Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH

KERANGKA KONSEPTUAL, KARAKTERISTIK KUALITATIF

DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Mata Kuliah

Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si.,Ak. CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Ni Kadek Widya Lestari (2207531015/01)


2. Ni Made Lianita Sari (2207531044/03)
3. Ni Kadek Nanda Jyothi (2207531058/06)
4. Ni Kade Dwi Agustini (2207531059/07)

PROGRAM STUDI SARJANA


AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS UNIVERSITAS
UDAYANA
2023
PEMBAHASAN

1.1 Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik atau pemerintahan dapat didefinisikan


sebagai konsep dasar dalam melakukan penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Kerangka konsep ini merumuskan konsep yang memberikan dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Adapun tujuan
dari adanya kerangka konseptual sebagai acuan dalam melaksanakan beberapa hal sebagai
berikut.
a) Penyusunan standar akuntansi organisasi sektor publik dalam melakukan tugas
perumusan standar
b) Penyusunan laporan keuangan dalam menanggulangi permasalahan akuntansi yang
belum diatur pada standar akuntansi
c) Pemeriksa dalam memberikan pendapat terkait penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi sektor publik
d) Pengguna laporan keuangan dalam memberikan penafsiran informasi yang
disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi sektor
publik

Kerangka Konseptual Sebagai Acuan Pengembangan Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik dibuat secara sebab terdapat perbedaan antara sektor publik
dengan sektor privat. Karakteristik tersebut dapat ditemukan pada penjelasan terkait
kerangka konseptual yang membahas lingkungan akuntansi pemerintahan, bentuk umum
pemerintahan, pengaruh proses politik serta hubungan antara pajak dengan pelayanan
pemerintah. Lingkungan akuntansi pemerintah memiliki dua ciri utama sebagai berikut.
a) Ciri utama terkait dengan struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan

- Berbentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan

- Sistem pemerintahan otonomi serta transfer pendapatan antarpemerintah

- Adanya pengaruh proses politik

- Terdapat hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah

b) Ciri utama terkait keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian

- Anggaran sebagai pernyataan dalam kebijakan publik, target fiskal dan alat
pengendalian
- Investasi pada aset yang tidak langsung memberikan pendapatan

- Adanya kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian

- Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi sebab digunakan pada
kegiatan operasional pemerintahan
Terdapat penjelasan terkait dua entitas dalam kerangka konseptual, yaitu entitas
akuntansi dan entitatas pelaporan. Entitas akuntansi merupakan unit dalam pemerintahan
yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban untuk menyelenggarakan akuntansi
serta menyajikan laporan keuangan berdasarkan akuntansi yang diselenggarakan.
Sedangkan entitas pelaporan sebagi unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan
laporan pertanggujawaban berupa laporan keuangan untuk tujuan umum.
Maka dari itu, kerangka konseptual dinyatakan sebagai suatu konsep dasar dalam
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan dan acuan bagi Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusunan laporan keuangan, pemeriksa, serta
pengguna laporan keuangan dalam melakukan pemecahan atas suatu permasalahan yang
belum diatur pada PSAP dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 5. Dalam hal ini
kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal adanya permasalahan akuntansi
yang belum dinyatakan pada SAP. Akan tetapi, apabila terjadi pertentangan antara
kerangka konseptual dengan standar, maka ketentuan standar relatif akan diunggulkan
terhadap kerangka konseptual.
Pengembangan selanjutnya yang dilakukan pada kerangka konseptual adalah terkait
dengan permasalahan pengukuran. Pada beberapa standar akuntansi telah secara jelas
menjabarkan pengukuran yang dilaksanakan terkait dengan konteks yang dibahas, seperti
pada PSAP Nomor 8 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan. Dalam hal ini
pengukuran yang dilakukan menggunakan biaya perolehan sesuai dengan prinsip nilai
historis (historical cost). Nilai historis akan dipergunakan sebagai dasar dengan
pertimbangan bahwa dapat diandalkan sebab lebih objektif dan dapat diverifikasi.

1.2 Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Salah satu unsur dari kerangka konseptual akuntansi sektor publik adalah
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik. Karakteristik kualitatif
merupakan ciri khas informasi dalam laporan keuangan yang dapat berguna bagi pemakai.
Karakteristik kualitatif yang utama adalah dapat diperbandingkan. Berikut penjelasan
karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik.
1. Dapat diperbandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan organisasi


antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antarorganisasi untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan secara relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten bagi
organisasi publik tersebut, antarperiode organisasi yang sama, dan bagi organisasi yang
berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif yang dapat dibandingkan adalah
pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan sektor publik, perubahan kebijakan, serta pengaruh
perubahan tersebut. Para pemakai dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan
akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dari satu
periode ke periode lainnya dalam organisasi yang berbeda. Ketaatan pada standar
akuntansi keuangan sektor publik, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang
digunakan oleh organisasi, akan membantu pencapaian daya banding.
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman
semata-mata dan tidak boleh menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar
akuntansi sektor publik yang lebih baik. Organisasi tidak perlu meneruskan kebijakan
akuntansi yang tidak selaras dengan karakteristik kualitatif yang relevan dari
keandalan. Organisasi juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi
kalau ada alternative lain yang lebih relevan dan lebih andal. Apabila pemakai ingin
membandingkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan antar
periode, maka organisasi perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam
laporan keuangan.
2. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan manfaat relative antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan
informasi yang andal. Penyediaan informasi yang tepat waktu akan meningkatkan
keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek
diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat
bagi pengambil keputusan. Karena itu, penggunaan software akuntansi di perusahaan
sangat membantu dalam penyajian laporan-laporan tersebut secara tepat waktu tanpa
harus disusun dulu secara manual.
3. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala pervasif


ketimbang karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan harus melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial. Biaya juga tidak harus dipikul oleh pemakai informasi
yang menikmati manfaat. Sementara itu, manfaat bisa dinikmati oleh pemakai selain
pemakai utama informasi, seperti penyediaan informasi untuk kreditor, juga bisa
digunakan oleh para calon pemasok organisasi publik. Oleh karena itu, aplikasi uji
biaya-manfaat sebaiknya dilakukan untuk suatu kasus tertentu.
4. Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif

Dalam prakteknya, keseimbangan atau trade off diantara berbagai karakteristik


kualitatif sering kali diperlukan. Tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan
yang tepat di antara berbagai karakteristik guna memenuhi tujuan laporan keuangan
sektor publik dan kepentingan relative dari berbagai karakteristik pada sejumlah kasus
yang berbeda.
5. Penyajian Wajar

Laporan keuangan sering dianggap sebagai sarana menyajikan secara wajar


posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi publik.
Kerangka konseptual ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut dan juga
penerapan karakteristik kualitatif pokok. Selain itu, standar akuntansi keuangan sektor
publik juga memberikan panduan tentang batasan laporan keuangan yang dianggap
wajar.

1.3 Standar Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta


pelaporan terhadap berbagai transaksi keuangan yang dilakukan oleh negara atau
pemerintah dalam mengelola anggaran yang dimiliki (public finance). Tujuannya adanya
akuntansi pemerintaham adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap rakyat dalam
mengalokasikan pendapatan dan pengelolaan seluruh sumber daya, baik yang terbatas
seperti tenaga kerja dan modal, maupun yang tak terbatas seperti air dan listrik melalui
pencatatan transaksi lewat laporan keuangan negara. Maka dari itu diperlukan landasan
atau pedoman dalam melakukan pencatatannya dimana prinsip-prinsip itu tertuang dalam
Standar akuntansi pemerintahan (SAP). Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam tindak penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah. Laporan bisa berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dan Laporan.
Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dalam (Mentu & Sondakh, 2016)
mengemukakan delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan.
Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1) Basis Akuntansi

Pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), basis akuntansi digunakan


dalam laporan keuangan pemerintah dalam bentuk basis laporan operasional, akrual,
untuk pengakuan pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan
perundang-undangan mewajibkan agar basis akuntansi disajikan bersama laporan
keuangan dengan basis kas. Basis akrual untuk laporan operasional sebagai petunjuk
bagi pendapatan yang diakui ketika hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
meskipun kas belum diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan.
2. Nilai Historis (Historical Cost)

Nilai historis dapat berupa aset yang dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara
dengan kas yang dibayar. Aset yang dicatat juga bisa sebesar nilai wajar dari imbalan
(consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Nilai historis lebih
dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih objektif dan dapat
diverifikasi dengan mudah.
3. Realisasi (Realization)

Pendapatan basis kas tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran


pemerintah pada suatu periode akuntansi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
Biasanya digunakan untuk membayar utang dan melakukan belanja dalam periode
tersebut. Mengingat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang wajib
disusun, maka pendapatan basis kas harus diakui setelah diotorisasi melalui anggaran
dan telah menambah maupun mengurangi kas.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance over Form)

Prinsip ini sebagai Informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan


wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka dari itu, segala
bentuk harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan
bukan hanya aspek formalitasnya saja. Jika substansi transaksi tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
5. Periodisitas (Periodicity)

Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat
ditentukan, maka kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus
dibagi menjadi beberapa periode pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan, meskipun dikehendaki pula periode bulanan, triwulan, dan semester.
6. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada


kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan
tersebut bukan berarti tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain, namun metode akuntansi yang dipakai dapat diganti
dengan syarat. Adapun syarat tersebut adalah metode yang baru diterapkan harus
mampu memberikan informasi yang lebih baik daripada metode lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang


dibutuhkan oleh pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus dapat ditempatkan
pada lembar muka laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan


bagi penyusun laporan keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi
ketidakpastian pada peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui
dengan mengungkapkan hakikat dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam
penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat tersebut dapat mengandung unsur
kehati-hatian sehingga dalam laporan keuangan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh


pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP menggunakan cash
basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP menggunakan cash toward accrual
basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis kas menuju akrual ini adalah SAP yang
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang,
dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015, Indonesia sudah
mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis).

Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi Komersial

Adapun beberapa perbedaan antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi komersial,


yaitu:
Perbedaan Akuntansi Komersial Akuntansi Pemerintah
Perbedaan Jenis Umumnya terdiri atas Jenis laporan keuangan yang
Laporan Keuangan laporan laba-rugi, laporan digunakan adalah laporan
perubahan modal, dan operasional dan laporan
laporan arus kas. realisasi anggaran.

Perbedaan Sumber Sumber pendapatan berasal Sumber pendapatan dalam


Pendapatan dari penjualan barang atau akuntansi pemerintahan
jasa didasarkan pada penetapan-
penetapan yang tercantum
dalam hukum, misalnya
pendapatan dari pajak.

Perbedaan Sumber Mengacu pada Standar Mengacu pada Standar


Akuntansi Keuangan (SAK) Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi yang
yang dirancang oleh Ikatan (SAP) rancangan Komite
Digunakan
Akuntansi Indonesia (IAI) Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP).

Perbedaan Kewenangan Pihak yang berwenang Pihak yang diberi


Audit menjadi auditor dalam
kewenangan untuk
laporan keuangan komersial
mengaudit laporan keuangan
adalah akuntan publik
negara adalah BPK (Badan

Pemeriksa Keuangan).
DAFTAR PUSTAKA

Yuesti, A., Dewi, N. L., & Pramesti, I. G. (2020). Akuntansi Sektor Publik. Denpasar: CV.
Noah Aletheia.

Handoko, B. L. (2021, November 19). Mengenal Standar Akuntansi Pemerintahan. Retrieved


from accounting.binus.ac.id: https://accounting.binus.ac.id/2021/11/19/mengenal-
standar-akuntansi-pemerintahan/

Jurnal.id. (n.d.). Standar Akuntansi Pemerintahan, Pahami Selengkapnya! Retrieved from


www.jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/standar-akuntansi-pemerintahan-dalam-
akuntansi-pemerintah-adalah/

Wunady Jeffery. 2022. 5 Karakteristik Kualitatif Pelaporan Sektor Publik.https://www.mas-


software.com/blog/5-karakteristik-kualitatif-pelaporan-sektor-publik

Anda mungkin juga menyukai