sebagai alat kebijakan dapat berjalan dengan baik. Pedoman
untuk menyusun klasifikasi anggaran dapat ditemui dalam General Financial Statistics (GFS).
Bagian berikut menjelaskan klasifikasi menurut GFS yang kemudian menjadi dasar sistematika
anggaran di banyak negara.
1. Pendapatan (Revenue)
Revenue adalah kenaikan kekayaan bersih sebagai akibat dari adanya transaksi. Dalam
manual GFS, pendapatan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu pajak, kontribusi
sosial, hibah, pendapatan lain-lain.
2. Beban (Expense)
Expense adalah penurunan kekayaan bersih sebagai akibat terjadinya transaksi. Ada dua
tipe transaksi yang dikategorikan sebagai beban, yaitu refunds dan biaya yang muncul dalam
produksi atas barang dan jasa yang dicatat sebagai beban. Namun, dalam manual GFS,
expense diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu compensation of employess, use of
goods and sevices, consumption of fixed capital, subsidies, hibah, bantuan sosial, dan biaya
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai