Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN

PURNAMA SARI
Dosen Program Studi Ilmu
Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh
p.sari09@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Review atas Laporan Keuangan


Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan (Penelitian pada Inspektorat Kota
Banjar).Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi: (1)
Bagaimana pelaksanaan reviu atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
Inspektorat kota Banjar?; (2) Bagaimana kualitas pelaporan keuangan
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup Pemerintah Daerah Kota Banjar setelah
di reviu oleh Inspektorat Kota Banjar?; (3) Bagaimana pengaruh reviu atas
laporan keuangan terhadap kualitas pelaporan keuangan
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup Pemerintah Daerah Kota Banjar setelah
di reviu oleh Inspektorat Kota Banjar? Metode yang digunakan dalam penelitian
ini metode deskriptif dengan teknik penelitian sampel (seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian). Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh
digunakan Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Koefisien Korelasi dan Uji
Hipotesis menggunakan (Uji t). Hasil dari penelitian dan pengolahan data
menunjukan bahwa Reviu atas Laporan Keuangan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dinas/Lembaga/Badan/Kantor
lingkup Pemerintah Daerah Kota Banjar setelah di reviu oleh Inspektorat Kota
Banjar dengan besarnya pengaruh sebesar 97% sedangkan sisanya 3%
dipengaruhi faktor lain.

Kata Kunci: Reviu atas Laporan Keuangan, Kualitas Pelaporan Keuangan

Halaman|1
A. PENDAHULUAN tentang Pelaporan Keuangan dan
Reformasi Keuangan Negara di Kinerja Pemerintah dijelaskan bahwa
Indonesia adalah dengan ditetapkannya Pemerintah dapat memaksimalkan
ketiga paket Undang-Undang (UU) peran Aparat Pengawasan Intern
terkait Pengelolaan Keuangan Negara Pemerintah (APIP) pada Kementerian
yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 Negara/Lembaga/pemerintah daerah
tentang Keuangan Negara, UU Nomor untuk melakukan reviu atas Laporan
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangandalam rangka meyakinkan
Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2004 keandalan informasi yang disajikan
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan pada Laporan Keuangan sebelum
Tanggung Jawab Keuangan Negara. disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
Keuangan negara adalah semua hak Lembaga/gubernur/bupati/walikota
dan kewajiban negara yang dapat kepada pihak-pihak terkait seperti
dinilai dengan uang, serta segala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
sesuatu baik berupa uang maupun Laporan keuangan yang disajikan oleh
berupa barang yang dapat dijadikan Kepala Daerah sebagai
milik negara berhubung dengan pertanggungjawaban pelaksanaan
pelaksanaan hak dan kewajiban anggaran merupakan tanggung jawab
tersebut. Salah satu wujud keuangan Kepala Daerah yang bersangkutan.
negara adalah pengelolaan Anggaran Untuk itu kepala daerah harus
Pendapatan Belanja Negara (APBN) membuat pernyataan tertulis bahwa
dan Anggaran Pendapatan Belanja laporan keuangan yang disajikan
Daerah (APBD). berdasarkan Sistem Pengendalian
Ketiga paket UU tersebut Intern yang memadai dan sesuai
selanjutnya dijabarkan melalui dengan Standar Akuntansi
peraturan perundang-undangan Pemerintahan.
dibawahnya yang akan menjadi Dalam pasal 33 Peraturan
pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006,
Pemerintah Daerah dalam dinyatakan bahwa reviu atas laporan
melaksanakan Tata Kelola Keuangan keuangan oleh APIP dalam rangka
Negara/Daerah melalui APBN/APBD. meyakinkan keandalan informasi yang
Pelaksanaan APBD tersebut akan disajikan di dalam laporan keuangan
menghasilkan Laporan Keuangan tersebut. Reviu dimaksudkan untuk
Pemerintah Daerah (LKPD) untuk memberikan keyakinan akurasi,
selanjutnya diserahkan kepada BPK RI keandalan, dan keabsahan informasi
agar dilakukan pemeriksaan keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
yang menghasilkan ”opini” sebelum sebelum disampaikan oleh pejabat
dipertanggungjawabkan kepada DPRD. pengelola keuangan kepada Kepala
Sesuai dengan Peraturan Daerah sebelum Kepala Daerah
Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 menandatangani surat pernyataan

Halaman|2
tanggung jawab atas Laporan Statement of Financial Accounting
Keuangan Pemerintah Daerah dan Concept (SFAC) No. 8, Financial
kemudian menyampaikannya LKPD Accounting Standard Board (FASB)
tersebut kepada BPK RI sebagai telah menjelaskan mengenai kerangka
eksternal auditor pemerintah untuk kerja konseptual untuk pelaporan
diperiksa dan diberikan opini. keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup
Mendapatlan opini yang baik terhadap tujuan dan karakteristik kualitatif
pelaporan keuangan, menunjukan pelaporan keuangan, yang sebelumnya
bahwa pelaporan keuangan suatu dinyatakan dalam SFAC No. 1 dan
pemerintah daerah memiliki kualitas SFAC No. 2. Tujuan pelaporan
yang baik. keuangan tidak terbatas pada isi dari
Dalam penelitian Amalia laporan keuangan tetapi juga pada
(2014:78) menyatakan "Bahwa media pelaporan lainnya. Cakupan
pelaporan keuangan yang baik harus pelaporan keuangan lebih luas
memenuhi seluruh karakteristik dibandingkan dengan laporan
kualitas pelaporan keuangan". keuangan.
Sedangkan kriteria kualitas pelaporan FASB dalam Chariri dan Ghozali
keuangan menurut Wilkinson (2007:23) menyatakan penjelasan
(2008:18) adalah sebagai berikut: mengenai pelaporan keuangan adalah
1. Relevan sebagai berikut:
Memiliki umpan balik (feedback Bahwa pelaporan keuangan mencakup
value), memiliki manfaat prediktif tidak hanya laporan keuangan tetapi
(peramalan), tepat waktu dan juga media pelaporan informasi
lengkap. lainnya, yang berkaitan langsung atau
2. Andal tidak langsung, dengan informasi yang
Penyajian yang jujur, dapat di disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu
verifikasi (verifiablity) dan netral. informasi tentang sumber-sumber
3. Dapat diperbandingkan ekonomi, hutang, laba periodik dan
Konsisten dengan penerapan lain-lain. Menurut Bastian (2010:6)
kebijakan akuntansi, informasi yang bahwa organisasi pemerintah
termuat dalam pelaporan keuangan merupakan salah satu organisasi sektor
dapat dibandingkan dengan publik, dimana organisasi sektor publik
pelaporan keuangan periode adalah organisasi yang menghimpun
sebelumnya. dana dari masyarakat dengan tujuan
4. Dapat dipahami untuk mensejahterakan
Bentuk dan istilah informasi masyarakat/publik.
pelaporan keuangan disesuaikan Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
dengan batas pemahaman para Pemerintah Daerah Kota Banjar
pengguna. merupakan organisasi pemerintah yang
mengelola dana dari masyarakat

Halaman|3
dengan tujuan untuk mensejahterkan dilakukan oleh Inspektorat dari tahun
masyarakat dalam bentuk memberikan ke tahun telah menunjukan perbaikan
pelayanan yang memadai pada setiap yang positif. Terbukti Pemerintah
bidangnya. Daerah Kota Banjar pada tahun 2015
Sebagai lembaga penghimpun yang lalu mendapatkan opini Wajar
dana dari masyarakat, kualitas laporan Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK
keuangan RI, dimana pada tahun-tahun
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup sebelumnya selalu mendapatkan opini
Pemerintah Daerah Kota Banjar Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
merupakan hal penting sebagai salah Walaupun reviu yang dilakukan
satu indikator akan penilaian oleh Inspektorat Kota Banjar telah
kinerjanya. Kinerja dari organisasi- menunjukan arah positif, namun pada
organisasi pemerintah tersebut dalam pelaksanaannya masih terdapat
menjalankan kegiatan operasinya, kekurangan. Reviu atas laporan
tercermin dari pelaporan keuangan. keuangan oleh Inspektorat seharusnya
Sebagai badan yang mengelola dilakukan pada tingkat Satuan Kerja
berbagai sumber daya yang dimiliki, Perangkat Darah (SKPD) pada
organisasi-organisasi pemerintah Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
tersebut memerlukan manajemen Pemerintah Daerah, karena hal tersebut
pengendalian internal yang baik merupakan bentuk
sehingga dapat menjalankan pertanggungjawaban kepala SKPD
kegiatannya secara continue, dengan selaku pengguna anggaran dan
memaksimalkan reviu atas laporan pengguna barang kepada Kepala
keuangan yang dilakukan oleh Daerah. Hal tersebut tidak dilakukan
Inspektorat Kota Banjar oleh pemerintah daerah Kota Banjar.
agar pengelolaan keuangannya Reviu yang dilakukan hanya pada
sesuai dengan prinsip good tingkat Pejabat Pengelola Keuangan
governance, yaitu transparan, Daerah (PPKD), dan itu pun tidak
partisipatif dan akuntabel. dilakukan sejak pertengahan tahun,
Peranan Inspektorat dalam namun harus menunggu laporan
melakukan reviu LKPD juga diatur keuangan selesai disusun pada akhir
dalam pasal 57 PP No 60 Tahun 2008 tahun anggaran, padahal sudah jelas
yang menyatakan bahwa Inspektorat dalam Peraturan Menteri Keuangan
Provinsi, Kabupaten, atau Kota Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
melakukan review atas laporan 2015 tentang Standar Reviu Atas
keuangan pemerintah daerah sebelum Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
disampaikan oleh Gubernur, Bupati, poin 36 yang menyatakan bahwa “reviu
atau Walikota kepada BPK. Reviu atas dilakukan bersamaan atau sepanjang
laporan keuangan sebagai salah satu pelaksanaan anggaran dan penyusunan
komponen pengendalian internal
Pemerintah Daerah Kota Banjar yang
Halaman|4
LKPD, sertatidak menunggu setelah yang harus masuk pada aktivitas
LKPD tersebut selesai disusun”. operasi, investasi atau lainnya.
Secara umum mendapatkan opini 2. Pihak masyarakat. Menurut mereka,
WTP pada tahun 2005 merupakan mereka sudah terbiasa dengan
prestasi yang membanggakan bagi laporan keuangan sektor komersial,
Pemerintah Daerah Kota Banjar, sehingga mereka memiliki
namun hal tersebut belum menunjukan kecenderungan melihat Laporan
bahwa kualitas pelaporan keuangan Keuangan Pemerintah seperti
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup laporan keuangan perusahaan.
Pemerintah Daerah Kota Banjar adalah Menurut mereka istilah-istilah
baik. Berdasarkan informasi dari dalam Laporan Keuangan
beberapa pengguna laporan keuangan Pemerintah sangat sulit dipahami
yang diantaranya adalah dari pihak dibandingkan dengan laporan
masyarakat dan legislatif, mereka kuangan sektor swasta, seperti
mengemukakan bahwa laporan contohnya UUDP, Taperum,
keuangan yang dibuat oleh DYHD, utang PFK dan lainnya.
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup Sulit dipahaminya pelaporan
Pemerintah Daerah Kota Banjar secara keuangan
umum sulit untuk dipahami. Hal Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
tersebut disebabkan karena tidak semua Pemerintah Daerah Kota Banjar oleh
pengguna laporan keuangan memiliki para pengguna laporan keuangan
basis akuntansi atau tingkat pemerintah, menunjukan bahwa
pengetahuan akan laporan keuangan pelaporan keuangan
pemerintah sangat bervariasi. Berikut Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
adalah tanggapan dari para pengguna Pemerintah Daerah Kota Banjar tidak
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memenuhi salah satu kriteria kualitas
Kota Banjar: pelaporan keuangan menurut
1. Pihak Legislatif. Menurut mereka, Wilkinson di atas. Scott (2009:47)
mereka telah terbiasa dengan menyatakan bahwa:
orientasi anggaran sehingga Asimetri informasi yang terjadi
memiliki potensi kesalahpahaman antara penyaji dan pengguna dapat
dalam memahami konsep akuntansi menimbulkan dampak negatif.
akrual yang saat ini diterapkan Pertama. Kesempatan bagi
dalam Laporan Keuangan sebagian pihak yang menguasi
Pemerintah Kota Banjar. Menurut informasi untuk mengambil
mereka Laporan Arus Kas (LAK) keuntungan dari pihak lain yang
yang paling sulit dipahami, karena kurang memperoleh informasi.
dalam LAK mereka harus Kedua, sebagian pihak yang
memahami betul mana transaksi menguasai informasi akan
mengupayakan adanya informasi

Halaman|5
yang akan bermanfaat bagi penggunan laporan keuangan terhadap
pencapaian tujuannya sendiri, informasi keuangan yang diberikan.
sementara pihak lain yang tidak Diharapkan dengan pemaparan ini
menguasai informasi tidak manajemen akan mendapat apresiasi
memiliki peluang yang sama untuk yang lebih baik dari pengguna laporan
melakukannya. keuangan sebagai insentifnya (KSAP,
Dengan adanya standar yang 2006:5).
diharapkan dapat mengurangi asimetri Dengan latar belakang
informasi, pengguna standar sebagai permasalahan yang telah dijelaskan
perangkat insentif akan sangat relevan sebelumnya, maka penelitian ini
bagi pemerintah untuk memberi sinyal mengambil judul: "PENGARUH
yang baik tentang pengelolaan REVIU ATAS LAPORAN
keuangan. Dengan demikian, para KEUANGAN TERHADAP
pengguna dapat memperoleh keyakinan KUALITAS PELAPORAN
tentang informasi yang mereka KEUANGAN PEMERINTAH",
perlukan untuk pengambilan dimana penelitian dilakukan pada
keputusan. Hal ini sekaligus dapat Inspektorat Kota Banjar sebagai
digunakan oleh pemerintah untuk lembaga yang melakukan reviu atas
pengambilan keputusan dalam rangka laporan keuangan
pengelolaan keuangan negara/daerah. Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
Dari konteks di atas, maka Pemerintah Daerah Kota Banjar.
Pemerintah Kota Banjar melalui
Inspektorat harus melakukan upaya B. TINJAUAN PUSTAKA
yaitu dengan reviu terhadap Laporan Reviu atas Laporan Keuangan
Keuangan dari masing-masing SKPD Berdasarkan Peraturan Menteri
sehingga Laporan Keuangan dapat Keuangan Republik Indonesia Nomor 8
dipahami oleh pengguna. Tahun 2015 tentang Standar Reviu
Salah satu praktik pemberian Atas Laporan Keuangan Pemerintah
sinyal (signalling) yang baik ini adalah Daerah, definisi reviu atas laporan
dengan memberikan pengungkapan keuangan adalah sebagai berikut:
yang memadai (full disclosure). Reviu atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
(CaLK) menemui arti penting disini, selanjutnya disebut reviu adalah
karena seperti pada pelaporan penelaahan atas penyelenggaraan
keuangan sektor komersial, ia adalah akuntansi dan penyajian LKPD
tak ubahnya seperti management oleh Inspektorat untuk
discussion analysis. Pada bagian memberikan keyakinan terbatas
tersebut manajemen dapat memaparkan bahwa akuntansi telah
segala hal menyangkut manajemennya diselenggarakan berdasarkan
yang akan mempengaruhi apresiasi Sistem Akuntansi Pemerintah

Halaman|6
Daerah dan LKPD telah disajikan Pengawasan Intern Pemerintah
sesuai dengan Standar Akuntansi (APIP) untuk memberi keyakinan
Pemerintahan dalam upaya terbatas bahwa tidak ada
membantu Kepala Daerah untuk modifikasi material yang harus
menghasilkan LKPD yang dilakukan atas laporan keuangan
berkualitas. agar laporan keuangan tersebut
Manurut Standar Profesional sesuai dengan Standar Akuntansi
Akuntan Publik (SPAP) Pemerintahan.
mendefinisikan reviu atas laporan
keuangan sebagai berikut: Reviu atas laporan keuangan
Reviu adalah pelaksanaan prosedur dilakukan dalam rangka penyusunan
permintaan keterangan dan analisis pernyataan tanggung jawab (statement
yang menghasilkan dasar memadai of responsibility) atas laporan
bagi akuntan untuk memberikan keuangan. Pernyataan tanggung jawab
keyakinan terbatas bahwa tidak tersebut menyatakan bahwa laporan
ada modifikasi material yang harus keuangan telah disusun berdasarkan
dilakukan atas LK agar LK sistem pengendalian intern yang
tersebut sesuai dengan prinsip memadai dan sesuai dengan standar
akuntansi berlaku umum di akuntansi pemerintahan (SAP).
Indonesia atau sesuai dengan basis Keyakinan terbatas tersebut karena
akuntansi komprehensif yang lain. dalam reviu tidak dilakukan pengujian
Reviu tidak mencakup suatu atas kebenaran substansi dokumen
pemahaman atas pengendalian sumber. Pada praktiknya, pelaksanaan
intern, pengujian atas catatan kegiatan reviu seringkali memiliki
akuntansi, dan pengujian atas persamaan dengan pelaksanaan
respon terhadap permintaan kegiatan audit.
keterangan dengan cara Tujuan reviu menurut Peraturan
pemerolehan bahan bukti dan Menteri Keuangan Republik Indonesia
prosedur tertentu lainnya yang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Standar
biasanya dilaksanakan dalam suatu Reviu Atas Laporan Keuangan
audit. Pemerintah Pusat adalah untuk:
Sedangkan pengertian reviu atas a. Memberikan keyakinan terbatas
laporan keuangan menurut Prasetyo kepada Menteri Keuangan
dan Pangemanan (2012:3) adalah mengenai akurasi informasi LKPP
sebagai berikut: serta penyajian dan pengungkapan
Reviu adalah prosedur penelusuran sesuai dengan SAP; dan
angka-angka dalam laporan b. Membantu terlaksananya
keuangan, permintaan keterangan, konsolidasi dan penyajian LKPP.
dan analitik yang harus menjadi Untuk mencapai tujuan tersebut,
dasar memadai bagi Aparat maka apabila pereviu menemukan

Halaman|7
kelemahan dalam proses konsolidasi anggaran dan penyusunan LKPD, serta
dan/atau kesalahan dalam penyajian tidak menunggu setelah LKPD tersebut
laporan keuangan, maka pereviu selesai disusun. Untuk mendukung dan
menyarankan kepada penyusun LKPP menjamin efektivitas reviu, perlu
untuk segera melakukan perbaikan dipertimbangkan kompetensi pereviu
dan/atau koreksi atas kelemahan yang akan ditugaskan. Sesuai dengan
dan/atau kesalahan tersebut. Reviu tujuan reviu, maka tim reviu secara
tidak memberikan dasar untuk kolektif harus memenuhi kompetensi
menyatakan opini sebagaimana dalam yang sesuai dengan bidangnya.
audit. Pereviu harus objektif dalam
Sedangkan tujuan reviu menurut melaksanakan kegiatan reviu. Prinsip
Peraturan Menteri Keuangan Republik objektivitas mensyaratkan agar pereviu
Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 melaksanakan reviu dengan jujur dan
tentang Standar Reviu Atas Laporan tidak mengkompromikan kualitas.
Keuangan Pemerintah Daerah adalah Pereviu harus membuat penilaian
untuk: seimbang atas semua situasi yang
a. Membantu terlaksananya relevan dan tidak dipengaruhi oleh
penyelenggaraan akuntansi dan kepentingan sendiri atau orang lain
penyajian LKPD; dan dalam mengambil keputusan.
b. Memberikan keyakinan terbatas Peraturan Menteri Keuangan
bahwa akuntansi telah Nomor: 8/PMK.09/2015 tentang
diselenggarakan berdasarkan SAPD Standar Reviu Atas Laporan Keuangan
dan LKPD telah disajikan sesuai Pemerintah Daerah menyebutkan
dengan SAP. bahwa kualitas pelaksanaan reviu harus
Untuk mencapai tujuan tersebut, memenuhi kriteria:
maka apabila pereviu menemukan 1) Reviu dilaksanakan bersamaan atau
kelemahan dalam penyelenggaraan sepanjang pelaksanaan anggaran dan
akuntansi dan atau kesalahan dalam penyusunan LKPD sesuai periode
penyajian laporan keuangan, maka triwulan (3 bulan) dan
pereviu memberikan rekomendasi prognosis/semester (6 bulan).
kepada entitas akuntansi dan atau 2) Reviu dilaksanakan oleh tim reviu
entitas pelaporan untuk segera yang secara kolektif harus
melakukan penyesuaian dan atau memenuhi kompetensi: (1)
koreksi atas kelemahan dan atau memahami SAP; (2) memahami
kesalahan tersebut secara berjenjang. SAPD; (3) memahami proses bisnis
Reviu dilaksanakan secara paralel atau kegiatan pokok entitas yang
dengan pelaksanaan anggaran dan direviu; (4) memahami dasar-dasar
penyusunan LKPD. Yang dimaksud audit; (5) memahami teknik
dengan paralel adalah reviu dilakukan komunikasi; dan (5) memahami
bersamaan atau sepanjang pelaksanaan analisis basis data.

Halaman|8
3) Reviu dilaksanakan dalam 3 tahap urusan pemerintahan di daerah
meliputi tahap perencanaan, tahap provinsi/kabupaten/kota, pelaksanaan
pelaksanaan, dan tahap pelaporan pembinaan atas penyelenggaraan
reviu. pemerintahan dan pelaksanaan urusan
4) Pereviu harus menyusun Kertas pemerintahan di daerah
Kerja Reviu (KKR) sebagai provinsi/kabupaten/kota/desa.
pertanggungjawaban pelaksanaan Menurut Sari dan Witono
reviu yang menjelaskan mengenai: (2014:34) menyebutkan bahwa:
(1) pihak yang melakukan reviu; (2) Sistem pengendalian internal
entitas yang direviu; (3) aktifitas menekankan pada tindakan
penyelenggaraan akuntansi dan pencegahan untuk mengurangi
komponen LKPD (LRA, LPSAL, kekeliruan (tidak sengaja) dan
Neraca, LO, LAK, LPE, CaLK) ketidakberesan (sengaja), sehingga
yang direviu. pelaporan keuangan daerah dapat
5) Penyusunan KKR dilakukan pada memenuhi nilai keterandalan
saat pelaksanaan reviu dan karena laporan keuangan yang
dilakukan reviu secara berjenjang dihasilkan benar dan valid.
menurut peran dalam tim reviu. PP No: 58 Tahun 2005
6) Pelaporan reviu harus menyebutkan bahwa Sistem
mengungkapkan tujuan dan alasan Pengendalian Intern Keuangan Daerah
pelaksanaan reviu, prosedur reviu merupakan suatu proses yang
yang dilakukan, masalah yang berkesinambungan yang dilakukan oleh
terjadi dalam penyusunan dan lembaga/badan/unit yang mempunyai
penyajian LK, langkah perbaikan tugas dan fungsi melakukan
yang disepakati, pengendalian melalui audit dan
koreksi/penyesuaian yang telah evaluasi, untuk menjamin agar
dilakukan, dan rekomendasi dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan
KKR yang tidak atau belum keuangan daerah sesuai dengan rencana
dilaksanakan. dan peraturan perundang-undangan.
Reviu dilakukan oleh pihak Oleh karena itu diperlukan
Inspektorat, menurut Permendagri pengendalian internal yang efektif dan
No:64 Tahun 2007 menyebutkan efisien.
bahwa yang dimaksud dengan Menurut Kurrohman dan Wilantari
Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota (2012), secara sederhana pekerjaan
(Inspektorat daerah) adalah pengawas aparat Inspektorat adalah mereviu
fungsional yang berada di bawah dan kegiatan-kegiatan untuk meyakinkan
bertanggungjawab kepada bahwa kegiatan tersebut telah
gubernur/bupati/walikota. Inspektorat dilaksanakan sesuai PP No: 8 Tahun
daerah mempunyai tugas melakukan 2006 yang menyatakan bahwa di
pengawasan terhadap pelaksanaan tingkat pemerintah daerah, LKPD yang

Halaman|9
akan ditandatangani oleh Hubungan Organisasi, serta Struktur
Gubernur/Bupati/Walikota harus Tata Kelola. Lima level kapabilitas
terlebih dulu direviu oleh aparat APIP menurut model IA-CM antara
Inspektorat yang merupakan salah satu lain:
alat bagi manajemen untuk 1. level 1 yaitu level Initial artinya
mewujudkan penerapan Good APIP belum dapat memberikan
Government Governance (GGG) pada jaminan atas proses tata
sebuah institusi pemerintah. kelolansesuai peraturan dan belum
Perka BPKP No:Per– dapat mencegah korupsi;
1633/K/JF/2011 tentang Pedoman 2. level 2 yaitu level Infrastructure
Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat artinya APIP mampu menjamin
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) proses tata kelola sesuai dengan
menjelaskan bahwa Aparat peraturan dan mampu mendeteksi
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terjadinya korupsi;
adalah instansi pemerintah yang 3. level 3 yaitu level Integrated artinya
dibentuk dengan tugas melaksanakan APIP mampu menilai efisiensi,
pengawasan intern (internal audit) di efektivitas, ekonomis suatu kegiatan
lingkungan pemerintah pusat dan/atau dan mampu memberikan konsultasi
pemerintah daerah, instansi pada pada tata kelola, manajemen risiko,
tingkat daerah adalah Inspektorat dan pengendalian intern;
Provinsi/Kabupaten/Kota. Peraturan 4. level 4 yaitu level Managed artinya
tersebut juga menjelaskan bahwa APIP mampu memberikan
evaluasi/assessment APIP adalah assurance secara keseluruhan atas
kegiatan yang dilakukan dalam rangka tata kelola, manajemen risiko, dan
menilai efektivitas APIP yang pengendalian intern; dan
tercermin dari level 5. level 5 yaitu level Optimizing yang
kualitas/kapabilitasnya dengan berarti APIP menjadi agen
mengacu kepada praktik tata kelola perubahan.
yang baik dan berlaku secara universal
di seluruh dunia melalui penilaian Kualitas Pelaporan Keuangan
elemen‐elemen yang tercantum dalam Definisi kualitas pelaporan
Internal Audit Capability Model (IA- keuangan hingga saat ini masih
CM). beragam namun pada prinsipnya
Di dalam model IA-CM, APIP pengertian kualitas pelaporan keuangan
dibagi menjadi lima level kapabilitas. dapat dipandang dari beberapa sudut
Setiap level terdiri dari enam elemen pandang. Sudut pandang kualitas
yang dipetakan, yaitu Peran dan pelaporan keuangan yang dikemukakan
Layanan APIP, Pengelolaan SDM, oleh Dechow dan Dichev (2002:31)
Praktik Profesional, Akuntabilitas dan adalah sebagai berikut:
Manajemen Kinerja, Budaya dan

H a l a m a n | 10
Kualitas pelaporan keuangan informasi yang sesuai dengan peraturan
berhubungan dengan kinerja atau kebiasaan yang dianggap berguna
keseluruhan perusahaan yang untuk pihak eksternal, atau dapat juga
tergambarkan dalam laba mengungkapkan secara sukarela.
perusahaan. Informasi pelaporan Informasi yang dikomunikasikan selain
keuangan dikatakan tinggi dengan menggunakan laporan.
(berkualitas) jika laba tahun Berdasarkan Standar Akuntansi
berjalan dapat menjadi indikator Pemerintah (SAP) Nomor 01 tahun
yang baik untuk laba perusahaan di 2010 menyatakan
masa yang akan datang atau bahwa: “Karakteristik kualitatif laporan
berasosiasi secara kuat dengan arus keuangan adalah ukuran-ukuran
kas operasi di masa yang akan normatif yang perlu diwujudkan dalam
datang. informasi akuntansi sehingga dapat
Implikasi dari pandangan tersebut, memenuhi tujuannya atau
menunjukkan bahwa fokus pengukuran menghasilkan informasi yang
kualitas pelaporan keuangan berkualitas”. Dalam Statement of
perusahaan tersebut berkaitan dengan Financial Accounting Concepts
tujuan pelaporan keuangan. (SFAC) Nomor 2 Tahun 1980 tentang
Chariri dan Ghozali (2007:56) Qualitative Characteristics of
menyatakan bahwa pelaporan Accounting Information
keuangan meliputi: mengisyaratkan bahwa:
………laporan keuangan, Informasi akuntansi yang
informasi pelengkap, dan media berkualitas harus menunjukkan
pelaporan lainnya, sedangkan manfaat yang lebih besar daripada
laporan keuangan hanya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk
neraca, laporan laba/rugi, laporan menyajikan informasi tersebut,
arus kas, laporan perubahan yang mana suatu informasi
ekuitas, dan catatan atas laporan akuntansi dapat dikatakan
keuangan. Hal itu berarti pelaporan berkualitas jika para pengguna
keuangan memiliki cakupan yang laporan keuangan berdasarkan
lebih luas dibandingkan dengan pemahaman dan pengetahuan
laporan keuangan. mereka masing-masing dapat
Pelaporan keuangan yang baik mengerti dan menggunakan
menggambarkan capital market yang informasi akuntansi yang disajikan
efisien dan fair (Pennington, 2003:12). tersebut sebagai dasar
Informasi yang disajikan dalam pengambilan keputusan.
pelaporan keuangan dapat memberikan Kualitas pelaporan keuangan
pemahaman yang lebih baik bagi menurut Wilkinson (2008:18) harus
pengguna pelaporan keuangan. memenuhi kriteria sebagai berikut:
Manajemen dapat menyampaikan 1. Relevan

H a l a m a n | 11
Memiliki umpan balik (feedback informasi dengan ketentuan yang
value), memiliki manfaat prediktif wajar. Namun demikian, informasi
(peramalan), tepat waktu dan kompleks yang seharusnya
lengkap. dimasukan dalam laporan keuangan
2. Andal tidak dapat dikeluarkan hanya atas
Penyajian yang jujur, dapat di dasar pertimbangan bahwa
verifikasi (verifiablity) dan netral. informasi tersebut terlalu untuk
3. Dapat diperbandingkan dapat dipahami oleh pemakai
Konsisten dengan penerapan tertentu.
kebijakan akuntansi, informasi yang 2. Relevan
termuat dalam pelaporan keuangan Agar bermanfaat, informasi harus
dapat dibandingkan dengan relevan untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan keuangan periode pemakai dalam proses pengambilan
sebelumnya. keputusan. Informasi memiliki
4. Dapat dipahami kualitas relevan apabila informasi
Bentuk dan istilah informasi tersebut dapat mempengaruhi
pelaporan keuangan disesuaikan keputusan ekonomi pemakai dengan
dengan batas pemahaman para membantu mereka mengevaluasi
pengguna. peristiwa masa lalu, masa kini atau
Karakteristik kualitatif laporan masa depan, atau mengoreksi hasil
keuangan merupakan ciri khas evaluasi mereka di masa lalu.
membuat informasi dalam laporan 3. Keandalan
keuangan yang berguna bagi para Agar bermanfaat, informasi juga
pemakai dalam pengambilan keputusan harus andal. Informasi harus
bernilai ekonomis. Karakteristik memiliki kualitas andal jika bebas
kualitatif keuangan menurut Ikatan dari pengertian menyesatkan,
Akuntansi Indonesia melalui kesalahan material, dan dapat
Pernyataan Standar Akuntansi diandalkan pemakainya sebagai
Keuangan (PSAK) No 1 (2007:7) penyajian yang tulus atau jujur dari
adalah sebagai berikut: yang seharusnya disajikan atau yang
1. Dapat dipahami secara wajar diharapkan dapat
Kualitas penting informasi yang disajikan. Selain itu informasi harus
ditampung dalam laporan keuangan diarahkan pada kebutuhan pemakai,
adalah kemudahannya untuk segera dan tidak bergantung pada
dapat dipahami oleh para pemakai. kebutuhan atau keinginan pihak
Dalam hal ini, pemakai diasumsikan tertentu.
memiliki pengetahuan yang 4. Dapat Diperbandingkan
memadai tentang aktivitas ekonomi Pemakai laporan keuangan harus
dan bisnis, akuntansi serta dapat memperbandingkan laporan
kemampuan untuk mempelajari keuangan perusahaan antar periode

H a l a m a n | 12
untuk mengidentifikasi transaksi modal, serta faktor lain
kecenderungan posisi keuangan. yang memengaruhi likuiditas dan
Pemakai juga harus dapat solvabilitas perusahaan,
memperbandingkan laporan 6. Menyediakan informasi tentang cara
keuangan antar perusahaan untuk manajemen
mengevaluasi posisi keuangan, serta mempertanggungjawabkan
perusahaan posisi keuangan secara pengelolaan kepada pemilik
relatif. Oleh karena itu, pengukuran (pemegang saham) atas pemakaian
dan penyajian dampak dari transaksi sumberdaya ekonomi yang
dan peristiwa lain yang serupa harus dipercayakan, dan
dilakukan secara konsisten untuk 7. Menyediakan informasi yang
perusahaan tersebut, antara periode bermanfaat bagi direktur dan
yang sama, dan untuk perusahaan manajer sesuai kepentingan pemilik.
yang berbeda. Singkatnya tujuan pelaporan
Tujuan pelaporan keuangan antara keuangan adalah untuk menyediakan
lain (Statement of Financial (1) informasi yang berguna bagi
Accounting Concept Nomor 1 dalam keputusan investasi dan kredit, (2)
Chariri dan Ghozali, 2007:36): informasi yang berguna dalam menilai
1. Memberikan informasi yang arus kas masa depan, dan (3) informasi
bermanfaat bagi investor, kreditor, mengenai sumber daya perusahaan,
dan pemakai lainnya untuk klaim terhadap sumber daya tersebut,
mengambil keputusan investasi dan dan perubahannya (Kieso, Weygandt
kredit, dan Warfield, 2008:5).
2. Memberikan informasi untuk Menurut Standar Akuntansi
membantu investor, kreditor, dan Pemerintah (SAP) Nomor 24 tahun
pemakai lainnya untuk menilai 2010 yang menyatakan bahwa:
jumlah, pengakuan, dan “Laporan keuangan disusun untuk
ketidakpastian tentang penerimaan informasi keuangan yang relevan
kas bersih perusahaan, mengenai posisi keuangan dan seluruh
3. Memberikan informasi tentang transaksi yang dilakukan oleh suatu
sumber-sumber ekonomi perusahaan entitas pelaporan dalam satu periode
serta klaim terhadap sumber-sumber waktu tertentu”. Laporan keuangan
ekonomi tersebut, digunakan untuk membandingkan
4. Menyediakan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, transfer
hasil usaha perusahaan selama satu dan pembiayaan dengan anggaran yang
periode, telah ditetapkan, menilai kondisi
5. Menyediakan informasi tentang cara keuangan, mengevaluasi efektivitas dan
perusahaan memperoleh dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan
membelanjakan kas, pinjaman dan membantu menentukan ketaatannya
pembayaran kembali pinjaman, dan

H a l a m a n | 13
terhadap peraturan perundang- penelitian ini, dimana teori keagenan
undangan. dicetuskan oleh Jensen dan Meckling
Entitas pelaporan menurut Standar (1976) yang menggambarkan adanya
Akuntansi Pemerintah (SAP) Nomor hubungan keagenan atau kontrak kerja
24 tahun 2010 menyajikan laporan yang melibatkan antara dua pihak,
keuangan dalam satu periode pelaporan yaitu antara pihak prinsipal dengan
secara sitematis dan terstruktur, sebagai pihak agen. Teori ini merupakan salah
sarana untuk kepentingan: satu teori yang muncul dalam
1. Akuntabilitas untuk perkembangan riset akuntansi yang
mempertanggungjawabkan merupakan modifikasi dari
pengelolaan dan pelaksanaan perkembangan model akuntansi
kebijakan sumber daya dalam keuangan dengan menambahkan aspek
mencapai tujuan. perilaku manusia dalam model
2. Manajemen untuk memudahkan ekonomi. Hubungan keagenan yang
fungsi perencanaan, pengelolaan dimaksud adalah pendelegasian
dan pengendalian atas aset, wewenang pengambilan keputusan dari
kewajiban dan ekuitas dana pihak prinsipal ke pihak agen. Agen
pemerintah. melaksanakan tugas-tugas tertentu dari
3. Transparasi untuk memberikan pihak prinsipal, dan pihak prinsipal
informasi keuangan yang terbuka, memberikan upah untuk pihak agen.
jujur, menyeluruh Keadaan ini membuat suatu
kepada stakeholders. permasalahan ketimpangan informasi
4. Keseimbangan antargenerasi untuk (information asymetries). Asimetri
memberikan informasi mengenai informasi terjadi karena pihak agen
kecukupan penerimaan pemerintah memiliki informasi yang lebih baik atas
untuk membiayai seluruh keadaan internal perusahaan yang
pengeluaran, dan apakah generasi sebenarnya dan prospek perusahaan
y.a.d ikut menanggung beban dimasa depan dibandingkan dengan
pengeluaran tersebut. pihak prinsipal. Baik prinsipal maupun
Dalam penelitian Amalia agen mempunyai kepentingan
(2014:78) menyatakan bahwa: ekonomis yang berbeda dan berusaha
“Pelaporan keuangan yang baik harus memaksimalkannya. Prinsipal
sesuai dengan tujuan dari pembuatan menginginkan laba yang sebesar-
laporan keuangan tersebut". besarnya atau peningkatan nilai
investasi dalam perusahaan, sedangkan
Hubungan Reviu atas Laporan agen menginginkan kompensasi yang
Keuangan dengan Kualitas memadai atas kinerja yang dilakukan.
Pelaporan Keuangan Agen mungkin akan takut
Penelitian ini didasarkan atas teori mengungkapkan informasi yang tidak
keagenan sebagai grand theory dalam diharapkan oleh prinsipal, sehingga

H a l a m a n | 14
terdapat kecenderungan untuk independen yang berasal dari luar
memanipulasi laporan keuangan pemerintah. Hal tersebut menyebabkan
tersebut. keraguan akan independensi
Keadaan ini membutuhkan pihak pelaksanaan reviu atas laporan
ketiga yang independen sebagai keuangan, yang salah satunya yaitu
mediator diantara agen dan principal. terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Pihak ketiga ini berfungsi untuk Menurut Widyarini (2015:19)
memonitor perilaku agen apakah sudah menyatakan bahwa:
bertindak sesuai dengan keinginan Prosedur Analitis dirancang untuk
principal. Berbagai pemikiran mengidentifikasi adanya hubungan
mengenai corporate governance antar akun dan kejadian yang tidak
berkembang dengan bertumpu pada biasa serta tidak sesuai SAP.
teori agensi, dimana pengelolaan Analisis yang dilakukan adalah
perusahaan harus diawasi dan menilai kewajaran saldo dan
dikendalikan untuk memastikan bahwa rincian LK, kesesuaian dan
pengelolaan dilakukan dengan penuh keterkaitan antar komponen LK
kepatuhan kepada berbagai peraturan yang satu dengan komponen
dan ketentuan yang berlaku. Auditor lainnya. Prosedur ini harus
Internal yang dalam hal ini adalah dirancang oleh Inspektorat dengan
inspektorat selaku audit internal memertimbangkan hasil reviu SPI.
pemerintahan memiliki fungsi Hal ini dilakukan agar reviu
menjalankan aktivitas-aktivitas yang kesesuaian dengan SAP dapat
memastikan objektivitas dan terarah pada komponen LK dan
indenpendensi yang mengarah kepada akun-akun yang lemah
sebuah pendekatan yang sistematis dan pengendaliannya. Dengan
disiplin untuk mengevaluasi dan demikian Inspektorat dapat lebih
meningkatkan efektivitas manajemen memerdalam materi reviunya, serta
risiko, pengendalian, dan proses memertimbangkan jenis-jenis
governance (IIA, 2009), dinilai dapat masalah yang membutuhkan
berperan sebagai pihak ketiga yang penyesuaian, seperti terjadinya
memastikan kinerja agen. Ispektorat peristiwa luar biasa dan perubahan
dapat berperan untuk memastikan kebijakan akuntansi. Contoh
bahwa agen telah melakukan proses hubungan antar komponen laporan
governance sesuai dengan aturan yang keuangan atau lampirannya dalam
telah ditetapkan sehingga tidak Prosedur Analitis.
merugikan principal dengan melakukan Peraturan Pemerintah Nomor 8
reviu atas laporan keuangan Tahun 2006 tentang Pelaporan
pemerintah. Keuangan dan Kinerja Instansi
Namun, inspektorat selaku auditor Pemerintah menyatakan bahwa:
internal pemerintahan bukan pihak

H a l a m a n | 15
Laporan keuangan wajib direviu sangat berperan dalam memenuhi
oleh Aparat Pengawasan Intern keterandalan laporan keuangan, yang
Pemerintah (APIP) sebelum nantinya dapat meningkatkan kualitas
diserahkan kepada Badan pelaporan keuangan organisasi
Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk pemerintah.
diaudit. Reviu atas Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga C. METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan oleh Inspektorat Metode Penelitian yang Digunakan
Jenderal dan reviu atas Laporan Peneliti menggunakan metode
Keuangan Pemerintah Daerah penelitian deskriptif, dimana metode
(LKPD) dilakukan oleh peneltian deskriptif adalah salah satu
Inspektorat Daerah (Inspektorat metode penelitan yang banyak
Provinsi/Kabupaten/Kota). digunakan pada penelitian yang
Pelaksanaan reviu merupakan bertujuan untuk menjelaskan suatu
dasar dibuatnya surat pernyataan kejadian.
tanggung jawab (Statement of Penggunaan metode deskriptif
Responsibility) menteri/pimpinan dalam penelitian ini adalah untuk
lembaga/kepala daerah atas menjelaskan dan menjabarkan
laporan keuangan instansinya agar fenomena terkait pengaruh reviu atas
laporan keuangan memiliki laporan keuangan yang dilakukan oleh
kualitas yang baik. Inspektorat Kota Banjar terhadap
Hal tersebut di atas sejalan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan
pernyataan Sari dan Witono (2014:34) Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
yang menyebutkan bahwa: Pemerintah Daerah Kota Banjar.
Sistem pengendalian internal Dalam desain penelitian akan
menekankan pada tindakan tergambarkan mengenai rincian studi,
pencegahan untuk mengurangi pengukuran dan rancangan analisis
kekeliruan (tidak sengaja) dan hasil. Adapun desain penelitian yang
ketidakberesan (sengaja), sehingga akan diguanakan penulis adalah dengan
pelaporan keuangan daerah dapat langkah-langkah sebagai berikut:
memenuhi nilai keterandalan 1. Menjelaskan lebih dalam tentang
karena laporan keuangan yang hasil penelitian
dihasilkan benar dan valid. 2. Mengambil kesimpulan dan
Berdasarkan beberapa pernyataan menyajikan saran.
di atas dapat disimpulkan bahwa reviu
atas laporan keuangan yang dilakukan Operasionalisasi Variabel
oleh Inspektorat Kabupaten/Kota yang Agar usulan penelitian ini dapat
merupakan salah satu sistem dilaksanakan, maka perlu dipahami
pengendalian internal dan dilakukan konsep operasionalisasi variabel yang
sesuai dengan aturan yang berlaku dapat dilihat didalam tabel berikut ini:

H a l a m a n | 16
Tabel 1: Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Reviu atas Reviu atas laporan 1. Periode reviu Interval
laporan keuangan adalah penelaahan 2. Kompetensi tim reviu
keuangan (X) atas penyelenggaraan 3. Tahapan reviu
akuntansi dan penyajian 4. Penyusunan Kertas Kerja
LKPD oleh Inspektorat Reviu (KKR)
untuk memberikan 5. Waktu penyusunan KKR
keyakinan terbatas bahwa 6. Pelaporan reviu
akuntansi telah
diselenggarakan
berdasarkan Sistem
Akuntansi Pemerintah
Daerah dan LKPD telah
disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi
Pemerintahan dalam upaya
membantu Kepala Daerah
untuk menghasilkan LKPD
yang berkualitas (Peraturan
Manteri Keuangan RI No 8
Tahun 2015).
Kualitas Kualitas pelaporan 1. Relevan Interval
Pelaporan keuangan berhubungan 2. Andal
Kuangan (Y) dengan kinerja keseluruhan 3. Dapat diperbandingkan
perusahaan yang 4. Dapat dipahami
tergambarkan dalam laba
perusahaan (Dechow &
Dichev, 2002:31)

Populasi dan Sampel sebanyak 11 orang yang merupakan


Populasi merupakan keseluruhan tim reviu atas laporan keuangan.
dari unit analisa yang ciri-cirinya akan Hal ini didasarkan atas pendapat
diduga. Popoulasi dalam penelitian ini Arikunto (2006:34) yang mengatakan
adalah tim reviu Inspektorat Kota bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer,
Banjar yang berjumlah 11 maka apabila subyeknya kurang dari
orang.Penentuan populasi ini 100 lebih baik diambil semua,
didasarkan kepada tema penelitian, sehingga penelitiannya merupakan
yaitu pihak-pihak yang berkaitan penelitian populasi”. Dengan demikian
dengan pelaksanaan reviu atas laporan sampel yang digunakan dalam penelitia
keuangan dan pihak yang mengerti ini adalah sebanyak 11 orang.
kualitas pelaporan keuangan.
Sampel merupakan bagian yang Sumber dan Teknik Pengumpulan
berguna bagi tujuan penelitian populasi Data
dan aspek-aspeknya. Dengan demikian Sumber data dalam penelitian ini
besamya ukuran sampel yang diambil diperoleh dari data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang
Halaman|
diperoleh secara langsung dari sumber Inspektorat Kota Banjar. Kuesioner
asli (tidak melalui perantara). Data disebarkan kepada Tim Reviu
primer adalah data yang berasal Inspektorat Kota Banjar.
langsung dari responden. Data primer Dalam suatu penelitian ilmiah,
penelitian ini diperoleh dari kuesioner metode atau teknik pengumpulan data
yang diisi responden secara langsung dimaksudkan untuk memperoleh
atau daftar pertanyaan kepada bahan-bahan yang relevan, akurat, dan
responden dari tim reviu Inspektorat terpercaya, untuk memperoleh data
Kota Banjar, yaitu sebanyak 11 orang. primer yang diperlukan, teknik yang
Pengumpulan data dapat dilakukan digunakan adalah pengisian kuesioner.
dalam berbagai setting dan berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat
dari settingnya data dapat dikumpulkan Teknik Analisis Data
pada setting alamiah (natural seting), Metode kuantitatif ini
pada laboratorium dengan metode menggunakan statistik sebagai alat
eksperimen, di rumah dengan berbagai analisis datanya. Fungsi utama dari
responden, dan lain-lain. Bila dilihat statistik adalah memanipulasikan dan
dari sumber datanya, maka meringkaskan data yang berupa angka
pengumpulan data dapat menggunakan serta membandingkan hasil yang
sumber primer dan sekunder. Sumber diperoleh dengan kebetulan-kebetulan
primer adalah sumber data yang yang telah diperkirakan. Analisis data
langsung memberikan data kepada kuantitatif dan statistik ini mampu
pengumpul data, dan sumber sekunder memperlihatkan hasil-hasil pengukuran
merupakan sumber yang tidak langsung yang cermat karena perhitungannya
memberikan data pada pengumpul yang matematis. Namun kemudian hal
data, misalnya lewat orang lain atau ini tidak berarti bahwa kecermatan
lewat dokumen. tersebut merupakan jaminan dalam
Jenis data didalam penelitian ini keabsahannya atau validitasnya.
adalah data primer, maka teknik Korelasi ini dikemukakan oleh
pengumpulan data untuk penelitian ini Karl Pearson tahun 1900 dalam
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: Santoso (2003:32). Kegunaannya untuk
1. Observasi mengetahui derajat hubungan dan
Observasi yang dilakukan penulis kontribusi variabel bebas (independen)
yaitu bertujuan untuk mengetahui dengan variabel terikat (dependen).
pelaksanaan reviu atas laporan Teknik analisis Korelasi PPM
keuangan dan kualitas laporan termasuk teknik statistik parametrik
keuangan. yang menggunakan interval dan ratio
2. Penyebaran Kuesioner dengan persyaratan tertentu. Misalnya:
Penyebaran kuesioner dilakukan di data dipilih secara acak (random);
tempat penelitian, yaitu di datanya berdistribusi normal; data yang

Halaman|
dihubungkan berpola linier; dan data Metode analisis data yang dipakai
yang dihubungkan mempunyai dalam penelitian ini adalah metode
pasangan yang sama sesuai dengan analisa kuantitatif, di mana untuk
subjek yang sama. Kalau salah satu mencapai tujuan pertama yaitu
tidak terpunuhi persaratan tersebut menganalisis pengaruh reviu atas
analisis korelasi tidak dapat dilakukan. laporan keuangan terhadap kualitas
Rumus yang digunakan Korelasi PPM pelaporan keuangan adalah dengan
adalah: menggunakan analisis regresi
sederhana. "Regresi sederhana berguna
rxy

n XY   X Y   dilakukan terhadap model dengan satu
 
n X 2   X  
2
n Y 2  variabel bebas, untuk diketahui
pengaruhnya terhadap variabel terikat"
  (Santoso, 2007:34).
Regeresi dilakukan untuk
Keterangan:
mengetahui sejauh mana variabel bebas
X = Reviu atas Laporan Keuangan mempengaruhi variabel terikat, pada
Y = Kualitas Pelaporan Keuangan analisis regresi ini terdapat satu
n = Jumlah sampel variabel terikat dan satu variabel bebas,
rxy = Koefisien korelasi antara dalam penelitian ini yang menjadi
variabel X dan Variabel Y variabel terikat adalah reviu atas
Korelasi PPM dilambangkan (r) laporan keuangan, sedangkan yang
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari menjadi variabel bebas adalah kualitas
harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = - pelaporan keuangan.
1 artinya korelasinya negatif sempurna; Model penelitian dalam menguji
r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = varibel-variabel tersebut dapat disusun
1 berarti korelasinya sangat kuat. dalam fungsi atau persamaan sebagai
Sedangkan arti harga r akan berikut:
dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r sebagai berikut: Ŷ=a+
Tabel 2: Interpretasi Koefisien Dimana:
Korelasi Nilai r Ŷ = Kualitas Pelaporan Keuangan
Tingkat X = Reviu atas Laporan Keuangan
Interval Koefisien
Hubungan a = Konstanta
0,80 - 1,000 Sangat Kuat b = Koefisien regresi dari variabel X
Koefisien determinan (R2)
0,60 - 0,799 Kuat
aksudkan untuk mengetahui tingkat
0,40 - 0.599 Cukup Kuat dim
ke tepatan paling baik dalam analisis
0,20 - 0,399 Rendah
re gresi, dimana hal yang ditunjukkan
0,00-0,199 Sangat Rendahole
Sumber: Sugiyono (2011:250) h besarnya koefisiensi determinasi
(R ) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
2

Halaman|
Koefisien determinasi (R2) nol variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
independen sama sekali tidak
parameter suatu variabel tidak sama
berpengaruh terhadap variabel
dengan nol atau:
dependen, apabila koefisien
Ha: β # 0
determinasi semakin mendekati satu,
Artinya variabel independen
maka dapat dikatakan bahwa variabel
merupakan penjelas yang signifikan
independen berpengaruh terhadap
terhadap variabel penjelas. Uji t ini
variabel dependen, selain itu koefisien
dilakukan dengan menggunakan rumus
detenninasi dipergunakan untuk
sebagai berikut (Santoso, 2007:36):
mengetahui persentase perubahan
variabel terikat (Y) yang disebabkan rn  2
t hitung
oleh variabel bebas (X). 1 r 2
Untuk mengetahui seberapa besar
Keterangan:
pengaruh variabel X terhadap Y,
thitung = Nilai t
digunakan ramus koefisien determinasi
r = Nilai koefisien korelasi
(R2) dengan cara mengkuadratkan nilai
n = Jumlah sampel
koefisien korelasi (r) yang telah
Ketentuan:
dihitung dengan rumus sebagai berikut
1) Jika thitung > ttabel maka pengaruh
(Kerlinger dan Pedhazur, 1987) dalam
variabel X terhadap variabel Y
Santoso (2007:35):
mempunyai pengaruh yang
KD = r2x 100% signifikan.
2) Jika thitung< ttabel maka pengaruh
Keterangan:
variabel X terhadap variabel Y
KD = Koefisien
mempunyai pengaruh yang tidak
Determinasi r = Koefisien
signifikan.
korelasi
Berhubung didalam penelitian ini
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
penulis menggunakan analisis regresi
Reviu atas Laporan Keuangan
sederhana, maka yang digunakan hanya
Berikut adalah tabel klasifikasi
nilai statistik t. Uji t digunakan untuk
interval untuk memberikan gambaran
menguji signifikansi hubungan antara
mengenai penilaian terhadap Reviu atas
variabel X dan variabel Y, apakah
Laporan Keuangan:
variabel X benar-benar berpengaruh
Tabel 3: Klasifikasi Interval Reviu
terhadap variabel Y.
atas Laporan Keuangan
Hipotesis nol (Ho) yang hendak
diuji adalah suatu parameter (ft) s ama Klasifikasi Interval Penilaian
dengan nol atau 0-66 Tidak Baik
H0: β = 0 67-132 Kurang Baik
Artinya apakah suatu var iabel 133-198 Cukup Baik
independen bukan merupakan pen jelas 199-264 Baik
yang signifikan terhadap vari abel 265-330 Sangat Baik

Halaman|
Sumber: Hasil Pengolahan Data skor yang diperoleh atas penilaian
Berdasarkan tabel klasifikasi terhadap kualitas pelaporan keuangan
interval reviu atas laporan keuangan, adalah sebesar 558. Hal tersebut
maka simpulan mengenai hasil menjelaskan bahwa kualitas pelaporan
kuesioner adalah sangat baik, karena keuangan
skor yang diperoleh atas penilaian Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
terhadap penerapan reviu atas laporan Pemerintah Daerah Kota Banjar setelah
keuangan adalah sebesar 300. Hal di reviu oleh Inspektorat Kota Banjar
tersebut menjelaskan bahwa sudah sangat baik. Artinya pelaporan
pelaksanaan reviu atas laporan keuangan
keuangan yang dilakukan oleh Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
Inspektorat Kota Banjar sudah Pemerintah Daerah Kota Banjar telah
dilaksanakan dengan sangat baik. sesuai dengan karakteristik kualitatif
Artinya pelaksanaan reviu atas laporan pelaporan keuangan yang baik.
keuangan yang dilakukan oleh
Inspektorat Kota Banjar telah sesuai Pengaruh Reviu atas Laporan
dengan standar kualitas pelaksanaan Keuangan terhadap Kualitas
reviu berdasarkan Peraturan Menteri Pelaporan keuangan
Keuangan Nomor: 8/PMK.09/2015 Hasil perhitungan Korelasi PPM
tentang Standar Reviu Atas Laporan menunjukan bahwa variabel
Keuangan Pemerintah Daerah. independen reviu atas laporan
keuangan dengan variabel dependen
Kualitas Pelaporan Keuangan kualitas pelaporan keuangan memiliki
Berikut adalah tabel klasifikasi hubungan yang sangat kuat, karena
interval untuk memberikan gambaran nilai yang dihasilkan adalah sebesar
mengenai penilaian terhadap Kualitas 0,99 yang menurut Korelasi PPM nilai
Pelaporan Keuangan: r = -1 artinya korelasinya negatif
Tabel 4: Klasifikasi Interval sempurna; r = 0 artinya tidak ada
Kualitas Pelaporan korelasi. Hasil analisis tersebut juga
Keuangan
Klasifikasi Interval Penilaian nghasilkan nilai r yang positif,
0-121 a
Tidak Baik rtinya antara reviu atas laporan
122-242 Kurang Baik ke uangan dengan kualitas pelaporan
243-363 Cukup Baik keuangan memiliki hubungan yang
364-484 Baik sangat kuat.
485-605 Sangat Baik Sementara itu hasil perhitungan
nilai R2 adalah sebesar 0,97, hal
Sumber: Hasil Pengolahan Data tersebut menunjukan bahwa 97%
Berdasarkan tabel klasifikasi variabel dependen kualitas pelaporan
interval kualitas pelaporan keuangan, keuangan (Y) dapat dijelaskan oleh
maka simpulan mengenai hasil variabel independen reviu atas
kuesioner adalah sangat baik, karena

Halaman|
pelaporan keuangan (X). Sedangkan Pernyataan di atas menjelaskan
sisanya sebesar 3% (100% - 97%) bahwa reviu atas laporan keuangan
dipengaruhi oleh sebab-sebab atau yang dilakukan oleh Inspektorat
faktor-faktor lain diluar model. Kabupaten/Kota yang merupakan salah
Berdasarkan analisis statistik satu sistem pengendalian internal dan
dalam penelitian ini dihasilkan nilai dilakukan sesuai dengan aturan yang
thitung adalah sebesar 33,08. Sedangkan berlaku sangat berperan dalam
ttabel yang dihasilkan adalah sebesar memenuhi keterandalan laporan
0,702. Karena nilai thitung lebih besar keuangan, yang nantinya dapat
dibandingkan dengan nilai ttabel, yaitu meningkatkan kualitas pelaporan
33,08 > 0,702. Artinya ada pengaruh keuangan organisasi pemerintah.
yang positif dan signifikan penerapan Pelaksanaan reviu oleh Inspektorat
reviu atas laporan keuangan terhadap Kabupaten/Kota disertakan dengan
kualitas pelaporan keuangan. surat pernyataan tanggungjawab dari
Hasil penelitian ini sesuai dengan kepala atau pimpinan lembaga terkait
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun dengan laporan keuangan.
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Hasil penelitian inipun sejalan atau
Kinerja Instansi Pemerintah yang sama dengan penilitian yang dilakukan
didalamnya menyatakan bahwa: oleh Fanani (2009). Dimana hasil
Laporan keuangan wajib direviu penelitiannya menjelaskan bahwa salah
oleh Aparat Pengawasan Intern satu faktor yang dapat mempengaruhi
Pemerintah (APIP) sebelum kualitas pelaporan keuangan adalah
diserahkan kepada Badan reviu atas laporan keuangan.
Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk Berdasarkan hasil penelitian di
diaudit. Reviu atas Laporan atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Keuangan Kementerian/Lembaga pelaksanaan reviu atas laporan
dilakukan oleh Inspektorat keuangan yang dilakukan oleh
Jenderal dan reviu atas Laporan Inspektorat Kota Banjar berpengaruh
Keuangan Pemerintah Daerah positif terhadap kualitas pelaporan
(LKPD) dilakukan oleh keuangan
Inspektorat Daerah (Inspektorat Dinas/Lembaga/Badan/Kantor lingkup
Provinsi/Kabupaten/Kota). Pemerintah Daerah Kota Banjar. Hasil
Pelaksanaan reviu merupakan penelitian ini mendukung hipotesis
dasar dibuatnya surat pernyataan yang telah diajukan. Secara teori
tanggung jawab (Statement of hubungan kedua variabel tersebut,
Responsibility) menteri/pimpinan yaitu reviu atas laporan keuangan dan
lembaga/kepala daerah atas kualitas pelaporan keuangan dapat
laporan keuangan instansinya agar diterima. Hasil ini mengindikasikan
laporan keuangan memiliki bahwa auditor melakukan reviu atas
kualitas yang baik. laporan keuangan sebagai alat yang

Halaman|
efisien dalam hubungannya dengan andal, dapat diperbandingkan dan
kualitas pelaporan keuangan. Apabila dapat dipahami.
reviu atas laporan keuangannya baik 3. Reviu atas laporan keuangan
maka kualitas pelaporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan
akan baik pula. Dengan kata lain terhadap kualitas pelaporan
ditemukan bukti bahwa reviu atas keuangan. Artinya bahwa jika reviu
laporan keuangan sebagai faktor yang atas laporan keuangan ditingkatkan,
mempengaruhi kualitas pelaporan maka kualitas pelaporan keuangan
keuangan. yang dihasilkan akan lebih
maksimal pula.
E. SIMPULAN DAN
SARAN Kesimpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, Berikut adalah saran yang dapat
simpulan dari pengaruh yang diberikan diberikan oleh penulis atas hasil
oleh variabel independen Reviu atas penelitian pengaruh reviu atas laporan
Laporan Keuangan terhadap variabel keuangan terhadap kualitas pelaporan
dependen Kualitas Pelaporan keuangan yang diberikan kepada
Keuangan adalah sebagai berikut: Inspektorat Kota Banjar:
1. Reviu atas laporan keuangan yang 1. Inspektorat Kota Banjar hendaknya
dilakukan oleh Inspektorat Kota lebih meningkatkan lagi
banjar telah dilaksanakan dengan kompetensi Sumber Daya Manusia
sangat baik. Artinya reviu atas (SDM) yang sesuai dengan
laporan keuangan yang dilakukan bidangnya dengan cara
oleh Inspektorat Kota Banjar telah memberikan pelatihan-pelatihan
sesuai dengan Peraturan Menteri terkait dengan pelaksanaan reviu
Keuangan Republik Indonesia atas laporan keuangan dan juga
Nomor 8 Tahun 2015 tentang merekrut orang-orang yang
Standar Reviu Atas Laporan mempunyai latar belakang
Keuangan Pemerintah Daerah. pendidikan yang sesuai dengan
2. Kualitas pelaporan keuangan tugas sebagai reviewer atas laporan
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor keuangan, sehingga tim reviu
lingkup Pemerintah Daerah Kota merupakan orang-orang yang
Banjar adalah sangat baik. Artinya berkompeten dibidangnya.
pelaporan keuangan 2. Inspektorat Kota Banjar hendaknya
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor melakukan pelaksanaan reviu yang
lingkup Pemerintah Daerah Kota sesuai dengan Peraturan Menteri
Banjar telah sesuai dengan Keuangan Nomor: 8/PMK.09/2015
karakteristik kualitatif laporan tentang Standar Reviu Atas
keuangan yang meliputi relevan, Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah dengan cara melaksanakan

Halaman|
reviu atas tiga tahapan, yaitu tahap Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor
perencanaan, tahap pelaksanaan Publik: Suatu Pengantar.
dan tahap pelaporan reviu. Karena Jakarta: Erlangga.
hal tersebut merupakan salah satu
pelaksanaan sistem pengendalian Chariri, A dan Ghozali, I. 2007. Teori
internal yang menekankan pada Akuntansi. Fakultas Ekonomi.
tindakan pencegahan untuk Semarang: Universitas
mengurangi kekeliruan (tidak Diponegoro.
sengaja) dan ketidakberesan
(sengaja), sehingga pelaporan Cooper, D.R& Schindler, P.S.
keuangan daerah dapat memenuhi 2006.Bussines Research
nilai keterandalan karena laporan Methods. 9th edition. McGraw-
keuangan yang dihasilkan benar Hill International Edition.
dan valid.
3. Inspektorat Kota Banjar hendaknya Dechow, P and Dichev, I. 2002. The
melakukan pendampingan Quality of Accruals and
penyusunan pelaporan keuangan Earnings: The Role of Accrual
Dinas/Lembaga/Badan/Kantor Estimation Errors. The
lingkup Pemerintah Daerah Kota Accounting Review 77.
Banjar dengan cara memberikan
pemahaman penerapan Standar Indriantoro, N. & Supomo, B. 2002.
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Metode Penelitian Bisnis untuk
kepada aparatur pemerintah terkait, Akuntansi dan Manajemen.
sehingga pelaporan keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta:
disajikan secara lengkap dan mudah BPFE.
dipahami oleh semua pihak.
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
Amalia. 2014. Pengaruh Auditor Gunung Persada Press.
Internal Terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan Pada Komite Standar Akuntansi
Bank Perkreditas Rakyat di Pemerintahan (KSAP). 2006.
Jawa Tengah. Skripsi. Modul Standar Akuntansi
Semarang: Fakultas Ekonomi Pemerintahan. Jakarta: Ikatan
dan Bisnis Universitas Akuntan Indonesia.
Diponegoro.
Kurrahman & Wilantari. 2012.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pengaruh Promosi Jabatan
Suatu Pendekatan Praktik. Terhadap Peningkatan Kinerja
Jakarta: Rineka Cipta. Karyawan Pada Bagian Kantor

Halaman|
Direksi PT. Perkebunan Dari Sumber Daya Manusia,
Nusantara III (Persero) Medan. Pengendalian Internal dan
Medan: Universitas Sumatra Pemanfaatan Teknologi
Utara. Informasi. Seminar Nasional
dan Call of Papper. ISBN: 978-
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan 602-70429-1-9.
Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta: ANDI. Scott, W. R. 2009. Financial
Accounting Theory. Fifth
Pennington, G. Randy. 2003. Change Edition. Canada:Prentice Hall.
performance to change the
culture. Industrial and Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian
Commercial Training. 35, 6/7, Sosial. Jakarta: Refika Aditama.
ABI/INFORM Global.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Santosa, B. 2007. Data Mining Teknik Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Pemanfaatan Data Untuk
Keperluan Bisnis. Yogyakarta: Wilkinson, J. 2008. Accounting
Graha Ilmu. Information System Essential
Concept and Application 4
Sari, SP & Witono, B. 2014. Edition. New York, USA: John
Keterandalan dan Willey & Sons Inc.
Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Daerah Ditinjau

Halaman|

Anda mungkin juga menyukai