Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah memasuki masa penguatan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh

pihak termasuk pemerintah dengan melakukan reformasi di segala bidang. Salah

satu usaha menguatkan kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan mewujudkan

suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau di kenal dengan istilah good

governance (Darwis dan Chairunnisa 2013). Hal tersebut yang mendorong

pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggung

jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya, melalui suatu

media pertanggung jawaban yang di laksanakan secara periodik.

Kota Bandar Lampung sebagai salah satu daerah yang memiliki hak otonomi

diwajibkan mempertanggung jawabkan kinerja kepada publik. Penyelengaraan

pemerintah yang bersih dan wibawa menjadi perhatian Kota Bandar Lampung.

Sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban dalam penyelengaraan

pemerintah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

keuangan negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


2

pemerintah daerah yang berupa laporan keuangan. Pembuatan laporan keuangan

merupakan bentuk pertanggung jawaban atas kepengurusan sumber daya ekonomi

yang di miliki oleh suatu entitas.

Laporan keuangan pemerintah harus dapat membantu dalam pembuatan

keputasan ekonomi, sosial dan politik dengan membandingkan kinerja actual dan

standar akuntansi dan menilai kondisi keuangan oleh pemakai laporan keuangan

tersebut, membantu dalam tingkat kepatuhan perundangan yang terkait dengan

masalah keuangan dan kententuan lainnya, juga membantu dalam tingkat efisiensi

dan efektivitas. Untuk mendapatkan kualitas laporan keuangan yang semakin baik

pemerintah Kota Bandar Lampung terus melakukan perbaikan pada pengelolaan

keuangan, dengan mengawasi kualitas laporan keuangan instansi pemerintah.

Kualitas laporan keuangan dapat di nilai baik apabila informasi yang tersedia

dalam laporan keuangan dapat di pahami dan memenuhi kebutuhan pemakainya

dalam pengambilan keputusan. Kesalahan material serta dapat diandalkan,

sehinggalaporan keuangan tersebut dapat di bandingkan dengan periode-periode

yang ada sebelumnya.

Kualitas laporan keuangan dapat di lihat dari karakteristik kualitatif laporan

keuangan. Menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010, karakteristik

kualitatif laporan keuangan pemerintah merupakan prasyarat normative seperti

yang di sebutkan dalam rerangka konseptual akuntansi pemerintahan antara lain

relevan (relevance), andal (reliability), dapat dibandingkan (comparability), dan


3

dapat dipahami (understandbility). Apabila informasi dalam kualitas laporan

keuangan pemerintahan daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan

keuangan seperti syarat yang ada dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun

2010, berarti pemerintah daerah telah mampu meningkatkan kualitas laporan

keuangan daerah tersebut

Kompentensi sumber daya manusia dapat membantu mengetahui pemerintah telah

melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional, efektif, efisien. Sehingga

mendorong terwujudnya laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari

kesalahan penyajian material dan pengertian yang menyesatkan. Wati, dkk (2014).

Penerapan standar akuntansi yang baik, akan dapat meningkatan kualitas laporan

keuangan daerah, dalam hal ini laporan keuangan telah memenuhi karakteristik

kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah

di pahami. Semakin baik penerapan standar akuntansi pemerintahan akan

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas karna sesuai dengan peraturan

dan standar yang berlaku dan juga di sajikan dengan jujur dan lengkap dalam

laporan keuangan pemerintah daerah Wati, dkk (2014).

Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dengan dilakukannya pelaporan atas

pertanggung jawaban peaksanaan APBD (Permendagri No.59 tahun 2007). Dalam

menerapkan hal ini digunakan penerapan akuntansi agar dapat mengatur akuntansi

tersebut maka akan dapat menjamin konsistensi penyajian keuangan daerah yang
4

di hasilkan Wati, dkk(2014).

Secara umum kualitas LKPD Tahun 2019 mengalami peningkatan dibanding

LKPD Tahun 2018, tetapi terdapat 5 dari 541 (1%) LKPD yang mengalami

penurunan opini. Penurunan opini tersebut lebih sedikit dibandingkan penurunan

opini tahun 2018 sebanyak 15 dari 541 (3%) LKPD. Kenaikan opini WTP tersebut

menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kualitas LKPD19 . Provinsi Lampung

pada pemerintahan kabupaten/kota terus mempertahankan opini WTP dari BPK

ke enam kalinya untuk laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan yang

mendapat nilai dari BPK dengan opini WTP maka LKPD tersebut disajikan

dengan wajar dan berkualitas

Table 1.

Hasil audit LKPD dari BPK Kota Bandar Lampung

No. Tahun Opini

1 2017 WTP

2 2018 WTP

3 2019 WTP

Kota Bandar Lampung sudah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian

tetapi masih terdapat keterlambatan dalam pelaporan keuangan secara resmi pada

tahun 2019. Hal ini disampaikan oleh ketua Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol yang menyatakan bahwa

laporan keuangan pada tahun 2019 sedang disusun yang nantinya akan

disampaikan dalam laporan keuangan secara resmi, hal ini berarti terdapat
5

keterlambatan pelaporan keuangan secara resmi. Hal tersebut bisa terjadi karena

masih lemahnya sumber daya manusia yang kurang bertanggungjawab dalam

mengelola laporan keuangan, masalah kompetensi sumber daya manusia menjadi

tantangan setiap pegawai bidang keuangan termasuk pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung. Fenomena yang dijumpai

masih ditemukan kesenjangan antara kualitas sebagai syarat tugas pokok dengan

kompetensi yang dimiliki pegawai. Harus diakui masih ada permasalahan yang

terjadi terhadap staf pengelola keuangan dan penyusunan laporan keuangan yang

terlibat dalam pengelolaan keuangan masih kurang memiliki keterampilan dalam

bidang akuntansi bahkan masih terdapat banyak pegawai yang tidak memiliki latar

pendidikan dari bidang akuntansi.

Kota Bandar Lampung pada tahun 2020-2021 mengalami penundaan dalam

pengerjaan laporan keuangan pemerintah daerah Kota Bandar Lampung sumber

ini di dapat dari sumber : https://lampung.bpk.go.id/ilkpd-kota-bandarlampug/ .

Hal ini menunjukan Fenomena lamanya pengerjaan laporan keuangan pemerintah

Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Purnamasari (2019). Perbedaan penelitian ini

terletak pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini terletak di Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung

sedangkan penelitian Fitri Purnamasari berada pada OPD kota Madiun .

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh


6

kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi

pemerintahan, dan sistem akuntansi keuangann daerah terhadap kualitas

laporan keuangan Pemerintah Daerah (Kota Bandar Lampung).

1.2 Ruang Lingkup

Agar penelitian lebih fokus dan terarah maka peneliti membatasi ruang lingkup

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagian pengelola keuangan & asset daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung.

2. Variable dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah, dan variable independent yang akan di teliti

adalah kompetensi sember daya manusia (SDM), standar akuntansi pemerintah,

sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah,

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah yang diajukan sebagai berikut :

1. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan pemerintah daerah ?

2. Apakah penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan pemerintah daerah ?

3. Apakah system akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan pemerintah daerah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :


7

1. Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan daerah.

2. Penerapan standar akuntansi keuangan pemerintahan berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan daerah.

3. Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

hasil penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan penelitian diantaranya :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian memberikan pengetahuan serta referensi ilmu

akuntansi sektor publik secara umum, serta sebgai literatur mengenai

kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi pemerintahan,

sistem akuntansi keuangan daerah, dan kualitas laporankeuangan daerah.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan informasi yang dapat digunakan.

Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas dalam laporan keuangan sektor publik.

1.6 Sistematika penulisan

Dalam penelitian ini akan membahas dan menyajikan hasil penelitian yang

akan di susun dengan materi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup
8

penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penelitian tentang “pengaruh

kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansipemerintahan,

dan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah (Kota Bandar Lampung)”.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung

penelitian, kerangka berpikir, peneliti terdahulu yang di lakukan dalam

penelitian dan akan membahas mengenai bangunan hipotesis.

BAB III METODELOGI PENELITAN

Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel, dan Teknik

pengambilan sampel, variable penelitian dan definisi oprasional variable,


9

lokasi dan waktu penelitian, data dan prosedur pengumpulan data, serta

teknik analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti mendemonstrasikan pengetahuan akademik yang

dimilikidan ketajaman daya fisiknya dalam menganalisis persoalan yang di

bahas dengan mengikuti pedoman yang dijabarkan dalam teori.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian

dan saran yang di harapkan dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya ataupun

pihak yang bersangkutan dan pihak yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN
10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan

Teori keagenan memiliki prinsip utama berupa hubungan kerja antara dua pihak

yaitu pihak yang memberikan wewenang (principal) dengan pihak yang menerima

wewenang (agensi) dalam suatu bentuk kerjasama yang dinamakan dengan

“nexusof contract”. Agen berperan sebagai pihak yang diberikan kontrak oleh

principal untuk bekerja sesuai dengan kepentingan principal. Dalam teori

keagenan (agency theory) dijelaskan mengenai hubungan antara principal dan

agenct (Jensen & Meckling, 2019) mengartikan bahwa teori keagenan adalah

hubungan yang muncul ketika satu pihak memberikan wewenang dan tanggung

jawab kepada pihak lain (agent) untuk melakukan pengambilan kewenangan dan

tanggung jawabkepada pihak lain untuk melakukan pengambilan keputusan sesuai

kepentingan principal.

Teori keagenan juga dapat diterapkan pada sector public. Negara yang demokrasi

memiliki hubungan keagenan antara masyarakat dengan pemerintah atau

hubungan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Pemerintah pusat

memberikan wewenang terhadap pemerintah daerah pemerintah daerah juga harus

mempertanggung jawabkan tugasnya terhadap pemerintah pusat. Disisi lain

pemerintah dearah juga harus memaksimalkan kesejahteraan mereka. Pada sector

public hubungan keagenan tersebut juga dapat dilihat dalam penyusunan

anggaran. Pemerintah daerah disini provinsi menyusun anggaran kemudian


11

anggaran tersebut diserahkan kepusat setelah adanya pengesahan dari pusat

pemerintah daerah menjalankan kegiatan berdasarkan anggaran tadi. Akhirnya

pemerintah daerah harus mempertanggung jawabkan realisasi anggaran terhadap

pemerintah pusat. Selain hubungan pemerintah pusat dan daerah juga ada

hubungan antara legislative dan eksekutif, eksekutif adalah agen sedangkan

legislative adalah principal (Halim: 2007). Legislator adalah pihak yang

mendelegasian wewenang kepada agen seperti pemerintah atau panitia di

legislative untuk membuat kebijakan baru. Agen disini membuat usulan kebijakan

dan nantinya usulan agen tersebut diterima atau di tolak.

Menurut Mardiasmo (2006) akuntabilitas publik, pihak yang diberikan amanah

(agen) mempunyai kewajiban berupa tanggung jawab untuk melaporkan,

mencatatat serta mengungkapkan segala kegiatan dan aktivitas yang merupakan

tanggung jawabnya kepada principal sebagai pihak pemberi amanah dimana pihak

principal ini mempunyai hak untuk menagih hal tersebut. Akuntabilitas publik

terbagi menjadi dua yaitu:

1. akuntabilitas vertical yaitu suatu bentuk tanggung jawab atas penggunaan dana

kepada pihak yang lebih tinggi, dan

2. akuntabilitas horizontal yaitu suatu bentuk tanggung jawab atas penggunaan

dana kepada masyarakat luas.

Keterkaitan adanya agency theory dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
12

pelaporan keuangan, yang dimana pemerintah disini bertindak sebagai pihak yang

diberi amanah (agen) maka berkewajiban untuk mengungkapkan segala informasi

yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan sebagai pengguna informasi

yang dimana bertindak sebagai principal untuk menilai akuntabilitas dan

memutuskan kebijakan sosial, politik, maupun ekonomi baik terlibat secara

langsung maupun tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Hubungan antara

pemerintah dan para pemangku kepentingan sebagai pengguna informasi laporan

keuangan dapat dikaitkan adanya hubungan keagenan .

2.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah adalah suatu hasil proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dari transaksi ekonomi (keuangan)

dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang di jadikan

sebagai informasi dalam rangka pertanggung jawaban pengelolaan keuangan

entitas akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang

memerlukan (Rasdianto, 2013).

Definisi laporan keuangan adalah suatu bentuk laporan dari segala aktivitas

transaksi yang telah dilakukan dalam periode waktu tertentu. Laporan keuangan

sebenarnya merupakan pernyataan dari pihak manajemen pemerintah dalam

menginformasikan kondisi keuangan pemerintah kepada para pemangku

kepentingan selain itu pembuatan laporan keuangan membantu pemerintah dalam

memenuhi akuntabilitas terhadap publik. Pembuatan laporan keuangan bertujuan

untuk membagi informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan


13

penggunaan sumber daya yang memiliki pengaruh terhadap kepentingan umum.

Dibuatnya laporan keuangan itu sendiri harus mampu memberikan informasi yang

bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dalam menentukan keputusan baik

itu keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Laporan keuangan dikatakan baik

dan berkualitas apabila 16 memenuhi karakteristik kualitatif. Karakteristik

kualitatif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 antara lain:

1) Relevan, yaitu informasi yang terkandung dalam laporan keuangan berguna

bagi pengguna sehingga membantu dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu atau

masa kini maupun masa depan. Terdapat unsur-unsur dari informasi yang relevan,

antara lain:

a) Manfaat umpan balik (feedback value) Infromasi dapat digunakan pengguna

untuk mengoreksi keputusan di masa lalu.

b) Manfaat predictif (predictive value) Informasi dapat digunakan pengguna

dalam memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan

masa kini.

c) Tepat waktu (timeliness) Penyajian laporan keuangan tepat waktu sesuai

dengan periode akuntansi.

d) Lengkap Penyajian mengenai segala aktivitas dan segala kegiatan yang

berkaitan dengan pengeluaran dalam pemerintah daerah disajikan secara utuh

tanpa adanya manipulasi sehingga dapat digunakan sebagai pengambilan

keputusan.

2) Andal, merupakan suatu bentuk penyajian informasi yang bebas dari unsur
14

penyesatan dan kesalahan salah saji material. Karakteristik andal antara lain:

a) Jujur dalam penyajian Informasi tentang penyajian dari setiap transaksi dan

peristiwa yang terjadi disajikan dengan jujur.

b) Dapat diverifikasi Penyajian dalam laporan keuangan dapat dilakukan

pengujian ulang tanpa merubah hasilnya.

c) Netralitas Informasi yang disajikan tidak berpihak pada kepentingan tertentu

tetapi untuk kebutuhan umum.

3) Dapat dibandingkan, adalah suatu bentuk perbandingan antara periode sekarang

dengan periode sebelumnya, maupun dibandingkan dengan organisai lain yang

bergerak di bidang yang sama.

4) Dapat dipahami, adalah pengguna mampu memahami isi dari laporan keuangan

dengan baik.

2.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang

memengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya (Mangkunegara, 2012)

menurut Warisno, (2008) dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD

harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar

belakang Pendidikan akuntansi, sering mengikuti Pendidikan dan pelatihan, dan

mempunyai pengalaman di bidang keuangan, hal tersebut diperlukan untuk

menerapkan sistem akuntansi yang ada.

Terdapat perbedaan pengertian antara competence dan competency, dimana


15

competence itu sendiri merupakan kegiatan yang memiliki hubungan dengan

pekerjaan “wilayah kerja dimana orang dapat menjadi kompeten atau unggul”

pengertian competency itu sendiri adalah kegiatan yang berkaitan dengan orang

“dimensi perilaku yang melandasi prestasi unggul (competent)”. Jadi kompetensi

sumber daya manusia merupakan kemampuan yang dimiliki oleh indidvidu dalam

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan utama

organisasi. Terdapat tiga komponen utama dalam membentuk kompetensi

menurut Hutapea dan Thoha (2008), yaitu :

a) Pengetahuan (knowledge) merupakan tingkat pengetahuan seseorang dalam

bidang kompetensi yang dimiliki sehingga mampu menjalankan tugas dan

kewajibannya.

b) Keterampilan (skill) adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kemampuan terbaiknya.

c) Sikap (attitude) adalah pola tindakan seseorang karyawan dalam menjalankan

tugas dan kewajiban tanpa harus melanggar peraturan yang berlaku.

Menurut Uha, Ismail (2014:131) Langkah -langkah yang dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas Pendidikan formal PNS menuju pengembangan

Mengoptimalkan diklat dan peningkatan bintek untuk mewujudkan kompetensi

dan keterampilan teknis.

2. Penyusunan standar kompetensi jabatan dalam menempatkan aparatur sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki.

3. Pembinaan karier PNS yang terstruktur,professional, dengan pola pikir general


16

dan kerja secara special dalam riil produksi.

4. Pengembangan jabatan fungsional menuju specialisasi dengan kebutuhan

tuntutan kerja.pembangunan dan membangun wawasan keilmuan.

Dalam mewujudkan upaya dalam pencapaian tujuan organisasi, sumber daya

manusia (SDM) merupakan elemen dari organisasi yang memiliki peranan sangat

penting. Untuk menerapkan sistem akuntansi, sumber daya manusia yang

berkualitas (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu memahami logika

akuntansi dengan baik. Jika sumber daya manusia mengalami kegagalan maka

akan berdampak kekeliruan pada laporan keuangan yang di buat dan ketidak

sesuaian laporan dengan standar yang di tetapkan pemerintah (Jultri, 2021). Untuk

mewujudkan upaya pencapaian tujuan organisasi, sumber daya manusia (SDM)

yang mumpuni akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Jika

sumber daya manusia gagal, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam laporan

keuangan yang di buat dan tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan

pemerintah.

(Destiana, 2014) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor penting demi

terciptanya laporan keuangan yang berkualitas. Keberhasilan suatu entitas bukan

hanya di pengaruhi oleh Sumber Daya Manusia yang dimilikinya. Jadi, jika

sumber daya manusia memiliki keahlian dibidangnya maka akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


17

2.4 Standar Akuntansi Pemerintah

Standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam Menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Peraturan

Pemerintah No. 71 Tahun 2010). Standar akuntansi pemerintahan adalah syarat

mutlak yang harus dijadikan pedoman agar kualitas laporan keuangan di

Indonesia dapat ditingkatkan. Standar Akuntansi Pemerintah mengatur penyajian

laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan

keterbandingan.

Pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah yang mengikuti prinsip-prinsip

yang tertuang dalam SAP akan menghasilkan laporan keuangan pemerintah

daerah yang lebih berkualitas. Penelitan (Wati dkk, 2014) menyimpulkan bahwa

penerapan SAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang di hasilkan

Menurut (Nordiawan, 2006), “bahwa adanya pengaruh antara standar akuntansi

pemerintahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu SAP

diterapkan dilingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-

departemennya maupun di pemerintah daerah dan dinas-dinasnya, penerapan SAP

diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas laporan keuangan di

pemerintah pusat dan daerah.

2.5 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur mulai

dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan


18

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang

dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007).

Prosedur yang dimaksud adalah proses pengindentifikasian, pengukuran,

pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) suatu organisasi. Yang

dimaksud dengan proses pengindentifikasian adalah pengindentifikasian

ekonomi, agar dapat membedakan mana transaksi yang bersifat ekonomi dan

mana yang tidak. Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah aktivitas yang

berhubungan dengan uang. Proses selanjutnya adalah pengukuran transaksi

ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan uang. Proses tersebut menggunakan

sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu. Pelaporan transaksi ekonomi akan

menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses akuntansi.

Menurut Halim (2008:42) definisi akuntansi pemerintah daerah yang disebutnya

sebagai akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah

daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang dijadikan informasi dalam rangka

pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal pemda (kabupaten,

kota, / provinsi) .

Menurut Mardiasmo (2004:147) akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk

menyediakan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan.akuntansi


19

keuangan dapat didefinisikan sebagai prinsip, metode, dan Teknik pencatatan

pengorganisasian data keuangan atas kegiatan suatu entitas untuk menghasilkan

dan memberikan informasi, sehingga digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomi yang rasional.

Sistem akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu subsistem dari organisasi

yang memfasilitasi kontrol dengan melaporkan kinerja pemerintah daerah. Ruang

lingkup sistem akuntansi keuangan daerah mencakup diantaranya kebijakan

akuntansi, prosedur sistem akuntansi, sumber daya manusia, serta teknologi

informasi. Tujuan dari diterapkannya sistem akuntansi keuangan daerah adalah

untuk menyediakan infromasi keuangan yang lengkap, cermat dan akurat

sehingga dapat menghasilkan suatu laporan keuangan yang handal, dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan oleh berbagai pihak eksternal yang

membutuhkan.
20

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Fitri Purnama Pengaruh Hasil penelitian menunjukan


(2019)
kompetensi sumber bahwa kompetensi sumber daya
daya manusia, manusia berpenaruh positif dan
penerapan standar signifikan terhadap kualitas
akuntansi laporan keuangan pemerintah
pemerintahan, dan daerah, sistem akuntansi
sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh
keuangan daerah positif dan signifikan terhadap
terhadap kualitas kualitas laporan keuangan
laporan keuangan pemerintah daerah, dan
pemeritah daerah. komptensi sumber daya
manusia, standar akuntansi
pemerintahan, sistem akuntansi
keuangan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
2. Antonia jultri Pengaruh Kompetensi SDM, penerapan
(2021)
kompetensi sumber SAP , penerapan SAKD dan new
daya manusia , public managemnent secara
penerapan standar “simultan” berpengaruh terhadap
akuntansi kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah pemerintah, penerapan system
dan sistem akuntansi akuntansi keuangan daerah
keuangan daerah (SAKD) secara parsial brpengaruh
21

dan new public terhadap kualitas laporan keuangan


manajement peerintah, new public management
terhadap kualitas secara parsial berpengaruh
laporan keuangan terhadap kualitas keuangan
pemerintah. pemerintah.
3. Mona Nur Pengaruh Kesimpulan yang didapat dari
Adhillah (2022) kompetensi sumber analisis dan pembahasan data yaitu
daya manusia, kompetensi sumberdaya manusia
penerapan standar secara parsial berpengaruh positif
Akuntansi dan signifikan terhadap kualitas
pemerintah dan laporan keuangan di OPD
sistem pengendalian pemerintah provinsi Sumatera
intern terhadap Selatan Sistem pengendalian
kualitas laporan intern secara parsial berpengaruh
keuangan. positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan di
ODP pemeritah provinsi Sumatera
Selatan
4. Yusrahusaimi Pengaruh Berdasarkan hasil pengujian Secara
(2016) Kompetensi parsial variable kompetensi SDM
Sumber Daya dan penerapan sistem akuntansi
Manusia dan keuangan daerah berpengaruh
Penerapan sistem terhadap kualitas laporan keuangan
akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan pengujian
daerah terhadap secara simultan komptensi SDM
kualitas laporan dan penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah keuangan daerah berpengaruh
pada satuan kerja terhadap kualitas laporan keuangan
perangkat daerah daerah pada SKPD di kabupaten
Kabupaten Empat Empat Lawan.
22

Lawan Sumatera
Selatan.
5. Abdul Hakim Pengaruh Berdasarkan hasil analisis data dan
(2017) kompetensi sumber pembahasan, dapat disimpulkan
daya manusia, sebagai berikut :
penerapan sistem 1. kompetensi Sumber Daya
akuntansi keuangan Manusia berpengaruh terhadap
daerah (SAKD) dan kualitas lapran keuangan daerah.
sistem pengendalian Artinya, semakin baik
interen terhadap kompetensi sumber daya
Kualitas laporan manusia, maka akan
keuangan meningkatkan kualitas laporan
pemerintah daerah. keuangan pemerintah daerah.
2. penerapan sistem akuntansi
Keuangan daerah berpengaruh
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Artinya, semakin baik penerapan
Sistem akuntansi keuangan
daerah, akan meningkatkan.
3. sistem pengendalian interen
pemerintah berpengaruh
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Artinya,semakin baik sistem
pengendalian interen pemerintah
yang dijalankan leh SKPD,akan
meningkatkan kualitas laporan
keuangan daerah.
6. Launtu Ansir Pengaruh penerapan Hasil penelitian ini menunjukan
23

(2021) sistem akuntansi bahwa :


pemerintah daerah 1. Penerapan sistem akuntansi
dan kualitas sumber pemerintah daerah
daya manusia berpengaruh positif dan
terhadap kualitas signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan laporan keuangan
pemerintah pemerintah kabupaten Gowa
kabupaten Gowa. 2. Kualitas sumber daya
manusia berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah
kabupaten Gowa.
3. Penerapan sistem akuntansi
pemerintah daerah dan
kualitas sumber daya
manusia secara simultan
berpengaruh positif
24

2.7 Kerangka Pemikiran

Kompetensi Sumber
daya manusia(X1)

Penerapan standar Laporan keuangan


akuntansi pemerintah daerah
pemerintahan(X2) (Y)

Sistem akuntansi
keuangan daerah
(X3)

Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran.

2.8 Bangunan Hipotesis

2.8.1 Pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor penting demi terciptanya laporan

keuangan yang berkualitas. Keberhasilan suatu entitas bukan hanya di pengaruhi

oleh Sumber Daya Manusia yang dimilikinya. Jadi, jika sumber daya manusia

memiliki keahlian dibidangnya maka akan meningkatkan kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah.

Kompetensi Sumber Daya Manusia merupakan kemampuan yang dimiliki

seorang pegawai yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

dalam menyelesaikan kinerjanya sehingga dapat mencapai tujuan yang

diinginkan. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi akan dapat


25

menyelesaikan pekerjaanya secara efisien dan efektif. Adanya sumber daya

manusia maka akan mendukung ketetepatan waktu dalam pembuatan laporan

keuangan.

Penelitian Adhilah (2022) yang berjudul “pengaruh kompetensi sumber daya

manusia, penerapan standar akuntansi pemerintah dan sistem pengendalian intern

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan” menyatakan bahwa

kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif secara signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian, dapat

dirumuskan bahwa hipotesis pertama yaitu:

H1 : Kompetensi Sumber Daya Manusia memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2.8.2 Pengaruh standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah

penerapan SAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang di hasilkan.

Menurut (Nordiawan, 2006), “bahwa adanya pengaruh antara standar akuntansi

pemerintahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu SAP

diterapkan dilingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-

departemennya maupun di pemerintah daerah dan dinas-dinasnya, penerapan SAP

diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas laporan keuangan di

pemerintah pusat dan daerah.

Pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah yang mengikuti prinsip-prinsip


26

yang tertuang dalam SAP akan menghasilkan laporan keuangan pemerintah

daerah yang lebih berkualitas.

Penelitian Adhillah (2022) yang berjudul “kompetensi sumber daya manusia,

penerapan standar akuntansi pemerintah dan system pengendalian intern terhadap

kualitas laporan keuangan” menyatakan bahwa penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh positif secara sigmifikan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hiptesis

kedua yaitu:

H2 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2.8.3 Pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah

Penerapan sistem akutansi keuangan daerah (SAKD) berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasl penelitian ini di dukung oleh

landasan teori yang menyebutkan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan

keuangan yang relevan, handal, dapat dipahami dan dapat di bandingkan,

pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi

yang lemah akan menyebabkan laporan keuangan yang di hasilkan juga kurang

handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.

Penelitian Hakim (2017) yang berjudul “pengaruh kompetensi sumber daya


27

manusia, penerapan system akuntansi keuangan daerah dan system pengendalian

intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah” menyatakan bahwa

penerapan system akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif secara

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan

demikian, dapat di rumuskan bahwa hipotesis ketiga dari penelitian ini yaitu:

H3 : Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Sumber Data

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah di jabarkan di bab

sebelumnya, maka dalam penelitian ini jenis penelitian yang di gunakan yaitu

metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah metode penelitian

bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data di peroleh berupa angka-angka

(nilai) atau pertanyaan, yang di analisis dengan analisis statistik (Sugiyono, 2014).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder

adalah data yang tidak di dapatkan secara langsung dari objek atau subjek

penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari referesi, dokumentasi, dan media

massa semacam majalah, internet, dan koran yang berhubungan dengan penelitian

yang akan dilakukan (Sugiyono,2017). Penelitian ini bersumber dari data

sekunder yang sudah diolah terlebih dahulu dan baru didapatkan oleh peneliti dari

sumber yang lain melalui perantara sebagai tambahan informasi.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data bersangkutan langsung bagi penelitinya (Junaidi et al,2014)

maka dari itu pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam

penelitian ini adalah kusioner. Kusioner merupakan teknik yang dibagikan kepada

responden untuk di jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan


29

masalah yang di teliti.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keselurah objek penelitian. Populasi penelitian ini terdiri dari

karyawan pada badan pengelolaan keuangan & aset daerah (BPKAD) Kota

Bandar Lampung.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi dan memiliki

karakteristik yang sudah diterapkan oleh peniliti (Sugiyono,2016). Adapun

populasi dari penelitian ini yakni karyawan yang bekerja di BPKAD Kota Bandar

Lampung dengan jumlah karyawan sebanyak 201, kemudian 151 karyawan bukan

termasuk kriteria dikarenakan bukan bagian dari karyawan akuntansi dan

anggaran badan pengelola keuangan & aset daerah (BPKAD) Kota Bandar

Lampung. Maka jumlah sampel yang didapat digunakan sebanyak 50 karyawan

pada bagian akuntansi dan anggaran badan pengelola keuangan & aset daerah

(BPKAD) Kota Bandar Lampung dengan masa kerja lebih dari 6 bulan.

Pemilihan sampel dalam penilitian ini didasarkan pada metode purposive

sampling untuk para karyawan bagian akuntansi dan anggaran yang bekerja di

BPKAD Kota Bandar Lampung. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada

pegawai bagian akuntansi dan anggaran yang bekerja badan pengelola keuangan

& aset daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel.
30

pada penelitian ini ialah sampel yang memiliki karakteristik kelengkapan data.

Metode yang digunakan yaitu purposive sampling. Metode purposive sampling

merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2016). Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu :

1. Karyawan bagian akuntansi dan anggaran yang bekerja di badan pengelolaan

keuangan & aset daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung.

2. Karyawan bagian akuntansi dan anggaran yang bekerja di badan pengelolaan

keuangan & aset daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung dengan masa kerja

lebih dari 6 bulan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel dependen

Variabel dependen (Y) atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian iniyang menjadi variabel

dependen yaitu kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan

yang sudah di susun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang

kualitatif dengan karakteristik yaitu relevan, andal, dan dapat di pahami, dan dapat

di bandingkan. Kualitas laporan keuangan dapat di ukur dengan menggunakan

indikator Mona Nur Adhillah (2022) :

peneliti indikator

Mona nur Adhilah 1. Bentuk informasi laporan keuangan di

(2022) sesuaikan dengan batas pemahaman

pengguna.
31

2. Konsisten penerapan kebijakan akuntansi

3. Informasi yang termuat dalam laporan

keuangan dapat di bandingkan.

4. Netralitas

5. Dapat divertivikasi

6. Lengkap

7. Tepat waktu

8. Manfaat prediktif

9. Penyajian jujur

10. Memiliki umpan balik

3.4.2 Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang mampu mempengaruhi atau

menjadi sebab timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2016).

Variabel yang memengaruhi penelitian ini yaitu SDM (X1), standar akuntansi

pemerintah daerah (X2), sistem akuntansi keuangan daerah (X3), Dalam

penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan tiga variabel independen.

Definisi operasional masing-masing variabel independen adalah :

1. Kompetensi sumber daya manusia (X1)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen organisasi yang memiliki peran

sangat penting. Untuk menerapkan sistem akuntansi, sumber daya manusia yang
32

berkualitas tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Jika

sumber daya manusia mengalami kegagalan maka akan berdampak pada

kekeliruan pada laporan keuangan yang di buat dan ketidak sesuaian laporan

dengan standar yang diterapkan pemerintah (Antonia jultri, 2021).

Kompetensi SDM mencakup kapasitas SDM tersebut yaitu kemampuan seseorang

atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk

melaksankan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya

secara efektif dan efisien. Indicator yang di ukur dalam sumber daya manusia

menurut Mona Nur Adhilah (2022) :

Peniliti Indikator

Mona nur adhillah (2022) a. Pengetahuan di bidang

akuntansi dan pengetahuan

pengelolaan interval keuangan.

b. Keterampilan khusus yang di

perlukan untuk melakukan

pekerjaan tertentu sesuai

dengan tuntutan lingkungan

kerja.

c. Keterampilan mengelola

sejumlah tugas yang berbeda

dalam satu pekerjaan.

d. Keterampilan merespon dan

mengelola sejumlah kejadian /


33

masalah kerja yang berbeda.

e. Keterampilan beradaptasi

f. Keterampilan melaksanakan

pekerjaan individual.

2. Penerapan standar akuntansi pemerintahan (X2)

Penerapan sistem akuntansi keuangan terarah yang diatur dalam standar akuntansi

pemerintah (SAP) merupakan prinsip akuntansi yang harus diterapkan untuk

memperoleh laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan adalah

laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi yang di lakukan oleh

entitas pelapor. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang memiliki

kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laopran keuangan

pemerintah di Indonesia.

Prinsip-prinsip akuntansi yang diharapkan dalam Menyusun dan menyajikan

laporan dalam rangka menciptakan transparansi keuangan pemerintah

akuntabilitas penyelenggara akuntansi pemerintah. Indikator yang di ukur dalam

standar akuntansi pemerintah menurut Mona Nur Adhilah (2022) :

Penelitian Indikator

1. Menyusun dan menyajikan interval laporan

realisasi anggaran sesuai dengan SAP.


34

2. Menyusun dan menyajikan laporan arus kas

sesuai dengan SAP

3. Menyajikan catatan atas laporan keuangan pada

system periode pelaporan

4. Catatan atas laporan keuangan SKPD yang

selalu menyajikan informasi secara lengkap

5. Melakukan koreksi atas setiap kesalahan yang

di temukan berdasarkan SAP

6. Mengoreksi kesalahan yang tidak berulang

melalui pembetulan pos-pos neraca terkait pada

periode ditemukannya kesalahan.

7. Laporan keuangan konsolidasian pada

pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan

selalu mencakup laporan keuangan dari semua

entitas akuntansi
35

3. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) merupakan suatu prosedur dari tahap

awal pengumpulan data sampai pelaporan keuangan atas pertanggung jawaban

pelaksanaan APBD (Permendagri No. 59 Tahun 2007). Indikator yang di ukur

dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah menurut Angga Dwi Permadi

(2013) :

Peneliti Indikator

Angga dwi permadi 1. Kesesuaian dengan standar akuntansi

(2013) pemerintahan

2. Prosedur pencatatan akuntansi berdasarkan

standar akuntansi berlaku umum

3. Pembuatan laporan keuangan yang dilakukan

secara periodic.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Teknik Analisis Linear Berganda

Analisis linear berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh


kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi pemerintah,
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Persamaan analisis regresi berganda secara umum untuk
menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y= A+ ß1X1+ ß2X2+ß3X3+E

Keterangan :
36

Y : kualitas laporan keuangan konstanta

ß : Koefisien Regresi

X1 : Kompetensi Sumber Daya Manusia

X2 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

X3 : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerahe : Kesalahan Residual

3.5.2 Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur

apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai

tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang

memadai. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa

yang ingin diukur.

3.5.3 Uji Reliabilitas

Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas ialah teknik alpha cronbrach.

Pengujian reliabilitas dengan teknik alpha cronbrach ini dilakukan untuk jenis

interval (Sugiono,:365).

Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya

mendekati satu. Adapun kaidah keputusan menggunakan nilai kritis alpha

cronbrach yaitu jika nilai koefisien ≥ 0.70 maka instrument tersebut dinyatakan

reliabel dan dapat di gunakan untuk penelitian (Hairet. al1998).


37

3.5.4 Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan

independent keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2001).

Untuk menguji model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak dapat

dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik yang

bersangkutan.
38

DAFTAR PUSTAKA

adhillah, m. n. (2022). pengaruh kompetensi sumberdaya manusia,penerapan


standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern terhadap
kualitas laporan keuangan. pengaruh kompetensi sumberdaya
manusia,penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem
pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan, 4-16.
budiono, a. (2004). Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian . Kesiapan
Sumber Daya Manusia Sub Bagian , 18-30.
hakim, a. (2017). pengaruh kompetensi sumber daya manusia,penerapan
standar akuntansi keuangan daerah,dan sistem pengendalian intern
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. pengaruh
kompetensi sumber daya manusia,penerapan standar akuntansi
keuangan daerah,dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, 15-21.
husaimi, y. (2016). pengaruh kompetensi sumberdaya manusia dan penerapan
sistem akuntansi keuangan daerahpada satuan kerja perangkat daerah
kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan. pengaruh kompetensi
sumberdaya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan
daerahpada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Empat Lawang
Sumatera Selatan, 26-30.
pujanira, p. (2017). pengaruh kompetensi sumberdaya manusia,penerapan
standar akuntansi pemerintahan,dan penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah terhadapkualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
pengaruh kompetensi sumberdaya manusia,penerapan standar
akuntansi pemerintahan,dan penerapan sistem akuntansi keuangan
daerah terhadapkualitas laporan keuangan pemerintah daerah, 15-17.
purnamasari, f. (2019). pengaruh kompetensi sumberdaya manusia, penerapan
standar akuntansi pemerintahan,dan sistem akuntansi keuangan daerah
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. pengaruh
kompetensi sumberdaya manusia, penerapan standar akuntansi
pemerintahan,dan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, 7-16.
febrina. (2021). tinjauan pengeluaran pemerintah daerah dalam distribusi
anggaran menurut prspektif ekonomi islam . bandarlampung: 18-23.
putri, s. (2021). Menilik Kontribusi dan Efektivitas Penerimaan PBB-P2 untuk
Peningkatan PAD dalam Masa pandemi Covid-19studi kasus kota
bandarlampung. bandarlampung: vol.10.
safitri, d. (2022). pengaruh imlementasi sistem akuntansi keuangan daerah dan
kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dalam prespektif ekonomi islam(studi empiris pada
badan pengelola keuangan aset daerah BPKAD KOTA Bandar
Lampung). bandar lampung: 23-28.

Anda mungkin juga menyukai