Anda di halaman 1dari 12

AKUNTAPEDIA Vol. 1, No.

1, Desember 2019, Halaman 60-71


https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/akuntapedia/index

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern


Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Neli Sri Mulyati1*, Eva Faridah2, Benny Prawiranegara3


Universitas Galuh123
nelinaura.17@gmail.com*

*Corresponding Author
ABSTRAK
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem
Sistem Pengendalian Internal penegndalian intern terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian
Kualitas Laporan Keuangan ini dilakukan terhadap salah satu organisasi sektor pbulik, yaitu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ciamis. Untuk
menguji hipotesis kami menggunakan model regresi liner
sederhana untuk mengetahui bagaimana pengaruh variable yang
diteliti, dimana data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang
disebar kepada 30 orang yang merupakan bagian akuntansi dan
auditor di RSUD sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian
menunjukan bahwa antara system pengendalian intern dengan
kualitas laporan keuangan memiliki hubungan yang kuat dengan
arah yang positif. Sementara itu hasil uji hipotesis menunjukan
bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan sebesar
41,6% terhadap kualitas laporan keuangan.

1. PENDAHULUAN
Pemerintah yang baik merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan
tugas untuk membangun negara sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk
pencapaian tujuan tersebut setiap pemerintah harus dapat mengelola sumber daya yang
ada di negara, salah satunya yang terpenting adalah keuangan. Pelaporan keuangan
pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji, mengingat
semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat
maupun daerah. Tuntutan yang semakin besar terhadap akuntabilitas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen pemerintahan (sektor publik) untuk memberikan informasi yang
lebih baik kepada publik, salah satunya ialah laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Penyusunan laporan keuangan diperlukan guna memberikan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan suatu entitas pada suatu periode akuntansi, sehingga laporan

E-ISSN XXX 60
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

keuangan menjadi suatu alat yang sangat berguna untuk membantu top management dalam
proses pengambilan keputusan. Di sektor pemerintahan, penyusunan laporan keuangan
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan untuk mempertanggungjawabkan
aktivitas keuangannya kepada publik/ masyarakat, sehingga kandungan informasi dalam
laporan keuangan pemerintah harus benar-benar berkualitas. Kriteria dan unsur-unsur
pembentuk kualitas informasi laporan keuangan disebutkan dalam Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan (PP No. 71 tahun 2010) terdiri dari: (a) relevan, (b) andal, (c) dapat
dibandingkan dan (d) dapat dipahami.
Laporan keuangan pemerintah harus memenuhi keempat karakteristik tersebut
untuk mencapai tujuannya, karena keempat karakteristik itu merupakan prasyarat normatif
yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh
pemerintah daerah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan. Apabila tidak sesuai dengan perundang-undangan, maka
akan mengakibatkan kerugian daerah, potensi kekurangan daerah, kekurangan
penerimaan, kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan
ketidakfektifan.
Indonesia telah menerapkan otonomi daerah sebagaimana yang telah diamanatkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Undang-undang ini
memberikan kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasar aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undanganan. Otonomi daerah yang luas dimaksudkan agar
pemerintah daerah dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas pemerintah
daerah yang pada akhirnya diharapkan mampu mencapai good government governance.
Dengan adanya otonomi daerah maka terjadi perubahan dalam pengelolaan
keuangan dibuktikan dengan lahirnya tiga paket undang-undang di bidang keuangan negara
yaitu: UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara; dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara. Ketiga paket undang-undang ini
mengatur pengelolaan keuangan negara secara lebih demokratis dan mengatur adanya
sanksi bagi para pengelola keuangan negara. Hal ini menimbulkan konsekuensi bagi

E-ISSN XXX 61
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

pemerintah daerah, yakni diberikan kewenangan untuk mengelola keuangan daerah


masing-masing sehingga muncul adanya tuntutan transparansi dan akuntabilitas. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah daerah akan diaudit oleh BPK RI sebagai auditor
eksternal pemerintah daerah di Indonesia (Septiana dkk, 2013).
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis merupakan Rumah Sakit milik
pemerintah Kabupaten Ciamis kelas C dengan statusnya sebagai rumah sakit yang
menerapkan pola keuangan BLUD secara penuh sesuai dengan keputusan Bupati Kepala
Daerah Kabupaten Ciamis. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis merupakan
instansi yang berwenang dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Kabupaten Ciamis.
Sebagai salah satu instansi pemerintah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Ciamis dituntut untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi
dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Negara/Daerah (APBN/APBD). Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan.
Untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas diperlukan suatu sistem
pengendalian intern atas laporan keuangan untuk mencegah berbagai masalah yang timbul
sebagai akibat dari lemahnya pengawasan serta pengendalian dan untuk menghasilkan
informasi atas laporan keuangan yang andal. Kelemahan atas Sitem Pengendalian Intern
dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu:
1. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, yaitu kelemahan sistem
pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan.
2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, yaitu
kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan dan penyetoran penerimaan
negara/daerah/perusahaan milik negara/daerah serta pelaksanaan program/kegiatan
pada entitas yang diperiksa.
3. Kelemahan struktur pengendalian intern, yaitu kelemahan yang terkait dengan ada/tidak
adanya struktur pengendalian intern atau efektivitas struktur pengendalian intern yang
ada dalam entitas yang diperiksa (BPK, 2018:3).
Berdasarkan hasil observasi awal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis
ditemukan beberapa indikator permasalahan diantaranya adalah lemahnya pembinaan

E-ISSN XXX 62
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

terhadap sumber daya manusia dimana pegawai jarang diikutsetakan dalam pelatihan,
sehingga adanya keterlambatan penyelesaian dan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
hasil audit. Laporan kinerja keuangan kurang efisien dan transparan kepada masyarakat
karena laporan keuangan hanya di publikasikan dalam lingkungan pemerintah saja dan
disajikan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian intern terhadap
kualitas laporan keuangan, dimana penelitian dilakukan terhadap Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Ciamis.

2. PUSTAKA
Sistem Pengendalian Intern
Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
(COSO), yang dikutip oleh Susanto (2013:103) menyatakan bahwa pengendalian intern
didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan
karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan
organisasi akan dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas operasional, penyajian
laporan keuangan yang dapat dipercaya, ketaatan terhadap undang-undang yang berlaku.
Selama ini acuan penerapan Sistem Pengendalian Intern pada instansi pemerintah
adalah pengawasan melekat yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, yang telah disempurnakan melalui
Keputusan Menteri PAN Nomor KEP/46/M.PAN/2004. Sementara itu menurut Agoes
(2016:79) menyatakan bahwa sistem Pengendalian internal adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, seperti
keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Adapun pengertian sistem pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah adalahn
adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan

E-ISSN XXX 63
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap


peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan
Pemerintah. Sementara itu dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008
tentang Pedoman Pelaksanaan Review atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, sistem
pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan
untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian
laporan keuangan.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa sistem Pengendalian Intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pengendalian intern memberikan jaminan yang wajar, bukan absolute, karena
kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas proses
pengendalian membuat proses ini menjadi tidak sempurna (Faridah dan Noviyanti, 2017).
AICPA Profesional standards (dalam Agoes, 2016:82) mengidentifikasikan lima unsur
internal control yaitu Control environment, risk assessment, information and communication,
control activities and monitoring.
Unsur-unsur sistem pengendalian intern pemerintah menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah sebagai
berikut:
1. Lingkungan pengendalian.
2. Penilaian risiko.
3. Kegiatan pengendalian.
4. Informasi dan komunikasi.
5. Pemantauan pengendalian intern.

E-ISSN XXX 64
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas Laporan Keuangan


Soemarsono (2014:34) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah laporan
yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan,
mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Adapun definisi laporan keuangan
daerah menurut Baridwan (2014:17) yaitu merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku
yang bersangkutan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pengertian Laporan
Keuangan adalah laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI, 2014:7) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Ubaidah (2017:17) menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) akan
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL).
3. Neraca.
4. Laporan Arus Kas.
5. Laporan Operasional.
6. Laporan Perubahan Ekuitas.
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah bahwa kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 15 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis menyatakan bahwa kualitas laporan

E-ISSN XXX 65
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) disebutkan bahwa pengungkapan kebijakan akuntansi
yang diterapkan akan membantu pembaca untuk dapat menghindari
kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan. Pengungkapan kebijakan akuntansi
dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat
dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan yang sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-
kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, atau laporan lainnya yang merupakan
pengungkapan kebijakan akuntansi terpilih. Selain itu penetapan kebijakan akuntansi terpilih
dimaksudkan untuk menjamin adanya keseragaman pencatatan dalam setiap transaksi
akuntansi di setiap satuan kerja.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu:
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami

Pengembangan Hipotesis
Sistem Pengendalian intern merupakan bagian dari manajemen resiko yang harus
dilaksanakan oleh setiap lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuan lembaga atau
organisasi. Penerapan pengendalian intern yang memadai akan memberikan keyakinan
yang memadai atas kualitas atau keandalan laporan keuangan, serta akan meningkatkan
kepercayaan stakeholders.

E-ISSN XXX 66
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 pasal 1 Ayat (1) menyatakan
bahwa sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secra terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efesien, keandalan pelaporan keuangan, pengaman aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Sistem pengendalian intern meliputi berbagai alat manajemen yang bertujuan untuk
mencapai berbagai tujuan yang luas. Tujuan tersebut yaitu menjamin kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan, menjamin keandalan laporan keuangan dan data keuangan,
memfasilitasi efisiensi dan efektivitas operasi-operasi pemerintah. Dengan demikian,
pengendalian intern merupakan fondasi good governance dan garis pertama pertahanan
dalam melawan ketidakabsahan data dan informasi dalam penyusunan Laporan Keuangan.
Sistem pengendalian intern dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Mahmudi (2010:27) menyatakan bahwa untuk menghasilkan
laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan proses dan tahap-tahap yang harus dilalui
yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi di dalamnya
mengatur tentang sistem pengendalian intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat
dipengaruhi oleh bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah
daerah.
H: Terdapat Pengaruh Signifikan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan

3. METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
dengan tujuan menyajikan hasil penelitian secara lengkap dan luas melalui analisis statistik
berupa angka-angka yang memiliki makna tertentu. Sementara itu populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pegawai bagian akuntansi dan pelaporan sebanyak 25 orang dan auditor
internal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis sebanyak 5 orang sehingga
populasi penelitian adalah sebanyak 30 orang, dimana keseluruhan populasi dijadikan
sampel dalam penelitian ini.

E-ISSN XXX 67
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Sumber data yang dikumpulkan adalah data primer, dimana data ini diperoleh dari
hasil penyebaran angket kepada seluruh pegawai bagian akuntansi dan pelaporan dan
auditor internal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis. Instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang berbentuk kuesioner yang disampaikan
kepada responden, dimana format jawaban dari kuesioner disusun dengan menggunakan
Skala Likert, dengan 5 (lima) alternatif jawaban, sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori Jawaban Responden
No Kategori Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2014:132)
Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
analisis regresi linier sederhana. Adapun persamaan regresi sederhana yang disusun dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana :
Y = Kualitas Laporan Keuangan
X = Sistem Pengendalian Intern
a = Nilai Y, ketika nilai X=0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatkan ataupun
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel
independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam analisis linier sederhana dijelaskan bahwa perubahan kualitas laporan
keuangan dapat disebabkan oleh sistem pengendalian intern. Dari perhitungan analisis
regresi dapat diketahui a =19,586 dan b= 0,667, maka persamaan regresinya yaitu:
Y = 19,586 + 0,667X.

E-ISSN XXX 68
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Artinya jika nilai sistem pengendalian intern = 0 maka nilai kualitas laporan
keuangan= 19,586 dan apabila nilai sistem pengendalian intern bertambah 1 maka nilai
kualitas laporan keuangan akan mengalami kenaikan sebesar 0,667. Sementara itu hasil
perhitungan analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara sistem
pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan sebesar 0,645 sesuai dengan
interpretasi nilai koefisien korelasi menunjukan bahwa hubungan kedua variabel berada
pada kategori kuat dalam interval 0,60-0,79. Artinya sistem pengendalian intern dengan
kualitas laporan keuangan memiliki hubungan yang kuat.
Hasil uji koefisien determinasi menunjukan bahwa sistem pengendalian intern
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 41,6%, sedangkan sisanya
58,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti seperti sistem akuntansi keuangan daerah,
pengelolaan barang milik daerah dan standar akuntasi pemerintah. Sedangkan hasil uji
hipoetsis diperoleh hasil t tabel = 30, dengan dk = 30-2 maka t tabel adalah 2,048 atau nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (4,467>2,048), maka dipotesis diterima. Artinya terdapat pengaruh
signifikan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini dapat
diartikan bahwa sistem pengendalian intern dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mahmudi (2010:27) menyatakan
bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan proses dan
tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah daerah.
Sistem akuntansi di dalamnya mengatur tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI), kualitas
laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang
dimiliki pemerintah daerah.
Penelitian yang dilakukan oleh Trisnani (2017) diperolah hasil bahwa SPI
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keandalan laporan keuangan. Dalam penelitian
ini penatausahaan aset tetap mempunyai peranan penting dalam memediasi pengaruh SPI
terhadap keandalan laporan keuangan. Peneliti selanjutnya adalah Rendika (2013), dimana
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang negatif dan signifikan
pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah terhadap penyalahgunaan aset.
Berdasarkan hasil analisis dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem pengendalian intern merupakan mekanisme kontrol dalam proses

E-ISSN XXX 69
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

pengelolaan keuangan, sehingga kualitas laporan keuangan yang diamanatkan dalam


berbagai aturan pemerintah dapat tercapai. Pada hakikatnya keuangan pada organisasi
sector publik harus disampaikan secara transparan kepada seluruh stakeholder, bersifat
partisipatif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut merupakan salah satu cerminan
pengelolaan keuangan yang berkualitas.

5. SIMPULAN
Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa poin penting yang menjadi kesimpulan,
diantaranya adalah:
1. Anatara sistem pengandalian intern dengan kualitas laporan keuangan memiliki
hubungan yang kuat dengan arah yang positif.
2. Sistem pengendalian intern berpengaruh sebesar 41,6% terhadap kualitas laporan
keuangan.
3. Hipotesis dalam penelitian ini diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan sistem
pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Ciamis.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2016). Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Badan Pemeriksa Keuangan. Mei 2018. http://bandung.bpk.go.id/?p=12313, 20 Desember
2018.
Baridwan, Z. (2014). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta : BPFE.
Faridah, E., & Noviyanti, R. (2017). Pengaruh Kemampuan Personal Pengguna Sistem
Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Pada PLN Rayon
CIamis). Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 4(2), 83-92.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2014). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1989 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Melekat.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1983 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan.
Keputusan Menteri PAN Nomor KEP/46/M.PAN/2004 Tentang Pelaksanaan Pengawasan
Melekat Dalam Penyelenggaraan Pemerintah.
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah Kabupaten Ciamis.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Review atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

E-ISSN XXX 70
AKUNTAPEDIA Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Rendika, M. (2013). Pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan
Peran Inspektorat Terhadap Penyalahgunaan Aset (Studi Empiris Pada Pemerintah
Daerah Kota Padang). Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Padang.
Septiana, I., et al. (2013). Penentu Jumlah Temuan BPK atasSistem Pengendalian Intern
dan Kepatuhan (Internal Control Compliance Comments) Pemerintah Daerah di
Indonesia. Seminar Nasional Akuntansi XVI. Manado.
Soemarsono. (2014). Accounting for Intangible Assets. Jakarta: Salemba Empat.
Susanto, A. (2014). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Trisnani, E.D. (2017). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keandalan Laporan
Keuangan Dengan Mediasi Penatausahaan Aset Tetap. Bisma Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 11(3), 271-282.
Ubaidah, T. (2017). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governanceterhadap Kualitas Laporan
Keuangan (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sragen). Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.

E-ISSN XXX 71

Anda mungkin juga menyukai