KERANGKA
KONSEPTUAL
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
OUR GROUP:
• EMMANUEL GULO
• NOVIYANTI EKA
PRATIWI
• SHAKILA GALUH
NAYATRI
PEMBAHASAN MATERI
• Pendahuluan
• Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
• Pengguna dan Kebutuhan Informasi para Pengguna
• Peran dan Tujuan Pelaporan Keuangan
• Komponen Laporan Keuangan
• Asumsi Dasar Laporan Keuangan
• Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
• Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
• Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
• Unsur Laporan Keuangan
• Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
PENDAHULUAN
Kerangka konseptual merupakan suatu landasan untuk
menetapkan standar akuntansi. Penetapan standar akuntansi dan
interpretasinya harus diturunkan dari kerangka konseptual yang
telah dirumuskan sebelumnya. Dalam perjalanan, praktek
akuntansi dan implementasi sebuah standar akuntansi, tentunya
sangat mungkin berhadapan dengan permasalahan akuntansi
yang rumit dan unik. Dengan adanya kerangka konseptual ini
maka para penyusun laporan keuangan mempunyai rujukan
resmi dalam memberikan solusi atas permaslahan akuntansi
tersebut jika standar akuntansi belum mengakomodasinya.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menjelaskan bahwa Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep
dasar penyusunan dan pengembangan Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun
laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan
keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu
masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal
terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam
standar akuntansi pemerintahan. Dalam hal terjadi
pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka
ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka
konseptual ini. Yang penting untuk dicatat adalah konsep
serta prinsip tersebut harus dapat diterima secara universal
oleh setiap orang yang berkepentingan, baik profesional
dalam bidang akuntansi dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya.
Akuntansi pemerintahan adalah suatu sistem yang
digunakan oleh pemerintah dalam mencatat, mengukur, dan
melaporkan keuangan publik. Akuntansi pemerintahan
memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga
transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana publik,
yang mana hal ini sangat krusial dalam upaya menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Oleh karena itu, Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan menjadi sangat penting dalam membentuk
landasan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh
pemerintah dalam menjalankan fungsi akuntansi
pemerintahan.
LINGKUNGAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan
akuntansi dan pelaporan keuangannya.
a. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat
pengendalian.
b. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.
c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.
d. Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintahan.
PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI PARA
PENGGUNA
Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada :
• Masyarakat.
• Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.
• Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman.
• Pemerintah.
Kebutuhan Informasi Pengguna, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan
pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.
Namun demikian, berhubung laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, maka komponen laporan yang disajikan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen
informasi yang diharuskan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory reports). Selain itu, karena
pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi
kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta posisi kekayaan dan
kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis
akrual, yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada
arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan
dimaksud wajib disajikan demikian.
Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan
keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk
kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun
standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.
ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan
laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang
bertujuan umum, yang terdiri atas :
• Pemerintah pusat.
• Pemerintah daerah.
• Masing-masing kementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah pusat.
• Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat
pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan
terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk
pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas
pelaporan lainnya.
PERAN DAN TUJUAN
PELAPORAN KEUANGAN
Peranan Pelaporan Keuangan
• Memberikan informasi mengenai alokasi, sumber serta penggunaan sumber daya keuangan.
• Memberikan informasi mengenai cukup tidaknya penerimaan periode berjalan untuk melakukan
pembiayaan seluruh pengeluaran.
• Memberikan informasi tentang jumlah suatu sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan atau
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil yang dicapai.
• Memberikan informasi tentang cara entitas pelaporan melakukan pendanaan seluruh kegiatannya
serta mencukupi kebutuhan kasnya.
• Memberikan informasi tentang posisi keuangan dan keadaan entitas pelaporan yang berkaitan
dengan sumber penerimaan entitas bersangkutan, baik dalam jangka pendek maupun panjang,
termasuk yang berasal dari pinjaman dan pungutan pajak.
• Memberikan informasi tentang perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,baik kenaikan
maupun penuruan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama suatu periode pelaporan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan. Untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa
bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang
telah ditetapkan.
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik untuk memonitor kinerja
dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu pencapaian atas
tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis. Untuk
memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Untuk membantu
pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang
dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang. Untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk
mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan,
dan masyarakat serta berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak pihak lain yang
berkepentingan dan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin
mengetahui organisasi sektor publik secara lebih mendalam.
KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN
KEUANGAN
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik yang lengkap meliputi :
• Laporan Posisi Keuangan (Neraca) yaitu laporan keuangan yang menyajikan posisi
aktiva, hutang, dan modal pemilik pada satu saat tertentu. Secara minimumnya,
laporan keuangan harus memasukkan akun-akun yang menyajikan jumlah berikut:
properti pabrik dan peralatan, aktiva tidak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang
diperlukan dengan metode ekuitas, persediaan, pemulihan transaksi non pertukaran
(termasuk pajak dan transfer), piutang dari transaksi pertukaran, kas dan setara kas.
• Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit) atau laporan profit dan loss adalah
laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama periode tertentu. Laporan ini
harus mencakup minimum: pendapatan dari aktivitas operasi, surplus atau defisit dari kegiatan
operasi, biaya keuangan, suplus atau defisit netosaham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas, surplus atau defisit dari kegiatan biasa, pos-pos luar biasa,
saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto, dan surplus atau defisit neto untuk
periode.
• Laporan Perubahan dalam Aktiva/ Ekuitas Neto menyajikan total surplus/defisit neto untuk
suatu periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui secara langsung sebagai perubahan
dalam aktiva/ ekuitas neto dan, setiap kontribusi oleh dan kepada pemilik dalam kapasitasnya
pemilik.
• Laporan Arus Kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi,
kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investigasi. Informasi arus kas sangat bermanfaat bagi
pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas untuk
menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
• Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan.
Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan tersebut
dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah :
pembayar pajak (tax payers), pemberi dana bantuan (grantors), investor, pengguna jasa (fee-paying
service recipients), karyawan/ pegawai, pemasok (vendor), dewan legislatif, manajemen, pemilih
(voters), badan pengawas.
Asumsi Dasar laporan
KEUANGAN
Asumsi dasar akuntansi adalah tentang bagaimana suatu pencatatan pembukuan
bisnis diorganisasikan dan beroperasi. Hal ini adalah struktur dasar tentang
bagaimana transaksi bisnis dicatat. Jika salah satu dari asumsi ini tidak benar,
mungkin perlu mengubah laporan keuangan yang dihasilkan oleh bisnis dan
dilaporkan dalam laporan keuangannya. Pembukuan usaha atau laporan
keuangan yang valid dan akurat merupakan hasil usaha para akuntan yang sudah
memenuhi dan menjalankan asumsi dasar akuntansi dengan baik dan benar,
serta terstruktur.
Asumsi dasar akuntansi lainnya yakni pengakuan pendapatan. Prinsip ini
menyatakan bahwa pendapatan mesti diakui saat periode pendapatan terjadi.
Pendapatan bisa diakui saat terdapat kepastian jumlah atau nominal yang bisa
diukur secara tepat dengan harta yang didapat dari penjualan barang atau jasa.
Asumsi Dasar
• Entitas Ekonomi
• Kontinuitas Usaha
• Satuan Moneter
• Periode Akuntansi
• Biaya Historis
• Akuntansi Akrual
• Pengakuan Pendapat
• Mempertemukan
• Konsistensi
• Pengungkapan Penuh
KARAKTERISTIK
KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN
Menurut Nordiawan (2008) karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, laporan keuangan pemerintah
harus memenuhi empat karakteristik, yaitu :
• Relevan
• Andal
• Dapat dibandingkan
• Dapat dipahami
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, karakteristik
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya, adapun karakteristik kualitas laporan keuangan yaitu :
• Relevan
• Andal
• Dapat dipahami
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik kualitas laporan keuangan
yaitu relevan, laporan keuangan dapat memengaruhi keputusan
pengguna dengan mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
memprediksi masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi dan informasi disajikan tepat waktu dan lengkap. Andal,
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat diverifikasi. Dapat dibandingkan, informasi
yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain. Dapat dipahami, informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna.
PRINSIP AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
• Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya
ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan.
Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pengembangan SAP
yang selanjutnya dapat disebut standar. Kerangka Konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal
terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan. Kerangka
Konseptual terdapat dalam SAP baik SAP Berbasis Akrual (lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010) maupun SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang terdapat (lampiran II Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010).
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menjelaskan bahwa Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah
konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan
bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Kerangka Konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum
dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.
Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan standar
diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual. Dalam jangka panjang, konflik demikian
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan SAP di masa depan.
THANK
YOU!