Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 13, No.

2, Desember 2019, 70-80


ISSN (print): 1978-9629, ISSN (online): 2442-4943

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP


AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
DENGAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Kasus pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat)
Hasanah Tisna Amijaya
STMIK Mardira Indonesia
hasanahhastie@gmail.com

Abstrack
Accountability of a financial report is one of the foundations for the creation of good governance,
prioritizing the use or management of finance that requires public funds. By fulfilling the basics of financial
reporting which is a principle of good governance, the government as the manager of regional finance will
automatically increase accountability and trust from the community.With the application of good internal
control, it is expected to be able to create financial reports that are accountable, resolved with good
governance. This study used descriptive analytical research method. Based on statistical analysis of the
obtained coefficient of determination 64,1%. with a significance level of 5%. The results showed that the
internal control variables gave rise to positive accountability towards the local government financial
statements,with good governance as an intervention.

Keyword : Internal Control System, Good Government Governance, Accountability of a financial


statement local government

Abstrak
Akuntabilitas suatu laporan keuangan adalah merupakan salah satu fondasi atas terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik, terutama atas penggunaan atau pemanfaatan keuangan yang berasal dari dana
publik. Dengan pemenuhan dasar-dasar pelaporan keuangan yang merupakan prinsip good governance
maka pemerintah sebagai pengelola keuangan daerah dengan sendirinya akan meningkatkan akuntabilitas
serta kepercayaan dari masyarakat. Dalam meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah
daerah perlu diterapkan sistem pengendalian intern untuk menghindari adanya kecurangan. Dengan
penerapan pengendalian intern yang baik, diharapkan dapat tercipta laporan keuangan pemerintahan daerah
yang akuntabel, tentunya dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode explanatory, menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Populasi
penelitian ini adalah semua kepala sub bagian keuangan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten
Bandung Barat yang berjumlah 29 orang. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda, diolah
menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 17. Berdasarkan hasil
analisis statistik besarnya koefisien determinasi adalah 64,1% dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pengendalian intern memiliki pengaruh yang positif terhadap
akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan good government governance sebagai
intervening secara simultan dan parsial.

Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Good Government Governance, Akuntabilitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah

PENDAHULUAN daerah akan suatu perubahan. Ini ditandai dengan


Dewasa ini masyarakat mulai kritis dengan adanya otonomi daerah.
segala permasalahan yang ada, salah satunya Undang-Undang Otonomi Daerah oleh
mengenai masalah pemerintahan. Pemerintah pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
memiliki tugas untuk melayani dan mengatur (DPR) disepakati dan disahkan pada tahun 1999,
masyarakat. Di mana tugas pelayanan lebih yaitu tertuang dalam UU No.22 tahun 1999.
menekankan dalam upaya mendahulukan Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka
kepentingan umum, memudahkan urusan publik wewenang untuk mengurus daerah sendiri mulai
dan memberikan kepuasan kepada publik. Hal dirancang oleh masing-masing daerah. Seiring
inilah yang mendorong masyarakat untuk dengan pelaksanaan otonomi daerah, persoalan
menuntut haknya melalui tangan pemerintah demi persoalan mulai muncul. Salah satunya
yaitu timbulnya fraud atau penyalahgunaan,

,
71
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

yang akhirnya mencoreng niat tulus dari otonomi dilanjutkan dengan keluarnya opini audit Badan
daerah tersebut. Pemeriksa Keuangan (BPK). Laporan keuangan
Namun pada kenyataannya Undang-Undang ini pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi
sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan standar akuntansi pemerintah sesuai dengan
keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 yang
penyelenggaraan otonomi daerah yang lebih direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
efisien. Dengan demikian dikeluarkanlah Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
undang-undang pengganti yaitu: Undang- Pemerintah, yang kemudian diperbaharui dengan
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang keluarnya Permendagri No.64 Tahun 2013.
Pemerintah Daerah, serta Undang-Undang Laporan keuangan pemerintah harus memenuhi
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan kriteria laporan keuangan yang berkualitas,
Keuangan antara Pusat dan Daerah. ditetapkan dalam kerangka konseptual akuntansi
Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah pemerintahan PP No.71 Tahun 2010, yaitu:
yang disusun harus berdasarkan pada Kerangka keandalan, relevan, dapat diperbandingkan, dan
Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahaan dapat dipahami. Pemenuhan terhadap
(SAP). Dalam Kerangka Konseptual SAP karakteristik tersebut, sebagai akuntabilitas atau
berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan pertanggungjawaban bahwa pemerintah telah
dan penyajian laporan keuangan pemerintah mengelola dana publik yang sesuai dengan
pusat dan pemerintah daerah. SAP yang disusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan
memuat amanat yang tertera pada Undang- yang ditetapkan.Laporan Keuangan Pemerintah
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Daerah (LKPD) setiap tahunnya diperiksa serta
Keuangan Negara. mendapatkan penilaian dari Badan Pemeriksa
Untuk mengantisipasi terjadinya Keuangan (BPK). Ketika suatu Laporan
penyalahgunaan yang berkepanjangan, maka Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) diberikan
pemerintah mensyaratkan adanya sistem Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) itu
pengendalian intern yang dilakukan secara dapat diartikan bahwa laporan keuangan suatu
menyeluruh pada setiap lingkungan entitas pemerintah daerah tersebut telah disajikan
pemerintahan, baik itu di pusat ataupun daerah. dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
Sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Terdapat empat opini yang diberikan dari hasil
Pemerintah No.60 tahun 2008 mengenai Sistem pemeriksaan BPK yaitu: Opini Wajar Tanpa
Pengendalian Intern Pemerintah. Intisari dari PP Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan
60/2008 ini adalah terciptanya suatu sistem Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TW),
pengendalian intern pemerintah yang dapat dan Pernyataan Menolak Memberi Opini atau
mewujudkan suatu praktik-praktik good Tidak Memberi Pendapat (TMP).
governance. Langkah awal yang diamanahkan di Fenomena kualitas suatu laporan pemerintah
dalam PP ini adalah memahami terlebih dahulu daerah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang
konsep dasar pengendalian intern. menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena di
Sedangkan PP tersebut sebenarnya murni dalam laporan keuangan pemerintah masih
mengadopsi pendekatan dari Government banyak disajikan data-data yang tidak sesuai.
Accounting Organization (GAO) yang Selain itu juga masih banyak penyimpangan-
menginduk kepada Committee of Sponsoring penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh
Organization of The Tradeway Commission Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam
(COSO) memiliki beberapa unsur yang pelaksanaan audit laporan keuangan
dilaksanakan menyatu dan terintegrasi dari pemerintah.Fenomena yang terjadi tentang
kegiatan instansi pemerintah yaitu unsur kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, yaitu yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat
kegiatan pengendalian informasi dan (KBB) di mana Pemerintah Kabupaten Bandung
komunikasi, dan pemantauan pengendalian Barat ditekankan untuk lebih memperhatikan
intern.Dimana tingkat keberhasilan sistem kualitas laporan keuangan yang meliputi tata
pengendalian intern ini dapat diukur dari Good kelola laporan keuangan yang baik, transparansi
Government Governance (GGG) yang baik, yang dan akuntabilitas laporan keuangan khususnya
tercermin dalam laporan kinerja pemerintahan mengenai pengguna Anggaran Pendapatan dan
dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah Belanja Daerah (APBD). Hal itu terkait belum
yang akuntabel, yang nantinya akan diperiksa adanya penyelesaian kasus pengelolaan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta keuangan dengan opini Wajar Dengan
72
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

Pengecualian (WDP) yang terjadi setiap tahun di Tabel 1.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan
Kepala BPK Perwakilan Jabar Arman Syifa opini terhadap Kabupaten Bandung Barat pada
mengatakan penyerahan LPH LKPD TA 2017 ini tahun 2009 dengan opini Tidak Memberi
dilakukan secara bertahap kepada 27 kabupaten Pendapat (Disclaimer), dan pada tahun 2010-
kota. TA 2017, hanya Kota Bandung, Kabupaten 2017 memberikan penilaian yang cukup baik
Bandung Barat, dan Kabupaten Subang yang dengan opini Wajar Dengan Pengecualian
masih mendapat opini wajar dengan (WDP) (pikiran-rakyat.com).
pengecualian (WDP). Lalu untuk Kabupaten Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan,
Bandung Barat, ditemukan persoalan mengenai maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
belanja pemeliharaan yang tak didukung dengan judul “PENGARUH SISTEM
rinciannya. Kemudian pengadaan barang dan PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
jasa yang tidak sesuai dengan pembukuan hingga TERHADAP AKUNTABILITAS LAPORAN
beban persediaan vaksin tanpa rincian. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Kesimpulannya itu setiap pelaporan harus DENGAN GOOD GOVERNMENT
disertai rinciannya. Supaya kami BPK juga bisa GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
mengoreksi, menurut Arman (news.detik.com). INTERVENING” (Studi Kasus pada Organisasi
BPK RI memberikan opini Wajar Dengan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat).
Pengecualian (WDP) terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) LANDASAN TEORI
Kabupaten Bandung Barat tahun anggaran 2016. Pengertian Pengendalian Intern
Menurut R. Rita Dewi P. Selaku Kepala Bidang Dalam suatu organisasi, pengendalian internal
Aset Daerah Dinas Pengelolaan Pendapatan adalah mutlak diperlukan untuk menjamin arah
Keuangan Asli Daerah Kabupaten Bandung yang sesuai dengan pencapaian tujuan yang
Barat, bahwa sampai saat ini masih ada masalah ditetapkan. Tugiman(2002:01) menyatakan
yang terjadi, masalah pertama yaitu bahwa:
ketidakcocokan data aset yang dilimpahkan dari Pengendalian intern terdiri dari rencana
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. organisasi dan keseluruhan metode atau cara
Ketidakcocokan ini umumnya soal adanya dana serta ukuran yang dikoordinasikan dengan tujuan
yang tercatat ganda, atau adanya daftar aset yang mengamankan harta kekayaan, meneliti
tercatat, namun sebenarnya tidak ada setelah keakuratan dan dapat dipercaya data akuntansi,
ditelusuri ke lapangan. Sehingga mengenai total meningkatkan efisiensi operasi, dan mendorong
keseluruhan aset yang ada di Pemerintah dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah
Kabupaten Bandung Barat, terutama nominalnya ditetapkan.
masih belum bisa memberikan data yang pasti, Pengendalian Intern oleh Institut Akuntan Publik
masalah kedua yaitu penyajian persediaan yang Indonesia (IAPI) dalam Agoes
tidak memadai, masalah ke tiga yaitu penyajian (2016:100)didefinisikan sebagai:
penyertaan modal pemerintah yang tidak sesuai Suatu proses yang dijalankan oleh dewan
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). komisaris, manajemen dan personel lain entitas
Berikut data penilaian yang diterima oleh yang didesain untuk memberikan keyakinan
Kabupaten Bandung Barat tahun 2009-2017. memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan
Tabel 1 Daftar opini audit BPK atas LKPD keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi,
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2017 dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku.
Pengertian Pengendalian Intern sesuai dengan
ISA 315 dalam Theodorus (2015:93) adalah:
Pengendalian intern adalah proses yang
dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh
TCWG (those charge with governance),
manajemen dan karyawan lain untuk
memberikan asurans yang memadai tentang
tercapainya tujuan entitas mengenai keandalan
pelaporan keuangan, efektif, dan efisiennya
73
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan penilaian risiko tersebut. Komponen
ketentuan perundang-undangan. penilaian risiko meliputi:
Pengertian Pengendalian Intern menurut Konrath a) Identifikasi dan analisi risiko relevan
yang dikutip dari The American Institute of dalam pencapaian tujuan
Certified Public Accountant (AICPA) dalam b) Formasi perencanaan menentukan
Agoes (2016:102) didefinisikan sebagai berikut: pengaturan risiko.
The process affected by an entity’s board of 3. Aktivitas pengendalian
directors, management and other personel, Berdasarkan rumusan COSO, bahwa
designed to provide reasonable assurance aktivitas pengendalian adalah tindakan-
regarding the achievement of objectives in the tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-
following categories: operating control- relating kebijakan dan prosedur-prosedur yang
to the effective and efficient use of the entity’s membantu memastikan bahwa arahan
resources, financial reporting controls-relating manajemen untuk mengurangi risiko
to the preparation of reliable published financial terhadap pencapaian tujuan dilakukan.
statements, and compliance controls-relating to Aktivitas pengendalian dilakukan pada
the entity’s compliance with applicable laws and semua tingkat entitas, pada berbagai tahap
regulations. dalam proses bisnis, dan atas lingkungan
Selanjutnya definisi pengendalian Intern teknologi.
diklarifikasi oleh Auditing Standards Board – 4. Informasi dan komunikasi
AICPA, dengan melakukan perluasan konsep Informasi sangat penting bagi setiap entitas
terhadap pengendalian Intern menjadi struktur untuk melaksanakan tangung jawab
pengendalian intern (intern control structure), pengendalian Intern guna mendukung
meliputi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pencapaian tujuan-tujuannya. Informasi yang
untuk memberikan jaminan bahwa tujuan khusus diperlukan manajemen adalah informasi yang
organisasi dapat dicapai. relevan dan berkualitas baik yang berasal dari
Komponen-komponen pengendalian Intern sumber Intern maupun eksternal. Serta
tersebut merupakan proses yang diperlukan dikomunikasikan kepada petugas atau
untuk mencapai tujuan pengendalian Intern. pejabat yang tepat, secara tepat waktu dan
Kelima komponen pengendalian Intern tersebut dalam bentuk yang tepat. Mereka harus
dapat dijelaskan sebagai berikut: memahamai peran masing-masing dalam
1. Lingkungan pengendalian sistem pengendalian Intern dan harus
Lingkungan pengendalian terdiri atas mengerti hubungan tugasnya dengan tugas
tindakan, kebijakan dan prosedur yang personil lain dalam organisasi. Kebanyakan
mencerminkan sikap manajemen puncak, organisasi membangun suatu sistem
para direktur dan pemlik entitas secara informasi untuk memenuhi kebutuhan
keseluruhan mengenai pengendalian Intern informasi yang andal, relevan, dan tepat
serta arti pentingnya bagi entitas. Untuk waktu.
memahami dan menilai lingkungan 5. Pemantauan
pengendalian, auditor harus Pemantauan merupakan kegiatan evaluasi
mempertimbangkan sub komponen dengan berbagi bentuk yang sifatnya
pengendalian, yaitu: berkelanjutan, terpisah atau kombinasi
a. Integritas dan nilai etika keduanya yang digunakan untuk memastikan
b. Komitmen terhadap kompetensi apakah masing-masing dari lima komponen
c. Kebijakan dan praktik sumber daya pengendalian Intern mempengaruhi prinsip-
manusia prinsip dalam setiap komponen. Evaluasi
d. Pemberian wewenang dan tanggung terpisah dilakukan secara periodik, akan
jawab bervariasi dalam lingkup dan frekuensi
e. Filosofi manajemen dan gaya operasi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas
f. Dewan direksi dan komite audit evaluasi yang sedang berlangsung, dan
g. Struktur organisasi pertimbangan manajemen lainnya. Temuan-
2. Penilaian risiko temuan dievaluasi terhadap kriteria yang
Semua organisasi tanpa memperhatikan ditetapkan oleh pembuat kebijakan, lembaga-
ukuran, struktur atau industri, menghadapi lembaga pembuat standar yang diakui atau
risiko intern dan ekstern. Manajemen puncak manajemen dan dewan direksi, dan
terlibat langsung dalam penanganan kekurangan-kekurangan yang
74
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

dikomunikasikan kepada manajemen dan e) Prosedur yang telah ditetapkan harus


dewan direksi. dilaksanakan sesuai yang ditetapkan
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, secara tertulis; dan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun f) Kegiatan pengendalian dievaluasi
2008 pemerintah menetapkan adanya suatu secara teratur untuk memastikan bahwa
sistem pengendalian intern yang harus kegiatan tersebut masih sesuai dan
dilaksanakan, baik pada tingkat pemerintah pusat berfungsi seperti yang diharapkan.
ataupun daerah. Sistem pengendalian intern 4) Informasi dan Komunikasi, untuk
dimaksud adalah suatu proses yang integral pada menyelenggarakan komunikasi yang efektif,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara pimpinan Instansi Pemerintah harus
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh sekurang-kurangnya:
pegawai untuk tercapainya tujuan organisasi a) Menyediakan dan memanfaatkan
yang efektif dan efisien, serta pelaporan berbagai bentuk dan sarana komunikasi;
keuangan pemerintah yang transparan dan dan
akuntabel. b) Mengelola, mengembangkan, dan
Unsur SPIP yang terdapat dalam PP No.60 memperbaharui sistem informasi secara
Tahun 2008 mengadaptasi konsep COSO (Bab terus menerus.
II Ps.3), meliputi: 5) Pemantauan, dilaksanakan melalui
1) Lingkungan Pengendalian, yaitu pimpinan pemantauan berkelanjutan, evaluasi
instansi pemerintah dan seluruh pegawai terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil
harus menciptakan dan memelihara audit dan reviu lainnya.
lingkungan yang kondusif terhadap Meskipun pengendalian intern telah dibuat dan
pengendalian yang sehat, melalui: diaplikasikan oleh suatu instansi pemerintahan
a) Penegakan integritas dan nilai etika tetapi pada dasarnya pengendalian intern
b) Komitmen terhadap kompetensi memiliki keterbatasan.
c) Kepemimpinan yang kondusif Prinsip-Prinsip Good Government
d) Pembentukan struktur organisasi yang Governance
sesuai dengan kebutuhan Pengertian good government governance (GGG)
e) Pendelegasian wewenang dan tanggung sebagaimana didefinisikan oleh World Bank di
jawab yang tepat dalam Mardiasmo (2009:17) adalah: “The way
f) Penyusunan dan penerapan kebijakan state power is used in managing economic and
yang sehat tentang pembinaan sumber social resources for development of
daya manusia society”.Artinya: suatu cara pemerintah dalam
g) Pewujudan peran aparat pengawasan mengelola sumber daya sosial dan ekonomi
intern pemerintah yang efektif untuk kepentingan pembangunan masyarakat.
h) Hubungan keja yang baik dengan Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
instansi pemerintah terkait bahwa dalam hal ini, World Bank lebih
2) Penilaian risiko, yakni pengendalian intern menekankan pada cara pemerintah mengelola
harus memberikan penilaian atas risiko yang sumber daya sosial dan ekonomi untuk
terdiri atas: kepentingan pembangunan masyarakat. Yang
a) Identifikasi risiko selanjutnya good government governance ini
b) Analisis risiko disebut dengan good governance.
3) Kegiatan pengendalian, sekurang- Sementara menurut United Nation Development
kurangnya memiliki karakteristik sebagai Program (UNDP) dalam Mardiasmo (2009:17)
berikut: mendefinisikan good governance sebagai:“The
a) Kegiatan pengendalian diutamakan exercise of political, economic, and
pada kegiatan pokok Instansi administrative authority to manage a nation’s
Pemerintah; affair at all levels”.Dalam hal ini UNDP lebih
b) Kegiatan pengendalian harus dikaitkan menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan
dengan proses penilaian risiko; administratif dalam pengelolaan Negara.
c) Kegiatan pengendalian yang dipilih Menurut Menteri Negara Pendayagunaan
disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Aparatur Negara di dalam sambutan KNKG,
Pemerintah; bahwa good governanceharus dilaksanakan oleh
d) Kebijakan dan prosedur harus para penyelenggara negara di setiap lembaga
ditetapkan secara tertulis; negara. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
75
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

good governance, diharapkan dalam perundang-undangan dan kebijakan publik yang


menggunakan dan melaksanakan kewenangan berlaku serta menghindarkan penyalahgunaan
politik, ekonomi dan administratif dapat wewenang.
diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu 4) Budaya Hukum
dalam prakteknya, konsep good governance Budaya hukum mengandung unsur penegakan
harus ada dukungan komitmen dari semua pihak hukum secara tegas tanpa pandang bulu dan
yaitu Negara (state)/pemerintah (government), ketaatan terhadap hukum oleh masyarakat
swasta (private), dan masyarakat (society). berdasarkan kesadaran. Budaya hukum harus
Good Government Governance atau disebut juga dibangun agar lembaga negara dan
Good Public Governance menurut KNKG yaitu penyelenggaraan negara dalam melaksanakan
”Merupakan sistem atau aturan perilaku terkait tugasnya selalu didasarkan pada keyakinan untuk
dengan pengelolaan kewenangan oleh para berpegang teguh pada ketentuan peraturan
penyelenggara negara dalam menjalankan perundang-undangan yang berlaku.
tugasnya secara bertanggungjawab dan 5) Kewajaran dan Kesetaraan
akuntabel”. (2008:04) Kewajaran dan kesetaraan mengandung unsur
Prinsip-prinsip good governance tersebut dalam keadilan dan kejujuran sehingga dalam
akuntansi sektor publik berpegang pada prinsip pelaksanaannya dapat diwujudkan perlakuan
pengelolaan keuangan daerah (anggaran) yang setara terhadap pemangku kepentingan secara
baik. Prinsip manajemen keuangan daerah yang bertanggungjawab. Kewajaran dan kesetraan
diperlukan untuk mengontrol kebijakan diperlukan untuk dapat mewujudkan pola kerja
keuangan dalam Pedoman Good Governance lembaga negara dan penyelenggara negara yang
yang dikemukakan oleh Komite Nasional lebih adil dan bertanggungjawab. Kewajaran dan
Kebijakan Governance-KNKG (2008: 13) kesetaraan juga diperlukan agar pemangku
sebagai berikut: kepentingan dan masyarakat menjadi lebih
1) Transparansi mentaati hukum dan dihindari terjadinya
Transparansi mengandung unsur pengungkapan benturan kepentingan.
dan penyediaan informasi yang memadai dan
mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Akuntabilitas Laporan Keuangan
Transparansi diperlukan agar pengawasan oleh Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
masyarakat dan dunia usaha terhadap APBD seluruh Organisasi Perangkat Daerah
penyelenggaraan negara dapat dilakukan secara (OPD) diamanatkan untuk membuat laporan
objektif. Untuk itu diperlukan penyediaan keuangan, terdiri dari laporan realisasi anggaran,
informasi melalui sistem informasi dan neraca dan catatan atas laporan keuangan.
dokumentasi yang dapat diakses dengan mudah Akuntabilitas merupakan tingkat perhitungan
tentang pola perumusan dan isi peraturan yang biasanya adalah pertanggungjawaban
perundang-undangan dan kebijakan publik serta laporan keuangan dari suatu kegiatan. Pengertian
pelaksanaanya oleh masing-masing lembaga akuntabilitas menurut Mardiasmo (2009:20)
negara. adalah:
2) Demokrasi Kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
Demokrasi mengandung unsur pokok yaitu untuk memberikan pertanggungjawaban,
partisipasi, pengakuan adanya perbedaan menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
pendapat dan perwujudan kepentingan umum. segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
Asas demokrasi harus diterapkan baik dalam pertanggungjawabannya kepada pihak pemberi
proses memilih dan dipilih sebagai amanah (principal) yang memiliki hak dan
penyelenggaraan negara maupun dalam proses kewenangan untuk meminta
penyelenggaraan negara. pertanggungjawaban tersebut.
3) Akuntabilitas Akuntabilitas menurut Mursyidi (2013:44) yaitu
Akuntabilitas mengandung unsur kejelasan “mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
fungsi dalam organisasi dan cara daya serta pelaksanaan kebijakan yang
mempertanggungjawabkannya. Akuntabilitas dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
diperlukan agar setiap lembaga negara dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
penyelenggaraan negara melaksanakan tugasnya periodik”. Akuntabilitas mengacu pada
secara bertanggungjawab. Untuk itu, setiap pertanggungjawaban oleh seorang steward
penyelenggaraan harus melaksanakan tugasnya kepada pemberi tanggung jawab.
secara jujur dan terukur sesuai dengan ketentuan
76
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

Pengertian Akuntabilitas laporan keuangan kebijakan-kebijakan yang diambil. Dalam


pemerintah menurut Standar Akuntansi membuat kebijakan harus dipertimbangkan apa
Pemerintahan tertuang dalam PP Nomor 71 tujuan kebijakan tersebut, mengapa kebijakan itu
tahun 2010 yaitu: Mempertanggungjawabkan diambil, siapa sasarannya, pemangku
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kepentingan mana yang akan memperoleh
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas manfaat dan kerugian atas kebijakan tersebut.
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah Langkah apa yang dipersipkan untuk
ditetapkan secara periodik.Akuntabilitas publik mengantisipasi dampak negatif jika timbul.
terdiri atas dua macam, yaitu: 5) Akuntabilitas finansial
1) Akuntabilitas Vertikal Akuntabilitas finansial adalah
Merupakan pertanggungjawaban atas pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih untuk menggunakan uang publik secara
tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit ekonomi, efisien, dan efektif, tidak ada
kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi.
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada Akuntabilitas finasial menekankan pada ukuran
pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada anggaran dan finansial. Akuntabilitas finasial
MPR. sangat penting karena pengelolaan keuangan
2) Akuntabilitas Horizontal publik menjadi perhatian utama masyarakat.
Pertanggungjawaban yang diberikan kepada Akuntabilitas finansial mengharuskan lembaga-
masyarakat luas. lembaga publik utuk membuat laporan keuangan
Akuntabilitas publik memiliki lima dimensi yang untuk menggambarkan kinerja finansial
harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik organisasi kepada pihak luar. Kekuatan utama
(Hopwood dan Tomkins,1984; Elwood,1993; adalah pemberian informasi.
dalam Mahmudi, 2011:19), yaitu:
1) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas PEMBAHASAN
hukum Pengendalian Intern Pemerintah
Akuntabilitas kejujuran dan hukum adalah Pengendalian intern pada Kabupaten Bandung
akuntabilitas lembaga-lembaga publik untuk Barat mengacu pada Peraturan Pemerintah
berperilaku jujur dalam bekerja dan mentaati Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
ketentuan hukum yang berlaku. Penggunaan Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem
dana publik harus dilakukan secara benar dan pengendalian intern adalah proses yang intergral
telah mendapat otorisasi. pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
2) Akuntabilitas manajerial secara terus menerus oleh seluruh pegawai
Akuntabilitas manajerial adalah pemerintahan pada setiap lini untuk memberikan
pertanggungjawaban lembaga publik untuk keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
melakukan pengelolaan organisasi secara organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
ekonomis, efisien dan efektif. Akuntabilitas efisien, keandalan pelaporan keuangan,
manajerial juga berkaitan dengan akuntabilitas pengamanan aset Negara, dan ketaatan atas
proses yang berarti bahwa proses organisasi peraturan perundang-undangan.
harus dapat dipertanggungjawabkan, dengan Dengan unsur-unsur sistem pengendalian
kata lain tidak terjadi inefisiensi dan ketidak sebagai berikut:
efektifan organisasi. 1. Lingkungan pengendalian
3) Akuntabilitas program Unsur sistem pengendalian intern yang
Lembaga-lembaga publik harus pertama adalah lingkungan pengendalian.
mempertanggungjawabkan program yang telah Lingkungan pengendalian diwujudkan
dibuat sampai pada pelaksanaan program. melalui komponen:
Akuntabilitas program berarti bahwa program- a. Integritas dan nilai etika
program organisasi hendaknya merupakan b. Komitmen terhadap kompetensi
program yang bermutu dan bermanfaat untuk c. Kepemimpinan yang kondusif
rakyat bukan sekedar program untuk d. Struktur organisasi
menghabiskan anggaran yang tidak jelas e. Pemberian wewenang dan tanggung
tujuannya. jawab
4) Akuntabilitas kebijakan f. Kebijakan dan praktik yang terkait
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan dengan sumber daya manusia
pertanggungjawaban lembaga publik atas 2. Penilaian risiko
77
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

Unsur pengendalian intern yang kedua Akuntabilitas Laporan Keuangan


adalah penilaian risiko.Penilaian risiko Pemerintah Daerah
diawali dengan menetapkan tujuan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
kejelasan yang cukup.Selanjutnya instansi diamanatkan untuk membuat laporan keuangan
pemerintah mengidentifikasi dan yang merupakan bentuk pertanggungjawaban
menganalisis resiko yang diprediksi dapat atas pelaksanaan APBD.Laporan keuangan
menghambat pencapaian tujuan, baik itu daerah terdiri dari laporan realisasi anggaran,
dari pihak luar ataupun dari dalam neraca dan catatan atas laporan keuangan.Semua
instansi.Kemudian menganalisi risiko OPD berkewajiban membuat laporan atas
tersebut.Sehingga berikutnya instansi penggunaan anggaran/penggunaan barang.
merumuskan pendekatan manajemen risiko Laporan keuangan pemerintah harus dapat
dengan tujuan memperkecil risiko yang dipertanggungjawabkan kepada public atau
terjadi.Pimpinan instansi berperan penting dengan kata lain harus akuntabel.
dalam manajemen risiko ini. Akuntabilitas publik memiliki lima dimensi yang
3. Aktivitas pengendalian harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik
Unsur pengendalian intern yang ketiga yaitu:
adalah aktivitas pengendalian.Aktivitas 1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas
pengendalian intern adalah pengendalian hukum
pengelolaan informasi, pemisahan tugas Terdapat penghindaran penyalahgunaan
yang memadai, pengendalian fisik atas data jabatan serta adanya jaminan kepatuhan
dokumen dan catatatan, serta pemeriksaan terhadap hokum.
kinerja secara independen. 2. Akuntabilitas manajerial
4. Informasi dan komunikasi Melakukan pengelolaan organisasi secara
Unsur pengendalian intern yang keempat ekonomis, efektif dan efisien.
adalah informasi dan komunikasi.Instansi 3. Akuntabilitas program
pemerintah harus memiliki informasi yang Tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
berkualitas dan relevan baik itu informasi dapat tercapai dan alternative program
keuangan atau non keuangan, yang untuk tujuan yang optimal.
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa 4. Akuntabilitas kebijakan
internal dan eksternal, sehingga dapat Melakukan pertanggungjawaban atas
mengkomunikasikan informasi tersebut kebijakan yang ditetapkan sebelumnya oleh
dengan pihak internal organisasi maupun pemerintah daerah kepada DPR/DPRD
pihak eksternal organisasi. serta kepada masyarakat.
5. Pemantauan 5. Akuntabilitas finansial
Unsur pengendalian yang kelima atau Informasi atas keuangan diberikan kepada
terakhir adalah pemantauan.Pemantauan pengguna informasi, serta membuat laporan
merupakan kegiatan evaluasi dengan keuangan yang mencerminkan kinerja
berbagi bentuk yang sifatnya berkelanjutan, finansial organisasi kepada pihak luar.
terpisah atau kombinasi keduanya yang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
digunakan untuk memastikan apakah Pemerintah terhadap Akuntabilitas Laporan
masing-masing dari lima komponen Keuangan Pemerintah Daerah DenganGood
pengendalian Intern mempengaruhi prinsip- Government GovernanceSebahai Variabel
prinsip dalam setiap komponen. Pemantauan Intervening
berkelanjutan diselenggarakan melalui Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
kegiatan pengelolaan rutin, supervise, dan sistem pengendalian intern dengan akuntabilitas
tindakan lain yang terkait dengan laporan keuangan dengan good government
pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah dapat governance sebagai intervening, akan dilakukan
dilakukan oleh aparat pengawasan pengujian dengan menggunakan korelasi rank
pengendalian intern pemerintah atau pihak spearman.
eksternal pemerintah dengan menggunakan
daftar uji pengendalian intern. Tindak lanjut
hasil evaluasi dan reviu lainnya
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme Tabel 2 Korelasi Rank Spearman
penyelesaian rekomendasi hasil audit yang
ditetapkan.
78
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

Berikut ini adalah ringkasan hasil perhitungan


koefisien jalur masing-masing variabel disajikan
dalam bentuk tabulasi terhadap pengaruh
langsung dan tidak langsung dari variabel-
variabel tersebut.
Tabel 3 Ringkasan Hasil Perhitungan Pengaruh
Masing-masing Variabel

Hasil perhitungan menyatakan bahwa masing-


masing variabel mempunyai korelasi positif yang
signifikan pada taraf nyata 5%. Hasil korelasi
masing-masing korelasi sebesar 0,728; 0,753;
dan 0,734.Dengan kriteria pengujian tolak H0
jika nilai sig (2-tailed) ≤ α (korelasi signifikan)
dan diterima jika nilai sig (2-tailed) > α (korelasi
tidak signifikan). Dikatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (X) terhadap Akuntabilitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Z)
dengan Good Government Governance (Y)
sebagai variabel intervening.
Dengan menggunakan analisis jalur (path Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan pada
analysis) kita dapat mengetahui pengaruh secara Tabel tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai
langsung dan tidak langsung tiap variable. berikut:Besarnya pengaruh X (pengendalian
e1 = 0,686 e2 = 0,599 sistem intern) terhadap Y (good government
governance) adalah 53,0%. Besarnya pengaruh Y
yx = 0,728 yx = 0,396 (good government governance) terhadap Z
X Y Z
(akuntabilitas laporan keuangan pemerintah
daerah) adalah 29,6% yang terdiri dari pengaruh
zx = 0,465
langsung sebesar 15,7%; dan pengaruh tidak
langsung melalui X (system pengendalian intern)
sebesar 13,9%.
Gambar 1 Hasil Analisis Jalur
KESIMPULAN
dapat dijelaskan bahwa antara variabel X (SPI) Penelitian mengenai pengaruh Sistem
dengan Y (GGG) dan variabel Y (GGG) dengan Z Pengendalian Intern Pemerintah terhadap
(ALKPD) merupakan pengaruh langsung. Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah
Sedangkan variabel X (SPI) dengan Z (ALKPD) Daerah denagn Good Government Governance
merupakan pengaruh tidak langsung. Dalam Sebagai Variabel Intervening dapat ditarik
penelitian ini variabel ALKPD memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kontribusi yang lebih besar dari pengaruh tidak 1. Terdapat pengaruh pada sistem
langsung variabel SPI dibandingkan pengaruh pengendalian intern pemerintah (SPI)
langsung dari variabel GGG. Setelah diketahui terhadap akuntabilitas laporan keuangan
nilai tetapan koefisien jalur dari masing-masing pemerintah daerah (ALKPD) dengan good
variabel tersebut, kemudian dilakukan government governance (GGG) sebagai
perhitungan pangaruh langsung dan tidak variabel intervening (mediasi) secara
langsung terhadap variabel terikat. simultan, artinya variabel SPI dan variabel
GGG sebagai variabel intervening
79
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

(mediasi) bersama-sama mempunyai DAFTAR PUSTAKA


kontribusi signifikan terhadap variabel Agoes, S.(2012). Auditing, buku 1. Jakarta:
ALKPD. SalembaEmpat.
2. Terdapat pengaruh pada sistem Andriyani, S., Sri H., &Ardiyan N.
pengendalian intern pemerintah terhadap (2017).Perananaudit
good government governance sebagai inernalterhadappenerapan good
variabel intervening secara parsial. government governance diProvinsi
Variabel sistem pengendalian intern Sumatera Selatan.Jurnal
pemerintah dinilai cukup besar dan RisetTerapanAkuntansi, Vol.1 N0.2. Juli
berpengaruh positif, artinya bahwa semakin 2017.
tinggi pengaruh yang diberikan SPI maka Arens, A. A., Elder R. J., & Beasley M. S. (2014).
akan semakin tinggi good government Auditing dan jasa assurance,
governance.Penerapan goodgovernment pendekatanterintegrasi. Jakarta:
governance sangat diyakini memberikan Erlangga.
kontribusi yang strategis untuk Azwar. 2003. Metode penelitian. Yogyakarta:
menciptakan iklim pemerintahan. Pustaka Pelajar.
3. Goodgovernment governance sebagai Bastian, I. (2007). Audit sector publik (Edisi 2).
variabel intervening berpengaruh terhadap Jakarta: Salemba Empat.
akuntabilitas laporan keuangan pemerintah Bastian, I. (2011). Akuntansi sektor publik di
daerah. Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada.
SARAN Creswell, J. W. (2012). Educational research:
Pentingnya personil yang kompeten dan Planning, conducting, and evaluating
terpercaya dalam mengadakan pengendalian quantitative and qualitative research
yang efektif, metode untuk mengangkat, (Fourth edition). Boston: Pearson
mengevaluasi, melatih, mempromosikan, dan Education.
memberi kompensasi kepada personil itu Frankael, J. R.& N. E. Wallen (2009).How to
merupakan bagian yang terpenting dari sistem design and evaluate research in education
pengendalian intern yang sejalan dengan fungsi (Seventh edition). New York: McGraw-
manajemen sumber daya manusia. Pengadaan Hill Company.
karyawan yang potensial dan efektif seyogyanya Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate
melewati proses atau langkah-langkah dengan program. Semarang: Badan
perekrutan melalui tahapan: 1) Peramalan Penerbit Universitas Dipenogoro.
kebutuhan tenaga kerja; 2) Perekrutan; 3) Gumilar, D. (2011).10 menit menyusun skripsi,
Seleksi; 4) Penempatan, orientasi, dan induksi tesis, dan disertasi.Ciamis: Yayasan
karyawan. Setelah melalui tahapan tersebut Gahara.
diharapkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Halim Abdul, M.Syam Kusufi. (2017). Teori,
Kabupaten Bandung Barat dapat lebih Konsep, Dan Aplikasi Akuntansi Sektor
konsentrasi terhadap masalah kompetensi staf Publik. Jakarta: Salemba Empat.
dinas yang bersangkutan dengan cara Hayes, R. et al. (2014). Principles of auditing
melakukan berbagai pelatihan atau Bimtek (Third Edition). Edinburgh: Pearson
untuk meningkatkan kompetensi, khususnya Education.
kompetensi staf bagian keuangan sehingga akan Herawati, T. (2014). Pengaruh sistem
didapat “Penempatan orang-orang yang tepat pengendalian intern terhadap kualitas
dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan laporan keuangan.STAR-Study &
yang tepat” atau “The right man in the right Accounting Research, Vol. XI No. 1.
place and the right man behind the right job”. 2014.
Sehingga pengelolan keuangan daerah yang http://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, dapat http://www.bandung.bpk.go.id
dicapai dengan melakukan salah satu unsur https://www.ksap.org/sap/good-public-
pengendalian intern ini, sehingga Kabupaten governance/
Bandung Barat dapat mencapai WTP seperti Jusup A. H. (2011). Auditing,
yang diharapkan untuk penilaian BPK pengauditanberbasis ISA. Yogyakarta:
selanjutnya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
80
Amijaya,
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening

Kumaat, V. G. (2011). Internal audit. Jakarta: Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu
Erlangga. pendekatan praktik (Edisi revisi, cetakan
Kusnendi (2008). Model-model persamaan ke-14). Jakarta: Rineka Cipta.
struktural, satu dan multigroup sample Tuanakootta, T. M. (2015). Audit kontemporer.
dengan LISREL. Bandung: Alfabeta. Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi (2011). Akuntansi sektor publik. Tugiman, H. (2002). Audit internal. Bandung:
Yogyakarta: UII Press. Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Mardiasmo (2009). Akuntansi sektor publik.
Yogyakarta: ANDI.
Mursyidi (2013). Akuntansi pemerintahan di
Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Nordiawan D & Ayuningtyas H. (2010).
Akuntansi Sektor Publik(Edisi 2). Jakarta:
Salemba Empat.
Nofianti L. & Novie S. S. (2014). Factoraffecting
implementation of good government
governance and their implication towards
performance accountability. International
Conference on Accounting Studies2014,
ICAS 2014. Kuala Lumpur, Malaysia.
August 2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Standar akuntansi pemerintahan.
Fokusmedia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008. Sistem
pengendalian intern pemerintah.
Pujianik, R. (2011).
JurnalOrganisasidanManajemen, Vol. 7,
No. 2, Sepetember 2011.
Renowijoyo M. (2013). Akuntansi sektor publik.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ristanti, N. M. A., Ni Kadek S., & Edy S. (2014).
Pengaruh sistem pengendalian intern,
pengelolaan keuangan daerah dan
komitmen organisasi terhadap penerapan
good governance. e-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2
No.1. 2014.
Robertson, L. (2002). Auditing and assurance
service. Boston: McGraw Hill.
Sari, D. (2012).
Perkembanganperanakuntansidalambisnis
yang profesional. Seminar Nasional
Akuntansi & Bisnis. Maret 2012.
Sugiyono (2017). Metode penelitian bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Refika Aditama (Cetakan
Kesatu).
Arikunto, S. (2002). Metodologi penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai