Abstrack
Accountability of a financial report is one of the foundations for the creation of good governance,
prioritizing the use or management of finance that requires public funds. By fulfilling the basics of financial
reporting which is a principle of good governance, the government as the manager of regional finance will
automatically increase accountability and trust from the community.With the application of good internal
control, it is expected to be able to create financial reports that are accountable, resolved with good
governance. This study used descriptive analytical research method. Based on statistical analysis of the
obtained coefficient of determination 64,1%. with a significance level of 5%. The results showed that the
internal control variables gave rise to positive accountability towards the local government financial
statements,with good governance as an intervention.
Abstrak
Akuntabilitas suatu laporan keuangan adalah merupakan salah satu fondasi atas terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik, terutama atas penggunaan atau pemanfaatan keuangan yang berasal dari dana
publik. Dengan pemenuhan dasar-dasar pelaporan keuangan yang merupakan prinsip good governance
maka pemerintah sebagai pengelola keuangan daerah dengan sendirinya akan meningkatkan akuntabilitas
serta kepercayaan dari masyarakat. Dalam meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah
daerah perlu diterapkan sistem pengendalian intern untuk menghindari adanya kecurangan. Dengan
penerapan pengendalian intern yang baik, diharapkan dapat tercipta laporan keuangan pemerintahan daerah
yang akuntabel, tentunya dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode explanatory, menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Populasi
penelitian ini adalah semua kepala sub bagian keuangan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten
Bandung Barat yang berjumlah 29 orang. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda, diolah
menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 17. Berdasarkan hasil
analisis statistik besarnya koefisien determinasi adalah 64,1% dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pengendalian intern memiliki pengaruh yang positif terhadap
akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan good government governance sebagai
intervening secara simultan dan parsial.
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Good Government Governance, Akuntabilitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
,
71
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening
yang akhirnya mencoreng niat tulus dari otonomi dilanjutkan dengan keluarnya opini audit Badan
daerah tersebut. Pemeriksa Keuangan (BPK). Laporan keuangan
Namun pada kenyataannya Undang-Undang ini pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi
sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan standar akuntansi pemerintah sesuai dengan
keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 yang
penyelenggaraan otonomi daerah yang lebih direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
efisien. Dengan demikian dikeluarkanlah Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
undang-undang pengganti yaitu: Undang- Pemerintah, yang kemudian diperbaharui dengan
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang keluarnya Permendagri No.64 Tahun 2013.
Pemerintah Daerah, serta Undang-Undang Laporan keuangan pemerintah harus memenuhi
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan kriteria laporan keuangan yang berkualitas,
Keuangan antara Pusat dan Daerah. ditetapkan dalam kerangka konseptual akuntansi
Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah pemerintahan PP No.71 Tahun 2010, yaitu:
yang disusun harus berdasarkan pada Kerangka keandalan, relevan, dapat diperbandingkan, dan
Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahaan dapat dipahami. Pemenuhan terhadap
(SAP). Dalam Kerangka Konseptual SAP karakteristik tersebut, sebagai akuntabilitas atau
berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan pertanggungjawaban bahwa pemerintah telah
dan penyajian laporan keuangan pemerintah mengelola dana publik yang sesuai dengan
pusat dan pemerintah daerah. SAP yang disusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan
memuat amanat yang tertera pada Undang- yang ditetapkan.Laporan Keuangan Pemerintah
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Daerah (LKPD) setiap tahunnya diperiksa serta
Keuangan Negara. mendapatkan penilaian dari Badan Pemeriksa
Untuk mengantisipasi terjadinya Keuangan (BPK). Ketika suatu Laporan
penyalahgunaan yang berkepanjangan, maka Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) diberikan
pemerintah mensyaratkan adanya sistem Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) itu
pengendalian intern yang dilakukan secara dapat diartikan bahwa laporan keuangan suatu
menyeluruh pada setiap lingkungan entitas pemerintah daerah tersebut telah disajikan
pemerintahan, baik itu di pusat ataupun daerah. dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
Sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Terdapat empat opini yang diberikan dari hasil
Pemerintah No.60 tahun 2008 mengenai Sistem pemeriksaan BPK yaitu: Opini Wajar Tanpa
Pengendalian Intern Pemerintah. Intisari dari PP Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan
60/2008 ini adalah terciptanya suatu sistem Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TW),
pengendalian intern pemerintah yang dapat dan Pernyataan Menolak Memberi Opini atau
mewujudkan suatu praktik-praktik good Tidak Memberi Pendapat (TMP).
governance. Langkah awal yang diamanahkan di Fenomena kualitas suatu laporan pemerintah
dalam PP ini adalah memahami terlebih dahulu daerah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang
konsep dasar pengendalian intern. menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena di
Sedangkan PP tersebut sebenarnya murni dalam laporan keuangan pemerintah masih
mengadopsi pendekatan dari Government banyak disajikan data-data yang tidak sesuai.
Accounting Organization (GAO) yang Selain itu juga masih banyak penyimpangan-
menginduk kepada Committee of Sponsoring penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh
Organization of The Tradeway Commission Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam
(COSO) memiliki beberapa unsur yang pelaksanaan audit laporan keuangan
dilaksanakan menyatu dan terintegrasi dari pemerintah.Fenomena yang terjadi tentang
kegiatan instansi pemerintah yaitu unsur kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, yaitu yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat
kegiatan pengendalian informasi dan (KBB) di mana Pemerintah Kabupaten Bandung
komunikasi, dan pemantauan pengendalian Barat ditekankan untuk lebih memperhatikan
intern.Dimana tingkat keberhasilan sistem kualitas laporan keuangan yang meliputi tata
pengendalian intern ini dapat diukur dari Good kelola laporan keuangan yang baik, transparansi
Government Governance (GGG) yang baik, yang dan akuntabilitas laporan keuangan khususnya
tercermin dalam laporan kinerja pemerintahan mengenai pengguna Anggaran Pendapatan dan
dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah Belanja Daerah (APBD). Hal itu terkait belum
yang akuntabel, yang nantinya akan diperiksa adanya penyelesaian kasus pengelolaan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta keuangan dengan opini Wajar Dengan
72
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening
Pengecualian (WDP) yang terjadi setiap tahun di Tabel 1.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan
Kepala BPK Perwakilan Jabar Arman Syifa opini terhadap Kabupaten Bandung Barat pada
mengatakan penyerahan LPH LKPD TA 2017 ini tahun 2009 dengan opini Tidak Memberi
dilakukan secara bertahap kepada 27 kabupaten Pendapat (Disclaimer), dan pada tahun 2010-
kota. TA 2017, hanya Kota Bandung, Kabupaten 2017 memberikan penilaian yang cukup baik
Bandung Barat, dan Kabupaten Subang yang dengan opini Wajar Dengan Pengecualian
masih mendapat opini wajar dengan (WDP) (pikiran-rakyat.com).
pengecualian (WDP). Lalu untuk Kabupaten Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan,
Bandung Barat, ditemukan persoalan mengenai maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
belanja pemeliharaan yang tak didukung dengan judul “PENGARUH SISTEM
rinciannya. Kemudian pengadaan barang dan PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
jasa yang tidak sesuai dengan pembukuan hingga TERHADAP AKUNTABILITAS LAPORAN
beban persediaan vaksin tanpa rincian. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Kesimpulannya itu setiap pelaporan harus DENGAN GOOD GOVERNMENT
disertai rinciannya. Supaya kami BPK juga bisa GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
mengoreksi, menurut Arman (news.detik.com). INTERVENING” (Studi Kasus pada Organisasi
BPK RI memberikan opini Wajar Dengan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat).
Pengecualian (WDP) terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) LANDASAN TEORI
Kabupaten Bandung Barat tahun anggaran 2016. Pengertian Pengendalian Intern
Menurut R. Rita Dewi P. Selaku Kepala Bidang Dalam suatu organisasi, pengendalian internal
Aset Daerah Dinas Pengelolaan Pendapatan adalah mutlak diperlukan untuk menjamin arah
Keuangan Asli Daerah Kabupaten Bandung yang sesuai dengan pencapaian tujuan yang
Barat, bahwa sampai saat ini masih ada masalah ditetapkan. Tugiman(2002:01) menyatakan
yang terjadi, masalah pertama yaitu bahwa:
ketidakcocokan data aset yang dilimpahkan dari Pengendalian intern terdiri dari rencana
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. organisasi dan keseluruhan metode atau cara
Ketidakcocokan ini umumnya soal adanya dana serta ukuran yang dikoordinasikan dengan tujuan
yang tercatat ganda, atau adanya daftar aset yang mengamankan harta kekayaan, meneliti
tercatat, namun sebenarnya tidak ada setelah keakuratan dan dapat dipercaya data akuntansi,
ditelusuri ke lapangan. Sehingga mengenai total meningkatkan efisiensi operasi, dan mendorong
keseluruhan aset yang ada di Pemerintah dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah
Kabupaten Bandung Barat, terutama nominalnya ditetapkan.
masih belum bisa memberikan data yang pasti, Pengendalian Intern oleh Institut Akuntan Publik
masalah kedua yaitu penyajian persediaan yang Indonesia (IAPI) dalam Agoes
tidak memadai, masalah ke tiga yaitu penyajian (2016:100)didefinisikan sebagai:
penyertaan modal pemerintah yang tidak sesuai Suatu proses yang dijalankan oleh dewan
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). komisaris, manajemen dan personel lain entitas
Berikut data penilaian yang diterima oleh yang didesain untuk memberikan keyakinan
Kabupaten Bandung Barat tahun 2009-2017. memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan
Tabel 1 Daftar opini audit BPK atas LKPD keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi,
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2017 dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku.
Pengertian Pengendalian Intern sesuai dengan
ISA 315 dalam Theodorus (2015:93) adalah:
Pengendalian intern adalah proses yang
dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh
TCWG (those charge with governance),
manajemen dan karyawan lain untuk
memberikan asurans yang memadai tentang
tercapainya tujuan entitas mengenai keandalan
pelaporan keuangan, efektif, dan efisiennya
73
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening
operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan penilaian risiko tersebut. Komponen
ketentuan perundang-undangan. penilaian risiko meliputi:
Pengertian Pengendalian Intern menurut Konrath a) Identifikasi dan analisi risiko relevan
yang dikutip dari The American Institute of dalam pencapaian tujuan
Certified Public Accountant (AICPA) dalam b) Formasi perencanaan menentukan
Agoes (2016:102) didefinisikan sebagai berikut: pengaturan risiko.
The process affected by an entity’s board of 3. Aktivitas pengendalian
directors, management and other personel, Berdasarkan rumusan COSO, bahwa
designed to provide reasonable assurance aktivitas pengendalian adalah tindakan-
regarding the achievement of objectives in the tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-
following categories: operating control- relating kebijakan dan prosedur-prosedur yang
to the effective and efficient use of the entity’s membantu memastikan bahwa arahan
resources, financial reporting controls-relating manajemen untuk mengurangi risiko
to the preparation of reliable published financial terhadap pencapaian tujuan dilakukan.
statements, and compliance controls-relating to Aktivitas pengendalian dilakukan pada
the entity’s compliance with applicable laws and semua tingkat entitas, pada berbagai tahap
regulations. dalam proses bisnis, dan atas lingkungan
Selanjutnya definisi pengendalian Intern teknologi.
diklarifikasi oleh Auditing Standards Board – 4. Informasi dan komunikasi
AICPA, dengan melakukan perluasan konsep Informasi sangat penting bagi setiap entitas
terhadap pengendalian Intern menjadi struktur untuk melaksanakan tangung jawab
pengendalian intern (intern control structure), pengendalian Intern guna mendukung
meliputi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pencapaian tujuan-tujuannya. Informasi yang
untuk memberikan jaminan bahwa tujuan khusus diperlukan manajemen adalah informasi yang
organisasi dapat dicapai. relevan dan berkualitas baik yang berasal dari
Komponen-komponen pengendalian Intern sumber Intern maupun eksternal. Serta
tersebut merupakan proses yang diperlukan dikomunikasikan kepada petugas atau
untuk mencapai tujuan pengendalian Intern. pejabat yang tepat, secara tepat waktu dan
Kelima komponen pengendalian Intern tersebut dalam bentuk yang tepat. Mereka harus
dapat dijelaskan sebagai berikut: memahamai peran masing-masing dalam
1. Lingkungan pengendalian sistem pengendalian Intern dan harus
Lingkungan pengendalian terdiri atas mengerti hubungan tugasnya dengan tugas
tindakan, kebijakan dan prosedur yang personil lain dalam organisasi. Kebanyakan
mencerminkan sikap manajemen puncak, organisasi membangun suatu sistem
para direktur dan pemlik entitas secara informasi untuk memenuhi kebutuhan
keseluruhan mengenai pengendalian Intern informasi yang andal, relevan, dan tepat
serta arti pentingnya bagi entitas. Untuk waktu.
memahami dan menilai lingkungan 5. Pemantauan
pengendalian, auditor harus Pemantauan merupakan kegiatan evaluasi
mempertimbangkan sub komponen dengan berbagi bentuk yang sifatnya
pengendalian, yaitu: berkelanjutan, terpisah atau kombinasi
a. Integritas dan nilai etika keduanya yang digunakan untuk memastikan
b. Komitmen terhadap kompetensi apakah masing-masing dari lima komponen
c. Kebijakan dan praktik sumber daya pengendalian Intern mempengaruhi prinsip-
manusia prinsip dalam setiap komponen. Evaluasi
d. Pemberian wewenang dan tanggung terpisah dilakukan secara periodik, akan
jawab bervariasi dalam lingkup dan frekuensi
e. Filosofi manajemen dan gaya operasi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas
f. Dewan direksi dan komite audit evaluasi yang sedang berlangsung, dan
g. Struktur organisasi pertimbangan manajemen lainnya. Temuan-
2. Penilaian risiko temuan dievaluasi terhadap kriteria yang
Semua organisasi tanpa memperhatikan ditetapkan oleh pembuat kebijakan, lembaga-
ukuran, struktur atau industri, menghadapi lembaga pembuat standar yang diakui atau
risiko intern dan ekstern. Manajemen puncak manajemen dan dewan direksi, dan
terlibat langsung dalam penanganan kekurangan-kekurangan yang
74
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening
Kumaat, V. G. (2011). Internal audit. Jakarta: Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu
Erlangga. pendekatan praktik (Edisi revisi, cetakan
Kusnendi (2008). Model-model persamaan ke-14). Jakarta: Rineka Cipta.
struktural, satu dan multigroup sample Tuanakootta, T. M. (2015). Audit kontemporer.
dengan LISREL. Bandung: Alfabeta. Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi (2011). Akuntansi sektor publik. Tugiman, H. (2002). Audit internal. Bandung:
Yogyakarta: UII Press. Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Mardiasmo (2009). Akuntansi sektor publik.
Yogyakarta: ANDI.
Mursyidi (2013). Akuntansi pemerintahan di
Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Nordiawan D & Ayuningtyas H. (2010).
Akuntansi Sektor Publik(Edisi 2). Jakarta:
Salemba Empat.
Nofianti L. & Novie S. S. (2014). Factoraffecting
implementation of good government
governance and their implication towards
performance accountability. International
Conference on Accounting Studies2014,
ICAS 2014. Kuala Lumpur, Malaysia.
August 2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Standar akuntansi pemerintahan.
Fokusmedia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008. Sistem
pengendalian intern pemerintah.
Pujianik, R. (2011).
JurnalOrganisasidanManajemen, Vol. 7,
No. 2, Sepetember 2011.
Renowijoyo M. (2013). Akuntansi sektor publik.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ristanti, N. M. A., Ni Kadek S., & Edy S. (2014).
Pengaruh sistem pengendalian intern,
pengelolaan keuangan daerah dan
komitmen organisasi terhadap penerapan
good governance. e-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2
No.1. 2014.
Robertson, L. (2002). Auditing and assurance
service. Boston: McGraw Hill.
Sari, D. (2012).
Perkembanganperanakuntansidalambisnis
yang profesional. Seminar Nasional
Akuntansi & Bisnis. Maret 2012.
Sugiyono (2017). Metode penelitian bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Refika Aditama (Cetakan
Kesatu).
Arikunto, S. (2002). Metodologi penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.