Anda di halaman 1dari 14

RIVIEW MAKALAH AKUNTANSI PUBLIK

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Andi Mattulada Amir, SE., M.Si :

Disusun Oleh :

NAMA : MUHAMMAD ALIF

NIM : C 301 22 068

KELAS : AK 2(B)

KELOMPOK : 5

MAKALAH

KELOMPOK 1 : STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


KELOMPOK 2 : AKTIVITAS DAN BENTUK LAYANAN PUBLIK
KELOMPOK 3 : TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
KELOMPOK 4 : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
KELOMPOK 6 : PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KELOMPOK 1 : STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Definisi dan Manfaat Standar Akuntansi
Standar akuntansi adalah seperangkat pedoman, prinsip, dan prosedur yang digunakan
oleh profesional akuntansi untuk mengukur, mencatat, menyajikan, dan menganalisis
informasi keuangan suatu entitas. Standar ini bertujuan untuk menciptakan konsistensi,
transparansi, dan keandalan pelaporan keuangan, sehingga memungkinkan pemangku
kepentingan dan regulator memahami posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Standar
akuntansi dikeluarkan oleh badan profesi akuntansi nasional atau internasional seperti
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) di Indonesia atau Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) secara global. Standar ini mengatur aspek-aspek seperti
pengakuan pendapatan, penilaian aset, dan keterbukaan informasi, untuk memastikan
kualitas pelaporan keuangan.
Manfaat standar akuntansi keuangan (SAK) antara lain:
1. Keseragaman: Menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan, sehingga
memudahkan perbandingan antar perusahaan.
2. Transparansi: Meningkatkan transparansi laporan keuangan, membantu pemangku
kepentingan lebih memahami situasi keuangan perusahaan.
3. Keandalan: Kepatuhan terhadap standar yang diakui meningkatkan kredibilitas
pelaporan keuangan di mata pihak eksternal.
4. Perbandingan: Memungkinkan perbandingan kinerja keuangan antar perusahaan dalam
industri yang sama atau periode berbeda.
5. Pengambilan Keputusan: Laporan yang mengikuti standar membantu manajemen
mengambil keputusan.
6. Kepatuhan Hukum: Ini biasanya merupakan persyaratan hukum yang harus dipatuhi
oleh bisnis.
7. Perlindungan investor: Melindungi investor dengan memastikan keakuratan dan
keandalan informasi keuangan.
Dengan adanya SAK, perusahaan dapat menyajikan informasi keuangan yang lebih
transparan, konsisten, dan terstandarisasi. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan membantu pengguna laporan keuangan
dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
International Public Sector Accounting Standars
Standar Akuntansi Publik Internasional (IPSAS) adalah seperangkat standar dan
pedoman akuntansi yang digunakan oleh pemerintah dan organisasi sektor publik di seluruh
dunia untuk meningkatkan kualitas dan transparansi pelaporan keuangan. . Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSASB), bagian dari Federasi
Akuntan Internasional (IFAC), IPSAS bertujuan untuk meningkatkan pelaporan keuangan
entitas sektor sektor publik. Lebih dari 80 negara dan banyak organisasi internasional telah
mengadopsi IPSAS. Standar ini mencakup berbagai topik pelaporan keuangan seperti
format pelaporan keuangan, pengakuan pendapatan, akuntansi aset, instrumen keuangan,
sewa, imbalan kerja, dan anggaran. IPSAS mempromosikan transparansi, akuntabilitas dan
konsistensi dalam pelaporan keuangan organisasi sektor publik. Standar ini digunakan oleh
banyak pemerintah dan organisasi di seluruh dunia yang ingin menyelaraskan praktik
pelaporan keuangan mereka dengan praktik terbaik internasional.
Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah seperangkat prinsip akuntansi yang
diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, menggantikan Peraturan Pemerintah
No. 24 Tahun 2005. SAP, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) dan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan, digunakan sebagai panduan untuk
menyusun laporan keuangan pemerintahan baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun
pemerintah daerah. SAP berbasis akrual mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan
ekuitas dalam laporan akrual, serta pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan
anggaran berdasarkan APBD. Manfaat SAP meliputi peningkatan kualitas laporan keuangan,
kinerja keuangan pemerintahan, harmonisasi laporan, kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
akuntansi, transparansi, kemudahan penyusunan laporan, dan pemahaman yang lebih baik
oleh auditor dan pembaca laporan. Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dalam (Mentu &
Sondakh, 2016) mengemukakan delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan
pelaporan keuangan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Basis Akuntansi: Penggunaan basis akuntansi akrual dalam laporan keuangan,
meskipun ada kemungkinan untuk menggabungkannya dengan basis kas jika
diwajibkan oleh peraturan.
2. Nilai Historis (Historical Cost): Pencatatan aset sebesar biaya yang dikeluarkan dalam
kas atau nilai wajar saat perolehan.
3. Realisasi (Realization): Pengakuan pendapatan kas setelah diotorisasi oleh anggaran,
dengan penggunaannya untuk membayar utang dan belanja.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance over Form): Penekanan pada
penyajian yang mencerminkan substansi transaksi dan peristiwa ekonomi, bukan
hanya aspek formal.
5. Periodisitas (Periodicity): Pembagian periode pelaporan, utamanya tahunan, meskipun
periode lain mungkin diperlukan.
Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat
ditentukan, maka kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus dibagi
menjadi beberapa periode pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan,
meskipun dikehendaki pula periode bulanan, triwulan, dan semester.
Standar Akuntansi Nonlaba (Non Pemerintahan)
Entitas nirlaba adalah organisasi yang berfokus pada pelayanan masyarakat dan tidak
bertujuan mencari laba. Sumber dana utama mereka adalah donasi atau sumbangan yang
diberikan tanpa ekspektasi imbalan. Organisasi nirlaba biasanya dipimpin oleh pengurus atau
penanggung jawab yang bertanggung jawab kepada stakeholder. Oleh karena itu, untuk
memenuhi konsep akuntabilitas, mereka harus menyusun laporan keuangan untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana dan kinerja mereka.
Sejak tahun 1997, organisasi nirlaba diatur oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 45, tetapi mulai tahun 2019, PSAK 45 diganti dengan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) 35. Meskipun perubahan ini bertujuan meningkatkan
akuntabilitas, banyak organisasi nirlaba menghadapi kesulitan dalam
mengimplementasikannya karena kurangnya pemahaman dalam bidang akuntansi.
Organisasi nirlaba mencakup berbagai jenis entitas seperti yayasan, koperasi, partai
politik, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah). Masing-
masing memiliki kewajiban untuk melaksanakan pertanggungjawaban keuangan yang
transparan sesuai dengan undang-undang yang mengatur mereka.
KELOMPOK 2 : AKTIVITAS DAN BENTUK LAYANAN PUBLIK
Konsep Pelayanan Publik
Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah upaya pemerintah atau lembaga publik dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan efisien, adil, transparan, dan bertanggung jawab, baik langsung
maupun tidak langsung. Ini adalah bentuk layanan yang berlandaskan pada undang-undang
atau regulasi yang berlaku, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Konsep pelayanan publik mencakup beberapa prinsip utama:
1. Kepuasan Pelanggan: Masyarakat menjadi prioritas utama dalam pelayanan publik,
dengan pemerintah mendengarkan dan merespons kebutuhan serta aspirasi mereka.
2. Keterbukaan dan Transparansi: Informasi mengenai layanan publik, prosedur, dan
kebijakan harus mudah diakses oleh masyarakat, memungkinkan pemahaman tentang
cara pelayanan dijalankan.
3. Efisiensi dan Efektivitas: Pelayanan publik harus dijalankan secara efisien dengan
penggunaan sumber daya yang bijak untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Partisipasi Masyarakat: Masyarakat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan publik untuk meningkatkan
akuntabilitas dan relevansi pelayanan.
5. Keadilan: Pelayanan publik harus diberikan secara merata dan adil kepada semua
warga negara tanpa diskriminasi.
6. Akuntabilitas: Pemerintah harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan
publik, dan masyarakat harus memiliki mekanisme untuk mengajukan keluhan atau
memberikan umpan balik.
7. Inovasi: Penggunaan teknologi dan praktik terbaru harus diterapkan untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan publik.
Konsep-konsep ini membantu menciptakan lingkungan di mana pelayanan
publik dapat berfungsi secara optimal untuk kepentingan masyarakat secara
keseluruhan.
Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tujuan global PBB untuk
pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia. Dalam akuntansi publik, SDGs berperan
dalam:
1. Pelaporan Keberlanjutan: Organisasi sektor publik mencantumkan kontribusi mereka
pada SDGs di laporan keberlanjutan.
2. Anggaran Publik: Pemerintah alokasikan anggaran untuk mendukung SDGs seperti
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
3. Pengukuran Kinerja: Akuntansi publik ukur kinerja pemerintah terhadap SDGs
dengan indikator yang relevan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Akuntansi publik perkuat transparansi dan
akuntabilitas dalam dana publik untuk SDGs.
5. Kemitraan dan Kolaborasi: Organisasi akuntansi publik fasilitasi kerjasama sektor
publik, swasta, dan masyarakat sipil untuk capai SDGs bersama.
Dalam praktiknya, integrasi SDGs ke dalam akuntansi publik dapat membantu
mendorong pembangunan berkelanjutan dengan mengukur dan melaporkan dampak
kebijakan dan tindakan pemerintah terhadap tujuan-tujuan tersebut.
Bentuk Pelaksanaan dan Kerjasama dalam pelayanan publik
Bentuk Pelaksanaan dan Kerjasama dalam Pelayanan Publik:
1. Outsourcing: Pemerintah kontrak pihak swasta atau nirlaba untuk layanan tertentu,
misalnya transportasi umum atau fasilitas kesehatan.
2. Kemitraan Publik-Swasta (PPPs): Kerjasama antara sektor publik dan swasta dalam
membangun dan mengelola layanan publik, seperti infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan.
3. Kerja sama antar pemerintah: Pemerintah daerah atau negara bagian bekerja sama
dalam pemberian layanan, khususnya dalam konteks otonomi daerah.
4. Kerjasama Internasional: Negara bekerja sama melalui organisasi internasional dalam
isu-isu global atau regional, seperti PBB atau Uni Eropa.
5. Kerjasama dengan organisasi nirlaba: Kerja sama pemerintah dengan organisasi
nirlaba di bidang jasa sosial, kemanusiaan, atau lingkungan hidup, misalnya dalam
penanganan bencana alam.
6. Kerjasama dengan Masyarakat Sipil: Pemerintah bekerja sama dengan kelompok
masyarakat sipil dalam perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan publik.
7. Kerjasama antar-Lembaga Pemerintah: Departemen dan lembaga pemerintah
berkolaborasi untuk efisiensi, seperti perencanaan perkotaan atau kebijakan sosial.
8. Kerjasama dengan Sektor Pendidikan dan Riset: Pemerintah bekerjasama dengan
lembaga pendidikan dan riset untuk inovasi dan peningkatan kapasitas pegawai
pemerintah.
Kerjasama dalam pelayanan publik penting untuk memaksimalkan efisiensi,
efektivitas, dan dampak positif pada masyarakat. Pemilihan bentuk kerjasama yang tepat
tergantung pada tujuan, sumber daya yang tersedia, dan lingkungan regulasi yang berlaku.
Keterkaitan pelayanan publik dengan akuntansi sektor publik
Keterkaitan antara pelayanan publik dan akuntansi sektor publik sangat erat dan
penting. Akuntansi sektor publik memiliki peran kunci dalam pengelolaan dan pengawasan
dana publik serta pengukuran kinerja dalam penyediaan pelayanan publik. Berikut adalah
beberapa aspek keterkaitan antara keduanya:
1. Pengelolaan Keuangan: Mencatat dan mengelola transaksi keuangan yang berkaitan
dengan pelayanan publik, termasuk anggaran, pendapatan, dan genus.
2. Pelaporan keuangan: Menyajikan laporan keuangan yang memberikan transparansi
dan akuntabilitas penggunaan dana masyarakat.
3. Pengukuran Kinerja: Mengukur kinerja program pelayanan publik dengan
menggunakan indikator finansial dan non finansial.
4. Pengendalian Keuangan: Membantu mencegah penyalahgunaan dana publik melalui
audit internal dan eksternal.
5. Perencanaan Anggaran: Berpartisipasi dalam perencanaan dan alokasi dana untuk
program pelayanan publik.
6. Pengambilan Keputusan: Memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan strategis di pemerintahan.
7. Evaluasi dan perbaikan: Digunakan untuk mengevaluasi pelayanan publik dan
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
8. Pengawasan hukum: Kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang yang
mengatur pengelolaan dana publik.
Dengan kata lain, akuntansi sektor publik membantu menciptakan dasar yang kuat
untuk pengelolaan keuangan yang transparan, efisien, dan bertanggung jawab dalam
penyediaan pelayanan publik kepada masyarakat.
KELOMPOK 3 : TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
Peran dan Definisi Tata Kelola Entitas Sektor Publik
Tata kelola sektor publik adalah sebuah konsep penting dalam pengelolaan kebijakan
dan pemerintahan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Prinsip-prinsip inti dalam tata
kelola sektor publik termasuk akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, responsivitas,
dan kepatuhan pada ketentuan hukum. Melalui prinsip-prinsip ini, tata kelola sektor publik
bertujuan untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil oleh sektor publik
memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tantangan utama dalam tata
kelola sektor publik saat ini adalah menjaga keseimbangan antara pemeliharaan nilai-nilai
konstitusional suatu negara dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial dan ekonomi
global. Fleksibilitas dianggap sebagai kunci dalam menghadapi tantangan ini. Dengan tata
kelola sektor publik yang baik, kita dapat membangun kepercayaan dalam masyarakat,
memberikan kepastian untuk perencanaan investasi jangka menengah dan panjang, dan
mendorong interaksi yang lebih fleksibel antara pemerintah dan masyarakat dengan
penekanan pada partisipasi dan transparansi. Pengawasan dan evaluasi yang inovatif adalah
elemen penting dalam meningkatkan transparansi dan kredibilitas dalam pengelolaan sektor
publik, yang sangat relevan dalam konteks perencanaan investasi. Dengan demikian, tujuan
utama tata kelola sektor publik adalah menjaga nilai-nilai konstitusional negara dalam
menghadapi perubahan global sambil menciptakan peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang berkelanjutan.
Perkembangan Tata Kelola Sektor Publik (New Public Management)
Tata kelola sektor publik merupakan sebuah konsep penting dalam pengelolaan
kebijakan dan pemerintahan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dasar-dasar tata
kelola sektor publik meliputi akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, daya tanggap,
dan kepatuhan terhadap hukum. Melalui prinsip-prinsip tersebut, tata kelola sektor publik
bertujuan untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan sektor publik memberikan
manfaat yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tantangan besar dalam tata kelola sektor
publik saat ini adalah menjaga keseimbangan antara menjaga nilai-nilai konstitusi suatu
negara dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan sosial ekonomi global. Fleksibilitas
dianggap penting untuk menghadapi tantangan ini. Dengan tata kelola sektor publik yang
baik, kita dapat membangun kepercayaan di masyarakat, memastikan perencanaan investasi
jangka menengah dan panjang, dan mendorong interaksi yang lebih fleksibel antara
pemerintah dan masyarakat, dengan fokus pada penekanan pada partisipasi dan transparansi.
Pemantauan dan evaluasi inovasi merupakan elemen kunci dalam meningkatkan transparansi
dan kredibilitas manajemen sektor publik, dan khususnya relevan dalam konteks perencanaan
investasi. Oleh karena itu, tujuan utama tata kelola sektor publik adalah untuk menjaga nilai-
nilai konstitusi negara dalam menghadapi perubahan global sekaligus menciptakan perbaikan
kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.
Prinsip-Prinsip Tata Kelola Sektor Publik
Lima prinsip dasar yaitu Keterbukaan (transparency), Akuntabilitas (accountability),
Pertanggungjawaban (responsibility), Kemandirian (independency) dan Kesetaraan
dan kewajaran (fairness).
1. Transparansi: Mencakup keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan
memberikan informasi yang relevan tentang perusahaan.
2. Akuntanbilitas: Prinsip ini menekankan pada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
tanggung jawab organisasi dalam mengelola bisnis untuk mencapai tujuannya secara
efektif.
3. Pertanggungjawaban: Hal ini melibatkan kepatuhan organisasi terhadap undang-
undang dan peraturan serta prinsip-prinsip bisnis yang sehat dalam menjalankan
bisnis.
4. Kemandirian: Independensi mengacu pada pengelolaan bisnis secara profesional
tanpa adanya konflik kepentingan atau pengaruh yang bertentangan dengan hukum
dan prinsip-prinsip publik yang sehat.
5. Kewajaran: Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan perjanjian
dan hukum yang berlaku.
Keterkaitan Tata Kelola Dengan Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi dan tata kelola sektor publik terkait erat dalam konteks pemerintahan dan
organisasi sektor publik. Berikut adalah beberapa poin penting dari hubungan ini:
o Transparansi dan akuntabilitas: Tata kelola yang baik di sektor publik mencakup
prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik berperan
penting dalam memastikan bahwa informasi keuangan dan operasional organisasi
pemerintah disediakan secara transparan dan dapat dilaporkan kepada publik dan
pemangku kepentingan.
o Pengelolaan Keuangan: Akuntansi sektor publik digunakan untuk mencatat, melacak,
dan mengelola keuangan pemerintah, termasuk pendapatan, pengeluaran, dan aset.
Tata kelola yang baik memastikan pengelolaan keuangan dilakukan dengan
integritas dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o Penyusunan Anggaran: Proses penyusunan anggaran dalam pemerintahan melibatkan
tata kelola yang baik untuk memastikan alokasi dana yang efisien dan efektif.
Akuntansi sektor publik digunakan untuk memantau pelaksanaan anggaran dan
memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan rencana.
o Pengendalian Intern: Tata kelola yang baik mencakup pengendalian intern yang kuat
untuk mencegah penyalahgunaan keuangan dan kebijakan. Akuntansi sektor publik
membantu dalam mengevaluasi efektivitas pengendalian ini melalui audit internal dan
eksternal.
o Pelaporan Keuangan: Organisasi sektor publik harus menyusun laporan keuangan
yang akurat dan dapat dipercaya. Akuntansi sektor publik menyediakan kerangka
kerja dan standar yang digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan ini.
o Pemantauan Kinerja : Tata kelola yang baik juga melibatkan pemantauan kinerja
lembaga pemerintah. Akuntansi sektor publik membantu mengukur dan melaporkan
kinerja keuangan dan non-keuangan, membantu pemangku kepentingan membuat
keputusan yang tepat.
Dengan demikian, tata kelola yang baik dan akuntansi sektor publik saling
mendukung untuk memastikan bahwa organisasi dan pemerintahan sektor publik
beroperasi dengan integritas, efisiensi, dan akuntabilitas.
KELOMPOK 4 : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Definisi dan Manfaat SPM Sektor Publik
Sistem pengendalian manajemen akuntansi sektor publik adalah sistem yang
digunakan untuk merencanakan strategi dan mengawasi aktivitas organisasi dengan tujuan
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Setiap organisasi, baik publik maupun swasta,
memiliki tujuan dan strategi yang perlu diterapkan dalam bentuk program-program atau
aktivitas. Sistem pengendalian manajemen membantu memastikan bahwa strategi tersebut
dijalankan dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu:
1. perencanaan
2. koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. komunikasi informasi
4. pengambilan keputusan
5. memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi
6. pengendalian
7. penilaian kinerja
Sistem pengendalian manajemen (SPM) di sektor publik membawa manfaat penting:
1. Meningkatkan Akuntabilitas: SPM membantu organisasi sektor publik untuk
mengelola sumber daya dengan efisien dan efektif,
2. Meningkatkan Transparansi: Memudahkan akses terhadap informasi keuangan dan
kinerja.
3. Memungkinkan Pengukuran Kinerja yang Tepat: SPM membantu dalam menetapkan
metrik dan tujuan kinerja yang jelas.
4. Memfasilitasi Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Data SPM mendukung
pengambilan keputusan lebih baik oleh semua pihak terkait oleh pihak-pihak yang
terlibat.
5. Mendorong Inovasi dan Peningkatan Kinerja: SPM memungkinkan organisasi sektor
publik untuk inovasi dan peningkatan kinerja.
6. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: SPM memastikan pengelolaan sumber
daya publik secara efisien dan sesuai dengan tujuan.
7. Meningkatkan Tanggung Jawab Kepemimpinan: SPM menetapkan kerangka kerja
yang jelas bagi kepemimpinan di organisasi sektor publik.
Tipe SPM Sektor Publik
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok , yaitu :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Berkaitan dengan perumusan strategi
dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program–program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Berkaitan dengan anggaran untuk
mengawasi pelaksanaan program dan menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja
yang telah ditetapkan.
Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur organisasi yang baik melibatkan pusat pertanggungjawaban, unit-unit yang
dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas mereka, dalam organisasi yang
terdiri dari berbagai pusat pertanggungjawaban.
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah menciptakan hubungan
optimal antara sumber daya input dan output, dengan mengukur input dan output.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban sebagai alat
pelaksanaan strategi dan program yang dipilih dalam perencanaan strategis. Pada dasarnya
terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
a) Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya dinilai berdasarkan biaya yang dikeluarkan, seringkali ditemui di
sektor publik. Contoh: Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan
Umum.
b) Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh
pusat pendapatan termasuk Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran
yang menghasilkan pendapatan sebagai ukuran kinerjanya
c) Pusat laba (profit center)
Pusat laba menilai kinerja manajer dengan membandingkan pengeluaran
(expense) dengan pendapatan (revenue) dalam bentuk uang. Contohnya mencakup
BUMN, BUMD, serta aset pariwisata yang dimiliki oleh PEMDA.
d) Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi menilai kinerja manajer berdasarkan profitabilitas terkait
dengan investasi yang mereka kelola. Contoh pusat investasi meliputi departemen
riset dan pengembangan serta lembaga penelitian seperti Balitbang.
Anggaran perlu dipersiapkan dengan lebih hati-hati dan pusat tanggung jawab
merupakan aktor yang paling tepat untuk melakukan hal ini karena keterlibatan
mereka dalam operasional sehari-hari. Mereka dapat memfasilitasi pendekatan
penganggaran partisipatif dan memainkan peran penting dalam pengendalian
anggaran. Dukungan dari dewan anggaran dan komite anggaran pusat tanggung
jawab juga penting untuk memastikan penganggaran yang efektif.
Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen dalam sektor publik dapat menggunakan saluran
komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi informal melibatkan komunikasi
langsung, pertemuan informal, diskusi, atau metode "management by walking around."
Saluran komunikasi terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi:
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah penentuan visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi
oleh manajemen puncak. Dalam pemerintahan, dewan legislatif membuat Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN). Strategi ini bersifat jangka panjang. Strategi global,
disebut corporate level strategy, diuraikan menjadi strategi unit bisnis. Analisis
SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Strategi dapat berubah jika lingkungan berubah, misalnya teknologi baru atau
peraturan pemerintah.
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Perencanaan strategis menentukan proses penentuan program, aktivitas, dan
alokasi sumber daya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Hal ini penting
untuk menghindari masalah anggaran, memfokuskan manajer, dan memastikan alokasi
sumber daya yang optimal. Tujuannya adalah meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dan level bawah untuk mencapai persetujuan tentang strategi. Namun,
perencanaan strategis memerlukan sistem pengendalian, kewenangan yang jelas,
peraturan keuangan, pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang tepat.
Resistensi terhadap perubahan juga bisa menjadi masalah.
3. Penganggaran
Setelah perencanaan strategis, tahap berikutnya adalah penganggaran. Proses
penganggaran dalam sektor publik berbeda dengan sektor swasta karena dipengaruhi
oleh pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah bagian dari proses pengendalian manajemen yang
menggunakan insentif positif (penghargaan) dan insentif negatif (hukuman) sebagai
pendorong untuk mencapai strategi. Manajemen kompensasi yang sesuai mendukung
sistem ini. Penghargaan dapat berupa finansial dan nonfinansial, sedangkan hukuman
diperlukan dalam situasi tertentu. Fokus penilaian kinerja sebaiknya pada pemberian
penghargaan.
KELOMPOK 6 : PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
DEFINISI,MANFAAT DAN TAHAPAN PKSP
 DEFINISI
Pengukuran kinerja di sektor publik digunakan untuk menilai kesuksesan organisasi,
terutama dalam memberikan layanan publik yang berkualitas dan ekonomis. Ini
memengaruhi legitimasi dan dukungan publik. Pengukuran kinerja membantu menilai
akuntabilitas dan meningkatkan efisiensi organisasi sektor publik. Ini melibatkan sistem
pengukuran kinerja yang mencakup ukuran finansial dan nonfinansial, serta penerapan
sistem reward and punishment. Pengukuran kinerja bertujuan untuk memperbaiki kinerja
pemerintah, pengambilan keputusan, pertanggungjawaban publik, dan komunikasi
lembaga. Karena kinerja sektor publik bersifat kompleks, ukuran kinerja harus mencakup
aspek finansial dan nonfinansial.
 MANFAAT
Sistem pengukuran kinerja adalah alat yang sangat penting untuk mencapai kinerja
yang baik. Tujuan dari pengukuran kinerja termasuk komunikasi yang lebih baik
mengenai strategi, keseimbangan antara kinerja finansial dan non-finansial, memotivasi
manajer, menciptakan kepuasan, dan mempromosikan akuntabilitas publik. Manfaatnya
termasuk pemahaman yang lebih baik tentang ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen, memberikan arahan untuk mencapai target kinerja, memonitor dan
mengevaluasi pencapaian kinerja, memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif,
meningkatkan komunikasi antara bawahan dan pimpinan, mengidentifikasi kepuasan
pelanggan, memahami proses organisasi, memastikan pengambilan keputusan yang
objektif, dan mengungkap masalah yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, penerapan
sistem pengukuran kinerja memberikan manfaat yang signifikan bagi kinerja pemerintah.
 TAHAPAN PKSP
Langkah 1 : Memperkirakan kesiapan organisasi
Langkah 2 : Merumuskan tujuan
Langkah 3 : Menyiapkan pertanyaan kebijakan
Langkah 4 : Mengembangkan rencana kerja
Langkah 5 : Memulai orientasi dan pelatihan
Langkah 6 : Memilih bidang pelayanan yang akan di ukur
Langkah 7 : Merumuskan misi,tujuan dan sasaran
Langkah 8 : Mengenali pengukuran
Langkah 9 : Membuat sistem pengumpulan data,analisa dan pelaporan
Langkah 10 : Pemantauan dan evaluasi
KONSEP VALUE FOR MONEY
Value for Money adalah salah satu alat pengukuran kinerja untuk menilai suatu
kinerja pada perusahaan publik dan juga digunakan untuk mengukur ekonomi, efisiensi dan
efektivitas segala kegiatan pada organisasi sektor publik tersebut.
 PENGERTIAN VALUE FOR MONEY
Value for Money (VfM) adalah standar evaluasi kinerja yang mencakup efisiensi,
efektivitas, dan ekonomi dalam pengeluaran anggaran, baik pada organisasi swasta yang
mencari keuntungan maupun organisasi non-profit seperti sektor publik. Pentingnya VfM
adalah memastikan bahwa organisasi memberikan tingkat pelayanan terbaik dengan biaya
yang ekonomis. Artinya, yang terbaik bukan selalu berarti biaya terendah, karena kualitas
pelayanan juga harus diperhitungkan. Dalam konteks sektor publik, VfM mengacu pada
penghargaan terhadap nilai uang yang dikeluarkan, dan intinya adalah mencapai hasil yang
maksimal dengan sumber daya yang tersedia.
 PENGUKURAN VALUE FOR MONEY
Pengukuran kinerja Value for Money adalah aspek penting dalam manajemen sektor
publik yang mencakup ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ini didasarkan pada kriteria utama
seperti ekonomi (penggunaan sumber daya yang hemat), efisiensi (penggunaan sumber daya
yang optimal), transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan utama adalah mencapai
ekonomi dalam pengeluaran sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, dan
efektivitas dalam mencapai tujuan. Untuk menilai kinerja organisasi secara objektif, indikator
kinerja yang ideal harus mencakup efisiensi biaya dan kualitas pelayanan, termasuk kepuasan
publik dan responsif terhadap masukan masyarakat. Dengan demikian, tujuan akhir adalah
meminimalkan keluhan masyarakat dan mencapai hasil terbaik dengan sumber daya yang
tersedia.
 LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN VALUE FOR MONEY
Menurut Mardiasmo (2005:133) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik mengatakan
“langkah – langkah pengukuran Value for Money adalah:1. Pengukuran Ekonomi 2.
Pengukuran Efisiensi 3. Pengukuran Efektivitas 4. Pengukuran Outcome
1. Pengakuan ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
Ekonomi merupakan ukuran yang relative.
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi diukur dengan membandingkan rasio antara output dengan
input.Rasio efisiensi dinyatakan dalam bentuk yang relative.
Cara yang dapat dilakukan dalam memperbaiki efisiensi yaitu :
 Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
 Meningkatkan outout dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
 Menurunkan input pada tingkat output yang sama.
 Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan
output.
Terdapat dua jenis efisiensi :
 Efisiensi alokasi : Kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada
kapasitas optimal.
 Efisiensi teknis /manajerial : Kemampuan mendayagunakan sumber daya input
pada output tertentu.
3. Pengukuran Efektifitas
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya.
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program/kegiatan terhadap Masyarakat.Pengukuran
outcome mempunyai dua peran,yaitu:
 Peran Retrospektif : Penilaian kinerja masa lalu.
 Peran Prospektif : Perencanaan kinerja di masa yang akan datang
SASARAN STRATEGIS,INDIKATOR DAN TARGET KINERJA
Pengukuran Kinerja Sektor Publik untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel
kunci yang sudah teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja
untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat diketahui tingkat pencapaian kinerja,
indikator kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan target kinerja atau standart kinerja.
Tahap terakhir adalah evaluasi kinerja yang hasilnya berupa feedback, reward, dan
punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban. Indikator kinerja digunakan sebagai
indikator pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat
berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama organisasi (critical succes factors) atau biasa juga
dikenal dengan CSF dan indikator kinerja kunci (key performance indicator) atau bisa juga
disebut dengan KPL.
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas
atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif.Indikator untuk tiap-tiap unit
organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan.Penentuan indikator
kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:
a.Biaya pelayanan (cost of service)
b.Penggunaan (utilization)
c.Kualitas dan standar pelayanan (quality and standarts)
d.Cakupan pelayanan (coverage)
e.Kepuasan (satisfaction)
METODE EVALUASI DAN REVIEW KINERJA
Metode evaluasi kinerja sektor publik adalah proses analisis sistematis untuk menilai
kinerja organisasi pemerintah dengan mengumpulkan data dan memberikan umpan balik
untuk mengidentifikasi keberhasilan, kelemahan, dan area perbaikan. Dibawah ini adalah
beberapa metode yang umum digunakan dalam evaluasi dan review kinerja sektor publik
meliputi:
1. Audit Kinerja: Pemeriksaan independen pemerintah untuk memastikan efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas sumber daya.
2. Evaluasi Kebijakan Publik: Analisis dampak kebijakan pemerintah terhadap
masyarakat, ekonomi, dan lingkungan untuk menilai pencapaian tujuannya.
3. Penilaian Program: Pemeriksaan terhadap program pemerintah untuk hasil dan
efisiensi.
4. Survei Kepuasan Masyarakat: Pengumpulan umpan balik dari masyarakat terkait
pelayanan publik untuk menilai kepuasan pelayanan.
5. Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah: : Penilaian kinerja pemerintah daerah dalam
mengelola sumber daya local.
6. Pengukuran Key Performance Indicators (KPI): Penggunaan KPI untuk mengukur
efisiensi dan pencapaian tujuan pemerintah.
7. Evaluasi 360-Derajat: Mengumpulkan umpan balik dari pemangku kepentingan untuk
memahami kinerja pemerintah.
8. Penggunaan Teknologi Informasi: Penggunaan teknologi informasi untuk melacak
dan mengukur kinerja serta pengambilan keputusan.
9. Evaluasi Kinerja Pegawai Publik: Penilaian kinerja individu dalam pemerintah untuk
memastikan bahwa mereka memenuhi tanggung jawab mereka dengan baik.
Metode evaluasi dan review kinerja dalam sektor publik harus mendorong
transparansi, akuntabilitas, dan kepentingan masyarakat. Selain itu, mereka harus sesuai
dengan hukum dan peraturan yang berlaku dalam konteks pemerintahan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai