Diajukan Oleh:
Nama : Rachmat Albikz
N.P.M : 22919048
JUDUL : Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dengan Pengendalian
Internal Sebagai Variabel Moderasi.
1. Latar Belakang
Sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan atau memproduksi
barang dan kebutuhan untuk masyarakat. Dengan semakin banyaknya tuntutan kebutuhan
masyarakat atas transparansi keuangan negara di Indonesia saat ini, maka kualitas laporan
keuangan pun sangat di butuhkan untuk memenuhi transparansi laporan keuangan tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas,
dalam hal ini pemerintah berwenang untuk mempertanggung jawabkan kinerja keuangannya
kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung
informasi keuangan yang berkualitas.
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Undang-Undang Nomor 71 Tahun
2010 tentang SAP dijelaskan bahwa “laporan keuangan berkualitas itu memenuhi
karakteristik, relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami”. Di suatu organisasi
yang didirikan diberlakukan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang pertimbangan
keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan terus dilakukan evaluasi dan evolusi,
selanjutnya reformasi pengelolaan keuangan Negara oleh pemerintah salah satunya
ditetapkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara. Pada Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2003 khususnya pasal 31, disebutkan bahwa
“Gubernur/Bupati/Wali Kota wajib menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
kepada DPRD berupa laporan keuangan”. Maka sebab itu laporan keuangan yang harus
disajikan kepada pihak DPRD harus berkualitas dengan beberapa kualitas yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan dan dapat di pahami.
Laporan keuangan ialah alat bagi suatu entitas publik terutama pemerintah dalam
memberikan pertanggung jawaban atas kinerja keuangan yang dilaksanakan . Laporan
keuangan yang di sajikan oleh pihak pemerintah harus berisi informasi keuangan yang
berkualitas. Informasi keuangan yang berkualitas menurut PSAK memiliki 9 karakteristi
yaitu Dapat dipahami, Relevan, Materialitas, Keandalan, Penyajian Jujur, Subtansi
Mengungguli Bentuk, Netralitas, Pertimbangan Sehat, Kelengkapan. Namun dalam entitas
pemerintahan telah di atur dalam SAP Undang-Undang Nomor 71 tahun 2010 tentang SAP
dijelaskan bahwa “laporan keuangan berkualitas itu memenuhi karakteristik, relevan, andal,
dapat dibandingkan dan dapat dipahami”.
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah yang
dihasilkan harus memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti SAP
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Laporan keuangan pemerintah
kemudian disampaikan kepada DPR/DPRD dan masyarakat umum setelah diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Adapun komponen laporan keuangan yang disampaikan
tersebut meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
“Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut”
PSAK (2009). Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (2009) , menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi.
2. Rumusan Masalah
a) Apakah ada pengaruh Akuntabilitas terhadap Kuaalitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ?
b) Apakah ada pengaruh Transparansi terhadap Kuaalitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ?
c) Apakah ada pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi terhadap Kuaalitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pengendalian Intern sebagai Variabel Moderasi?
3. Tujuan Penelitian
a. Guna menguji dan menganalisis bagaimana pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi
terhadap Kuaalitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ?
4. Manfaat Penelitian
a. Menjadi bahan guna Pengaplikasian teori yang diterima diperkuliahan dengan
kenyataan yang ada didalam pemerintahan serta lebih mendalami dan memahami lagi
mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, Akuntabilitas, Transparansi
dan Pengendalian Internal.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai
masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah baik Kabupaten Sleman untuk
mengetahui pentingnya akuntabilitas dan Transparansi juga Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
5. Tinjauan Pustaka
a. Teori keagenan mengadopsi pendapat Jensen, 1976 dalam (Situmorang, 2016) yang
menggambarkan bahwa hubungan rakyat dengan pemerintah dapat disebut sebagai
hubungan keagenan yaitu hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang
ditetapkan oleh rakyat sebagai principal yang menggunakan pemerintah sebagai agent
untuk menyediakan jasa yang menjadi kepentingan rakyat. Teori keagenan pada
dasarnya merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara
principal dan agent. Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing individu semata-
mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent.
b. Menurur Donaldson (1989) mendefinisikan teori stewardship sebagai situasi di mana
para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan
pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Teori stewardship
mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi di
mana manajer sebagai stewards dan bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik
(Dupe, 2018). Teori stewardship ini dibangun berdasarkan asumsi filosofi mengenai
sifat manusia yaitu dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggungjawab,
memiliki integritas, serta dapat berlaku jujur pada pihak lain. Teori ini
menggambarkan hubungan yang kuat antara kepuasan dan kesuksesan organisasi.
Kesuksesan pada sebuah organisasi dapat dicapai dengan cara maksimalisasi utilitas
principals dan manajemen (Sukaesih, 2017).
c. Menurut Lukito (2014) akuntabilitas adalah kewajiban penyelenggara kegiatan publik
untuk dapat menjelaskan dan menjawab segala hal menyangkut langkah seluruh
keputusan dan proses yang dilakukan, serta pertanggungjawaban terhadap hasil dan
kinerja. Menurut Wicaksono (2015) menyatakan bahwa akuntabilitas adalah
pengendalian terhadap organisasi publik pada level organisasional yang dimaksudkan
untuk menjadi landasan dalam memberikan penjelasan kepada berbagai pihak baik
dari internal maupun eksternal yang berkepentingan melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organisasi publik tersebut.
d. Menurut Mahmudi (2016) transparansi memiliki arti keterbukaan organisasi dalam
memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik
kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku kepentingan. Transparansi juga berarti
adanya penjelasan manajemen organisasi sektor publik tentang aktivitas, program dan
kebijakan yang sudah, sedang dan akan dilakukan beserta sumber daya yang
digunakannya. Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip good
governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Menurut Ritonga dan
Syahrir (2016) transparansi tidak hanya sebatas ketersediaan informasi dan informasi
tersebut dapat diakses oleh publik, namun juga disajikan (dipublikasikan) dengan
tepat waktu. Informasi yang dipublikasikan dengan tepat waktu tentunya akan lebih
bermanfaat dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan publik terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
keuangan daerah.
e. Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
(COSO) dalam Buku Modern Auditing Boynton, Johnson, dan Kell yang
diterjemahkan oleh Budi (2003) bahwa Pengendalian intern adalah suatu proses, yang
dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu
entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: (a) keandalan pelaporan keuangan;
(b) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku; dan (c) efektivitas dan
efisiensi operasi.
f. Menurut Bastian (2006) yaitu: “Laporan keuangan daerah merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan dalam pemerintah daerah yang mempresentasikan secara
terstruktur posisi keuangan dari transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pemerintah daerah”. Menurut Sam Setyautama (2008:9), mengemukakan bahwa
kualitas laporan keuangan adalah sebagai berikut: “Kualitas laporan keuangan adalah
idealnya laporan keuangan harusnya mencerminkan gambaran yang akurat tentang
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Informasinya harus berguna untuk menilai
masa lalu dan masa yang akan datang. Semakin tajam dan semakin jelas gambar yang
disajikan lewat data financial, dan semakin mendekati kebenaran.”
6. Penelitian Terdahulu
a. Istiqamah, Nadirsyah, Syukriy Abdullah. 2023. The Influence of Apparatus
Competency, The Role of Government Internal Supervisory Apparatus, and
The Effectiveness of The Government's Intern Control System on The
Performance of The Aceh Government's Regional Financial Management.
International Journal of Current Science Research and Review. ISSN: 2581-
8341. Volume 06 Issue 02 February 2023. DOI: 10.47191/ijcsrr/V6-i2-28,
Impact Factor: 5.995.
b. Pratolo, Suryo dan Affan Ghaffar Fadilah. 2022. The Effects of Human
Resources and Information Technology Utilization toward Transparency of
Village Financial Management with Organizational Commitment as a
Moderated Variable (Empirical Study in Bantul Regency). Advances in
Economics, Business and Management Research, volume 201.
8. Indikator Variabel :
e. Kualitas Laporan Keuangan
Relevan
Andal
Dapat dibandingkan
dapat dipahami.
f. Akuntabilitas
Keberadaan Kualitas Moral Yang Memadai.
LegitimasiBagiParaPembuatKebijakan.
Kepekaan.
Keterbukaan.
Pemanfaatan Sumber Daya Secara Optimal.
Upaya Peningkatan Efisiensi Dan Efektivitas. (Raba, 2006)
c. Transparansi
Penyediaan informasi yang jelas.
Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau
permintaan untuk membayar uang suap.
d. Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian.
Penilaian Risiko.
Aktivitas Pengendalian.
Informasi dan Komunikasi.
Aktivitas Pemantauan. (Supriyono, 2018)
9. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal (hubungan
sebab akibat) dimana “jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y”
(Erlina, 2011). Unit analisis dalam penelitian ini yaitu Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kabupaten Sleman.
10. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pegawai akuntansi Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Kabupaten Sleman dan sampel yang di ambil dalam penelitian ini
adalah pegawai akuntansi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten
Sleman. Peneliti menggunakan sampel dan populasi ini dikarenakan di Indonesia
pencatatan dan pembuatan atas laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, maka dari itu melihat akuntabilitas dan
transparansi yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan tersebut mampu dilihat
dari Internal Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Sleman agar
mampu menilai lebih relevan.
11. Definisi Operasional
a. Kualitas Laporan Keuangan Daerah: Kualitas laporan keuangan daerah adalah suatu
hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi
(keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah. Dengan
indicator pengukuran:
1. Relevansi
2. Reliabel (Andal)
3. Dapat Dibandingkan
4. Mudah Dipahami
b. Akuntabilitas: Akuntanbilitas merupakan bentuk dari pertanggungjawaban baik
secara finansial, maupun ketaatan pada peraturan yang berlaku. Akuntanbilitas salah
satu kunci dalam mewujudkan tata –kelola pemerintahan yang baik. Dengan indicator
pengukuran:
1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran
2. Akuntabilitas manajerial
3. Akuntabilitas program
4. Akuntabilitas kebijakan
5. Akuntabilitas finansial
c. Transparansi: Transparansi adalah asas agar setiap orang dapat memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan dan terjaminnya kebebasan untuk mengakses
informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap
1. Penyampaian Laporan Keuangan melalui media baik Elektronik maupun Massa.
2. Kelengkapan informasi terkait dengan pencatatan Laporan Keuangan masyarakat,
proses penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, serta hasil yang telah dicapai.
3. Pembaruan informasi pencatatan
4. Kemudahan akses informasi public
d. Pengendallian Internal: Pengendalian intern adalah salah satu wujud pengawasanatau
controlling yang harusa ada dalam setiap organisasi baik itu swasta maupun organisasi
publik. Sistem pengendalian intern diukur dengan kuisioner yang sebelumnya digunakan
oleh Yuda (2012) yang terdiri dari 4 Indikator sebgai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Pemantauan
3. Penilaian Risiko
4. Aktivitas Pengendalian
5. Informasi dan Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. Tanpa tahun. Modern Auditing,
Jilid 1. Terjemahan oleh Ichsan Setiyo Budi. 2003. Edisi Ketujuh.Jakarta: Erlangga.
Dodopo, Y., J, S. J., & Tinangon, J. j. 2015. Pengaruh Komitmen Organisasi, Pengendalian
Intern Akuntansi, Peran Internal Audit, Pendidikan, dan Kualitas Pelatihan Terhadap
Keterandalan Laporan Keuangan Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Halmahera
Utara. Universitas Sam Ratulangi.
Dupe, Apriani Erna, S. A. 2018. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Penerapan SAP
Berbasis Akrual Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Dengan Sistem
Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah
Kabupaten Klaten). Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Erlina dan Sri Mulyani. 2011. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Medan: USU Press.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Istiqamah, Nadirsyah, Syukriy Abdullah. 2023. The Influence of Apparatus Competency, The
Role of Government Internal Supervisory Apparatus, and The Effectiveness of The
Government's Intern Control System on The Performance of The Aceh Government's
Regional Financial Management. International Journal of Current Science Research
and Review. ISSN: 2581-8341. Volume 06 Issue 02 February 2023. DOI:
10.47191/ijcsrr/V6-i2-28, Impact Factor: 5.995.
Krina, L.P.L. 2003. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan
Partisipasi. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pratolo, Suryo dan Affan Ghaffar Fadilah. 2022. The Effects of Human Resources and
Information Technology Utilization toward Transparency of Village Financial
Management with Organizational Commitment as a Moderated Variable (Empirical
Study in Bantul Regency). Advances in Economics, Business and Management
Research, volume 201.
Raba, Manggaukang. 2006. Akuntabilitas konsep dan implementasi. UMM Press. Makassar.
Republik Indonesia.2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Ritonga, I. T., & Syahrir, S. 2016. Mengukur transparansi pengelolaan keuangan daerah di
Indonesia: berbasis website. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 20(2), 110–126.
https://doi.org/10.20885/jaai.vol20.iss2.art4
Saputra, Gati Reditya. 2022. Influence of Human Resource Competence, Internal Control
System, Participation in Budget Preparation, and Accounting Control on Performance
Accountability of Local Government Agencies. Advances in Economics, Business and
Management Research, volume 201.
Wicaksono, Kristian Widya. 2015. Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik. Jurnal Kebijakan
& Administrasi Publik Vol. 19, No. 1.