Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITI

ANALISIS PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) PADA
KANTOR BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

DOSEN PEMBIMBING 1 : Siswadi Sululing, SE., M.Ak.,ak., CA., ACP

Di ajukan oleh :

TRISNAWATI KANDAIYO 19033030

KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

T.A 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola pemerintahan yang bagus (Good Governance) ialah prinsip pokok untuk
pemerintahan suatu negeri, salah satunya Indonesia. Perihal inilah yang mendesak pemerintah
pusat serta pemerintah wilayah di Indonesia mempraktikkan transparansi serta akuntabilitas
publik. Bagi mardiasmo, Akuntabilitas Publik merupakan kewajiban orang yang bertindak
sebagai pemegang sebuah amanah (agent) untuk menyerahkan pertanggungjawaban,
menyajikan, memberi tahu, serta mengatakan seluruh kegiatan serta aktivitas yang jadi
tanggungjawabnya kepada orang yang memberikan amanah (principal) yang mempunyai hak
serta kewenangan buat meminta laporan pertanggungjawaban tersebut.

Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang bersifat transparan dan akuntabilitas
maka diperlukan penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan. Hal
tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan suatu ketentuan atau aturan untuk
melakukan penyusunan serta penyajian laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah pusat
ataupun pemerintah daerah di indonesia untuk mewujudkan transparansi serta akuntabilitas,
SAP digunakan buat membagikan kelancaran untuk pemerintah pusat ataupun daerah ketika
melakukan penataan laporan keuangan. SAP yang berlaku sekarang termaktub di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor. 71 Tahun 2010 dan penyusunannya wajib mengikuti

Pelaksanaan SAP wajib dilaksanakan supaya terdapat kesamaan penyajian laporan


keuangan di seluruh pemerintahan di Indonesia.2 Seperti yang sudah disebutkan, SAP
termaktub di dalam PP Nomor. 71 Tahun 2010, satu diantara karakteristik dari perubahannya
merupakan pemakaian basis akuntansi dalam penggunaannya, dari yang awalnya basis kas
jadi basis akrual, yang mana basis kas melakukan pencatatan transaksi dikala terjadi
penerimaan serta pengeluaran kas namun tidak menulis aset serta kewajiban, sebaliknya basis
akrual menulis transaksi saat terbentuknya transaksi (baik kas ataupun non kas) serta menulis
aset serta kewajiban.

Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yang berbasis akrual akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan perwujudan good governance serta mengetahui
kinerja pemerintah. Ini dikarenakan adanya penyempurnaan jenis-jenis laporan keuangan dari
semula 4 (empat) menjadi 7 (tujuh) jenis laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) serta
adanya perubahan basis dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrual.

Pencapaian kinerja sebagai upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada


masyarakat sebagaimana kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat dilakukan melalui
komunikasi dengan rakyat dengan menggunakan komunikasi dua arah hal ini dialkukan sebagai
upaya mencari solusi pemecahan masalah-masalah yang terjadi. Menurut Apriyono (2010)
mengungkapkan bahwa “Pemerintahan yang baik itu bersifat responsif, bebas KKN serta
berkinerja, kondisi akuntabilitas untuk mewujudkan hal tersebut dengan cara menerapkan good
governance”.

Good governance atau pemerintahan yang baik dinilai dengan pemerintahan yang
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Sehingganya pemerintah dalam mewujudkan good
governance tersebut dalam melaksanakan otonomi daerah, memerlukan suatu aturan tentang
pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan keuangan negara. Peraturan perundangan
yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah diperbaharui menjadi Undang-Undang
Nomor 33 tahun 2004.

Menurut Renyowijoyo (2008: 171) menyatakan bahwa: ”Perubahan pada bidang keuangan
negara ini telah menimbulkan reformasi disegala bidang sebagi bentuk dukungan agar
perubahan tersebut dapat terlaksana dengan baik”. Reformasi keuangan ini juga didalamnya
mengatur mengenai akuntansi pemerintahan karena untuk menghasilkan sebuah informasi
keuangan yang berguna bagi pemakainya melalui proses akuntansi tersebut. Untuk
mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang transparansi dan akuntabilitas
perlu adanya standar akuntansi pemerintah.”

Sedangkan Yujana (1998), mengungkapkan bahwa “Adanya perubahan akuntansi


pemerintahan yang awalnya pembukuan akuntansi pemerintah menggunakan cara akuntansi
tradisional berbasis kas dengan pencatatan single entry menuju akuntansi modern”.

Akuntansi basis kas memiliki keuntungan yakni pencatatannya yang sederhana. Akan tetapi
akuntansi berbasis kas ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni, akuntansi berbasis kas
kurang informatif karena informasi yang dihasilkan mengenai saldo kas, penerimaan,
pengeluaran dan informasi yang diberikan mengenai harta, hutang dan kewajiban yang dimiliki
oleh organisasi. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan reformasi di dalam penerapan akuntansi
pemerintahan hal ini diperlukan agar keuangan pemerintah dapat memberikan laporan
keuangan yang bersifat informatif.

SAP merupakan ketentuan yang mempunyai kapasitas hukum dalam upaya meningkatkan
kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Pemerintah selanjutnya mempercayakan
tugas penyusunan standar tersebut kepada suatu komite standar independen yang diputuskan
presiden tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Ketetapan dalam
UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat (1) mengenai Keuangan Negara yang
mempercayakan penggunaan basis akrual dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja (Lamonisi, 2016).

Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual
memberikan perubahan yang pesat dalam sistem pelaporan keuangan di Indonesia, perubahan
yang dimaksud adalah perubahan basis kas mendekati akrual menjadi basis akrual sepenuhnya
dalam penetapan transaksi keuangan pemerintah. Perubahan ini selain telah diamanatkan oleh
Undang-Undang Keuangan Negara, juga diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh
atas posisi keuangan, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban,
dan bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja (Lamonisi, 2016).

Sistem ini wajib diterapkan di seluruh instansi pemerintahan daerah di Indonesia. Kebijakan
ini ditujukan untuk memberikan fasilitas dan mendorong terwujudnya sistem data dan informasi
pembangunan, informasi keuangan serta informasi pemerintahan lainnya bagi pengambilan
keputusan di daerah. Sistem ini diharapkan dapat meiningkatkan kinerja pemerintah daerah
melalui kerjasama berbasis teknologi sehingga dapat membangun database yang ada di
daerah. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau SIPD juga berfungsi sebagai sistem untuk
mengumpulkan data secara cepat dan tepat dengan menggunakan teknologi informasi, yang
digunakan sebagai perencanaan program dan evaluasi daerah secara efisien, rasional, dan
efektif.

Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban.Sementara pengelolaan
keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah tersebut.Pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset daerah tersebut adalah kepala daerah yang karena
jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan
dan aset daerah.

Dengan penjelasan diatas, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Analisis
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banggai Kepulauan)

1.2 Rumusan Masalah :

1. Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan ?

2. Bagaimana Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah pada Penyusunan dan

Pengelola Laporan Keuangan Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah

kabupaten Banggai Kepulauan ?

3. Apakah penerapan standar akuntansi pemerintah dalam penyusunan Laporan

Keuangan pada Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan

telah sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standar

akuntansi pemerintah berbasis akrual ?


1.3 Tujuan :

1. Untuk mengetahui Standar Akuntansi Pemerintah Berpengaruh pada Laporan

Keuangan

2. Untuk mengetahui penerapan penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan SAP yang

disusun oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banggai

Kepulauan.

3. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan standar akuntansi pemerintah dalam

penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Banggai Kepulauan telah sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71

tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah Berbasis Akrual.

Keguanaan Penelitian :

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah secara praktis dan

teoritis.

a. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi strata 1

jurusan akuntansi di Universitas Muhammadiyah Luwuk,sekaligus menambah

pengetahuan dan implementasi teori-teori yang didapat selama perkuliahan.

2. Bagi pemerintah daerah dapat digunakan sebagai rujukan khususnya dalam

penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentangStandar Akuntansi

Pemerintahan sehingga mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang

baik.
b. Manfaat Teoritis

1. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

terutama dibidang Akuntansi Sektor Publik yang berhubungan dengan Standar

Akuntansi Pemerintah berbasis akrual.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan

penelitian yang lebih luas dari bahasan ini.

Researce Garp

No Penelitian Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan


Penelitian Penelitian
1 Nanda Saputri Yanti Pengaruh Penerapan Metode. Berdasarkan. hasil. Peneliti sebelumnya
Anwar Made Standar Akuntansi Analisis penelitian. yang. menggunakan
Supami Wahyu S Pemerintah, Pemanfaatan berupa. telah. dibahas. beberapa variabel
(2020) Sistem Informasi Regresi dapat disimpulkan. sedangkan peneliti
Akuntansi Dan Linier bahwa secara sekarang hanya
Pengawasan Keuangan Berganda simultan variabel menggunakan
Terhadap Kualitas Laporan SAP, SIA dan. variabel penerapan
Keuangan Pemerintah pengawasan Standar Akuntansi
Daerah (Studi Empiris keuangan. Pemerintah, tempat
pada OPD Kota Malang) berpengaruh. penelitian jugs
signifikan. terhadap berbeda peneliti
kualitas. laporan. sebelumnya meneliti
keuangan. pemerintah daerah
pemerintah. daerah, kota Malang
standar. akuntansi. sedangkan peneliti
pemerintah. sekarang meneliti di
berpengaruh. positif Badan Pengelolaan
dan. signifikan. keuangan dan Aset
terhadap. kualitas. Daerah kabupaten
laporan keuangan. Banggai kepulauan.
Sumber : pemerintah. daerah, Peneliti sebelumnya
https://doi.org/ sistem. informasi. menggunakan jenis
10.21067/ akuntansi. tidak. metode penelitian
jrma.v8i1.4455 berpengaruh. kualitatif.
terhadap. kualitas
laporan. keuangan.
pemerintah daerah.
dan pengawasan.
keuangan
berpengaruh. positif
dan. signifikan.
terhadap
kualitas.LKPD.

2 Rita Dwi Putri Reviu Laporan Keuangan Penelitian Reviu laporan Peneliti sebelumnya
(2022) Dan Penerapan SAP Kuantitatif keuangan meneliti secara umum
Berbasis Akrual Terhadap dengan berpengaruh kualitas laporan
Kualitas Laporan Metode signifikan kualitas keuangan,sedangkan
Keuangan Deksriptif laporan keuangan. peneliti sekarang
Asosiatif. Hal ini menunjukkan berfokus di laporan
semakin tinggi reviu keuangan yang
laporan keuangan terdapat pada Badan
maka semakin baik Pengelolaan
kualitas laporan keuangan dan Aset
Sumber : keuangan. Dengan Daerah kabupaten
https:// rutinnya dilakukan Banggai kepulauan.
bajangjournal.com/ reviu oleh Peneliti sebelumnya
index.php/JIRK Inspektorat maka menggunakan metode
tingkat ketelitian dan penelitian kuantitatif
kehati-hatian OPD sedangkan peneliti
dalam penyusunan sekarang
laporan keuangan menggunakan metode
semakin meningkat penelitian kualitatif.
sehingga kualitas
laporan keuangan
akan semakin baik.
3 Hadi Jauhari Pengaruh Sistem Metode Hasil penelitian ini Peneliti sebelumnya
Suhairi Hazisma Akuntansi Keuangan Deskriptif membuktikan meneliti beberapa
Evada Dewata Daerah Dan Standar dan standar akuntansi variabel dan terkait
(2021) Akuntansi Pemerintah Eksploratori pemerintah laporan keuangan
Terhadap Kualitas Laporan diterapkan secara umum sedangkan
Keuangan Pemerintah bersama-sama peneliti sekarang
dengan sistem meneliti terkait
akuntansi keuangan laporan keuangan
daerah mampu yang ada di Badan
meningkatkan Pengelolaan
kualitas LKPD, keuangan dan Aset
walaupun sistem Daerah kabupaten
pengendalian intern Banggai kepulauan.
pemerintah ternyata Peneliti sebelumnya
belum mampu menggunakan metode
memediasi penelitian deskriptif
Sumber : pengaruh standar dan eksploration
https://doi.org/ akuntansi sedangkan peneliti
10.30656/ pemerintah dan sekarang
jak.vi81.2569 sistem akuntansi menggunakan metode
keuangan daerah penelitii kualitatif.
terhadap kualitas
LKPD. Menjadi
faktor penting untuk
menjaga kualitas
laporan keuangan,
sesuai persyaratan
Badan Pemeriksa
Keuangan
Indonesia (BPK-RI)
dan harus
dipertimbangkan
untuk
mengidentifikasi
kelemahan sistem
pengendalian intern
pemerintah
khususnya unsur
penilaian risiko
sesuai tupoksi pada
Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset
Daerah (BPKAD)
Provinsi Sumatera
Selatan.
4 Antonia Jultro Pengaruh Kompetensi Metode Kompetensi SDM, Peneliti sebelumnya
Anwar Made Sumber Daya Manusia, Kuantitatif Penerapan SAP, meneliti dengan
Doni Wirshandono Penerapan Penerapan SAKD beberapa variabel
Y. Standar AkuntansiI dan New Public sedangkan peneliti
(2021) Pemerintah, Penerapan Management sekatang hanya
Sistem Akuntansi secara “simultan” meneliti penerapan
Keuangan Daerah Dan berpengaruh SAP pada laporan
New Public Management terhadap Kualitas keuangan.
Tehadap Laporan Keuangan Adanya perbedaan
Kualitas Laporan Pemerintah; tempat peneliti peneliti
Keuangan Pemerintah Kompetensi sebelumnya meneliti
(Studi Pada BKAD Sumber Daya di Kabupaten Malang
Kabupaten Malang) Manusia (SDM) sedangkan peneliti
secara parsial sekarang di
Sumber : berpengaruh Kabupaten Banggai
https://doi.org/ terhadap Kualitas Kepulauan.
10.21067/ Laporan Keuangan Perbedaan metode
jrma.v9i1.5449 Pemerintah; penelitian yang
Penerapan Standar digunakan peneliti
Akuntansi sebelumnya
Pemerintah (SAP) menggunakan metode
secara parsial Kuantitatif sedangkan
berpengaruh peneliti sekarang
terhadap menggunakan metode
Kualitas Laporan Kualitatif.
Keuangan
Pemerintah;
Penerapan Sistem
Akuntansi
Keuangan Daerah
(SAKD)
secara parsial
berpengaruh
terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah; New
Public Management
secara parsial
berpengaruh
terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah.
5 Umar Sako Pengaruh Penerapan Metode Berdasarkan hasil Perbedaan tempat
Felmi D. Lantowa Standar Akuntansi Kuantitatif. pengujian hipotesis peneliti, peneliti
(2018) Pemerintahan Terhadap dengan sebelumnya
Kualitas Penyajian menggunakan melakukan di
Laporan Keuangan Pada regresi sederhana Kabupaten Gorontalo
Pemerintah Kabupaten bahwa penerapan sedangkan peneliti
Gorontalo SAP mempunyai sekarang meneliti di
pengaruh yang Kabupaten Banggai
positif terhadap Kepulauan.
kualitas penyajian Perbedaan metode
laporan keuangan. penelitian yang
Ini terlihat dari digunakan peneliti
koefisien regresi sebelumnya
yang positif. Setiap menggunakan metode
kenaikan variabel Kuantitatif sedangkan
penerapan standar peneliti sekarang
akuntansi menggunakan metode
pemerintahan Kualitatif.
sebesar satu satuan
Sumber : maka akan
https://doi.org/ memberikan
10.21070/ pengaruh sebesar
jas.v2i1.1101 0,301 dalam
peningkatan kualitas
penyajian laporan
keuangan
(DPPKAD)
Kabupaten
Gorontalo.
Kerangka Pemikiran

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-
tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik,prinsip) praktik yang sudah
diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar akuntansi mencakup
peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi. Menurut Sofyan
Safri Harahap (2007:149) menyatakan bahwa, dalam standar akuntansi dijelaskan tentang
pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal, serta transaksi apa yang harus
dicatat, bagaimana mencatatnya, danbagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan
yang akan disajikan.

1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan


Keuangan Daerah Menurut Indra Bastinan (2010:134) menyatakan bahwa: “Standar Akuntansi
Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia”.

Selanjutnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa tujuan


penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah:

1. Akuntabilitas

2. Manajemen

3. Transparansi

4. Keseimbangan Integritas

Hubungan penerapan standar akuntansi pemerintah dengan kualitas laporan keuangan


menurut pendapat Deddi Nordiawan (2006:25) menyatakan bahwa adanya pengaruh antara
standar akuntansi pemerintahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu:
“SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-
departemennya maupun di pemerintahan daerah dan dinas-dinasnya.
Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di
pemerintahan pusat dan daerah”. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan si pemerintahan
pusat dan daerah. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta
akuntabilitas.

2. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan


Daerah Menurut Djuminah, bahwa: “kualitas laporan keuangan daerah, dinas dan lembaga
teknis daerah dipengaruhi oleh penerapan sistem pengendalian internal pemerintah”.
(http://pustaka.fe.unpad.ac.id/index.php/detail/4275/) Pengertian Sistem Pengendalian Intern
menurut Mulyadi (2013:164) adalah: “Sistem Pengendalian Intern adalah meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut PP RI No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah


menyebutkan tiga unsur sistem pengendalian intern:

1. Lingkungan Pengendalian

2. Penilaian Resiko

3. Kegiatan Pengendalian

Hubungan sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan daerah


diungkapkan oleh Mahmudi (2007:27), yaitu: “Untuk menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah diperlukan proses dan tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam
sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuuntansi di dalamnya mengatur tentang Sistem
Pengendalian Intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya
sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah daerah”.

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Pengendalian dapat mencapai tujuan atau
hasil yang ingin dicapai, yaitu dapat mewujudkan dan meningkatkan kualitas dari laporan
keuangan. Laporan keuangan pemerintah yang disajikan dapat memenuhi laporan keuangan
yang berkaitan apabila memenuhi empat unsur atau komponen yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Relevan, Informasi keuangan yang dihasilkan memnuhi unsur relevan apabila dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai laporan dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di
masa lalu.

2. Keandalan, agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern (X2)

Dimensi :

1. Lingkungan Pengendalian

2. Penilaian Resiko

3. Kegiatan Pengendalian

Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan (X1)

Dimensi :

1. Akuntanbilitas

2. Manajemen

3. Transaparansi

4. Keseimbangan antar generasi

Menurut: Indra Bastian (2010:138) PP No. 71 Tahun 2010

Karakteristik Laporan Keuangan (Y)

Dimensi :

1. Relevan

2. Keandalan

3. Dapat Dibandingkan

4. Dapat Dipahami
Menurut: Sofyan Syafri Harahap (2007:123) Menurut PP No. 24 Tahun 2005

3. Dapat dibandingkan, pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

4. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai dengan asumsi pengguna laporan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang akuntansi.

Berdasarkan argumen-argumen diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada hubungan yang


positif antara Standar Akuntansi Pemerintah dan sistem pengendalian intern merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas akuntansi keuangan daerah.

Dengan demikian kerangka pemikiran ini diringkas dalam paradigma penelitian yang
dinyatakan dalam gambar berikut ini:

Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan


(X1)

Dimensi :

1. Akuntanbilitas
2. Manajemen
3. Transaparansi
4. Keseimbangan antar generasi
Karakteristik Laporan Keuangan (Y)

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Dimensi :

(X2)
1. Relevan

Dimensi : 2. Keandalan
3. Dapat Dibandingkan

1. Lingkungan Pengendalian 4. Dapat Dipahami

2. Penilaian Resiko
3. Kegiatan Pengendalian

Anda mungkin juga menyukai