Disusun oleh:
Nama Kelompok : 1. Muhammad Imam Rofi’I (202212057)
2. Nia Novitasari (202212105)
3. Charista Velinda Vikasari (202212107)
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Saya panjatkan puja puji syukur atas berkat rahmat dan hidayah-nya saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah tentang Standar Akuntansi Sektor Publik.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal. Terlepas dari itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
Bapak/ Ibu dosen serta dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PEMBAHASAN
Standar pada tahap pelaporan dan audit mencakup hubungan yang saling mengaitkan
satu sama lain, karena standar audit memberikan pedoman bagi pelaksanaan audit atas
pelaporan sektor publik dan standar akuntansi keuangan memberikan pedoman untuk
menghasilkan pelaporan yang memenuhi syarat untuk diaudit. Kedua hal itu sangat
menentukan bagi kelangsungan siklus akuntansi sektor publik secara keseluruhan.
2. 4 KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA
Pada tahun 2002, Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntansi Sektor Publik (IAI-
KASP) telah mengembangkan serangkaian standar-standar akuntansi yang direkomendasikan
untuk digunakan pada entitas sektor publik, yang dinamakan Standar Akuntansi Keuangan
Sektor Publik (SAKSP). Dalam standar ini, IAI-KASP telah berusaha melakukan harmonisasi
terhadap akuntansi, laporan keuangan, dan pemeriksaan antaryurisdiksi serta mana yang
paling tepat, antara sektor publik dan swasta, serta untuk mengharmonisasikan laporan
keuangan antara basis akuntansi dan basis ekonomi.
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah:
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan keuangan
organisasi sektor publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan:
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian:
c. Mengusahakan harmonisati antara persvatatan atas laporan ekonomis dan
keuangan;
d. Mengusahakan harmonisasi antaryurisdiksi dengan menggunakan dasar
akuntansi yang sama.
Penerapan SAKSP akan menghasilkan sistem akuntansi dan manajemen keuangan
pemerintah yang lebih baik, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai
informasi yang lebih baik. Sementara itu, peramalan serta anggaran menjadi lebih terpercaya,
sama baiknya dengan manajemen terhadap sumber daya ekonomis dan kewajiban.
2.5 TEKNIK PENYUSUN STANDAR
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses penyusunan standar harus dilakukan
melalui tahap-tahap dan prosedur yang seksama serta teliti. Hal ini diperlukan mengingat
dokumen yang dihasilkan akan mempunyai status sebagai standar resmi dengan tingkat
otoritas yang tinggi. Berikut adalah tahap-tahap dalam menyusun standar akuntansi
(Suwardjono, 2006:109):
1) Evaluasi Masalah pada Tahap Awal. Dalam tahapan ini, komite penyusunan standar,
seperti FASB (Financial Accounting Standard Board) di A.S. mengidentifikasi
masalah akuntansi dan pelaporan.
2) Mengadakan Riset dan Analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf teknis -
komite penyusunan standar dan satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar
komite yang ditunjuk. Hasil analisis akan diterbitkan dalam bentuk Laporan Riset
(Research Reports).
3) Menyusun dan Mendistribusikan Memorandum Diskusi (Discussion Memorandum)
kepada Setiap Pihak yang Berkepentingan. Memorandum ini berisi analisis terinc
atas semua aspek masalah yang telah disidangkan pada tingkat awal.
4) Mengadakan Dengar Pendapat Umum (Public Hearing). Hal ini dilakukan untuk
membahas masalah yang diungkapkan dalam memorandum diskusi.
5) Menganalisis dan Mempertimbangkan Tanggapan Publik atas Memorandum Diskusi
(baik dari dengar pendapat atau dari tanggapan tertulis)
6) Menerbitkan Draft Awal Standar Yang Diusulkan, yang Dikenal dengan Nama
Exposure Draft (ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari
setelah penerbitan.
7) Menganalisis dan Mempertimbangkan Tanggapan Tertulis terhadap ED.
8) Memutuskan apakah Pernyataan akan diterbitkan atau tidak. Pernyataan Ini Dapat
diterbitkan kalau mayoritas anggota komite penyusun menyetujuinya.
9) Menerbitkan Pernyataan yang Bersangkutan.
2.6 STANDAR NOMENKLATUR
2.6.1. Definisi Nomenklatur
Nomenklatur dalam peraturan tersebut didefinisikan sebagai daftar perkiraan/akun
buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan,
pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
Selain itu, nomenklatur juga merupakan daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban, pelaporan keuangan, serta memudahkan pemeriksaan dan pengawasan.
Penomoran nomenklatur terdiri dari organisasi/unit organisasi, fungsi, subfungsi, program,
kegiatan, subkegiatan, komponen, dan output serta kode perkiraan/akun dari laporan
keuangan.
2.6.2. Tujuan Penyusunan Nomenklatur
Nomenklatur disebut juga dengan istilah kode rekening. Dalam sistem pengolahan
data akuntansi, kode ini memenuhi berbagai tujuan berikut :
1) Mengidentifikasi Data Akuntansi secara Unik
Data akuntansi harus diberi identifikasi secara unik agar dapat dilakukan
pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, dan pengambilan data tersebut dengan
benar.
2) Meringkas Data
Kode akan membuat data akuntansi menjadi lebih ringkas sehingga kode
memerlukan sedikit ruang dalam pencatatannya.
3) Mengklasifikasi Rekening atau Transaksi
Dalam mengolah data akuntansi, kode digunakan untuk menunjukkan ke
dalam klasifikasi apa suatu rekening atau transaksi dikelompokkan.
4) Menyampaikan Makna Tertentu
Dengan kode, kita dapat menyampaikan informasi yang bermakna tertentu.
2.6.3. Hal-Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menyusun Nomenklatur
Dalam merancang kerangka nomenklatur, berbagai pertimbangan berikut ini
perlu diperhitungkan:
a. Kerangka kode harus secara logis memenuhi kebutuhan pemakai dan metode
pengolahan data yang digunakan Kode sembarang, seperti RI untuk
menunjukkan Mandala Air dalam kode penerbangan, akan membingungkan
para penumpang pesawat.
b. Setiap kode harus mewakili secars and unsur yang diberi kod kode tang
kepada kreditor hanya menunjukkan rekening atau akun setiap kreditor, bukan
kreditor yang lain.
c. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan. Jika
struktur kode harus diubah setiap kali menghadapi tuntutan perubahan, hal ini
akan memerlukan biaya perubahan dan membingungkan pemakai.
2.6.4. Metode Penyusunan Nomenklatur
Pemberian nomenklatur atau kode rekening umumnya didasarkan pada
kerangka pemberian kode tertentu, sehingga pemakai menjadi lebih mudah dalam
menggunakannya. Pemberian kode rekening tidak dimaksudkan agar pemakai
menghafalkan kode-kode rekening yang disusun.
Ada 5 metode penyusunan nomenklatur atau kode rekening yaitu:
1. Kode Angka atau Alfabet Urut (Numerical or Alphabetic-Sequence Code)
Dalam metode pemberian kode ini, rekening buku besar diberi kode angka
atau huruf yang berurutan. Kelemahan Kode Angka atau Alfabet Urut ini
adalah jumlah rekening akan semakin banyak.
Contoh Kode Angka Urut adalah sebagai berikut:
1. Kas
2. Investasi Sementara
3. Piutang
4. Cadangan Kerugian Piutang
5. Persediaan
6. Persekot Biaya
7. Aktiva lainnya
8. Investasi Jangka Panjang
9. Tanah
10. Bangunan
2. Kode Angka Blok (Block Numerical Code)
Contoh Kode Angka Blok adalah sebagai berikut: Rekening atau akun buku
besar dibagi menjadi golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka
yang berurutan sebagai berikut :
1-24 Aktiva Lancar
25-39 Investasi Jangka Panjang
3. Kode Angka Kelompok (Group Numerical Code)
Kode Angka Kelompok terbentuk dari dua atau lebih subkode yang
dikombinasikan menjadi satu kode. Kode Angka Kelompok ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Rekening diberi kode angka atau kombinasi angka dan huruf.
b. Jumlah angka dan/atau huruf dalam kode adalah tetap.
c. Posisi angka dan/atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
d. Perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka dan/atau
huruf ke kanan.
4. Kode Angka Desimal (Decimal Code)
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode angka
terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum 10
subkelompok dan membagi subkelompok menjadi 10 golongan yang lebih
kecil dari subkelompok tersebut. Sebagai contoh :
3.0 Persediaan
1.1 Persediaan suku cadang
1.2 Persediaan bahan penolong
1.9 Persediaan lain-lain
5. Kode Angka Urut Didahului Dengan Referensi Huruf (Numerical
Sequence Preceded by an Alphabeth Reference)
Kode ini jarang digunakan karena terbatasnya kode huruf. Namun, kode ini
memudah- kan identifikasi dan mengingat referensi yang penting. Sebagai
contoh, AL-101 menunjuk pada aktiva lancar 1, yang biasanya merupakan
perkiraan kas. Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dengan
huruf. Setiap rekening diberi kode angka yang dimukanya dicantumkan huruf
singkatan kelompok rekening tersebut.
2.7 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
2.7.1. PSAK No. 45 Tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas Nirlaba
Dasar tuntutan atas akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan terhadap
segala aktivitas pada semua organisasi sektor publik adalah PSAK No 45 mengenal
pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba atau dalam hal
ini, organisasi sektor publik, berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi sektor publik
memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya.
Transaksi dalam organisasi sektor publik tersebut jarang atau tidak akan pernah
terjadi dalam organisasi bisnis. Namun dalam prakteknya, berbagai bentuk organisasi
nirlaba sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Para pengguna
laporan keuangan organisasi sektor publik memiliki kepentingan bersama yang tidak
berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai:
(1) Jasa yang diberikan oleh organisasi sektor publik dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut
(2) Cara pengelola melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya
(3) Aspek kinerja pengelola.
Kemampuan organisasi sektor publik untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan
melalui laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban,
aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan, di antara unsur-unsur tersebut.
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun
yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban pengelola mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
2.7.2. Laporan Keuangan Yang Dihasilkan
Laporan keuangan organisasi sektor publik meliputi laporan posisi keuangan
pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu
periode pelaporan.
Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi
mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih serta informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam
laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk
menilai :
(1) Kemampuan organisasi dalam memberikan jasa secara berkelanjutan,
(2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus
menyajikan total aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih. Laporan posisi
keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi
mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
(1) Pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah serta sifat aktiva
bersih
(2) Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
(3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, dan pihak lainnya untuk mengevaluasi
kinerja selama suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan
organisasi dalam memberikan jasa serta menilai pelaksanaan tanggung jawab
dan kinerja pengelola. Laporan aktivitas mencakup organisasi sektor publik
secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama
satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada
aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu periode.