Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Begitu juga dalam lingkup
keuangan pemerintahan yang wajib menyajikan laporan keuangan atas dana
yang didapatnya.
Tujuan pernyataan dalam PSAK No. 1 adalah menetapkan dasar-dasar bagi
penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan” agar dapat
dibandingkan, baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. Laporan keuangan dalam
lingkup pemerintahan diatur jelas berdasarkan aturan atau ketentuan hukum.
Prinsip penyajian laporan keuangan pemerintahan sama dengan prinsip
akuntansi dan pelaporan keuangan akuntansi, yang membedakan adalah
komponen dan struktur laporan keuangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Entitas Pelaporan Keuangan?
2. Apa Tujuan dari Pelaporan Keuangan Daerah?
3. Bagaimana Asumsi Dasar Pelaporan keuangan Pemerintahan Daerah?
4. Bagaimana Karakteristik Kualitatif Pelaporan Keuangan Daerah?
5. Apa Saja Prinsip Akuntansi dalam Keuangan Pemerintah Daerah?
6. Apa Saja Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
7. Kapan Periode Pelaporan Keuangan dilakukan?
8. Apa saja Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
menurut SAP Kas menuju Akrual dan SAP Akrual?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Entitas Pelaporan Keuangan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari Pelaporan Keuangan Daerah.
3. Untuk Mengetahui Asumsi Dasar Pelaporan keuangan Pemerintahan
Daerah.
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Kualitatif Pelaporan Keuangan Daerah.
5. Untuk Mengetahui Prinsip Akuntansi dalam Keuangan Pemerintah Daerah?
6. Untuk Mengetahui Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
7. Untuk Mengetahui Kapan Periode Pelaporan Keuangan dilakukan.
8. Untuk Mengetahui Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah menurut SAP Kas menuju Akrual dan SAP Akrual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Entitas Pelaporan Keuangan


Menurut Nordiawan, entitas pelaporan adalah unit pemerintahan terdiri atas satu
atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri
dari:
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah daerah
3. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainya, jika menurut peraturan undang-undang satuan organisasi wajib
menyajikan laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas laporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolahan,
pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap kas, yurisdiksi tugas,
dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah
dari entitas pelaporan lainnya.
Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama penguna laporan keuangan
pemerintah adalah:
1. Masyarakat
2. Pra wakil rakyat, lembaga pengawasan, dan lembaga pemeriksa
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan
pinjaman
4. Pemerintah
Peranan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yag relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk

3
melaporkan upaya- upaya yang telah dilaporkan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan
untuk kepentingan: akuntanbilitas, manajemen, transparansi dan keseimbangan
antaragenerasi(intergenerational equity).
B. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, pelaporan keuangan
pemerintah daerah (pemda) seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan
pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi,
transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih,
surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu
entitas pelaporan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01, tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

4
realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelapoan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan pemda
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemda;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemda;
c) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kebutuhan kasnya;
f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan
g) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya
sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang
dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang
terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai
indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran,
indikasi apakah sumber daya yang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPRD.
C. Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemda adalah anggapan yang dapat
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi

5
dapat diterapkan. Asumsi-asumsi tersebut menurut Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan antara lain:
a. Asumsi Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa entitas pelaporan dan entitas
akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit
pemerintah daerah dalam pelaporan keuangan.
b. Asumsi Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan emda disusun dengan asumsi bahwa pemda akan berlajnut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
c. Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan pemda menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat
dinilai dengan satuan uang sehingga memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
D. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, karakteristik kualitatif
pelaporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif
tersebut menjadi prasyarat normatif yang diterapkan sehingga laporan keuangan
pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Karakteristik
kualitatif laporan keuangan pemda terdiri atas:
a. Relevan
Relevan mengandung pengertian bahwa laporan keuangan pemerintah daerah
memuat informasi yang dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya
yaitu:
1) Laporan keuangan memuat informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasinya
(feedback value).

6
2) Laporan keuangan memuat informasi yang dapat membantu pengguna
laporan keuangan untuk memprediksi masa yang akan dating (predictive
value).
3) Laporan keuangan disajikan tepat waktu (timeliness) sehingga dapat
berpengaruh dan berguna untuk pembuatan keputusan pengguna laporan
keuangan.
4) Penyajian laporan keuangan memuat informasi yang selengkap mungkin
(completeness) yaitu mencakup semua infomasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pembuatan keputusan pengguna laporan.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuanagn pemerintah daerah bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara
jujur, dapat diverifikasi dan netral.
1) Jujur, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
2) Dapat diverifikasi, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang
dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda hasinya harus tetap mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Netral, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada kebutuhan pihak
tertentu.
c. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lainnya
dengan syarat menetapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila pemerintah
menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi
periode sebelumnya maka perubahan tersebut harus diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan tersebut.

7
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna laporan.
E. Prinsip Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Akuntansi dalam pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah daerah serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan yang disajikan. Prinsip akuntansi yang digunakan dalam
pelaporan keuangan pemerintah daerah antara lain meliputi:
1. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis akrual, untuk pengakuan pendapatan dalam Laporan Operasional
(pendapatan-LO), beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan
dan peneriman pembiayan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas
Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer dan
pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Daerah.
2. Prinsip Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan
datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat
diandalkan daripada penilaian yang lain karena dapat digunakan nilai wajar
aset atau kewajiban terkait.
3. Prinsip Nilai Realisasi
Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD
selasa suatu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja daerah

8
dalam periode tahun anggaran dimaksud. Prinsip layak temu biaya-
pendapatan (matching-cost against revenue principle) tidak menjadi
penekanan dalam akuntansi Pemerintah Daerah.
4. Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas
Informas dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi
atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka
hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
5. Prinsip Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat
diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode
pelaporan keuangan adalah tahunan dan semesteran sesuai ketentuan yang
berlaku.
6. Prinsip Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama akan diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh pemerintah daerah. Namun demikian, perubahan
metode akuntansi akan dilakukan apabila metode yang baru diterapkan dinilai
dapat menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang lama. Pengaruh
dan pertimbangan atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
laporan keuangan.
7. Prinsip Pengungkapan Lengkap
Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan secara lengkap informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna laporan baik pada lembar muka (on the face)
laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

9
8. Prinsip Penyajian Wajar
Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan dengan wajar laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Pemerintah daerah akan menggunakan prinsip kehati-hatian dan
pertimbangan yang logis pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi
serta kewajiban atau belanja tidak dinyatakan terlalu rendah.
F. Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 14 disebutkan bahwa laporan keuangan
(financial statement) pemerintah terdiri dari dua jenis: (1) laporan pelaksanaan
anggaran (budgetary reports), dan (2) laporan finansial (financial reports). Laporan
pelaksanaan anggaran terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Hal ini sesuai karakteristik organisasi
pemerintahan sebagai pelaksana anggaran. Anggaran merupakan instrumen penting
bagi pemerintah yaitu sebagai alat pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
pengendalian. Oleh karena itu, laporan pelaksanaan anggaran merupakan laporan
keuanngan penting untuk transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintahan.
Laporan finansial terdiri atas Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK). Laporan finansial ini dapat dipersamakan dengan laporan
keuangan pada organisasi komersial. CaLK merupakan laporanyang tdiak terpisahkan
dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finasial karena menjelaskan
secara rinci akun-akun di dalam kedua jenis laporan tersebut.
Tabel. Klasifikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
No. Kelompok Laporan Keuangan Jenis Laporan
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
2. Laporan Finansial Neraca

10
Laporan Operasional (LO)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Arus Kas (LAK)
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan


ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola
oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup
secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan.
Masing-masing unsur LRA dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh
entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dbayar kembali dan/atau
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
tertutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi.

11
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. LRA dan LPSAL merupakan laporan pelaksanaan
anggaran yang bersifat cash basis.
 Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dcakup oleh neraca
terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akbat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperolehkan, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alsan sejarah dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaianya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah.
 Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan. Dua unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional
terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-
masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai pemerintah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.

12
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaan yang dari/oleh
suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang
terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa,
tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas bersangkutan.
 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan infrmasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
LPE disusun berdasar hasil perhitungan dalam LO yaitu akun surplus/defisit LO
yang ditambahkan dengan saldo ekuitas awal untuk memperoleh ekuitas akhir.
 Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, invetasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama
periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Daerah
 Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi lain yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.

13
G. Periode Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Penyajian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD diwajibkan untuk setiap periode tahun anggaran APBN/APBD, di
mana dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember. Dengan demikian, periode pelaporan keuangan tahunan adalah
per tanggal 31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember
untuk LRA dan LAK.
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih
pendek dari satu tahun, misalnya sehubungan dengan adanya perubahan tahun
anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari akuntansi berbasis kas
ke akrual, suatu entitas pelaporan mengubah tanggal pelaporan entitas-entitas
akuntansi yang berada dalam entitas pelaporan untuk memungkinkan penyusunan
laporan keuangan konsolidasian. Dalam kondisi seperti itu entitas pelaporan harus
mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu
tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti arus
kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, batas
waktu penyampaian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran. Dengan demikian, kegunaan laporan keuangan tersebut berkurang
bilamana laporan tidak tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah
tanggal pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu
entitas pelaporan bukan merupakan alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang
tepat waktu.
Selain laporan keuangan tahunan, setiap entitas pelaporan juga diwajibkan
menyusun laporan keuangan interim, yaitu setidak-tidaknya setiap semester
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan

14
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
H. Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut
SAP Kas Menuju Akrual dan SAP Akrual
Bagian ini menguraikan perbedaan penyajian laporan keuangan pemda menurut
SAP berbasis kas menuju akrual (sebagaimana diatur dalam PP Nomor 24 Tahun
2005) dan SAP akrual (PP Nomor 71 Tahun 2010). Secara ringkas, perbedaan dapat
disajikan seperti pada table.
Tabel. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah SAP Kas Menuju
Akrual dan SAP Akrual
Keterangan SAP Kas Menuju Akrual SAP Akrual
Komponen Laporan Keuangan Pokok: Laporan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan 1. LRA 1. LRA
2. Neraca 2. Laporan Perubahan SAL
3. LAK 3. Neraca
4. CaLK 4. Laporan Operasional (LO)
Laporan Opsional 5. LAK
1. Laporan Kinerja Keuangan 6. Laporan Perubahan
(LKK) Ekuitas (LPE)
2. Laporan Perubahan Ekuitas 7. CaLK
(LPE)
Laporan Realisasi Diperlukan dalam rangka Tetap diperlukan untuk
Anggaran (LRA) memenuhi kewajiban memenuhi kewajiban
pemerintah yang diatur dalam pemerintah yang diatur dalam
peraturan perundangan peraturan perundangan
(statutory) (statutory)
Laporan Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL
Perubahan SAL menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya

15
pos-pos berikut:
1. Saldo Anggaran Lebih
Awal;
2. Penggunaan Saldo
Anggaran Lebih;
3. Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan
4. Anggaran tahun berjalan;
5. Koreksi Kesalahan
Pembukuan tahun
sebelumnya; dan lain-lain;
6. Saldo Anggaran Lebih
Akhir.
Neraca Akun ekuitas disebut sebagai Tidak lagi disebut Ekuitas
Ekuitas Dana yang terbagi: Dana hanya Ekuitas, yaitu
1. Ekuitas Dana Lancar: kekayaan bersih pemerintah
Selisih antara aset lancer yang merupakan selisih antara
dan kewajiban jangka aset dan kewajiban
pendek, termasuk sisa lebih pemerintah pada tanggal
pembiayaan anggara/saldo laporan. Saldo ekuitas di
anggaran lebih Neraca berasal dari saldo
2. Ekuitas Dana Investasi: akhir ekuitas pada Laporan
Mencerminkan kekayaan Perubahan Ekuitas
pemerintah yang tertanam
dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset
lainnya, dikurangi dengan
kewajiban jangka panjang
3. Ekuitas Dana Cadangan:

16
Mencerminkan kekayaan
pemerintah yang
dicadangkan untuk tujuan
tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
Laporan Arus Kas 1. Disajikan oleh unit yang 1. Disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi mempunyai fungsi
perbendaharaan. perbendaharaan umum.
2. Arus masuk dan keluar kas 2. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset operasi, investasi,
nonkeuangan, pembiayaan, pendanaan, dan transitoris.
dan nonanggaran
Laporan Kinerja 1. Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Keuangan/Laporan 2. Disusun oleh entitas pokok
Operasional pelaporan yang menyajikan
laporan berbasis akrual
Laporan Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Perubahan Ekuitas pokok
Catatan atas 1. Disajikan secara sistematis. 1. Disajikan secara
Laporan Keuangan Setiap pos dalam LRA, sistematis. Setiap pos
Neraca, LAK harus dalam LRA, Laporan
mempunyai referensi silang Perubahan SAL, Neraca,
dengan informasi terkait LO, LAK, dan LPE harus
dalam Catatan atas Laporan mempunyai referensi
Keuangan. silang dengan informasi
2. CaLK meliputi penjelasan terkait dalam Catatan atas

17
atau daftar terinci atau Laporan Keuangan.
analisis atas nilai suatu pos 2. CaLK meliputi penelasan
yang disajikan dalam LRA, atau daftar terinci atau
Neraca, dan LAK analisis atas nilai suatu
pos yang disajikan dalam
LRA, Laporan Perubahan
SAL, Neraca, LO, LAK,
dan LPE.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Nordiawan, entitas pelaporan adalah unit pemerintahan terdiri atas satu
atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri
dari Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, dan Satuan organisasi di lingkungan
pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainya, jika menurut peraturan undang-
undang satuan organisasi wajib menyajikan laporan keuangan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01, tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelapoan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemda adalah anggapan yang dapat
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi
dapat diterapkan. Asumsi-asumsi tersebut menurut Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan antara lain: Asumsi Kemandirian Entitas, Asumsi Kesinambungan
Entitas, dan Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemda terdiri atas: Relevan, Andal,
Dapat dipahami, dapat dipahami.
Prinsip akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah
antara lain meliputi: Basis Akuntansi, Prinsip Nilai Historis, Prinsip Nilai Realisasi,
Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas, Prinsip Periodisitan, prinsip konsistensi,
prinsip pengungkap lengkap, Prinsip Penyajian Wajar.
Laporan finansial terdiri atas Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK). Laporan finansial ini dapat dipersamakan dengan laporan
keuangan pada organisasi komersial. CaLK merupakan laporanyang tdiak terpisahkan

19
dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finasial karena menjelaskan
secara rinci akun-akun di dalam kedua jenis laporan tersebut.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, batas
waktu penyampaian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.

20

Anda mungkin juga menyukai