Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ORANG-ORANG TANPA KEWARGANEGARAAN

Diajukan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Kewarganegaraan

Dosen pengampu:

CINDY CEPHANIE MANEK, S.H.,M.Kn

Disusun oleh:

LAURENSIANA ALFONSA KENE (051210028)

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NUSA NIPA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak atas status kewarganegaraan adalah bagian dari hak asasi manusia yang dijamin
dalam kostitusi. Namun, perlu kita ketahui bahwa dizaman Era Globalisasi sekarang masih
terdapat sebagian orang yang tidak mendapatkan status kewarganegaraan atau sering disebut
dengan apatride. Hal ini terjadi diakibatkan karena beberapa faktor, baik itu faktor internal
maupun eksternal. Perlu kita ketahui, status status kebangsaan atau warga negara merupakan
hak yang prinsipal. Selain bermanfaat bagi hal-hal mendasar, seperti hak hukum,
kewarganegaraan mempunyai sangkut paut dengan hak seperti pendidikn, layanan kesehatan,
tempat tinggal dan pekerjaan. Namun nyatanya, sebanyak 10 hingga 15 jutaan orang tidak
diakui sebagai warga negara oleh negara manapun.

Apatride itu sendiri adalah orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan.


Apatride ini bisa dialami oleh orang yang melahirkan dari orang tua yang negaranya
menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidak mendapatkan kewarganegaraan
orangtuanya karena tidak lahir di dalam wilayah negara orangtuanya, dan tidak mendapat
kewarganegaraan dari negara tempat ia dilahirkan karena ia lahir dari orang tua yang bukan
warga negara tempat ia dilahirkan itu. Apatride ( tanpa kewarganegaraan) timbul apabila
menurut peraturan kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara manapun.
Keadaan ini sulit dibendung karena merupakan bagian kewarganegaraan merupakan suatu
masalah yang sangat penting bagi hidup seseorang karena menyangkut kehidupan sehari-hari
seseorang dalam lapangan hukum publik dan lapangan hukum privat.

Persoalan yang terjadi mengenai status orang tanpa kewarganegaraan terjadi karena
perkawinan campuran antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya. Permasalahan
kerap muncul ketika menentukan status kewarganegaraan sebagai akibat perbedaan sistem
asas kewarganegaraan yang dianut. Masalah kewarganegaraann dan tidak
berkewarganegaraan baik itu menyangkut masalah memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan, walaupun sudah diatur oleh hukum kewarganegaraan nasuional maupun
hukum internasional ternyata masih bnayak menyisahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor sebab akibat adanya apartheid (orang-orang tanpa
kewarganegaraan ) ?
2. Bagaimana prinsip hukum bagi orang tanpa kewarganegaraan dan apa sajah solusi
bagi orang - orang tanpa kewarganegaraan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam penyebab akar masalah orang – orang tanpa
kewarganegraan.
2. Untuk mengetahui prinsip hukum dan mengetahui bagaimana solusi bagi orang-
orang tanpa kewarganegaraan.
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Faktor Sebab Akibat Orang Berstatus Tanpa Kewarganegaraan.

Apatride berasal dari kata a artinya ‘tidak’ dan patride artinya


kewarganegaraan. Jadi Aptride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak
memiliki kewarganegaraan. Penentuan kewarganegaraan sendiri berdasarkan dari dua
asas , yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Apatride terjadi apabila seorang anak
yang negara orangtuanya menganut ius soli lahir di negara yang menganut ius
sanguinis. Apatride ( tanpa kewarganegaraan ) ini timbul apabila menurut peraturan
kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara
manapun. Orang lainnya yang menjadi stateless karena tergolong sebagai migrant
tanpa dokumen dari Cina, yang telah lama tinggal diindonesia. Tak bernegara
(bahasa inggris : Statelessnes ) adalah istilah hukum mengenai hilangnya
kewarganegaraan, atau absennya hubungan pengakuan antara individu dan suatu
negara. Orang- orang yang tak bernegara secara de jure terkadang merupakan orang
yang tidak dianggap sebagai seorang warga negara oleh suatu negara dibawah operasi
hukumnya dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara tersebut,
menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB). Dengan kata lain, seseorang yang tidak
memiliki kewarganegaraan dari negara apapun atau stateless. Orang yang tak
beernegra secara de facto adalah orang yang berada di luar negara dari
kewarganegaraanya tidak jelas atau untuk alasan-alasan valid, tidak mendapatkan
perlindungan dari negara tersebut.
1. Orang yang tak bernegara secara de facto dapat mengakibatkan penganiayaan
atau berakibata pada retaknya hubungan diplomatik antara negara asalnya dan
negara yang di tinggalinya.
2. Beberapa orang yang tak bernegara secara de jure juga merupakan pengungsi,
meskipun tidak semua pencari suaka adalah orang yang tak bernegara secara de
jure dan tidak semua orang yang tak bernegara secara de jure adalah pengungsi.
Beberapa orang yang tak bernegara tidak perah melintasi perbatasan
internasional.
Kebanyakan orang mendapat kewarganegaraan sejak lahir, sesuai dengan
negara tempat dia lahir atau sesuai warga negara orang tuanya. Namun, merujuk pada
data tahun 2014, PBB memperkirakan sekitar 10 juta orang di seluruh dunia tak
memiliki kewarganegaraan.

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, faktor penyebab seorang


warga negara indonesia kehilangan kewarganegaraan jika yang bersangkutan:
1. Memperoleh kearganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas kemauannya sendiri,
dengan ketentuan:
a. Telah berusia 18 tahun.
b. Bertempat tinggal diluar negeri
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden
5. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan dalam
dinas tersebut diindonesia hanya dapat dijabat oleh warga negara indonesia.
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya; atau
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama (5) lima
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI
sebelum jangka waktu (5) lima tahun itu berakir, dan setiap (5) lima tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan Republik Indonesia
tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegraan.
10. Konflik hukum.
11. Prosedur administrasi.

Meskipun indonesia saat ini belum menjadi Negara Pihak dari Konvensi 1945
tentang Status Orang Tanpa Kewarganegaraan atau Konvensi 1961 tentang pengurangan
keadaan tanpa kewarganegaraan, indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam
reformasi ketentuan dan Undang-undang Kewarganegaraannya. Pemerintah indonesia telah
mengadopsi berbagai langkah proaktif untuk mengurangi dan mencegah keadaan tanpa
kewarganegaraan, terutama dengan Undang-undang Kewarganegaraan 2006 yang menghapus
ketentuan diskriminasi yang ada sebelumnya dan dengan adanya pembaharuan dalam
ketentuan kewarganegaraan di indonesia.

Berikut ini contoh munculnya orang-orang tanpa kewarganegaraan :

1. Pecahnya satu negara seperti yang terjadi pada Uni Soviet dan Yugoslavia, atau akibat
pembentukan satu negara baru setelah era penjajahan berakhir, seperti yang terjadi di
sebagian Afrika dan Asia. Termasuk diantara kelompok ini adalah warga suku Rohingya
di Burma, sekelompok warga suku di pegunungan di Thailand, kelompok Roma di
Eropa serta warga suku Bidoon di negara-negara Teluk.
2. Pada 1982, Myanmar yang sebagian besar penduduknya beragama Buddha
mengesahkan undang-undang kewarganegaraan yang secara efektif membuat sebagian
besar penduduk Rohingya suku Muslim dan keturunan Asia Selatan tidak memiliki
kewarganegaraan.
3. Di Pantai Gading ada 690.000 orang yang tinggal tanpa kewarganegaraan. Banyak
diantara mereka adalah turunan para migran dari negara-negara tetangga yang terdorong
bekerja di perkebunan kopi dan kapas di Pantai Gading pada abad ke-20.
4. Seorang bayi lahir di negara A yang menganut asas ius soli. Dengan demikian si bayi
akan menjadi apatride. Ia tidak memperoleh kewarganegaraan A sebab ia bukan
keturunan orang yang berkewarganegaraan A. Bayi itu juga tidak berkewarganegaraan
sebab ia lahir diluar wilaah negara B.

Akibat – akibat yang terjadi pada orang tanpa kewarganegaraan ini diantaranya adalah:

1. Orang-orang tanpa kewarganegaraan ini akan di anggap orang asing yang tidak
memiliki hak dan kewajiban disuatu negara.
2. Seorang apatride biasanya akan mencari suaka di negara-negara dan menjadi
pengungsi. Akan tetapi, jika suaka tidak terima mereka akan menjadi imigran gelap.
3. Karena tak punya kebangsaan, orang tanpa kewarganegaraan bisa menghadapi berbagai
masalah termasuk kesulitan memiliki rumah, rekening bank, menikah secara resmi, atau
mendaftarkan kelahiran seorang anak untuk dicatat secara hukum.
4. Sebagian lagi menghadapi masa tahanan yang sangat panjang, karena mereka tak bisa
membuktikan siapa mereka dan dari mana berasal.
5. Beberapa dari mereka terjerumus dalam perbudakan di kapal-kapal penangkap ikan dan
perkebunan.

Persoalan ini dinilai paling parah terjadi di Asia Tenggara, Asia Tengah, Eropa Timur, dan
Timur Tengah serta Afrika.

2.2 Prinsip Hukum dan Solusi dalam Menangani Status Orang Tanpa
Kewarganegaraan.

Pasal 15 DUHAM ini telah menganugerahi setiap individu, dimanapun di dunia,


dengan hak untuk mempunyai hubungan hukum dengan suatu negara. Kewarganegaraan
tidak saja memberikan identitas hukum kepada seseorang , tetapi juga memberi hak
kepada seseorang untuk memperoleh:

1). Jaminan dan perlindungan hukumnya dari negara; dan

2). Hak-hak konstitusionalnya, serta hak-hak lainnya sebagaimana telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan nasional, maupun diatur dalam hukum internasioanal.

Prinsip-prinsip hukum umum ( universal) dalam hukum kewarganegaraan yang ditarik


dari ketentuan Pasal 15 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ( DUHAM) 1948,
menyatakan : semua orang berhak mempunyai kewarganegaraan. Tak seorang pun
boleh dihapus kewarganegaraanya secara sewenang-wenang, atau dilarang merubah
kewarganegaraanya’. Konvensi 1954 mengakui status hukum internasional orang-
orang tanpa kewarganegaraan. Pasal 1 menetapkan rumusan bagi orang tanpa
kewarganegaraan dalam hukum internasinal: seseorang ‘ yang tidak dianggap
tersebut’. Konvensi 1954 berdasar pada tidak satupun orang yang tidak
berkewarganegaraan boleh diperlakukan lebih buruk dari seorang sing manapun yang
berkewarganegaraan.
Berikut ini solusi dalam menangani orang tanpa kewarganegaraan; Institut
Kewarganegaraan Indonesia ( IKI ), Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian
Dalam Negeri adalah mitra kerja utama UNHCR dalam menangani keadaan tanpa
kewarganegaraan. Orang-orang ini sangat membutuhkan bantuan karena mereka hidup
ditengah ketidakpastian status hukum, “ kata Antonio Guterres, dari Komisi Tinggi
PBB untuk Urusan Pengungsi ( UNHCR).
1. Dalam menjalankan kegiatan tersebut, kantor UNHCR diindonesia melakukan
upaya bahu membahu dengan instansi pemerintah yang relevan, LSM, badan
PBB lainnya ( UNFPA, UNICEF) dan organisasi sosial sipil yang melalui
berbagai diskusi dan pertemuan membahas permasalahan untuk
mengidentifikasi celah yang ada dalam peraturan dan praktik kesehariannya,
untuk memperkuat komitmen, mengidentifikasi, mengurangi, dan mencegah
keadaan tanpa kewarganegaraan, serta untuk memastikan perlindungan bagi
orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
2. UNHCR juga berharap agar upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk
mengurangi statelessness di indonesia, dapat memfasilitasi peratifikasian
Konvensi 1961tentang Pengurangan Keadaan tanpa Kewarganegaraan dalam
waktu yang tidak lama lagi.
3. Perlunya adanya aturan untuk pelayanan akta kelahiran bagi anak-anak
pengungsi di luar negeri yang lahir di indonesia maupun sebelum masuk ke
indonesia, sesuai umur yang telah ditetapkan dari Dirjen Dukcapil.”
4. Dengan cara memperoleh Kewarganegaraan RI diantaranya: kelahiran( ius-soli,
ius-sanguinis)- ABG, Pewarganegaraan/Naturalisasi ( biasa- prestasi- jasa),
registrasi biasa ( perkawinan, ikut orang tua yang sudah pewarganegaraan usia
<18 tahun, diangkat sah sebagai WNI usai<5 tahun .
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan urain dan pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa,


keadaan stateless atau tanpa kewarganegaraan mengakibatkan mereka tidak memiliki
identitas diri, tidak memperoleh hak konstitusional dan perlindungan tertentu, serta
larangan untuk masuk dan memasuki wilayah suatu Neagara; menghadapi resiko antara
lain : eksploitasi yang tinggi, human trafficking, penangkapan dan penahanan sewenang-
wenang, dikenakan tindakan imigrasi. Upaya lain yaitu bekerjasama dengan UNHCR
dan mengadakan perjanjian dengan negara-negara untuk memperjelas status
kewarganegaraan mereka.

3.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran menyangkut keadaan stateless,


diantaranya sebagai berikut:

1. Agar perlindungan hukum diberikan untuk mengidentifikasi, mengurangi dan


mencegah stateless melalui berbagai Konvensi internasional yang berkaitan dengan
stateless
2. Perlunya perubahan undang-undang kewarganegaraan untuk memberikan
perlindungan terhadap orang -orang stateless, dan juga mengambil langkah-langkah
proaktif seperti pengumpulan data kependudukan untuk mengurangi situasi
kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Marilyn Achiron, Kewarganegaraan dan Tak Berkewarganegaraan, Buku Panduan


untuk Anggota Parlemen, UNHCR & Presses Centrales de Lavsane, Swizerland,tth.

Undang-undang nomr 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Widodo Ekatjahjana dan Totok Sudaryanto, Sumber Hukum Tata Negara Formal di
Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001.

https://www.bbc.com/indonesia /dunia/2011/08/110825_statelesspeople.

https://bekasi.ayoindonesia.com/internasional/pr-30859722/Lima-Belas-Jutaan-Orang-Tak -
Punya-Status-Warga-Negara.

Anda mungkin juga menyukai