Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH AUDIT KINERJA SEKTOR PUBLIK DAN

PENGAWASAN FUNGSIONALTERHADAP AKUNTABILITAS


PUBLIK PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI
PEMERINTAHAN KABUPATEN SIKKA

Oleh :

Aloysia Rafaela Djeen (22105380659)

02 Maret 2023

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

(STIESIA)

SURABAYA

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong perlu
adanya perbaikan dalam pengelolaan maka dalam era otonomi daerah sekarang ini masing-
maisng daerah diberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan di luar urusan pemerintah pusat. Pemberian otonomi daerah ini diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia. Selain
itu otonomi daerah diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas pada pengelolaan
sumber daya daerah, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat,
membudayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
proses pembangunan. Pemerintah sebagai lembaga yang bertanggungjawab penuh terhadap
masyarakat atau publik, tentunya mempunyai kewajiban untuk menyediakan pelayanan
publik guna membantu dan melayani kebutuhan dari masyarakat.Pemerintah daerah diberi
kewenangan yang luas untuk dapat menyelenggarakan pemerintahannya sendiri, karena
harapan masyarakat adalah terwujudnya pemerintahan yang transparan serta menjunjung
tinggi akuntabilitas publik, meskipun sampai sekarang kita merasakan masih sangat sulit
untuk menuntut pemerintah daerah memberikan informasi secara luas terkait
pertanggungjawaban laporan kinerja.
Akuntabilitas dan transparansi dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting
dari reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan bahwa
pengelolaan keuangan pemerintah yang telah dilakukan aparatur pemerintah , maka fungsi
akuntabilitas dan audit atas pelaporan keuangan sektor publik harus berjalan dengan baik.
Seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor publik meningkatkan kualitas,
profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit
yang tidak hanya terbatas pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan
melakukan audit terhadap kinerja sektor publik.Audit Kinerja menurut UU No.15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Pasal 4 (3)
yaitu pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas (Susbiyani,
2016).
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerjameliputi
audit atas aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang pada dasarnya merupakan perluasan
dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya, yang membedakan antara audit
kinerja dengan audit lainnya adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit keuangan, hasil
audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan tanpa pemberian
rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam audit kinerja, audit tidak hanya sekedar
menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan akan tetapi
dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang. (Supardi dan wiarty,
2010).
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan untuk pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo, 2002). Dalam sektor
organisasi pemerintah,akuntabilitas publik adalah pemberitahuan atas informasi-informasi
yang berkaitandengan aktivitas, kegiatan dan kinerja pemerintah kepada pihak-pihak
yangberkepentingan dengan laporan tersebut. Berdasarkan teori diatas dapat dikatakan bahwa
Akuntabilitas Publik merupakan bagianperwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber-sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik. Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat
agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas
publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin
dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan
audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit yang dilakukan pada sektor publik
pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional dan hukum, dimana audit
sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang berbeda serta peran
yang lebih luas dibanding audit sektor swasta. Pada sektor pemerintahan audit yang
dilaksanakan tidak hanya terbatas pada audit terhadap suatu laporan keuangan namun
terdapat audit dengan tujuan tertentu, yaitu dengan melakukan audit atas kinerja pemerintah.
Pengawasan merupakan suatu proses untuk dapat mengetahui pekerjaan apa yangtelah
dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan tujuan agarpelaksanaan
pekerjaan sudah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan adalah suatu
proses kegiatan penilaian terhadap objek pengawasan kegiatan tertentu dengan tujuan untuk
memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi objek pengawasan dan atau kegiatan
tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan atau penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah menurut Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan PemerintahanDaerah menyatakan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerahadalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar
pemerintahan daerahberjalan secara efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Berdasarkan pengertian diatas, pengawasan merupakan suatu cara
yangdilakukan guna menjamin suatu kegiatan yang dilaksanakan secara tepat danapabila
terdapat penyimpangan akan dilakukan tindakan perbaikan. Tujuan daripengawasan menurut
Baswir (2000) adalah untuk melihat dan mengamati apa yangbenar-benar terjadi serta
membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengawasan bukan berupa pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk
menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah No 20 tahun 2002 tentang pertimbangan dan
pengawasan atas penyelenggara pemerintah daerah mengemukakan bahwa: “Pengawasan
fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau badan atau unit yang
mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengkajian,
penyusutan dan penilaian”. Pengawasan Fungsional merupakan Pengawasan yang dilakukan
oleh aparat pengawasan fungsional, baik yang berasal dari lingkungan internal pemerintah
daerah maupun yang berasal dari lingkungan eksternal pemerintah daerah (Sadu Wasistiono,
2010).Deddy Supardi dan Sherly (2010) menyatakan bahwa pengawasan fungsional yang
akan menunjang akuntabilitas publik.
Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor publik pemerintah
sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka
akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan, korupsi, kolusi dan berbagai
ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit sektor publik dipengaruhi oleh kapabilitas
teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi maupun kelembagaan. Untuk
meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan auditor sektor
publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah, baik
secara pribadi maupun kelembagaan (Ritonga, 2013). Bastian (2007:48) menyatakan bahwa
apabila pelaksanaan audit kinerja dilakukan dengan baik, maka tingkat akuntabilitas
pemerintah dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggungjawab akan
meningkat, sehingga mendorong adanya pengawasan dan kemudian tindakan koreksi.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untukmelakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik Dan
Pengawasan FungsionalTerhadap Akuntabilitas Publik Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Sikka”

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah audit kinerja sektor publik berpengaruh terhadap akuntabilitaspublik pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupaten Sikka?
2. Apakah pengawasan fungsional berpengaruh terhadap akuntabilitas publikpada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupaten Sikka?
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis
1. Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik menurut Mahmudi (2007) merupakan suatu proses pemberian
informasi atas aktivitas dan kegiatan pemerintah kepada pihak pihak yang berkepentingan.
Akuntabilitas berkaitan dengan kewajiban pemerintah untuk menjelaskan serta menjawab
berbagai pertanyaan tentang apa sedang dilaksanakan dan direncanakan pada masa yang akan
datang dan yang telah di lakukan oleh pemerintah kepada masyarakat. Sedangkan menurut
Menurut Lukito (2014), menjelaskan bahwa akuntabilitas adalah suatu bentuk kewajiban
penyelenggara kegiatan publik untuk dapat menjelaskan dan menjawab segala hal mengenai
langkah-langkah dari seluruh keputusan dan proses yang dilakukan serta bertanggungjawab
terhadap apa yang telah dikerjakan dan hasil kinerjanya. Ukuran keberhasilan kinerja
pemerintah adalah kualitas kinerja yang dihasilkan dalam hal pelayanan berkualitas yang
disediakan sehingga berdampak terhadap masyarakat.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan diatas dapat dikatakan bahwa Akuntabilitas
Publik merupakan bagian perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber-sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik. Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas)
dari sektor publik pemerintah sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa
kualitas audit yang baik, maka akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan,
korupsi, kolusi dan berbagai ketidakberesan di pemerintahan.

2. Audit Kinerja Sektor Publik


Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti atau permasalahan secara obyektif pada kinerja sektor publik atas
ekonomi dan efisiensi sebuah program, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan,
fungsi yang melakukan aktifitas serta kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan,
peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian diantara kinerja yang telah
dicapai dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang menggunakan laporan tersebut (Harun,2009). Audit
kinerja dapat dilaksanakan oleh pihak auditor internal maupun auditor eksternal yang
profesional dan kompeten di bidangnya sehingga menjamin objektivitas hasil audit.
Pengertian audit kinerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 50 merupakan audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek
kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
Audit kinerja (performance audit) pada sektor publik dapat membantu masyarakat dalam
hal mengetahui kinerja yang dilakukan oleh organisasi publik. Audit kinerja dapat dilakukan
pada sector perusahaan swasta maupun sektor publik dan badan pemerintahan, karena dari
semua kepentingan masyarakat merupakan prioritas yang paling utama. Audit kinerja
bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan mengidentifikasi kinerja untuk peningkatan kinerja
guna perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Selama ini, hasil dari audit kinerja biasanya sering
disebut sebagai informasi yang hanya ditujukan kepada konsumsi pihak manajemen
perusahaan, karena menelaah secara sistematik kegiatan organisasi dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu..

3. Pengawasan Fungsional
Pengertian pengawasan fungsional berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah No 20
tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
mengemukakan bahwa: Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh
lembaga atau badan atau unit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan
melalui pemeriksaan, pengkajian, penyusutan dan penilaian. Pengawasan merupakan proses
kegiatan penilaian terhadap suatu objek pengawasan tertentu dengan tujuan untuk
memastikan apakah pelaskanaan tugas dan fungsi objek pengawasan kegiatan tersebut telah
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan
bukan hanya berupa pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk dapat
menjamin pencapaian sasaran yang telah ditentukan dalam peraturan (Hermawati, 2019).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, diantranya sebagai berikut:
 Perubahan yang terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi,
 Kompleksitas organisasi yang memerlukan pengawasan formal karena adanya
desentralisasi kekuasaan,
 Kesalahan/penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah seperti skripsi, tesis,
disertasi atau jurnal penelitian. Berikut adalah penelitian terdahulu yang menjadi acuan
peneliti dalam melakukan penelitian :
1. Arik Susbiyani (2016) dari Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember
tentang “Audit Kinerja Sektor Publik dan Pengawasan Fungsional Terhadap
Akuntabilitas Publik Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Pemerintah Kota
Bondowoso” Dalam penelitian tersebut peneliti mengkaji tentang pengaruh audit
kinerja sektor publik dan pengawasan pungsional pada pemerintah daerah
Bondowoso. Hasil dari penelitian ini menunjukan audit kinerja berpengaruh
signifikan positif terhadap akuntabilitas publik. Pengawasan Fungsional berpengaruh
signifikan positif terhadap akuntabilitas publik. Pengawasan fungsional berpengaruh
lebih besar dibandingkan audit kinerja sektor publik, berpengaruh signifikan positif
tehadap akuntabilitas publik.
2. Pujiono dan I Ketut Jati dari Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya dan
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana tentang “Pengaruh Audit Sektor Publik
Terhadap Pengembangan Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia” Penelitian ini
membahas tentang meningkatnya auditor sektor publik khususnya yang berkaitan
dengan sektor pemerintahan di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa untuk memperbaiki audit sektor publik di Indonesia, yang harus diperhatikan
pertama kali adalah perbaikan pada sistem dan standar akuntansi pemerintahan oleh
badan yang independen yang mendapat mandat dari lembaga eksekutif negara
Langkah berikutnya baru melakukan perbaikan pada sistem dan standar audit, yang
proses pembentukannya mengacu pada akuntansi pemerintahan juga.
3. Hermawati dari Universitas Gunadarma tentang “Pengaruh Audit Kinerja Sektor
Publik Dan Pengawasan Fungsional Terhadap Akuntabilitas Publik Pada Dinas
Pendidikan Di Jakarta Pusat” Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh
audit kinerja dan pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas publik pada Suku
Dinas Pendidikan Kota Jakarta Pusat. Hasil uji hipotesis secara parsial disimpulkan
bahwa audit kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas publik.
Hal ini berarti apabila audit kinerja semakin baik maka akuntabilitas publik akan
semakin meningkat pula. Hasil uji hipotesis secara parsial disimpulkan bahwa
pengawasan fungsional berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas
publik. Hal ini berarti apabila pengawasan fungsional semakin meningkat maka akan
dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
4. Agila Fitria Hadi tentang Pengaruh Efektivitas Pengeloalaan Keuangan Daerah Dan
Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik Dengan Pengawasan Fungsional
Sebagai Vaiabel Pemoderasi (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Sidoarjo). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas pengeloaan
keuangan daerah berpengaruh positif terhadap akuntabilitas publik. Audit Kinerja
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas publik. Pengawasan fungsional tidak
dapat memoderasi pengaruh efektivitas pengeloaan keuangan daerah terhadap
akuntabilitas publik. Pengawasan fungsinoal tidak dapat memoderisasi pengaruh
audit kinerja terhadap akuntabilitas publik.
5. Aprita tentang Pengaruh Audit Kinerja, Pengawasan Fungsional dan Pelaporan
Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik (studi kasus pada inspektorat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung) Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial
audit kinerja dan pengawasan fungsional memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap akuntabilitas publik, sedangkan pelaporan kinerja tidak
berpengaruh terhadap akuntabilitas publik.
6. Maya Widyana Dewi dan Nisa Budianti Accounting Study Program STIE-AAS
Surakarta, Central Java, Indonesia dengan judul The Effect Of Performance Audits
On Government Apparatus On The Quality Of Public Services In Banjarsari Sub-
Sub-District Surakarta. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan
Kualitatif. Hasil penelitian adalah (a) audit kualitas hasil kerja dan audit ketepatan
waktu berpengaruh secara parsial terhadap kualitas pelayanan publik, sedangkan
audit kuantitas pekerjaan tidak; (b) audit kualitas hasil kerja, audit kuantitas
pekerjaan dan audit ketepatan waktu secara simultan berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan publik; (c) Variabel audit kinerja yang paling berpengaruh adalah audit
kualitas kerja.
7. Ludfa Febrianaÿ, Siti Maria Wardayati dan Whedy Prasetyo dari Faculty of
Economics and Business, Universitas Jember dengan judul The Effect of Internal
Control Factors on the Accountability of the Auditor at the Inspectirate of Jombang
District. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
analisis statistik multivariat dengan menggunakan analisis regresi berganda. Uji
yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian
membuktikan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko manajemen,
pengendalian aktivitas, komunikasi dan informasi, dan pengawasan berpengaruh
terhadap akuntabilitas auditor di Inspektorat Kabupaten Jombang.
8. Dalia Daujotaitÿ dan Irena Maÿerinskienÿ dari Department of Finance and
Taxations, Mykolas Romeris University dan Department of Banking and
Investments, Mykolas Romeris Universit dengan judul Development Of
Performance Audit In Public Sector. Penelitian ini berkaitan dengan pengembangan
audit kinerja termasuk manajemen kinerja hubungan dan model audit kinerja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa Konsep input, proses, output, hasil, dan dampak,
serta antarmuka mereka dengan tujuan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang
disebutkan di atas, adalah alat umum untuk manajer publik dan auditor kinerja
publik.
9. JO Odia dari Department of Accounting, University of Benin, Benin City, NIGERIA
dengan judul Performance Auditing and Public Sector Accountability in Nigeria:
The Roles of Supreme Audit Institutions (SAIs). Penelitian ini berkaitan dengan
tingkat korupsi, penjarahan, penggelapan dana publik oleh pejabat terpilih dan
pejabat publik lainnya telah mencapai dimensi yang mengkhawatirkan. Hasil
penelitian membuktikan bahwa aturan saja tidak dapat menjamin independensi SAI
untuk mendorong akuntabilitas publik. Mereka harus memiliki sikap berpikir,
menghargai nilai independensi dan harus siap memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya. SAI membutuhkan dukungan sekutu dari komite akun legislatif seperti
PAC, anggota parlemen dan masyarakat.
10. Åge Johnsen, Pentti Meklin, Lasse Oulasvirta and Jarmo Vakkuri dengan judul
Performance auditing in local government: an exploratory study of perceived
efficiency of municipal value for money auditing in Finland and Norway.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi beberapa kesenjangan ini.  Tujuan dari studi
banding ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana praktik audit kinerja, termasuk
pengukuran kinerja, digunakan untuk menilai dan memverifikasi nilai uang di
pemerintah daerah dan untuk meningkatkan akuntabilitas kota dan kabupaten. Hasil
penelitian membuktikan bahwa Meskipun ada beberapa masalah yang terkait dengan
kualitas laporan audit kinerja, para informan menganggap audit kinerja berfungsi
sebagai alat manajemen publik yang rasional dan bermanfaat.
C. Model Penelitian
1. Metode penelitian pada penelitian ini menggunkan Metode analisis deskriptif .
metode analisis deskriptif dalah analisis statistik yang dapat digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan data yang
sudah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk memberikan
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016). Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan yaitu audit kinerja sektor publik, pengawasan
fungsional dan akuntabilitas publik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada pegawai
Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Sikka. Penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.

2. Hipotesis
 Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Publik.
Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memproleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif apakah kinerja sektor publik atas aspek
ekonomi dan efisiensi suatu program, efektifitas dalam pencapaian hasil kerja
yang diinginkan fungsi yang melakukan aktivitas dan kepatuhan terhadap
kebijakan yang sudah ditetapkan, peraturan dan hukum yang berlaku,
menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dan belum dicapai
dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
H1 = Audit Kinerja Sektor Publik Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Publik
 Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Akuntabilitas Publik.
Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh aktivitas dan
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua kegiatan dan aktivitas yang
sedang dikerjakan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan Fungsiona
merupakan proses pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan
fungsional, baik apparat yang berasal dari lingkungan internal pemerintah
daerah maupun aparat yang berasal dari lingkungan eksternal pemerintah daerah
H2 = Pengawasan Fungsional Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas Publik
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Berdasarkan
definisi tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan populasi merupakan obyek
atau subyek yang mempunyai nilai dan syarat tertentu yang berkaitan dengan
penelitian, maka yang akan menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah
pegawai-pegawai yang berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Di
Pemerintahan Kabupaten Sikka. 0
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
yaitu pegawai yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dijadikan
sebagai sampel penelitian yaitu:
 Merupakan Pegawai yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran
minimal 1 tahun.
 Pendidikan terakhir minimal SMA

B. Sampel
Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipunyai oleh populasi
tersebut. Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari populasi yang
menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampel yang dipilih yaitu
menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85). Alasan
meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk
penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi
menurut Sugiyono, (2016: 85) Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah aplikasi
SPSS 20.

C. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Penelitian
Variabel adalah Suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel dependen dan independen. Variabel dependen yaitu Akuntabilitas
Kerja. Sedangkan Variabel Independen yaitu Audit Kinerja dan Pengawasan.
2. Definisi Operasional Variabel
 Audit Kinerja. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif pada kinerja sektor
publik atas ekonomi dan efisiensi suatu program. Indikator Audit Internal
adalah: Audit Program (Audit Efektivitas) dan Audit Ekonomi dan
Efefisensi. Sumbernya dari Lewerissa N dan N Handayani (2018)
 Pengawasan Fungsional. Pengawasan Fungsional adalah segala tindakan dan
bentuk tindakan untuk menjamin agar suatu pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesusai dengan rencana, aturan serta tujuan yang sudah ditentukan.
Indikator Pengawasan Fungsional yaitu: Stanadar Umum, Standar Koordinasi
dan Kendali Mutu, Standar Pelaksanaan, Standar Pelaporan dan Standar
Tindak Lanjut. Sumbernya dari Ersalina & Subardjo (2019)
 Akuntabilitas Publik. Akuntabilitas Publik adalah Kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang, badan hukum, pimpinan atau organiasasi kepada
pihak yang berkepentingan. Indikator Akuntabilitas Publik yaitu Keputusan
harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi yang membutuhkan, Keputusan
sesuai standar etika, nilai-nilai yang berlaku dan prinsip-prinsip administrasi
yang benar, Adanya kejelasan dari sasaran, Adanya mekanisme untuk
menjamin bahwa standar telah terpenuhi, Adanya konsistensi dan prioritas
dalam target operasional. Sumbernya dari Zainuddin & Mahdi (2018).
D. Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Data.
 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah analisis statistik yang dapat digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan
data yang sudah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk
memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu audit
kinerja sektor publik, pengawasan fungsional dan akuntabilitas publik.
2. Uji Kualitas Data
 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah cara uji data untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau
handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
(Sunyoto, 2016). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Namun ada yang menggunakan
0,70 atau 0,80 atau 0,90 tergantung tingkat kesulitan data dan peneliti.
 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatukuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Sunyoto, 2016).
 Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing
variable berdistrbusi atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena dapat
membantu melakukan pengujianpengujian vairbel lainnya dengan
mengasumsikan bahwa nlai residual mengikuti distirbusi normal. Jika asumsi
ini dilanggar maka uji statistic ini menjadi tidak valid dan statistic parametic
tidak dapat digunakan.
3. Analisis Regresi
 Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis dan
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaan model regresi berganda menurut Sugiyono (2010)
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = Akuntabilitas Publik
a = Konstanta
X1 =Audit Kinerja Sektor Publik
X2 = Pengawasan Fungsional
b = Koefisien regresi
e = error
4. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
 Uji Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat
kemampuan model dalam menerangkan variasi-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Jika nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Jika nilai R2 mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memperediksi variabel dependen koefisien determinasi (R2) untuk mengukur
kemampuan model dalam memvariasi variabel dependen. Nilai koefisien
yang kecil dapat menandakan kemampuan variabel-variabel independen
sangat terbatas. Apabila nilai koefisensi determinasi mendekati angka satu
berarti menunjukan bahwa variabel independen memberikan hampir semua
infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
 Uji F
Uji F dilakukan untuk dapat mengetahui apakah model yang digunakan layak
untuk memprediksi variabel Y. Jika nilai signifikan yang didapat < 0,05
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen
yang menandakan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
 Uji t
Uji statistic pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi model variabel
dependen. Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai