Anda di halaman 1dari 43

BAB 5

STANDAR AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. Siti Lutfianah (041511323093)


2. Rieka Dewi Afriani (041611323004)
3. Gyanthia Ika Pratiwi (041611323010)
4. Fidya Nirma Suyanticha (041611323013)
5. Almira Amadea Isbadarsyah (041611323017)
6. Anna Fauziah (041611323026)
7. Elsye Ayu Rahmawati (041611323034)
8. Elvia Asriza Kurnia Surgawi (041611323037)
9. Dina Puspita Harahap (041611323056)
OVERVIEW
Definisi Standar Teknik
Standar Audit
Akuntansi Penyusunan
Sektor Publik Standar Sektor Publik

Lingkup Standar Standar


Standar
Akuntansi Akuntansi Biaya
Sektor Publik Nomenklatur Sektor Publik

Ragam dan Standar


Hubungan antar Akuntansi
Standar Keuangan
Akuntansi Sektor Publik
Sektor Publik

Kebutuhan
Standar
Akuntansi
Sektor Publik di
Indonesia
5.1 DEFINISI STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Standar akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi
berjalannya fungsi – fungsi tahapan siklus akuntansi sektor publik, yaitu
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,
pelaporan audit, dan pertanggungjawaban publik.

Sementara itu, standar akuntansi yang telah digunakan dalam praktek


keuangan publik di Indonesia seperti Standar Nomenklatur, Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Standar Profesional
Akuntasi Sektor Publik (SPAP), dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) merupakan panduan bagi pemakainya dalam melaksanakan fungsi
terkait.
Standar merupakan acuan yang telah
disepakati dan ditetapkan oleh organisasi yang
berkompetensi serta berwenang dalam bidang terkait.
Standar yang dikembangkan untuk organisasi sektor
swasta seperti SAK dan SPAP, biasanya juga
digunakan oleh organisasi publik sebagai pelengkap
penggunaan standar – standar di sektor publik itu
sendiri.
5.2 LINGKUP STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Permasalahan yang telah diuraikan diatas memberikan keyakinan bahwa
penyusunan pedoman akuntansi memang sangat diperlukan. Hal tersebut semakin
relevan mengingat adanya batas waktu bagi organisasi publik untuk menyajikan
laporan pertanggungjawaban yang berisi laporan keuangan sudah semakin
mendesak.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan


tujuan sebagai berikut :

a. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang


diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi
sektor publik yang berlaku dewasa ini.

b. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang


dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal
standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor publik,
yang mencakup penganggaran, pembendaharaan, dan pelaporannya.
5.3 RAGAM DAN HUBUNGAN ANTAR STANDAR
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Secara umum, terdapat empat ragam standar yang mengatur


organisasi sektor publik yaitu :

1. Standar Nomenklatur

2. Standar Akuntansi Sektor Publik (SASP)

3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

4. Standar Akuntansi Biaya (SAB)


5.4 KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK DI INDONESIA
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik adalah :
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan keuangan
organisasi sektor publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintah
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan
keuangan
d. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar
akuntansi yang sama

Penerapan SAKSP akan menghasilkan sistem akuntansi dan


manajemen keuangan pemerintah yang lebih baik, sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan mempunyai informasi yang lebih baik. Sementara itu, peramalan
serta anggaran menjadi lebih terpercaya sama baiknya dengan manajemen
terhadap sumber daya ekonomis dan kewajiban.
5.5 TEKNIK PENYUSUNAN STANDAR
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses penyusunan
standar harus dilakukan melalui tahap – tahap dan prosedur yang seksama
serta teliti. Berikut adalah tahap – tahap dalam menyusun standar akuntansi
(Suwardjono, 2006:109) :

1. Evaluasi Masalah pada Tahap Awal


2. Mengadakan Riset dan Analisis
3. Menyusun dan Mendistribusikan Memorandum Diskusi (Discussion
Memorandum) kepada Setiap Pihak yang Berkepentingan
4. Mengadakan Dengar Pendapat Umum (Public Hearing)
5. Menganalisis dan Mempertimbangkan Tanggapan Pubik atas
Memorandum Diskusi
6. Menerbitkan Draft Awal Standar yang Diusulkan
7. Menganalisis dan Mempertimbangkan Tanggapan Tertulis terhadap ED
8. Memutuskan apakah Pernyataan akan diterbitkan atau tidak
9. Menerbitkan Pernyataan yang Bersangkutan
5.6 STANDAR NOMENKLATUR
5.6.1 DEFINISI NOMENKLATUR

Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar perkiraan/akun buku


besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan
perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan
keuangan pemerintah pusat.

Selain itu, nomenklatur juga merupakan daftar perkirakan buku


besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan
perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, pelaporan
keuangan, serta memudahkan pemeriksaan dan pengawasan.
5.6 STANDAR NOMENKLATUR
5.6.2 TUJUAN PENYUSUNAN NOMENKLATUR

Mengidentifikasi Data
Meringkas Data
Akuntansi secara Unik

Mengklasifikasi Menyampaikan Makna


Rekening atau Tertentu
Transaksi
5.6 STANDAR NOMENKLATUR
5.6.3 HAL – HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM
MENYUSUN NOMENKLATUR
Dalam merancang kerangka nomenklatur, berbagai pertimbangan
berikut ini perlu diperhitungkan :

1. Kerangka kode harus secara logis memenuhi kebutuhan pemakai dan


metode pengolahan data yang digunakan

2. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode

3. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan


5.6 STANDAR NOMENKLATUR
5.6.4 METODE PENYUSUNAN NOMENKALTUR

Terdapat 5 metode penyusunan nomenklatur atau kode rekening yaitu:

Kode Angka atau Alfabet Urut

Kode Angka Blok

Kode Angka Kelompok

Kode Angka Desimal

Kode Angka Urut didahului


dengan Referensi Huruf
Karakteristik organisasi sector public berbeda dengan organisasi bisnis.
Ukuran kinerjaorganisasi sector public penting bagi pengguna. Para
pengguna laporan keuangan organisasi sector public memiliki kepentingan
bersamayang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai :
1. Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan kemampuannya
untuk terus memberikan jasa tersebut
2. Cara pengelolah melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya
3. Aspek kinerja pengelolah
Pertanggungjawaban pengelolah mengenai kemampuannya mengelolah
sumber dayaorganisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan
melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktifitas,kewajiban, dan aktiva bersih serta informasi mengenai hubungan diantara
unsur-unsur tersebutpada waktu tertentu.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara :
1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan
jatuh tempo
2. Mengelompokkan aktiva kedalam lancar dan tidak lancar serta kewajiban
kedalam jangka pendek dan jangka panjang
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan
keuangan.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva
bersihberdasarkan ada atau tidak nya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat
secara permanen,terikat secara temporer dan tidak terikat.
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat
aktiva bersih
2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika
manfaat ekonomisnya dimasa depan atau jas
apotensialnya kemungkinan besar akan
diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut
mempunyai nilai yang dapat diukur dengan
andal.
Kewajiban
Keewajiban diakui dalam laporan osisi
keunagan jikapengeluaran sumberdaya yang
membrikan manfaat ekonomi kemungkinan
besar akan dilakukan untuk mnyelasiakna
kewajiban (obligation) sekarang, dan jumlah
yang harus diselsesaikan dapat diukur dengan
andal.
Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuanagn dimana relevansi
pengklasifikasianya terjadia apabila pos tersebut mengidentifikasikan pembatasan
hukum atau pembatasan lainya atas kemamampuan organisasi.
Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan manfaat ekonoi
dimasa yang akan dtang yang berkaitan dengan penigkatan aktiva atau penurunan
kewajiban, telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuanagan berdasarkan hubungan langsung
antar biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.
A. Lingkup dari Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah :

 Upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara

 Amanat UU No. 17 tahun 2003 dan UU No. 1 tahun 2004

 Keppres RI No. 84 tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan

 KSASP terdiri dari Komite Konsultatif dan Komite Kerja

 SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum

 IPSAP dan Buletin Teknis


• Meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan keuangan pemerintah
melalui penyusunan serta pengembangan standar akuntansi pemerintahan,

Tujuan termasuk mendukung pelaksanaan penerapan standar tersebut

•Strategi “ adaptasi” memiliki pengertian bahwa pada prinsipnya pengembangan


SAP berorientasi pada IPSAS, namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
•Seperti :
•Memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
Strategi •Praktek keuangan yang ada
•Kesiapan sumber daya para pengguna SAP
1. Sesuai dengan UU No. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan
Kedudukan dengan Peraturan Pemerintahan
2. Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat
dan daerah wajib menerapkan SAP.

1. SAP diterapkan di lingkup pemerintahan


2. Keterbatasan dari penerapan SAP akan
dinyatakan secara eksplisit pada setiap standar
Ruang yang diterbitkan
Lingkup 3. Proses penyiapan SAP
4. Proses penyiapan SAP yang digunakan ini
berlaku umum secara internasional dengan
penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia
MUATAN ISI SAP
SAP No. 1 • Penyajian Laporan Keuangan

SAP No. 2 • Laporan Realisasi Anggaran

SAP No. 3 • Laporan Arus Kas

SAP No. 4 • Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

SAP No. 5 • Akuntansi Persediaan

SAP No. 6 • Akuntansi Investasi

SAP No. 7 • Akuntansi Aset Tetap

SAP No. 8 • Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

SAP No. 9 • Akuntansi Kewajiban

SAP No. 10 • Akuntansi untuk Koreksi Kesalahan Mendasar

SAP No. 11 • Akuntansi Khusus untuk Menyususn Laporan Keuangan Konsolidasi


• Presentation of Financial Statements
IPSAS 1

• Cash Flow Statements


IPSAS 2

• Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors and Changes in Accounting Policies
IPSAS 3

• The Effects of Changes in Foreign Exchange Rate


IPSAS 4

• Borrowing Cost
IPSAS 5

• Consolidated Financial Statement and Accounting for Controlled Entities


IPSAS 6

• Accounting for Investment in Associates


IPSAS 7

• Financial Reporting of interest in Joint Ventures


IPSAS 8
• Terbitnya Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN)

SPKN merupakan acuan bagi auditor


dalam melakukan kegiatan pemeriksaan
atau audit, yang merupakan suatu proses
yang sistematis.
Tujuan SPKN

Membantu Pemerintah termasuk instansi


dan para pejabatnya, dalam
menyelenggarakan pengelolaan dan
membuat pertanggung jawaban keuangan
negara
Subjek pemberlaku SPKN
1. BPK
2. Akuntan publik yang melakukan pekerjaan
pemeriksaan untuk dan atas nama BPK
3. Auditor yang melakukan audit atas kegiatan
non ekuitas negara yang mendapat fasilitas
dari keuangan negara
4. Aparat pemeriksa internal pemerintah
sebagai payung
Landasan yuridis SPKN
1. UUD NKRI Tahun 1945
2. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. UU No. 1 tahun 2003 tentang Perbendaharaan
Negara
4. UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
5. UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan pemeriksa
Keuangan .
SPKN membagi standar audit/ pemeriksaan
menjadi 3 jenis yaitu :
1. Standar Pemeriksaan Keuangan
2. Standar Pemeriksaan Kinerja
3. Standar Pemeriksaan untuk Tujuan
Tertentu
• Hubungan antara SAP dan SPKN

SPKN merupakan acuan bagi auditor pemerintah


dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa

SAP digunakan sebagai pedoman dalam


mengatasi berbagai kebutuhan yg muncul dalam
pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit di
pemerinta baik pemerintah pusat maupun pemda.

Jadi SPKN merupakan bagian dari SAP itu sendiri.


• International Organization of Supreme
Audit Institutions (INTOSAI)

Merupakan kumpulan organisasi BPK


sedunia yg menerbitkan Kode Etik Auditor
Sektor Publik
Bagian penting dari kode etik :
1. Kode etik auditor sebagai prinsip dasar
dan acuan pelaksaan audit
2. Dampak kekarangan perilaku auditor
Standar akuntasi biaya sektor publik
dirancang untuk mencapai keseragaman
dan konsistensi dalam pengukuran,
penetapan, serta pengalokasian biaya
pada organisasi sektor publik
Standar akuntansi biaya sektor publik
menyediakan pilihan dalam teknik
akuntansi
Definisi standar pada tiga area Akuntansi
Biaya :
1. Pengukuran Biaya
2. Penetapan biaya selama periode
akuntansi biaya
3. Alokasi biaya ketujuan biaya
Standar akuntansi biaya sektor publik
dan prinsip-prinsip biaya adalah hal yang
berlainan.
prinsip-prinsip biaya khusus tergabung
secara langsung dengan standar akuntansi
biaya sektor publik
Pernyataan Pengungkapan (disclosure
statement) adalah deskripsi tertulis mengenai
‘prosedur dan praktek akuntansi biaya
kontraktor” digunakan sebagai alat untuk
mengukur konsistensi dan pemenuhan akuntansi
biaya kontraktor dengan standar akuntansi biaya
sektor publik yang digunakan.
Informasi dalam Disclosure Statement
0. Lembar sampul dan sertifikasi
I. Informasi Umum
II. Biaya langsung
III. Langsung vs Tidak langsung
IV. Biaya tidak langsung
V. Praktek penyusutan dan kapitalisasi
VI. Biaya-biaya lain dan kredit
VII. Penundaan kompensasi dan biaya asuransi
VIII.Belanja kantor

Anda mungkin juga menyukai