Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI

Governmental Accounting
Pertemuan ke 4
Nama : 1. Paulina Lawi 22105380650
2. Aloysia Rafaela Djeen 22105380659

“Standar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah”


 Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan
dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP
harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah. Sampai dengan tahun 2003, SAP
menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP
menggunakan cash toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis kas
menuju akrual ini adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
berbasis kas, serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak
tahun 2015, Indonesia sudah mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual
basis) dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Transaksi dicatat menggunakan accrual basis
2. Asset diukur menggunakan historical cost
3. Depresiasi untuk asset tetap
4. Accrual basis pada pendapatan dan beban
5. Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran
6. Full disclosure

 Konsep Dasar Akuntansi Kepemerintahan


Penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dilandasi oleh
kerangka konseptual (KKAP), yang merupakan konsep dasar penyusunan dan
pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dalam mengembangkan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
 Lingkungan Akuntansi Kepemerintahan
Akuntansi kepemerintahan merupakan kegiatan jasa untuk menyediakan
informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitas pemerintah
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak- pihak
berkepentingan.
 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
Entitas akuntansi: unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan
laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas
pelaporan merupakan unit pemerintahan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa
laporan keuangan.
 Peranan Laporan Keuangan Pemerintah
Laporan Keuangan Pemerintah digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai
kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah, dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
 Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan menyediakan
informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran dll.
 Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan
Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah,
namun tidak terbatas pada: masyarakat, wakil rakyat, lembaga pengawas, dan
lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi,
investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.
 Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah
anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar
standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari: Asumsi kemandirian
entitas, Asumsi kesinambungan entitas, Asumsi keterukuran dalam satuan
uang (monetary measurement).
 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Terdapat empat karakteristik: Relevan, Andal, Dapat
dibandingkan, dan Dapat dipahami.
 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Terdapat delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah: 1) Basis akuntansi, 2) Prinsip nilai historis, 3) Prinsip
realisasi, 4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal, 5) Prinsip
periodisitas, 6) Prinsip konsistensi, 7) Prinsip pengungkapan lengkap, dan 8)
Prinsip penyajian wajar.
 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah, setiap keadaan
yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam
mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan
andal, sebagai akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan
kepraktisan.

 Referensi utama untuk SAP berbasis akrual ini adalah International Public
Sector Accounting Standards (IPSAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Terdapat kerangka konseptual dan 13 PSAP untuk SAP berbasis akrual ini,
yaitu:
1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
3. PSAP 03 Laporan Arus Kas
4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan
6. PSAP 06 Akuntansi Investasi
7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
10. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
11. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
12. PSAP 12 Laporan Operasional
13. PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

 Laporan keuangan yang dibuat oleh entitas pelaporan dengan SAP berbasis
kas menuju akrual yaitu Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada SAP berbasis akrual,
laporan keuangan yang harus dibuat, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Operasional
4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

 Pelaporan Keuangan Pemerintah


Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan
pelaksanaan anggaran terdiri dari:

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi
Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.

 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan tersebut terdiri dari Saldo anggaran lebih, dikurangi
Penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun
Berjalan dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran,
Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.

 Laporan Operasional (LO)


Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur
yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca
terdiri dari:
 Aset. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
piutang, dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka
panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak
langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.
 Kewajiban. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga
keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban
pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.
 Ekuitas. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di
Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

 Laporan Arus Kas (LAK)


Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam
Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.

 Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan
Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi
tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan, dan
informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

 Artikulasi Laporan Keuangan Pemerintah


Laporan keuangan yang disusun Pemerintah memiliki artikulasi atau keterkaitan
diantara komponen laporan yang satu dengan komponen laporan yang lainnya.
Artikulasi antar laporan keuangan dapat dilihat diantara komponen laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL). Serta
diantara komponen-komponen Laporan finansial yang terdiri dari: Neraca,
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
RINGKASAN MATERI
Governmental Accounting
Pertemuan ke 5

“Proses Akuntansi Pemerintahan (Anggaran dan Keuangan)”

Gambar 1: Proses Akuntansi Pemerintah

 Persamaan Dasar Akuntansi


Persamaan dasar akuntansi merupakan dasar dari seluruh proses akuntansi, mulai dari
pencatatan transaksi, penggolongan, pengikhtisaran, sampai pada penyusunan laporan
keuangan. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah neraca. Persamaan dasar akuntansi
yang memisahkan secara jelas antara hak kreditor dan hak rakyat adalah sebagai
berikut: ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS.
Persamaan dasar akuntansi pemerintahan menjadi:
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN (LO) – BEBAN
Jika akun beban dipindahkan ke sebelah kiri tanda sama dengan, maka persamaan
dasar akuntansi pemerintahan tersebut di atas menjadi:
ASET + BEBAN = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN (LO)
Akun-akun yang disebutkan dalam persamaan dasar akuntansi memiliki karakteristik
yang berbeda. Akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas disebut sebagai akun riil
(permanen), sedangkan Pendapatan-LO dan Beban disebut akun nominal (sementara).
 Aturan Debit dan Kredit dalam Proses Pencatatan
 Bagan Akun Standar
Secara umum Bagan Akun Standar (BAS) merupakan daftar akun buku besar/sub
buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahan
menyusun laporan keuanganBerdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia (Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah, menjelaskan BAS
sebagai daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun
secara sistematis sebagai pedoman dalam pelaksanaan anggaran dan pelaporan
keuangan pemerintah.
 Akun Neraca
 Akun Aset terdiri dari:
 Aset Lancar: Kas, Investasi jangka pendek, piutang pendapatan,
piutang lainnya, penyisihan piutang, beban dibayar dimuka
persediaan, aset untuk dikonsolidasikan.
 Investasi Jangka Panjang: Investasi Jangka Panjang non permanen,
Investasi Jangka Panjang permanen.
 Aset Tetap: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam
pengerjaan, akumulasi penyusutan.
 Dana Cadangan: dana cadangan.
 Aset Lainnya: tagihan jangka panjang, kemitraan dengan pihak
ketiga, aset tidak berwujud, aset lain-lain
 Akun Kewajiban terdiri dari:
 Kewajiban Jangka Pendek: utang perhitungan pihak ketiga (PFK),
utang bunga, bagian lancar utang jangka panjang, pendapatan
diterima dimuka, utang beban, utang jangka pendek lainnya.
 Kewajiban Jangka Panjang: utang dalam negeri, utang jangka
panjang lainnya.
 Akun Ekuitas terdiri dari: Ekuitas, Ekuitas SAL, Ekuitas untuk
dikonsolidasi.
 Akun Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Akun Pendapatan LRA. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah
(RKUD) yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
 Akun Belanja. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, Belanja
adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
Pemerintah Daerah.
 Akun Transfer. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, transfer
adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan
dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi.
 Akun Pembiayaan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
 Akun Laporan Operasional
Laporan Operasinal merupakan komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah yang menyajikan kegiatan operasional pemerintah yang menambah
ekuitas. Dalam laporan operasional terdiri dari unsur: Pendapatan LO, beban,
transfer, dan pos-pos luar biasa.
 Akun Pendapatan LO. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
Pendapatan LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali.
 Akun Beban. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, Beban adalah
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi
aset atau timbulnya kewajiban.
 Akun Transfer LO. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
Transfer LO adalah berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lain
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
 Akun Beban Non Operaional. Beban Non Operasional merupakan
merupakan beban yang sifatnya tidak rutin.
 Akun Beban Luar Biaya. Beban Luar Biasa adalah adalah beban yang
terjadi dari kejadian luar biasa.

 Transaksi dan Bukti Transaksi


Transaksi pada organisasi pemerintah dikelompkkan ke dalam transaksi pelaksanaan
anggaran yang diakui berdasarkan cash basis, dan transaksi keuangan yang diakui
berdasarkan accrual basis. Dalam konteks Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD), sekurang-kurangnya didukung oleh empat prosedur akuntansi, antara lain:
(1) prosedur akuntansi penerimaan kas, (2) prosedur akuntansi pengeluaran kas, (3)
prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan (4) prosedur akuntansi selain
kas. Dalam prosedur akuntansi penerimaan kas terdapat bukti transaksi yang
digunakan sebagai dasar pencatatan penerimaan kas, antara lain: Surat Tanda Bukti
Pembayaran, Surat Tanda Setoran, Bukti Transfer, dan Nota Kredit Bank.

 Analisis Transaksi dan Jurnal (Anggaran dan Keuangan)


Analisis transaksi dalam akuntansi kepemerintahan, merupakan suatu proses yang
dimaksudkan untuk menentukan suatu transaksi sebagai transaksi anggaran atau
sebagai transaksi keuangan, selain itu analisis transaksi juga merupakan proses untuk
menentukan pengaruh transaksi terhadap akun-akun tertentu, yang didasarkan pada
bukti transaksi dan mengacu pada klasifikasi akun pada BAS. Transaksi anggaran
merupakan transaksi yang terkait dengan pelaksanaan anggaran yang menyebabkan
perubahan atas pendapatan LRA, belanja, transfer dan pembiayaan. Sedangkan
transaksi keuangan adalah suatu kejadian keuangan yang menyebabkan perubahan
atas aset, kewajiban, dan/atau ekuitas, termasuk pendapatan LO dan beban.

 Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat dengan tujuan melakukan
penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-
transaksi yang bersifat akrual. Berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, Jurnal
penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan untuk:
1. Koreksi kesalahan/Pemindah bukuan
2. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan
3. Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya pada akhir tahun.

 Buku Besar
Buku besar merupakan media akuntansi yang digunakan untuk mencatat secara
lengkap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap akun selama periode tertentu.
Akun-akun buku besar yang harus disiapkan dalam akuntansi pemerintahan terdiri
dari: akun aset, kewajiban dan ekuitas, serta akun-akun yang terdapat dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional.

 Neraca Saldo
Setelah proses penjurnalan dan pemindah bukuan (posting) Proses berikutnya adalah
menyiapkan neraca saldo pada akhir periode akuntansi. Saldo pada setiap akun
didasarkan pada saldo terakhir yang ada pada setiap akun buku besar. Menentukan
saldo pada setiap akun, perlu dipahami terlebih dahulu posisi saldo normal (normal
balance) akun yang terdapat pada setiap akun buku besar. Saldo normal suatu akun
adalah posisi positif berdasarkan aturan debit dan kredit.

 Menyusun Laporan Keuangan


Setelah seluruh proses akuntansi selesai, hingga tersusun neraca saldo setelah
penyesuaian, maka dapat disusun laporan keuangan bedasarkan data yang terdapat
dalam neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan, setiap entitas pelaporan wajib menyajikan tujuh komponen laporan
keuangan pokok yang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran,
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
3. Neraca,
4. Laporan Operasional,
5. Laporan Arus Kas,
6. Laporan Perubahan Ekuitas, dan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Sistem akuntansi pemerintah menghasilkan laporan keuangan pemerintah
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial.
Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL).

Anda mungkin juga menyukai