Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”

Oleh :

Sri Astuti Rabika (20304151)

Valencia E. Tumiwa (20304045)

Vina T. O. Jacob (20304125)

Selti Elkana (19304188)

Anastasia Samahe (19304156)

Nadya Magente (19304145)


BAB I

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini
meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,
pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sektor publik seperti pemerintah
pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan
lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika
terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar
akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka
panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan
pengembangan standar akuntansi di masa depan.

B. TUJUAN DAN PERANAN KERANGKA KONSEPTUAL


AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Tujuan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan,
yaitu sebagai acuan bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya,
termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan.
b. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip
akuntansi yang secara umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku di sektor publik.

Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor


publik. Ketika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi
keuangan sektor publik akan diuji menurut unsur kerangka konsptual yang relevan.
Meskipun demikian, penggunaan kerangka konseptual ini sebagai acuan bagi komite
penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam pengembangan standar
akuntansi keuangan sektor publik di masa depan, dan dalam peninjauan kembali
terhadap standar akuntansi keuangan sektor publik yang berlaku, akan mengurangi
konflik tersebut. Revisi kerangka koseptual bisa dilakukan dari waktu ke waktu,
selaras dengan pengalaman komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor
publik dalam penggunaan kerangka konseptual tersebut.

2. Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


a. Akuntabilitas, yaitu berperan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber daya.
b. Manajemen, yaitu berperan untuk membantu para pengguna untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan.
c. Transparansi, yaitu berperan untuk memberikan informasi keuangan yang terbuka
dan jujur kepada masyarakat.
d. Keseimbangan antar generasi, yaitu berperan untuk membantu para pengguna
dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan.

C. LINGKUNGAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI


SEKTOR PUBLIK
Sebagai sebuah siklus, akuntansi sektor publik terangkai dari proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta
pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka koseptual
akuntansi sektor publik ini akan meliputi:
1. Perencanaan publik
Proses perencanaan publik merupakan proses pertama dan sangat menentukan
keberhasilan proses selanjutnya. Perencanaan (planning) merupakan proses yang
dimulai dari penetapan tujuan organisasi, yaitu menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan
yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasi seluruh pekerjaan
organisasi sehingga tercapainya tujuan organisasi.
2. Penganggaran publik
Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari
tata kerja, pedoman kerja, dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling
berkaitan. Proses peganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan
strategi dan perencanaan anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada
kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. Jadi, proses
penganggaran yang baik dan berkualitas akan sangat menentukan kebrhasilan serta
akuntabilitas program.
3. Realisasi anggaran publik
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme
bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas.
Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa
publik, sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual.
4. Pengadaan barang dan jasa publik
Proses pengadaan barang dan jasa publik ini diwujudkan setelah adanya
pelaksanaan realisasi anggaran publik. Pengadaan barang dan jasa merupakan
penambahan barang dan jasa dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal,
dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu dan tempat yang tepat, dan dari
sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara lagsung. Proses pengadaan
barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas dan
efisiensi program.
5. Pelaporan sektor publik
Pelaporan sektor publik terdiri dari pelaporan keuangan sektor publik termasuk
pelaporan keuangan konsollidasi dan pelaporan kinerja. Laporan keuangan dan
laporan kinerja organisasi sektor publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai. Laporan
keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam organisasi-
organisasi sektor publik.
6. Audit sektor publik
Kerangka konseptual juga membahas jalannya proses dan pelaksanaan audit
sektor publik yang berkualitas. Audit sektor publik merupakan jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka bayar, audit
sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum,
peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas
sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis dan efektif. Audit yang
berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang
berlaku.
7. Pertanggungjawaban publik
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utama organisasi,
inisiatif utama untuk membawa misi, dan kinerja pelaksanaan yang menajadi
tanggung jawabanya. Jadi, merupakan kewajiban bagi kepala atau pengelola
organisasi publik untuk menjelaskan kinerja penyelenggaraan organisasi kepada
masyarakat. Karena itu, pertanggungjawaban publik tidak semata-mata dimaksudkan
sebagai upaya untuk menemukan kelemahan pelaksanaan pengelola organisasi,
melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan
akuntabilitas penyelenggara organisasi publik.

Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan


dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan
keberhasilan proses selanjutnya. Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis
dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan
anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas
sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.

Pembahasan selanjutnya adalah menyangkut realisasi anggaran. Sebagai tahap


pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana agar
proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan
realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa publik, sehingga
proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses pengadaan barang
dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas dan efisiensi
program.

Kerangka konseptual ini selanjutnya akan membahas pelaporan keuangan sektor


publik, yang terdiri dari pelaporan keuangan sektor publik, termasuk pelaporan keuangan
konsolidasi dan pelaporan kinerja. Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi
sektor publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.

Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam
organisasi-organisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya
proses dan pelaksanaan audit sektor publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas
adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berlaku.
Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi keuangan sektor
publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidaktercapaian
kualitas program secara keseluruhan.

Lingkungan kerangka konseptual akuntansi sektor publik juga mencakup:

1. Tujuan laporan keuangan


2. Karakteristik yang dibutuhkan dari suatu informasi akuntansi keuangan
3. Asumsi-asumsi akuntansi
4. Prinsip dasar untuk pengakuan dan pelaporan
5. Kendala-kendala
6. Unsur-unsur laporan keuangan
D. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI PUBLIK
(AKUNTANSI BERBASIS KAS VS BERBASIS AKRUAL DAN
MODIFIKASINYA)
Basis akuntansi terkait erat dengan konsep pengakuan dan pengukuran.
Pengakuan (recognition) dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-
kata maupun jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam laoran posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi publik.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biasa yang dapat diukur dengan andal.

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan


memasukkan setiap unsur laporan keuangan sektor publik ke dalam laporan posisi
keuangan dan laporan kinerja keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda
digunakan untuk derajat kombinasi yang juga berbeda dalam laporan keuangan sektor
publik.

Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan


sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian. Sejumlah dasar
pengukuran berbeda dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai dasar pengakuan
tersebut adalah:

1. Biaya Historis (Historical Cost)


2. Biaya Saat Ini (Current Cost)
3. Nilai Realisasi/Penyelesaian (Realizable Value)
4. Nilai Sekarang (Present Value)

Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui, mencatat, dan menyajikan suatu
transaksi atau kejadian apabila terjadi perubahan kas, baik bertambah (kas masuk) atau
berkurang (kas keluar). Penerimaan kas diakui ketika kas benar-benar diterima
sedangkan pengeluaran kas diakui ketika kas benar-benar dikeluarkan.

Kelebihan basis kas adalah mudah dimengerti dan dijelaskan, sedangkan


kekurangannya adalah basis tersebut mengabaikan arus-arus sumber daya selain kas
yang mungkin mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk menyediakan informasi
mengenai biaya (cost of goods/services) sebagai alat untuk penetapan harga, kebijakan
kontrak publik, serta evaluasi kinerja.

Basis akrual adalah basis yang mengakui, mencatat, dan menyajikan suatu
transaksi atau kejadian pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan kapan kas
diterima atau dibayarkan.

Kelebihan basis ini adalah mampu memperlihatkan akuntabilitas penggunaan


seluruh sumber daya serta pengelolaan aset dan kewajiban, mampu memperlihatkan
pendanaan dan pemenuhan kebutuhan kas seluruh aktivitas organisasi, memungkinkan
evaluasi terhadap kemampuan organisasi dalam mendanai aktivitas serta memenuhi
kewajiban dan komitmennya, dan memungkinkan evaluasi kinerja organisasi terkait
biaya dan efisiensi kegiatan. Kekurangannya terletak pada kompleksitas sistem dan
kebutuhan sumber daya manusia yang lebih ahli di bidang akuntansi.

Untuk modifikasinya, pada dasarnya basis modifikasi berada di tengah-tengah


antara basis kas dan basis akrual.

Modified Cash Basis memodifikasi basis kas dengan menambah batasan periode
waktu di luar periode pelaporan untuk pengakuan penerimaan dan pengeluaran kas,
misalnya satu bulan dari periode pelaporan. Sedangkan Modified Accrual Basis
merupakan basis akuntansi yang mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas
untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk sebagian besar
transaksi.

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan


Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam
pengertian derajat ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam organisasi. Konsep tersebut
dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi organisasi.
Pengkajian terhadap derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat
ekonomi masa depan dilakukan berdasarkan bukti yang tersedia pada saat
penyusunan laporan keuangan sektor publik. Oleh karena itu, biaya yang
merepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yang diharapkan harus diakui.
2. Kendala Pengukuran
Kriteria pengukuran pos kedua adalah ada-tidaknya biaya atau nilai yang dapat
diukur dengan tingkat keandalan tertentu (reliable). Pada banyak kasus, biaya atau
nilai yang harus diestimasi merupakan bagian yang esensial dalam penyusunan
laporan keuangan sektor publik tanpa mengurangi tingkat keandalannya. Namun, jika
estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam
laporan posisi keuangan atau laporan kinerja keuangan. Contohnya hasil yang
diharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aktiva,
pendapatan, maupun kinerja probabilitas agar dapat diakui. Namun jika tidak
mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat
diakui sebagai aktiva atau pendapatan. Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam
catatan materi penjelasan atau jadwal tambahan.
Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial dari suatu unsur tetapi tidak dapat
memenuhi kriteria pengakuan tetap harus diungkapkan dalam catatan, materi
penjelasan, atau jadwal tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika
pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengetahui posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu organisasi oleh pemakai
laporan keuangan sektor publik.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya di masa
depan atau jasa potensialnya kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan
aktiva tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.
4. Kewajiban
Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya
yang memberikan manfaat ekonomi kemungkinan besar akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang, dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.
5. Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan, di mana
relevansi pengklasifikasiannya terjadi apabila pos tersebut mengindentifikasikan
pembatasan hukum atau pembatasan lainnya atau kemampuan organisasi untuk
menggunakan ekuitas.
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinerja keuangan jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa yang akan datang yang berkaitan dengan peningkatan akibat atau
penurunan kewajiban, telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan jika penurunan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan penurunan akibat atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Biaya diakui dalam laporan kinerja
keuangan berdasarkan hubungan langsung antar biaya yang timbul dan pos
pendapatan tertentu yang diperoleh.
Biaya segera diakui dalam laporan kinerja keuangan jika pengeluaran itu tidak
menghasilkan manfaat ekonomis atau jasa potensial di masa depan, atau jika manfaat
ekonomis di masa depan, dan/atau jasa potensial, tidak memenuhi syarat untuk
diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai aktiva.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa kerangka konseptual pada


akuntansi, dalam hal ini akuntansi sektor publik, sangatlah penting. Dikarenakan akuntansi
sektor publik memiliki banyak lingkup maka sebelumnya perlu untuk direncanakan sebaik-
baiknya. Dengan adanya kerangka konseptual akuntansi sektor publik, akan memudahkan proses
perumusan konsep yang mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.
DAFTAR PUSTAKA

Biduri, Sarwenda. (2018). Buku Ajar Akuntansi Sektor Publik. Sidoarjo: Umsida Press.

Darius Kabanga. (2018). Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Kas VS Berbasis Akrual. Diakses pada 09
Maret 2022 dari https://www.integrasi-edukasi.org/sistem-informasi-akuntansi-berbasis-
kas-vs-basis-akrual/

Anda mungkin juga menyukai