Latar Belakang
Good governance atau pemerintahan yang baik dinilai dengan pemerintahan yang
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Sehingganya pemerintah dalam mewujudkan good
governance tersebut dalam melaksanakan otonomi daerah, memerlukan suatu aturan tentang
pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan keuangan negara. Peraturan perundangan yang
berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004.
Akuntansi basis kas memiliki keuntungan yakni pencatatannya yang sederhana. Akan
tetapi akuntansi berbasis kas ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni, akuntansi
berbasis kas kurang informatif karena informasi yang dihasilkan mengenai saldo kas,
penerimaan, pengeluaran dan informasi yang diberikan mengenai harta, hutang dan
kewajiban yang dimiliki oleh organisasi. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan reformasi di
dalam penerapan akuntansi pemerintahan hal ini diperlukan agar keuangan pemerintah dapat
memberikan laporan keuangan yang bersifat informatif. Salah satu cara yakni dengan
mewajibkan pencatatan keuangan pada setiap instansi pemerintahan berbasis akrual, baik
pemerintah pusat maupun daerah.
Hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintahan
yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Bentuk laporan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan daerah selama satu tahun anggaran adalah dalam bentuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pemerintah daerah harus
mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010.
Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah agar lebih accountable dan semakin
diperlukannya peningkatan kualitas laporan keuangan.
Sebagai upaya untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang disajikan oleh
pemerintah daerah sudah diungkapkan dengan wajar dan berkualitas, setiap tahunnya laporan
keuangan tersebut akan diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK
RI). Berdasarkan dari pemeriksaan itulah nantinya BPK akan mengeluarkan opini yang
merupakan hasil penilaian atas kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ada empat
opini yang diberikan pemeriksa, yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW) dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Opini
WTP merupakan opini tertinggi yang mengindikasikan bahwa laporan keuangan telah
disusun secara wajar dan berkualitas.
Di lingkup wilayah Provinsi Sumatera Selatan, di antara 17 kabupaten/kota,
Pemerintah Kota Palembang merupakan satu-satunya Pemerintah Daerah yang mendapat
Opini WTP. Perolehan opini tertinggi atas laporan keuangan pemerintah daerah Kota
Palembang secara konsisten menjadi suatu fenomena yang sangat menarik perhatian untuk
meneliti faktor apakah yang mempengaruhi kualitas LKPD Kota Palembang sehingga
mendapat opini WTP dari BPK.
Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah juga sangat penting dalam
menciptakan laporan keuangan yang berkualitas. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah merupakan penerapan sistem mulai dari pengelompokan, penggolongan,
pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan
keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat digunakan oleh pihak tertentu dalam
pengambilan keputusan oleh masing-masing SKPD dalam proses penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen atau sub sistem dari suatu
organisasi yang mempunyai tanggung jawab atas penyiapan informasi keuangan guna
membantu manajemen dalam pembuatan keputusan. Departemen dalam negeri telah
menyediakan sistem informasi akuntansi secara cuma-cuma untuk dipergunakan oleh
pemerintah daerah dalam rangka menghasilkan lapoaran keuangan yang berkualitas.
Rumusan Masalah
Ruang lingkup pembahasan yaitu variabel penelitian pada Standar Akuntansi Pemerintahan
dan Sistem Informasi Akuntansi yang terdapat pada Kota Palembang.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai Pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Informasi Akuntansi dan faktor faktor lain yang
mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kota Palembang.
Selain itu juga untuk memahami perbandingan antara konsep yang diberikan pada
masa perkuliahan dan pengimplementasiannya langsung di pemerintahan.
2. Bagi Pengguna lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk pengembangan serta
untuk menjadi sumber informasi atau masukan bagi pengguna.
LANDASAN TEORI
https://matapublik.co/2019/05/29/palembang-raih-opini-wtp-ke-sembilan/