Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS

PUBLIK PADA PERUMDAM TIRTA MUKTI KABUPATEN CIANJUR


Risa Estiya Fitri
Universitas Widyatama Bandung
risa.estiya@widyatama.ac.id apri.wandi@widyatama.ac.id

*Corresponding Author
Submited : 99/xxx/9999 (mohon tidak diisi oleh author, bagian ini diisi oleh editor)
Accapted : 99/xxx/9999
Published : 99/xxx/9999

Abstract
Performance audit checks have been carried out by BPKP or the Financial and Development
Supervisory Agency, at the Drinking Water Regional Public Company or PERUMDAM Tirta
Mukti Cianjur Regency. This study aims to determine the extent of the relationship between
performance audit checks and public accountability at Perumdam Tirta Mukti Cianjur Regency.
The data collection method used is literature study and questionnaire. The author agrees to
know the history that describes aspects related to the topic of concern from various points of
view, therefore the analysis method used in this research is the simple regression analysis
method with the help of Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 18. From the
results of research at the Tirta Mukti Drinking Water Regional Public Company
(PERUMDAM) Cianjur Regency, it can be that the relationship between performance audits
and public accountability has a significant effect.
Keywords: Performance audit, Accountability.

Abstrak
Pemeriksaan audit kinerja telah dilakukan oleh BPKP atau Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum atau PERUMDAM Tirta Mukti
Kabupaten Cianjur. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
pemeriksaan audit kinerja dengan akuntabilitas publik pada Perumdam Tirta Mukti
Kabupaten Cianjur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan
kuesioner. Penulis beretujuan untuk mengetahui historis yang mendeskripsikan aspek yang
berkaitan dengan topik yang menjadi perhatian dari berbagai macam sudut pandang, maka
dari itu metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
sederhana dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18. Dari hasil
penelitian di Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Mukti Kabupaten
Cianjur, dapat bahwa hubungan dari audit kinerja dan akuntabilitas publika berpengaruh
siginfikan.
Kata kunci: Audit kinerja , Akuntabilitas.

I. PENDAHULUAN
Badan usaha milik negara (BUMN) yang penugasan pengelolaannya dilakukana pada tingkat
pemerintah daerah dapat disebutkan sebagai Badan usaha Milik Daerah (BUMD). Bersasarkan
peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah, bahwa Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD merupakan badan
usaha dengan kepemlikan modal yang sebagian besar dimiliki oleh daerah itu sendiri. Adapun
latar belakang dibentuknya perusahaan milik daerah adalah sebagai salah bentuk keikutsertaan
pemerintah dalam melakukan pembangunan dan pengembangan potensi daerah, khusunya dari
segi ekonomi, agar tarcapainya masayarakat yang adil dan juga makmur. Perusahan Daerah
Umum Air Minum Tirta Mukti merupakan Badan usaha milik pemerintah daerah Kabupaten
Cianjur yang merupakan perusahaan sektor publik dengan tujuan utama untuk memberikan
pelayanan penyediaan air bersih kepada pelanggan masyarakat Kab. Cianjur dalam pengelolaan
dan pendistribusian air minum serta menghasilkan laba.
Audit kinerja merupakan rangkaian kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan secara sistematis,
dan juga dilaksanakan secara objektif si terhadap berbagai macam bukti kegiatan untuk
memberikan suatu penilaian kinerja terhadap suatu entitas yang di audit. Kaitannya berhubungan
dengan kegiatan ekonomi, efesiensi dan juga efektivitas untuk melakukan evaluasi kinerja dari
entitas yang diaudit. Selain itu adit kinerja bertujaun untuk meningkatkan pelayanan dan juga
akuntabilitas publik. Akuntabiltas terkait erat dengan instrumen pengendalian kontrol suartu
kegiatan, khusunya dalam hal pancapaian hasil dalam melaksanakan kegiatan pelayanan publik
lalu dalam kegiatan penyampaian informasi yang secara transparan kepada masyarakat (Ayudya,
2010).
Penilaian kinerja pada Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur melalui Audit Kinerja telah
dilaksanakan oleh badan pemerintah khusus yaitu Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat di setiap tahunnya. Berdasarkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 bahwa “tingkat keberhasilan pengelolaan PDAM ini diukur
melalui proses penilaian kinerja dengan tingkat keberhasilan Baik sekali, Baik, Cukup, Kurang,
dan Tidak Baik. Dalam pelaksanaan penilaian kinerja terdapat tiga aspek pokok yang harus
terlaksana diantaranya, penilaian aspek Keuangan, penilaian aspek operasional, dan penialain
Aspek Administrasi.

Pada tahun 2020 hasil penilaian audit kinerja perusahaan dalam kategori “Baik” dengan skor
3,15 dan meningkat pada Tahun 2021 sebesar 0,1 dengan skor 3,25 (ditambah Tahun 2022). Hal
ini menunjukan adanya peningkatan kinerja setiap tahunnya yang dilihat dalam tiga aspek
penilaian, yaitu Aspek keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi. Meskipun
demikian, penilaian kinerja yang bersumber dari aspek keuangan perusahaan saja tidak mampu
untuk menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya. Pada faktanya jika dilihat dari sisi
nonkeuangan, Perumdam Tirta Mukti Kab. Cianjur pada saat ini masih belum dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan seutuhnya karena masih saja terdapat informasi mengenai keluhan
pelanggan yang tidak dapat memenuhi distribusi air bersih selama 24 jam. Hal ini disebabkan
karena adanya beberapa faktor, faktor yang terpenting yaitu tingginya tingkat kebocoran atau
kehilangan air yang diproduksi dan didistribusikan perusahaan melebihi batas toleransi yaitu
sebesar 20%. Tingginya tingkat kebocoran yang dihadapi Perumdam Tirta Mukti Kab. Cianjur
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya alat ukur pada setiap jaringan induk produksi dan
distribusi tidak terpasang baik sehingga perhitungan hanya berdasarkan taksiran/estimasi,
pencatatan pemakaian air dilapangan belum akurat, belum optimalnya program penggantian
meter air pelanggan, intalasi transmisi dan distribusi yang sudah melampaui umur teknisnya.
Akuntabiltas merupakan instrumen pengendalian kontrol khususnya pada aspek hasil pencapaian
dalam pelayanan publik dan cara penyampaian informasi yang diberikan secara secara transparan
kepada masyarakat (Ayudya, 2010). Kinerja karyawan atau prestasi kerja merupakan produk
yang dihasilkan dari proses kerja baik yang bersifat kualitas maupun yang bersifat kuantitas.
Kinerja dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009: 18). Selanjutnya menurut Sedarmayanti
(2011: 260), kinerja merupakam terjemahan dari kata performance yang memilik makna hasil
kerja seorang pekerja atau dapat dikatakan sebuah proses manajemen ataupun suatu organisasi
secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit
dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Audit kinerja dapat
meningkatkan tingkat akuntabilitas suatu entitas publik dan juga dapat memupermudah
pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memperkarsai
tindakan koreksi. Cakupan audit kinerja pada dasarnya berkaita dangan kegiatan ekonomi,
efisiensi, dan efektifitas suatu program (3 E). Suatu entitas publik seharusnya secara
berkelanjutan dapat melakukan perbaikan kinerja dan evaluasi, demi tercapainya program 3 E,
ekonomis, efektif dan efisien. Untuk mempermudah pemenuhan capaian atau tuntutan tersebut,
peran audit kinerja pada sebuah entitas merupakan kebutuhan yang mutlak dan seharunya dapat
diterapkan sesegera mungkin.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memilik ketertarikan untuk melaksanakan
penelitian dan menuangkannya dalam makalah dengan judul “PENGARUH AUDIT KINERJA
TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK PADA PERUMDAM TIRTA MUKTI
KABUPATEN CIANJUR”.

Pengertian Audit Kinerja


Mengacu pada peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 pasal 50 ayat (2), mengenai
definisi dari audit kinerja, bahwasnnya audit kinerja merupakan kegiatan pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan dan pemeriksaaan terhadap pelaksanaan tugas dan juga fungsi suatu
instansi pemerintah yang berisi pemeriksaaan dari beberapa aspek yaitu pemeriksaan audit
aspek ekonomis, aspek efisiensi, aspek efektivitas, dan pemeriksaan terhadapa ketaatan pada
peraturan. Audit kinerja bertujuan untuk melakukan penilaian kinerja suatu entitas, program,
ataupun suatu kegiatan yang meliputi audit atas aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas (3e).
Sedangkan Ihyaul (2009:55) menjelaskan definisi audit kinerja sektor publik adalah suatu
pengujian dan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara yang sistematis, teorganisir, dan
bersifat objektif atas suatu entitas untuk menilai sejauh mana pemanfaatan sumber daya dalam
memberikan pelayanan terhadap publik secara efisien dan efektif dalam memenuhi harapan
pemangku jabatan dan memberikan rekomendasi agar terdapat peningkatan kinerja. Cakupan
pemriksaan dalam audit kinerja sektor publik adalah sebagai berikut

1. Penelitian awal informasi kinerja


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
3. Fokus pada ukuran-ukuran penting
4. Perencanaan dan pelaksanaan audit kinerja sektor publik
5. Pengendalian kinerja audit sektor publik

Dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, pengertian audit kinerja adalah audit atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit aspek
efektivitas.
Sedangkan jika mengacu pada pengertian menurut Indra Bastian (2007:47) pengertian audit
adalah “Pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat
melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/ kegiatan pemerintah
yang diaudit.”
Dari beberapa pengertian diatas mengenai definisi audit kinerja dapat disimpulkan bahwa
audit kinerja merupakan suatu proses yang bersifat sistematis yang yang dilakukan untuk
melakukan verifikasi investigasi dan juga evaluasi dengan tujuan mendapatkan data dalam
bentuk bukti audit, dan dilaksanakan secara objektif atas kinerja suatu entitas, program, fungsi
ataupun suatu kegiatan. Audit kinerja dapat dikatakan sebagai turunan dari audit pemriksaaan
laporan keuangan, kaitannya di dalam penerapan prosedur dan tujuan yang merupakan suatu
proses pemeriksaan terhadap suatu entitas publik untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan apakah sudah sesuai standar atau tidak, yang dilakukan untuk
memberikan pertanggungjawaban atas kinerja dan untuk memberikan penilaian apakah kinerja
organisasi telah memenuhi harapan dan telah sesuai dengan ketentuan.

Karakteristik Audit Kinerja


Karakteristik dari audit kinerja merupakan suatu hal yang hanya dimiliki oleh pemeriksaan
audit lainnya dan hanya dimiliki oleh audit kinerja.
Menurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo(1980) yang telah dikutip oleh I Gusti Agung Rai
terdapat beberapa karakteristik dari audit kinerja, adapun karakteristik yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan harus dilakuakan secara wajar (fair), objektif, dan kongkret
disamping itu berfikir secara dinamis, konstruktif, dan kreatif. Pemeriksa pun
mesti mampu bertindak secara diplomatis.
b. Pemeriksa atau setidaknya tim yang bertanggungjawab dalam melakukan
pemeriksaan secara kolektif, dituntut untuk memiliki wawasan kemampuan dari
berbagai macam latar bidang keilmuaan seperti pada bidang ekonomi, hukum,
moneter, statistik, komputer,keinsinyuran, dan lain sebagainya.
c. Agar investigasi dapat terlaksana dengan baikn dan juga dapat berhasil, pemeriksa
diharuskan untuk berfikir dengan memakai sudut pandang pejabat pimpinan
organisasi yang diperiksanya selain itu pemeriksa mesti benar-benar mengetahui
duduk perkara yang dihadapinya, dia harus dapat mengantisipasi problem serta
cara penyelesaiannya, dan memberikan gambaran perihal perbaikan-perbaikan
yang mampu dipraktekan dalam suatu entitas yang diperiksanya.
d. Pemeriksaan operasional harus mampu berfungsi sebagai sebuah metode
peringatan dini agar pimpinan secara tepat pada waktunya, setidak-tidaknya
belum terlambat mampu mengadakan tindakan-tindakan korektif yang mengarah
pada perbaikan organisasinya.
Karakteristik audit kinerja yang telah dipaparkan di atas dapat dikaitkan dengan rancangan
audit kinerja sebagai audit for management, bukan audit to management. Dengan maksud
auditor harus dapat memberikan saran evaluasi bagi kegiatan administrasi sebagai suatu
bentuk usaha agar tercapainya peningkatan akuntabilitas dan kinerja entitas yang diaudit.
Selain karakteristik yang telah dipaparkan di atas, terdapat karakteristik lain yang terdapat
pada audit kinerja diantaranya adalah sebagai berikut ini;
1. Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar.
2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian dinilai tidak akan
memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau
lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci.
Dari karakteristik audit kinerja diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar yaitu sebagai
berikut.
a. Apakah entitas sudah melaksananakann suatu program atau suatu kegiatan yang
benar (doing the right things) ?
b. Apakah sesuatu program ataupun kegiatan telah dilaksanakan dengan tata cara
yang benar (doing the things right) ?
Pertanyaan pertama ditujukan terutama bagi pembuat kebijakan. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi apakah kebijakan telah diambil telah diputuskan dengan tepat. Pertanyaan
kedua ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan yang diambil telah diterapkan
dengan benar atau apakah kebijakan tersebut telah dilaksanakan dengan cara-cara yang
memadai. Kedua pertanyaan tersebut merupakan makna dari efektivitas dan efisiensi.
Hubungan antara efektivitas danefisiensi tidak selalu berbanding lurus. Suatu kegiatan yang
dilakukan secara efisien, demikian juga sebaliknya.
Salah satu cara untuk melihat hubungan antara efektivitas dan efisiensi dapat diilustrasikan
dalam gambar dibawah ini,
Gambar 2 Kuadran Efektivitas dan Efisiensi
Apakah suatu kegiatanyang benar telah dilakukan Pendekatan Efektivitas
YA TIDAK
Apakah suatu kegiatan
telah dilakukan dengan YA
KUADRAN I KUADRAN II
cara yang sesuai dan
efisien KUADRAN III KUADRAN IV
TIDAK

Sumber : I Gusti Agung Rai (2008:44)


Gambar 2 (Ilustrasi Karakteristik)

Sebagaimana ditunjukkan pada diagram di atas, ada beberapa kasus yang mungkin terjadi,
yaitu sebagai berikut :
a. Suatu program atau kegiatan yang benar dilakukan dengan menggunakan cara/metode
terbaik, benar, dan murah (kuadran I).
b. Suatu kegiatan atau program telah dirancang dengan benar, tetapi tidak dilakukan
dengan cara yang benar dan efisien (kuadran III).
c. Terakhir, terdapat kasus-kasus dimana suatu kegiatan atau program yang benar tidak
dilakukan, terlepas dari apakah cara atas metode yang digunakan benar atau tidak
(kuadran II dan IV).
Jika auditor mendapatkan auditee tidak melakukan sesuatu yang benar, auditor harus
mempertimbangkan pemberian rekomendasi perubahan total atas pekerjaan yang dilakukan
oleh auditee atau menghentikan program/kegiatan yang bersangkutan.
Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan
memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi internal
lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci.
Karakteristik yang telah dipaparkan diatas dapat dikatakan sangat relevan dengan konsep
audit kinerja yang bertujuan sebagai audit for management, dan bukan melainkan audit to
management. Dalam hal audit for management, auditor harus mampu memberikan rekomendasi
perbaikan bagi manajemen sebagai upaya peningkatan kinerja maupun akuntabilitas untuk
entitas yang di periksa.

Tujuan dan Manfaat Audit Kinerja


Secara lebih spesifik, manfaat dilaksanakannya audit kinerja bagi organisasi sektor
publik menurut Mahmudi (2007:189) dapat lihat pada pemaparan sebagai berikut;
1. Tujuan untuk meningkatkan pendapatan. Sebagai hasil dari perbaikan kebocoran dan
ketidakoptimalan manajemen.
2. Tujuan untuk efisiensi artinya dapat berpengaruh terhadap pengurangan biaya atau
belanja yang sebelumnya tidak tepat, dikarenakan sumber pemborosan dan sumber
kebocoran sebelumnya telah ditemukan atau diidentifikas dan dievaluasi sehingga
dapat terjadinya kontrol biaya dan berdampak pada penghematan biaya.
3. Tujuan untuk melakukan perbaikan efisiensi dan produktifitas.
4. Tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga pelayanan yang
diberikan merupakan pelayanan yang prima.
5. Tujuan meningkatkan kesadaran manajemen pada sektor publik mengenai
pentingnya akuntabilitas dan juga pentingnya transparansi dalam penggunaan
sumber daya publik.
Audit kinerja pada dasarnya akan menjawab pertanyaan manajemen terkait efesiensi dan
efektifitas pada suatu entitas. Selanjutnya audit kinerja dapat menjadi langkah prefentif agar
pada kegiatan suatu entitas bisnis tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti
pemborosan sumber daya, kesalahan penggunaan sumber daya, ketidak sesuaian kinerja
dengan standar opersional dan lain-lain. Selain itu pelaksanaan audit kinerja dapat menjadi
sumber informasi yang independen dan objektif yang akan digunakan oleh para pemangku
kebijakan atau stakeholders, sehingga manajemen dapat mengambil langkah atau keputusan
bisnis yang tepat dan cepat. Sehingga audit kinerja sudah seharusnya dilaksanakan untuk
menjadi pengendalian interen bagi suatu entitas khusunya untuk entitas pada sektor publik
seperti Perumda Tirta Mukti Kabupaten Cianjur. Agar tercapai nya perubahan dan perbaikan
kea rah yang lebih sesuai dengan harapan manajemen.
Suatu kegiatan atau program dan atau projek jika telah dilaksanakan secara ekonomis,
efektif dan efisiens, lalu dilakukan dengan tatacara sesuai dengan peraturan manajemen dan
peraturan pemerintah, maka akan berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas
kegiatan atau program atau projek tersebut.Audit kinerja berfokus pada letak kelemahan dana
tau kekurangan dalam peraturan yang terkait dalam kegiatannya, yang pada akhirnya mampu
memberi nilai lebih dan mampu meminimalisir risiko dalam penyelenggaraannya.

Akuntabilitas Publik
Pengertian Akuntabilitas Publik
Secara garis besar akuntabilitas dapat didefiniskan sebagai suatu kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban baik itu berupa keberhasilan ataupun berupa kegagalan
pelaksanaan suatu kegiatan entitas publik dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik.
Definisi dari akuntabilitas publik menurut para ahli dapat dilihat pada berikut pemaparan
berikut ini :
1. Definis akuntabilitas publik mengacu pada pendapat Abdul Halim (2012:20) adalah:
“Suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban untuk menerangkan kinerja dan
tindakan yang dilakuakn oleh personal atau seseorang, atau dalam bentuk badan hukum atau
pemimpin organisasi kepada seluruh pihak lain yang memiliki hak dan kewajiban, untuk
meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan.”
2. Definisi akuntabilitas publik menurut Penny Kusumastuti (2014:2) adalah sebagai berikut :
“Akuntabilitas publik merupakan suatu bentuk kewajiban bagi penyedia penyelenggaraan
publik agar dapat memberikan penjelasa serta dapat menjawab hal-hal yang berkaitan
dengan tahapan dari seluruh keputusan dan juga proses yang dilakukan, dan agar dapat
membarikan pertanggung jawaban terhadap hasil kinerjanya.”
3. Selanjutnya akuntabilitas publik berdasarkan pendapat Mahmudi (2013:9) adalah sebagai
berikut :
“Kewajiban Pemerintah selaku agen dalam kegiatan pengelolaan sumber daya, agar dapat
memberikan laporan, dan dapat mengungkapkan, segala bentuk kegiatan yang berkaitan
dengan penggunaan sumber daya yang bersifat publik kepada yang telah memberikan
mandat.”
4. Lalu pengertian akuntabilitas publik berdasarkan pendapat Deddi Nordiawan (2008:129)
publik adalah:
“Akuntabilitas Publik merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban dari kegaiatan
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.”
5. Mengutip pendapat Indra Bastian (2010:385) mengenai definisi Akuntabilitas Publik adalah
sebagai berikut :
“Akuntabilitas Publik merupakan suatu kewajiban mempertanggungjawabkan atau untuk
memberikan jawaban, yang dapat memberikan keterangan mengenai kinerja, dan tindakan
seseorang atau badan hukum dan pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.”
6. Definisi akuntabilitas publik menurut Lloyd dan Alnoor Ebrahim (2010) sebagai
berikut :
"Proses di mana sebuah organisasi membuat komitmen untuk merespons dan
menyeimbangkan kebutuhan para pemangku kepentingan dalam proses pengambilan
keputusan dan aktivitasnya, serta memenuhi komitmen tersebut."
7. Definisi akuntablitas publik menurut Mardiasmo (2009:20) adalah sebagai berikut :
“Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agen) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.”
8. Mengutip pengertian akuntabiltas publik berdasarkan pendapat Ihyaul Ulum (2010:40)
adalah sebagai berikut :
“Akuntabilitas adalah suatu wujud kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
keberhasilan dan kegagalan atas pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan
dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara
periodik.”
9. Sedangkan Menurut Mursyidi (2013:44) akuntabilitas publik adalah sebagai berikut :
“Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.”
Menurut LAN dan BPKP, (Modul I 2000:43) akuntabilitas publik harus memerlukan dan
memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas yang akan diterangkan pada poin-poin dibawah
ini:
1. Keharusan untuk dapat menyepakati komitmen dari pimpinan dan seluruh personil pada
suatu entitas agar dapat melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar bersifat akuntabel.
2. Keharusan untuk dapat menyediakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan
sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Keharusan agar mampu meberikan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
4. Keharusan agar dapat berorientasi pada pencapaian visi dan misi dan pencapaian hasil
serta manfaat yang diperoleh harus memegang perinsip kejujura, dan berdifat objektif,
transparan, dan inovatif serta harus dapat menjadi katalisator atau motor pendorong
perubahan manajemen dalam bentuk pembaharuan metode dan teknik pengukuran kinerja
dan penyusunan laporan akuntabilitas.

Mengacu pada pemaparan pengertian akuntabilitas publik menurut para ahli diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa akuntabilitas publik mengandung suatu kewajiban berdasarkan
peraturan perundang-undangan dengan tujuan memberikan fasilitas dan pelayanan terhadap
pengamat independen yang memiliki hak untuk melakukan pelaporan atas bukti temuan
mengenai kesalahan didalam kegaitan penyelenggaraan administrasi keuangan.

Aspek-Aspek Akuntabilitas Publik


Terdapat 5 aspek penting didalam tujuan terwujudnya akuntabilitas publik, yang
keseluruhannya sangatpenting dan berkaitan erat. Adapun pemaparan dari kelima aspek
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud dalam aspek ini ialah hubungan yang bertanggungjawab antar
pihak. Dalam hal ini hubungan yang terjadi diantara dua pihak antara individu/kelompok
dalam institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan wajib bertanggung
jawab memberikan bimbingan maupun arahan, agar dapat mengalokasikan sumber daya
sesuai dengan hak dan kewajibannya. Selain itu pada pihak individu atau kelompok dalam
entitas harus bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)
Aspek akntabilitas berorientasi pada hasil memiliki maksud agar perinsip perilaku personil
yang berada pada suatu entitas publik memegang teguh perinsip adil, bertanggung jawab,
serta inovatif. Dalam konteks tersebut, setiap personil atau kelompok bagian dalam entitas
publik diharapkan untuk mampu menjalankan tugas dan kewajibannya, serta terus
mengusahakan untuk memberikan kontribusi yang terbaik untuk mencapai visi bersama.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.(Accountability requires reporting)
Aspek Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, merupakan sauatu aspek yang pada
pelaksaanaannya mewajibkan suatu entitas publik agar malakukan pertanggungjawabkan
segala bentuk kegiatannya didalam suatu laporan kinerja. Dalam laporan kinerja dapat
disampaikan detail rincian kinerja serta pencapaain dan pertanggungjawaban hasil kegiatan
kinerja tersebut.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences).
Dalam aspek akuntabilitas memerlukan konsekuensi, artinya setiap kegiatan menghasilkan
suatu kewajiaban, dan kewajiban tersebut menghasilkan suatu keharusan untuk melakukan
pertanggunjawaban. merupakan kewajiban. Aspek kewajiban dan pertanggungjawabn
pada akhirnya akan menghasilkan suat konsekuensi, baik konsekuensi apresiasi baik,
maupun konsekuensi pinalti atau hukuman, dengan harapan perbaikan dalam suatu kinerja
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Dalam aspek akuntabilitas memperbaiki kinerja, dapat disampaikan bahwa akuntabilitas
memiliki tujuan perbaikan atau improvement kinerja suatu entitas baik dari hierarki top
manajemen hingga low manajemen. Adapun pendekatan akuntabilitas biasayna bersifat
proaktif (proactive accountability), sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
merupakan suatu hubungan dan proses yang terencana dengan tujuan mencapai suatu visi.

Menurut (Sadjiarto, 2000) Akuntabilitas dapat dipandang sebagai suatu hierarki dengan
tingkatan lima taha yang unik. Tingkatan tersebut dapat dimulai dari tahapan yang lebih banyak
membutuhkan ukuran objektif menuju pada tahapan ke tahap yang memerlukan lebih banyak
ukuran subyektif, adapun tahapan-tahapan terebut diantara lain adalah sebagai berikut.
a. Probity and legality accountability, merupakan suatu bentuk kewajiban
pertanggungjawaban alokasi sumber finansial yang seharusnya sesuai dengan anggaran
yang telah melewati proses approval dan tidak melanggar peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
b. Process accountability, pelaksanaan proses kinerja kegiatan memiliki prosedur, dan alat
ukuran keberhasilan yang telah dibuat dan sepakati.
c. Performance accountability, pelaksanaan kegiatan harus menerapkan perinsip efisiensi.
d. Program accountability, pada tahapan ini akan terlihat apakah tujuan pada pelaksanaan
kegiatan apakah telah tercapai atau tidak.
e. Policy accountability, pada tahapan ini dapat dilakukan evaluasi terhadap berbagai macam
keputusan manajemen, sehingga dapat dipilah dilaksanakan atau tidaknya kebijakan
tersebut, adapan indikatornya dipaparkan sebagai berikut
1. Informasi memiliki manfaat bagi user.
2. Informasi berisi ketepatan prediksi bagi kegiatan dimasa mendatang.
3. Informasi disampaikan pada waktu yang telah ditentukan agar relevan terhadap isu
yang sedang berjalan.
Dalam Joko Widodo (2010:104) finer menjelaskan bahwa ciri entitas publik yang akuntabel
adalah entitas publik dengan pengendalian yang berasal dari pihak eksternal atau (external
control) dalam hal ini masyarakat dapat memberikan dorongan dan motivasi aparatur agar
bekerja lebih baik.
Masyarakat luas sebagai pemberi penilaian yang paling objektif senangtiasa dapat
menentukan akuntabel atau tidakanya suatu entitas berdasarkan poin indicator berikut:
a. Penyajian informasi dilakukan dengan cara yang secara cepat dan tepat serta transparan
kepada masyarakat.
b. Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat publik.
c. Mampu meberikan penjelaskan, dam mampu bersifat aspiratif terhadap masyarakat, agar
masayarakat publik dapat ikut terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan.
d. Terdapata tujuan dan sasaran yang jelas untuk masyarakat publik, agar masyarakat dapat
menilai kinerja (performance) pemerintah selaku entitas publik berdasarkan derajat
kebrhasilan pencapaian pelaksanaan program/kegiatan.

Tingkatan dalam Akuntabilitas


Terdapat lima tingkatan didalam akuntabilitas publik yang keseluruhannnya dapat dilihat pada
pemaparan dibawah ini:
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal, mengacu pada nilai-nilai yang terdapat pada diri seseorang,
misalnya nilai kejujuran, integritas, moral, hingga etika. Personal yang memiliki prinsip
akuntabilitas adalah personal yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan
bukan sebagai masalah.
2. Akuntabilitas Individu
Dalam tingkatan akuntabilitas individu, mengacu pada hubungan antara individu (yang
diberikan tanggung jawab) dengan lingkungan kerjanya. Misalnya, hubungan antara PNS
dengan instansi pemberi kewenangan.Selaku instansi pemberi kewenangan, harus
bertanggung jawab untuk memberikan arahan, bimbingan, dan sumber daya yang
memadai, serta menghilangkan adanya hambatan kerja; sementara PNS selaku individu
yang diberi tanggung jawab harus melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
3. Akuntabilitas Kelompok
Dalam tingkatan akuntabilitas kelompok ini, kinerja pada sebuah institusi biasanya
dilaksanakan atas dasar kerjasama kelompok. Dalam hal ini, tidak bisa disebut dengan
istilah “saya”, tetapi yang ada adalah “kami” dalam proses melaksanakan kinerjanya.
Dalam akuntabilitas tingkat ini, pembagian kewenangan dan semangat kerjasama antara
berbagai kelompok lain dalam institusi tersebut, memainkan peranan yang penting guna
mencapai kinerja organisasi (tujuan) yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Dalam tingkatan akuntabilitas organisasi, mengacu pada hasil laporan kinerja yang telah
dicapai, baik laporan yang dilakukan oleh individu maupun kinerja organisasi kepada
masyarakat umum lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang
memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.Jadi, dalam tingkatan
akuntabilitas stakeholder ini adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif, serta bermartabat.

Hipotesis
Jika audit kinerja dilakukan dengan baik atau semakin tinggi kualitas audit kinerja, dari kalimat
tersebut dapat dikatakan bahwa Audit kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap
akuntabilitas publik. Mengacu kepada pemaparan uraian tersebut, maka rumusan hipotesis yang
dibuat oleh peneliti adalah:
H1 : Audit kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas publik.

Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan.
Penilaian tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar
penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama ini manajemen tradisional umumnya mengukur
kinerja yang hanya menitikberatkan pada sisi keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah
dilakukan. Padahal ukuran yang menitikberatkan pada ukuran finansial saja mempunyai banyak
kelemahan. Penilaian kinerja dengan sistem yang hanya memfokuskan pada keuangannya saja
menyebabkan perusahaan hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek tanpa memikirkan
kelangsungan hidup perusahaan. Pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu
bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta
tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan
Norton,1996).
Mengukur penilaian kinerja pada Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur melalui
penilaian kinerja keuangan dan non keuangan. Audit kinerja ini dilakukan oleh Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya. Menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 bahwa tingkat keberhasilan
pengelolaan PDAM ini diukur melalui proses penilaian kinerja dengan tingkat keberhasilan Baik
sekali, Baik, Cukup, Kurang, dan Tidak Baik. Dalam penilaian kinerja ini ada tiga aspek
penilaian kinerja yaitu Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi.
Hasil penialain kinerja yang telah diaudit menunjukkan hasil yang baik dan dijalankan
dengan baik oleh seluruh pegawai perusahaan maka akuntabilitas publik akan terlaksana sesuai
yang diharapkan.

III METODOLOGI PENELITIAN


Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu
situasi dari objek dan menjadi suatu perhatian atau sasaran penelitian untuk mendapatkan
gambaran yang jelas serta untuk mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan dari suatu
penelitian. Menurut Supriati (2012 : 38) objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh
peneliti ditempat penelitian dilakukan, sedangkan menurut Sugiyono (2006:13) adalah sebagai
berikut:
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal
(variabel tertentu).”
Berdasarkan definisi objek penelitian diatas, objek penelitian yang akan diguakan dalam
penelitian ini adalah Audit Kinerja dan Akuntabilitas Publik.

Metode penelitian
Metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk
menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah penelitian. Sedangkan metodologi
penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya
sebuah penelitian dilakukan. Metode penelitian dapat diartikan juga sebagai rangkaian suatu
proses atau cara yang dipilih secara spesifik oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang
diajukan dalam sebuah penelitian.
Menurut Darmadi (2013: 153) metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis, sedangkan menurut Sugiyono
(2009:2) definisi metode penelitian adalah : “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan uraian pengertian metode penelitian diatas, metode penelitian yang
digunakan oleh penulis merupakan metode survei untuk mencari hubungan antar variable, dan
juga untuk mengetahui seberapa erat hubungannya tersebut.

Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian menurut (Sugiyono, 2019) merupakan suatu atribut, sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut (Arikunto, 2006), variabel penelitian
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.
Pengertian dari Operasionalisasi variabel menurut Husein Umar (2002:33) adalah :
“Penentuan suatu konstruk sehingga menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam megoperasionalisasi konstruk sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk
mengembangkan cara construct yang lebih baik.”
Dari pengertian diatas, maka operasionalisasi variabel merupakan definisi yang
dinyatakan dengan cara menentukan pemikiran atau gagasan berupa kriteria-kriteria yang dapat
diuji secara khusus bagi suatu penelitian menjadi variabel-variabel yang dapat diukur.
Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2009:59) yaitu:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel
diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait
dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan
secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel Independent (X)
Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2009:59) yaitu:
“Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).”
Yang menjadi variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah Audit Kinerja.
2. Variabel Dependent (Y)
Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono(2009:59) yaitu:
“Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.”
Yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah
Akuntabilitas Publik.

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu analisis statistik yang ertujuan untuk memberikan
informasi secara umum mengenai karakteristik dari masing-masing variabel penelitian namun
tidak bermaksud menguji hipotesis. Nilai yang dapat ditampilkan merupakan hasil analisa yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), maximum, dan minimum, agar dapat memperjelas keadaan
atau karakteristik data yang bersangkutan.
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Audit Kinerja 40 17 36 31.75 3.152
Akuntabilitas 40 17 35 32.18 2.818
Publik
Valid N (listwise) 40
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS Versi 18
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
1. Variabel dependent untuk Akuntabilitas Publik memperoleh nilai minimum sebesar 17
dan nilai maximum 35. Serta nilai mean 32,18 dengan standar deviation 2,818.
2. Variabel independent untuk Audit Kinerja memperoleh nilai minimum sebesar 17, nilai
maximum 36. Serta nilai mean 31,75 dengan standar deviation 3,152.

Hasil Uji Reabilitas


Menurut Ghozali (2013) uji reliabilitas dapat dilakukan dengan melihat croch’s alpha.
Instrumen yang reliabel artinya apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, maka data yang dihasilkan akan sama. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika berhasil
mencapai nilai croch’s alpha > 0.60. Adapun untuk hasil uji reliabilitas variable penelitian ini
dapat dilihat pada table dibawah;
No Variabel Croch’s Alpha Nilai Valid Hasil Uji
1 Audit Kinerja 0,727 >0,60 Relaible
2 Akuntasi Publik 0,700 >0,60 Relaible
Sumber: Hasil ringkasan pengolahan data

Hasil Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk dapat mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila
korelasi nilai r hitung > r table. Selanjutnya r table dicari pada signifikan 0,05 dengan uji sisi
dan jumlah data 40, maka didapat r table sebesar 0.312.
Berdasarkan hasil uji validitas variable X Audit Kinerja (AK) diatas ditampilkan data
hasil perbandingan r Hitung dan r tabel pada dibawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Perbandingan r Hitung dengan r Tabel Uji Validitas Variable X

Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Hasil Keterangan


Pertanyaan Ak 1 0,648 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 2 0,538 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 3 0,545 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 4 0,611 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 5 0,554 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 6 0,743 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 7 0,467 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan Ak 8 0,620 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Sumber: Hasil ringkasan pengolahan data
Berdasarkan pengujian item pertanyaan pada kuesioner mengenai Audit Kinerja
variable (X), dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan dalam setiap variable (X) memiliki
nilai kolerasi r tabel diatas 0,312. Sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan kuesioner
variable Audit Kinerja valid dan dapat digunakan untuk mengukur variable yang diteliti.
Hasil Uji Validitas Variable Y

Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Hasil Keterangan

Pertanyaan AP 1 0,562 0.312 r Hitung > r Tabel Valid


Pertanyaan AP 2 0,632 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 3 0,444 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 4 0,646 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 5 0,331 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 6 0,754 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 7 0,458 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Pertanyaan AP 8 0,662 0.312 r Hitung > r Tabel Valid
Sumber: Hasil ringksan pengolahan data
Berdasarkan pengujian item pertanyaan pada kuesioner mengenai Akuntabilitas Publik
variable (Y), dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan dalam setiap variable (Y) memiliki
nilai kolerasi r tabel diatas 0,312. Sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan kuesioner
variable Audit Kinerja valid dan dapat digunakan untuk mengukur variable yang diteliti.

Hasil Uji Normalitas


Tujuan Uji normalitas adalah untuk memastikan bahwa sampel yang diambil berasal
dari populasi yang sama sehingga dapat dinyatakan berdistribusi normal. Menurut Ghozali
(2013) tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variable
berdistrbusi atau tidak. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk melakukan
pengujian normalitas adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi
normal apabila koefisien asymp sign (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .56584624
Most Extreme Absolute .239
Differences Positive .239
Negative -.237
Kolmogorov-Smirnov Z 1.513
Asymp. Sig. (2-tailed) .021
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS Versi 18.
Berdasarkan Tabel diatas mengenai hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, nilai koefisien asymp Sig. (2-tailed) menunjukan bahwa tingkat
signifikan sebesar 0,21. Maka dapat disimpulkan variable dependen pada uji One-Sample
Kolmogrov-Smirnov Test ini lebih besar dari α = 0,05 (0,21 > 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel terdistribusi secara normal.

Uji Regresi
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi
sederhana, dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan output pada tabel coefficients dari hasil
uji regresi maka hasil pengujian dapat dilihat pada tebel dibawah ini.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.152 .929 -1.240 .223
Audit 1.035 .029 .985 35.558 .000
Kinerja
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Publik
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS Versi 18
Secara umum rumus persamaan regresi linier sederhana adalah Y = a + bx. Maka dapat
disampaikan jika persamaan regresi linier sedwrhana berdasarkan tabel 4.13 diatas adalah
sebagai berikut:
Y = -1,152 + 1,035
untuk mengetahui persamaan nilai koefisien regresi tersebut kita dapat melihat pada
pemaparan dibawah ini. :
1. a = Merupakan angka konstan dari unstandardized coefficients, dalam penelitian ini
nilainya sebesar -1,152, artinya jika tidak terlakasana Audit Kinerja (X), maka nilai
konsisten Akuntabilitas Publik (Y) adalah sebesar -1,152. Dikarenakan nilai konstanta
bersifat negatif maka hal nilai tersebut dapat di interpretasikan sebagai nilai 0, hal ini
sesuai dengan pendapat William Mendenhall (2011:99) dimana terdapat persamaan
Sales = – 0.100 + advertising ,
"Intersep kuadrat terkecil, β0 = -.1, adalah estimasi pendapatan penjualan rata-rata y
ketika pengeluaran iklan ditetapkan pada x = $0. Karena pendapatan penjualan tidak
akan pernah menjadi negatif, mengapa hasil yang tidak masuk akal seperti itu bisa
terjadi? Alasannya adalah karena kita mencoba menggunakan model kuadrat terkecil
untuk memprediksi y untuk nilai x (x = 0) yang berada di luar jangkauan data sampel
dan oleh karena itu tidak praktis. Akibatnya, β0 tidak selalu memiliki interpretasi yang
praktis. Hanya ketika x = 0 berada dalam rentang nilai x dalam sampel dan merupakan
nilai praktis, maka β0 akan memiliki interpretasi yang berarti" (hal. 99).
2. Angka koefisien regresi pada tabel 4.13 diatas bernilai 1,035 dapat diinterpretasikan
bahwa setiap penambahan 1% Audit Kinerja maka Akuntabilitas akan meningkat
sebesar 1,035.

Uji Determinasi R2
Koefisien determinasi (R square) bertujuan untul mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R square adalah nol dan satu. Jika
Nilai R square menghasilakan nial yang relatif kecil, maka dapat disimpulkan bahea
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen (Ghozali, 2013:97).
Adapun hasil pengujian dari koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .985 .971 .970 .573
a. Predictors: (Constant), Audit Kinerja
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 18
Berdasarkan tabel diatas dapat disampaikan bahwa nilai R Square sebesar 0,971.
Koefisien determinan 𝑅 2 (R Square) dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R Square) adalah sebesar 0,971 atau 97,1% nilai tersebut bermakna bahwa audit
kinerja, mampu menjelaskan variabel akuntabilitas publik sebesar 97,1% Sedangkan sisanya,
yaitu 2,9% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diinformasikan dalam penelitian ini.

Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil uji F terlihat di dalam tabel ANOVA pada kolom sig. Sebagai contoh kita menggunakan
taraf signifikan (0,05), jika nilai profitabilitasnya <0,05 maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika
signifikannya >0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas pada variabel terikat.
ANOVAb
Model Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
1 Regression 415.488 1 415.488 1264.388 .000a
Residual 12.487 38 .329
Total 427.975 39
a. Predictors: (Constant), Audit Kinerja
b. Dependent Variable: Akuntabilitas Publik
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 18.
Berdasarkan hasil pengujian yang dipaparkan pada tabel diatas diperoleh hasil koefisien
signifikan menunjukan bahwa nilai signifikan (Sig) adalah 0,000 yang mana lebih kecil dari
nilai 0,05 (0,000 < 0.05), dengan nilai F yang ditunjukan adalah 19.519. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variable bebas terhadap variable
terikat.

Hasil Uji T
Dalam analisa Uji Statistik T, hasil pengujian yang diharapkan adalah penelti dapat
mengukur seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam
menerangkan variasi variable dependen. Adapun hasil analisa Uji T penelitian ini dapat dilihat
pada tabel dibaeah ini
Tabel 4.14 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.152 .929 -1.240 .223
Audit 1.035 .029 .985 35.558 .000
Kinerja
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Publik
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 18.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian pada variabel Audit
Kinerja terhadap Akuntabilitas Publik diperoleh tingkat signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka H1 atau hipotesis satu dapat diterima dikarenakan bahwa
audit kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas publik.

Pembahasan Pengaruh Audit Kinerja terhadap Akuntabilitas Publik


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa audit kinerja berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas publik. Variable audit kinerja pada hasil uji statistik analis
deskriptif memperoleh nilai minimum 17 dan nilai maximum 36, serta nilai mean 31,75 yang
berarti bahwa Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur telah menerapkan audit kinerja
dengan baik seperti setiap laporan audit tidak dipengaruhi oleh siapapun dan setiap laporan
keuangan dikomunikasikan kepada pihak pihak pengguna.
Audit kinerja adalah suatu rangkaian program kegiatan audit yang dilakukan dengan
cara objektif dan sistematis pada segala macam bukti yang tersedia dengan tujuan untuk menilai
kinerja suatu entitas. Adapun area pemeriksaan biasanya mencakup hal ekonomi, efesiensi dan
efektivitas dengan tujuan semata-mata agar dapat memperbaiki kinerja entitas yang di audit
serta meningkatkan pelayanan entitas kepada masyarakat atau publik.

V SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mencar bukti empiris kaitanya dengan pengaruh Audit
Kinerja Terhadap Akuntabilitas Pada Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur. Adapun alat
analisa yang digunakanuntuk elakukan pengolahan data dalam penelitian ini yaitu SPSS Versi
18. Penelitian ini di lakukan di Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur dengan jumlah
sampel sebanyak 40 responden.
Berdasarkan perhitungan pada bab empat dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil
pengujian yang menyimpulkan bahwa :
Audit Kinerja (X1) Berpengaruh Signifikan Terhadap Akuntabilitas Publik (Y)

KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti sudah berusaha melakukan penelitian dengan
maksimal, namun di sisi lain peneliti masih menemui keterbatasan dan kekurangan yang
dialami pada proses penelitian ini ,sehingga peneliti merasa perlu agar peneltian ini dapat
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, terutama pada poin-poin antara lain dibawah ini :
1. Wawancara dalam penelitian ini, dilakukam menggunakan angket Google Form yang mana
tidak dilakukan secara tatap muka berkenaan dengan keterbatasn waktu temu dikarenakan
responden dan penelti juga harus menjalankan aktifitas kerja sesuai dengan kewajiban
masing-masing.
2. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode penyebaran kuesioner sehingga
data yang dikumpulkan hanya menggambarkan pendapat dari pegawai secara tertutup.
3. Tidak semua responden adalah pengguna atau konsumen Perumdam Tirta Mukti, sehingga
penulis merasa hasil kuesioner yang didapatkan akan lebih baik jika kedepannya penelitian
terfokus juga pada variable dari sisi konsumen Perumdam Tirta Mukti.

SARAN
1. Pada penelitian selanjutnya metode pengumpulan data dapat disertai dengan metode
wawancara langsung kepada masing masing responden dengan harapan menghindari
kemungkinan responden memberikan jawaban yang tidak objektif.
2. Bagi peneliti lain yang tertarik akan judul yang sama, maka peneliti menyarankan untuk
menggunakan variable selain variable yang diguakan dalam penelitian ini yang dapat
mempengaruhi akuntabilitas publik sehingga terdapat hasil penelitian bandingan untuk
menyempurnakan penelitian ini.
3. Terakhir peneliti meberikan saran terhadap Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur agar
dapat terus meningkatkan pelayanan dan juga akuntabilitas publik, sehingga perusahaan tetap
dapat berjalan dengan baik, selaras dengan harapan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten
Cianjur selaku pemilik perusahaan, dan juga selaras dengan harapan pelanggan Kabupaten
cianjur selaku konsumen perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai