Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

Kerangka Konseptual bertujuan untuk menjadi acuan bagi Penyusun SAP dalam
melaksanakan tugasnya, Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar. Periksa dalam memberikan pendapat mengenai
apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan SAP. Para pengguna laporan keuangan
dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan SAP. Lingkungan akuntansi pemerintahan merujuk pada konteks dan aspek-aspek
khusus yang memengaruhi praktik akuntansi dalam sektor pemerintahan atau sektor publik.
Berikut beberapa karakteristik dan elemen penting dalam lingkungan akuntansi
pemerintahan, yaitu: Tujuan Publik, Transparansi dan Akuntabilitas, Prinsip Akuntansi
Pemerintahan, Anggaran dan Kontrol, Pengendalian Internal, Sumber Pendanaan, Laporan
Keuangan Pemerintahan, Audit dan Pengawasan, Peran Entitas Regulasi, Perubahan
Lingkungan Hukum dan Regulasi. Lingkungan akuntansi pemerintahan sangat penting untuk
memastikan penggunaan dana publik yang efisien, transparan, dan akuntabel. Praktik
akuntansi yang baik dalam sektor pemerintahan membantu masyarakat, pemangku
kepentingan, dan pemerintah it sendiri untuk mengawasi dan mengelola sumber daya
publik dengan baik. Entitas akuntansi ada dua yaitu entitas Pelaporan dan entitas akuntansi
Entitas Pelaporan adalah adalah pemerintahan yang berstatus pusat pemerintahan misalnya
Pemerintah Daerah, sedangkan entitas akuntansi adalah entitas satuan organisasi di
lingkungan pemerintah daerah atau organisasi lainnya. Peranan laporan keuangan adalah
laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu
periode pelaporan. Tujuan Laporan Keuangan adalah pelaporan keuangan pemerintah
seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri atas: Asumsi kemandirian entitas, Asumsi Kesinambungan Entitas,
Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement). Karakteristik Kualitatif
Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik yang merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Ada 8 prinsip
yang di gunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, yaitu: Basis akuntansi
yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah, Nilai Historis (Historical Cost),
Realisasi (Realization), Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over
Form), Prinsip Periodisitas (Periodicity), Prinsip Konsistensi (Consistency), Prinsip
Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure), Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation).
BAB 4
Regulasi akuntansi pemerintahan di Indonesia mengalami perkembangan seiring dengan
perubahan dalam sistem pemerintahan dan tuntutan untuk meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan publik. Ada beberapa aspek regulasi
akuntansi pemerintahan dan perkembangannya saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Undang-Undang Keuangan Negara, Perkembangan
Akuntabilitas Publik, Perkembangan Teknologi Informasi, Partisipasi Internasional,
Pengawasan dan Pemeriksaan, Reformasi Anggaran.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan
dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan
Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun
laporan keuangan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah. Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2016,
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2019, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2020,
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2021, Government Accounting Standards Republic of
Indonesia (handbook 2019), Government Accounting Standards Republic of Indonesia
(handbook 2020).
Proses penyiapan SAP merupakan mekanisme prosedural yang meliputi tahap-tahap
kegiatan yang dilakukan dalam setiap penyusunan PSAP oleh KSAP. Proses penyiapan SAP
yang telah disepakati ini berlaku umum secara internasional dengan penyesuaian terhadap
kondisi yang ada di Indonesia. Penyesuaian dilakukan antara lain karena pertimbangan
kebutuhan yang mendesak dan kemampuan pengguna untuk memahami dan melaksanakan
standar yang ditetapkan. Tahap-tahap persiapan, perumusan dan penyusunan SAP
dilaksanakan dengan mekanisme dan tahapan sebagai sebagai berikut: Pengidentifikasian
topik untuk dikembangkan menjadi draft SAP, Konsultasi topik draft SAP kepada Komite
Konsultatif, Riset terbatas, Penulisan draft SAP, Pembahasan draft SAP, Penulisan Draft
Publikasian SAP, Konsultasi Draf Publikasian SAP kepada Komite Konsultatif, Peluncuran
Draft Publikasian SAP, Dengar pendapat publik (public hearings), Pembahasan tanggapan
atas Draft Publikasian SAP, Permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Pembahasan hasil pertimbangan BPK, Konsultasi dalam rangka finalisasi SAP
kepada Komite Konsultatif, Finalisasi SAP, Pengusulan SAP untuk ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Berbasis Akrual. Karakteristik pokok standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah:
1. Jumlah Pernyataan Standar
2. Basis Akuntansi
3. Laporan Keuangan
4. Informasi Keuangan
BAB 5
Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan Perusahaan pada
saat ini atau dalam periode tertentu, laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan
Perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Tujuan laporan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan
informasi atas biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan. 2. Masyarakat pembayar
pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan dana yang telah
diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah melakukan etaatan fiskal dan ketaatan
pada peraturan perundangan atas pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan. 3. Kreditor dan
investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko, likuiditas, dan
solvabilitas. 4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, encegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan
pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara. 5. Manajer publik membutuhkan informasi
akuntansi sebagai komponen sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar
kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis. 6. Pegawai membutuhkan informasi
atas gaji dan manajemen kompensasi. Laporan Keuangan Pemerintah terdiri atas Laporan
Pelaksanaan Anggaran (LRA dan LP-SAL) serta Laporan Finansial (LO, LPE, Neraca, LAK,
dan Catatan atas Laporan Keuangan). Dalam organisasi sektor publik, ada dua jenis
pelaporan yang dikenal yakni pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan kinerja
merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua
aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Siklus akuntansi pada
pemerintahan dimulai dari pencatatan dokumen anggaran, dokumen saldo awal, dokumen
penerimaan, dokumen pengeluaran dan lain-lain, proses posting ke dalam buku besar dan
penyusunan laporan keuangan setelah dilakukan penyesuaian yang diperlukan. Ada beberapa
tahap dalam Teknik Pelaporan Keuangan Pemerintah, yaitu:
1. Tahap pencatatan dan penggolongan
Yaitu kegiatan pengidentifiksian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan
bukti pencatatan yang dicatat dalam jurnal.Jurnal adalah media pencatatan transaksi
secara urut waktu (kronologis).
2. Tahap Pengikhtisaran
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal, diringkas dan
dibukukan dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu tertentu. Buku
besar dibagi menjadi buku besar umum dan buku besar pembantu.
3. Tahap Pelaporan
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja.
BAB 6
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segalaa sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dan Keuangan
Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Ruang lingkup keuangan negara
menurut Pasal 2 Undang-Undang Keuangan Negara adalah Hak negara untuk memungut
pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman, Kewajiban negara
untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan
pihak ketiga, Penerimaan Negara. Dan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, ruang lingkup keuangan daerah meliputi Hak daerah
untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman, Kewajiban
daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak
ketiga, Penerimaan daerah.
Adapun asas- asas pengelolaan keuangan negara dimaksud adalah Asas kesatuan, Asas
universalitas, Asas tahunan, Asas spesialitas. Dan Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk Masyarakat dan Pengelolaan keuangan daerah
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap
tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Tujuan dari pengelolaan keuangan negara adalah
Menjaga kestabilan ekonomi, Membantu pertumbuhan perekonomian, sedangkan prinsip dari
Pengelolaan Keuangan Negara adalah Keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan Perundangundangan, efesien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan dan APBN, perubahan APBN, dan
pertanggung jawaban pelaksanaan APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Tujuan dari pengelolaan keuangan daerah adalah Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam mengolah kekayaan daerah, Mempermudah dalam membuat keputusan, sedangkan
prinsip dari pengelolaan keuangan daerah adalah Keterbukaan, Akuntabilitas, Nilai Uang,
Partisipatif.
Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan
pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, dan transparan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Pengawasan pengelolaan keuangan negara tentu memiliki peran penting untuk mewujudkan
tujuan setiap anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran yang dibuat sekali dalam setahun
harus dilaksanakan secara konsisten agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud demi
kemajuan dan perkembangan negara. Hubungan antara keuangan negara dan keungan Daerah
adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan
bertanggung jawab. pada intinya keuangan negara memiliki hubungan dengan keuangan
dengan daerah untuk membiayai penyelenggaraan urusan negara yang diserahkan dan/atau
ditugaskan kepada Daerah.
BAB 7
Anggaran adalah hasil dari suatu perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-
macam kegiatan terpadu, baik menyangkut penerimaannya maupun pengeluarannya yang
dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu. Negara Indonesia menetapkan
anggaran negaranya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
ditetapkan tiap tahun dengan undang- undang setelah mendapatkan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi anggaran. Diperlukan prinsip-prinsip
yang menjadi pedoman bagi organisasi publik dan/atau pemerintah dalam penyusunannya.
Beberapa prinsip tersebut adalah Otorisasi oleh legislative, Komprehensif/menyeluruh,
Keutuhan Anggaran, Nondiscretionary appropriation, Periodik, Akurat, Jelas, Transparan.
Beberapa fungsi anggaran negara dan daerah yaitu: Fungsi Otorisasi, Fungsi Perencanaan,
Anggaran Sebagai Alat Pengendalian/ Pengawasan, Fungsi Alokasi, Fungsi distribusi, Fungsi
Stabilitas.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah Pendekatan Tradisional,
Pendekatan New Public Management. Paradigma new public management telah melahirkan
beberapa teknik penganggaran dalam sektor publik adalah Anggaran Kinerja, Program
Budgeting, Zero based budgeting (ZBB), Planning, Programming, and Budgeting System
(PPBS).
Adapun penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah Tahap
pertama yaitu penyampaian pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi marko oleh
pemerintah. Tahap kedua adalah penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBN). Tahap ketiga yaitu pengesahan RAPBN menjadi APBN oleh DPR. Tahap
keempat yaitu pengesahan DUK (Daftar Usulan Kegiatan) dan DUP (Daftar Usulan Projek).
Tahap terakhir yaitu pertanggungjawaban APBN. Adapun penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) adalah Pemerintah daerah setempat akan mengajukan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) beserta dokumen pendukung dan penjelasannya pada minggu
pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. DPRD kemudian membahas rancangan yang
diajukan oleh pemerintah daerah. Setelah proses pembahasan maka DPRD memiliki hak dan
wewenang untuk menyetujui dan menolak RAPBN. Setelah proses pengesahan APBD oleh
DPRD maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan APBD. Dan tahap terakhir yaitu
pengendalian dan pengawasan, dimana berbagai laporan pelaksanaan APBD diproses dengan
melakukan evaluasi terhadap laporan tersebut, yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai
penilaian Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
Adapun sistematika dan format dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja Negara, Defisif dan Surplus,
Pembiyaan.Adapun sistematika dan format dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) adalah Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Pendapatan Lain-Lain Daerah
yang Sah.

Anda mungkin juga menyukai