Anda di halaman 1dari 11

BANK SOAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN 2018

1. Jawablah soal berikut


a. Dalam PSAP 11, disebutkan tentang entitas pelaporan, saudara diminta untuk
menjelaskan beserta contoh-contohnya, apa yang dimaksud dengan entitas pelaporan,
sebutkan pula ciri-ciri entitas pelaporan serta siapa saja yang dimaksud dengan entitas
pelaporan!?
JAWABAN :
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Pada
pemerintah pusat yang merupakan entitas pelaporan adalah seluruh kementerian
negara/lembaga dan Pemerintah Pusat sendiri yaitu laporan konsolidasi dari laporan
keuangan seluruh departemen lembaga yang ada di Departemen Keuangan. Sedangkan
pada pemerintah daerah yang menjadi entitas pelaporan adalah Seluruh pemerintah
provinsi (33), seluruh kabupaten dan kota. Sehingga akan terdapat lebih dari 500 entitas
pelaporan di Republik ini, yang semuanya akan menyusun laporan keuangan dan diaudit
oleh BPK. Suatu entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan
perundangundangan, yang umumnya bercirikan:
a) Entitas yang dibiayai oleh APBN atau APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari
anggaran,
b) Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundangundangan,
c) Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara
yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat, dan
d) Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak langsung
kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Entitas pelaporan ditetapkan berdasarkan


pertimbangan:
a) kemandirian pelaksanaan anggaran,
b) pengelolaan kegiatan, dan
c) besarnya anggaran.

Entitas pelaporan pemerintah daerah menyusun laporan keuangan konsolidasian dari gabungan
seluruh laporan keuangan gabungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang selanjutnya ditambah laporan yang berasal dari penyelenggara Pejabat
Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD). Entitas
pelaporan satuan kerja perangkat daerah menyusun laporan keuangan dari gabungan
seluruh laporan keuangan entitas akuntansi seperti unit kerja selaku Kuasa Pengguna
Anggaran.

b. Apa yang saudara ketahui tentang entitas akuntansi serta siapa saja yang dimaksud
dengan entitas akuntansi?
JAWABAN :
Entitas akuntansi merupakan setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau
mengelola barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi
atas transaksi keuangan, dan secaraperiodik menyiapkan laporan keuangan menurut
Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern
dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan
keuangan oleh entitas pelaporan. Perusahaan daerah pada dasarnya adalah suatu
entitas akuntansi, namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak
menggunakan standar akuntansi pemerintahan, tetapi menggunakan standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Setiap unit pemerintah dapat
ditetapkan menjadi suatu entitas akuntansi apabila unit yang dimaksud mengelola
anggaran sebagaimana yang dimaksud dalam PSAP 11 paragraf 12 yang mengatakan :
”Pengguna anggaran/ pengguna barang sebagai entitas akuntansi menyelenggarakan
akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/ barang
yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan”. Pada pemerintah daerah,
setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) harus diperlakukan sebagai entitas
akuntansi yang terpisah dengan entitas akuntansi yang lain. Untuk itu masing-masing
SKPD mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi
di lingkungan SKPD. Selain itu apabila suatu entitas akuntansi yang karena penetapan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka suatu entitas akuntansi
tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian program
pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas pelaporan dan bukan sebagai
entitas akuntansi seperti pengertian di atas sebagai contoh Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD), yaitu badan yang dibentuk pemerintah daerah untuk menyelenggarakan
pelayanan umum, memungut dan menerima serta membelanjakan dana
masyarakat yang diterima berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, tetapi tidak
berbentuk badan hukum sebagaimana kekayaan negara yang dipisahkan. Termasuk
dalam BLU adalah rumah sakit daerah. Laporan keuangan BLUD akan disampaikan ke
entitas pelaporan yang membawahi BLU dimaksud dan akan digabungkan
dalam Laporan Keuangan entitas pelaporan.

2. Jawablah soal berikut


a. Apa yang dimaksud dengan laporan operasional?
JAWABAN :
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-LO, beban
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Operasional adalah salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar
sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan.
b. Uraikan struktur laporan operasional yang saudara ketahui lengkap beserta dengan
gambar (bila ada) secara rinci, runtut, dan ringkas!
JAWABAN :
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri atas:
● Pendapatan-LO
● Beban
● Transfer
● Pos Luar Biasa.

3. Jawablah soal berikut


a. Uraikan apa yang saudara ketahui tentang SPIP dan APIP beserta regulasi yang
mendasarinya!
JAWABAN :
Pengertian Sistem Pengendalian Intern menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP adalah:
"Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan."
Keempat tujuan tersebut di atas tidak perlu dicapai secara khusus atau terpisah-pisah. Dengan
kata lain, instansi pemerintah tidak harus merancang secara khusus pengendalian untuk
mencapai satu tujuan. Suatu kebijakan atau prosedur dapat saja dikembangkan untuk
dapat mencapai lebih dari satu tujuan pengendalian.
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian intern

b. Uraikan dengan jelas namun ringkas tentang tugas pokok dan fungsi APIP menurut
regulasi yang mendasarinya!
JAWABAN :
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menjelaskan bahwa Pengawasan Intern adalah seluruh
proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Dalam pelaksanaannya, pimpinan dibantu
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang terdiri atas :

1. Badan Pengawasan Keuangan Pemerintah (BPKP) Badan Pengawasan Keuangan


Pemerintah (BPKP) melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral.
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

BPKP juga melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum
disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden serta melakukan pendampingan pada
Pemerintah Daerah, antara lain melalui:

● Kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L/pemda.


● Review laporan keuangan K/L/pemda sebelum diaudit oleh BPK.
● Menindaklanjuti hasil temuan BPK.
● Pendampingan perbaikan sistem pelaporan.
● Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
● Sosialisasi, pembentukan satgas, dan workshop SPIP.
● Peningkatan kapasitas SDM pengelolaan keuangan daerah dan APIP.
2. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta melakukan reviu atas laporan keuangan
kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga
kepada Menteri Keuangan.

3. Inspektorat Provinsi Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan


dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD ) Provinsi
serta melakukan reviu atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi sebelum
disampaikan Gubernur kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

4. Inspektorat Kabupaten/Kota Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap


seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota serta melakukan reviu atas laporan
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebelum disampaikan Bupati/Walikota
kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Pemerintah, indikator kinerja inspektorat sebagai pengawas
intern yaitu sebagai berikut:

a. Dilaksanakan SPI atas pengelola keuangan daerah oleh SKPD.


b. Dilaksanakannya transaksi penerimaan, penyetoran dan pembukuan penerimaan
pendapatan daerah pada SKPD.
c. Tersusunnya laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
d. Menentukan efesiensi dan efektifitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern,
peran inspektorat selaku internal audit pemerintah lainnya untuk memperkuat dan
menunjang efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) selain sebagai pengawas intern
atas penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dan melakukan pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Berdasarkan peraturan
tersebut, indikator kinerja inspektorat dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern (SPI) antara lain:
a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP.
b. Sosialisasi SPIP.
c. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

c. Saat ini APIP bukanlah sebagai ​watchdog namun fungsinya sudah beralih perannya
dalam bidang ​consulting and assurance​. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat
tersebut!
JAWABAN :
Kegiatan pengawasan internal mencakup kegiatan quality assurance (pemberian
kepastian/jaminan) dan consulting (memberikan masukan yang berguna) yang
independen dan obyektif untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan
kinerja organisasi. APIP merupakan komponen lingkungan pengendalian penting yang
menjamin efektivitas pengendalian intern, tata kelola, dan manajemen risiko. Jelas
sudah, bahwa paradigma APIP sekarang bukan lagi sebagai watchdog tetapi lebih
bersifat partnership (kemitraan) melalui kegiatan-kegiatan quality assurance dan
consulting dalam rangka mengawal pengelolaan keuangan daerah agar berjalan lebih
akuntabel, sejak dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, sampai
pertanggungjawaban.

d. Siapa yang bertindak sebagai auditor eksternal, jawaban harap disertai uraian landasan
hukum atau regulasi yang mendasarinya lengkap beserta struktur organisasi yang
mendasarinya!
JAWABAN :
Fungsi lembaga internal auditor dan eksternal auditor sangat berbeda. Auditor eksternal
menyandang fungsi atestasi terhadap akuntabilitas pemerintah, artinya memberikan
pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban pemerintah (attestation
function). Sedangkan internal auditor berfungsi sebagai ‘menilai kualitas’ (quality
assurance) yang membantu pemerintahan dalam penyelenggaraan menajemen
pemerintahan untuk menjamin tercapainya efisiensi dan efektivitas serta memenuhi
syarat kehematan. Jadi fungsi keduanya tidak bisa saling menggantikan tapi justru saling
melengkapi.

BPK adalah lembaga negara di luar eksekutif (Presiden) yang kedudukannya sejajar
dengan Presiden, DPR dan MA. Sedangkan BPKP adalah lembaga yang
bertanggungjawab kepada Presiden. Jadi, BPKP adalah bagian dari eksekutif.
Konsekuensinya, hasil laporan BPK disampaikan ke DPR, sedangkan BPKP
menyampaikannya ke Presiden, karena memang membantu Presiden dalam mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan. Jelas sekali bedanya. Walaupun demikian, Outcome
keduanya adalah sama, yaitu terwujudnya Clean dan Good Government.

BPKP sebetulnya bukanlah lembaga yang ‘baru lahir’. Cikal bakal BPKP dulu bernama
DJPKN (Direktora Jendral Pengawasan Keuangan Negara) yang merupakan salah satu
dirjen dibawah Menteri Keuangan. Namun mengingat dibutuhkannya aparat
pengawasan yang dapat melakukan pengawasan lintas sektoral serta berperan aktif
bersama aparat penegak hukum lainnya dalam memberantas korupsi, maka DJPKN
diubah menjadi BPKP yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Jadi tidak
lagi bertanggungjawab kepada Menteri Keuangan.

Jelaslah bahwa BPKP dibentuk karena memang dibutuhkan oleh Presiden selaku Kepala
Pemerintahan untuk membantunya melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan
negara.

e. Uraikan pula jenis-jenis audit yang dilakukan oleh auditor eksternal pemerintah yang
saudara ketahui!
JAWABAN :
Dalam menjalankan tugasnya, ada tiga jenis pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK, yaitu:
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pemeriksaan keuangan​ adalah pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai (​reasonable assurance​) bahwa laporan keuangan
telah disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh
BPK adalah pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Pemeriksaan kinerja ​adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas
pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan aspek efektivitas. BPK
melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara dengan maksud
mengidentifikasi dan menemukan permasalahan yang ada pada pengelolaan kegiatan
entitas yang diperiksa. Selanjutnya, BPK dapat memberikan rekomendasi yang berguna
untuk meningkatkan kinerja entitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja, selain
menilai aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (3E), pemeriksa juga menguji sistem
pengendalian intern serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Tujuan
pemeriksaan kinerja adalah menilai aspek ekonomi, efisiensi, dan/atau efektivitas
program/kegiatan. Manfaat pemeriksaan kinerja yang dilakukan secara objektif dan
sistematik menggunakan berbagai macam bukti, untuk menilai secara independen
terhadap kinerja program/kegiatan entitas yang diperiksa. Hasil pemeriksaan kinerja
dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang memuat temuan, simpulan,
dan rekomendasi.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT)​ PDTT adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
PDTT ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan
pemeriksaan investigatif. PDTT bisa bersifat eksaminasi (pengujian), reviu, atau prosedur
yang disepakati (​agreed upon procedures​). Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu
dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang memuat temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi. Sesuai dengan tujuan pemeriksaannya, hasil PDTT disajikan dalam 2
kategori, yaitu sistem pengendalian intern (SPI) dan kepatuhan terhadap peraturan
perundangan-undangan.

f. Uraikan peran auditor internal dan eksternal dalam proses pengadaan barang dan jasa
yang saudara ketahui!
JAWABAN :
Salah satu akar masalah terjadinya korupsi dalam pengadaan yang telah diidentifikasi oleh KPK
adalah aspek pengawasan internal yang masih belum efektif. Proses pelaksanaan audit
yang dilakukan oleh auditor internal (APIP) masih cenderung bersifat reaktif dan belum
bersifat proaktif. Belum ada upaya tertentu oleh APIP yang bersifat preventif dan
terlihat secara nyata dan efektif. Hal tersebut terlihat dari fakta bahwa berbagai
pelanggaran atas pengadaan barang dan jasa baru diketahui setelah terjadi. Selain dari
itu, berbagai kasus tindak pidana juga baru diketahui setelah pelaksanaan oleh auditor
eksternal (BPK) atau proses penegakan hukum.
Salah satu upaya yang harus dibangun secara paralel dengan upaya yang lain terkait
pembenahan sistem dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah
dengan meningkatkan efektifitas peran auditor internal. Hingga saat ini, sebagian
auditor internal (APIP) mungkin masih menggunakan ‘dictum’ dari Lord Justice Lopes
yang menganalogikan tugas pokoknya seperti anjing penjaga (​watchdog​) bagi
manajemen yang hanya berkewajiban untuk melaporkan jika terjadi ketidakberesan dan
penyimpangan di dalam organisasi.
Untuk dapat menciptakan pengadaan barang dan jasa yang kredibel, efektif dan efisien,
diperlukan adanya pergeseran paradigma yang juga akan berimbas perubahan dalam
berbagai aktivitas dalam pelaksanaan audit internal pada siklus pengadaan barang dan
jasa pemerintah. Auditor internal pemerintah di Indonesia perlu mengadopsi paradigma
peran internal audit yang baru beserta elemen-elemen kunci auditor internal yang
efektif sebagaimana diuraikan dalam ‘Supplemental Guidance: The Role of Auditing in
Public Sector Governance’ dari ​The Institute of Internal Auditors​ (theiia), yang
merupakan asosiasi internasional para internal audit profesional.
4. Jelaskan BLU sebagai entitas akuntansi/entitas pelaporan! Sebutkan dan jelaskan komponen
laporan keuangan BLU! Jelaskan pengakuan pendapatan LRA, pendapatan LO, Belanja dan
Beban berdasarkan PSAP No. 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU!
JAWABAN :
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah pusat/pemerintah
daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU mengelola
aset yang masuk kategori kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan, sama seperti
satker kementerian/lembaga pada umumnya. Namun demikian, BLU mempunyai
karakteristik yang cukup unik sebagai berikut:
a) pendanaan entitas tersebut merupakan bagian dari APBN/APBD
b) entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan
c) pimpinan entitas tersebut adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk
d) entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung kepada entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya dan secara tidak langsung kepada
wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran
e) mempunyai kewenangan dalam pengelolaan keuangan, antara lain penggunaan
pendapatan, pengelolaan kas, investasi, dan pinjaman sesuai dengan ketentuan
f) memberikan jasa layanan kepada masyarakat/pihak ketiga
g) mengelola sumber daya yang terpisah dari entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
membawahinya
h) mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian program pemerintah
i) laporan keuangan BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor
Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD), BLU adalah entitas akuntansi
yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
secara organisatoris membawahinya.
Laporan keuangan BLU merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh BLU. Adapun bentuk laporan Keuangan BLU adalah
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU berada pada
pimpinan BLU atau pejabat yang ditunjuk.
Secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan ini adalah menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan
perubahan ekuitas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan
keuangan BLU adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:

a) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan


ekuitas BLU
b) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas BLU
c) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi
d) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya
e) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
f) menyediakan informasi mengenai potensi BLU untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan BLU
g) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan dan
kemandirian BLU dalam mendanai aktivitasnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka komponen laporan keuangan BLU terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Uraikan dan jelaskan siklus pengelolaan keuangan desa! Jelaskan mekanisme penyusunan
APBDesa dan buatlah format Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa serta Laporan
Kekayaan Milik Desa!

JAWABAN :
A. Definisi Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan gambaran tahapan kegiatan akuntansi yang meliputi pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan yang dimulai saat terjadi sebuah transaksi.
B. Tahapan Siklus Akuntansi
1. Tahap Pencatatan
Tahap ini merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Berawal dari bukti-bukti transaksi
selanjutnya dilakukan pencatatan ke dalam buku yang sesuai.
2. Tahap Penggolongan
Tahap selanjutnya setelah dilakukan pencatatan berdasarkan bukti transaksi adalah tahap
penggolongan. Tahap penggolongan merupakan tahap mengelompokkan catatan bukti
transaksi ke dalam kelompok buku besar sesuai dengan nama akun dan saldo-saldo yang
telah dicatat dan dinilai ke dalam kelompok debit dan kredit.
3. Tahap Pengikhtisaran
Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas kerja. Laporan Kekayaan Milik
Desa berisi saldo akhir akun-akun yang telah dicatat di buku besar utama dan buku besar
pembantu. Laporan Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi untuk mengecek keakuratan dalam
memposting akun ke dalam debit dan kredit. Di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa jumlah
kolom debit dan kredit harus sama atau seimbang. Sehingga perlunya pemeriksaan
saldo debit dan kredit di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa dari waktu ke waktu untuk
menghindari salah pencatatan. Dengan demikian, pembuktian ini bukan merupakan salah
satu indikasi bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar.
4. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
a. Membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa
Laporan ini berisi jumlah anggaran dan realisasi dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari
pemerintah desa yang bersangkutan untuk tahun anggaran tertentu.
b. Laporan Kekayaan Milik Desa
Laporan yang berisi posisi aset lancar, aset tidak lancar, dan kewajiban pemerintah desa per 31
Desember tahun tertentu.
C. Pencatatan pada Pengelolaan Keuangan Desa
1. Pencatatan Transaksi Pendapatan
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan yang meliputi :
a. Pendapatan Asli Desa (PADesa)
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas penerimaan pendapatan yang berasal dari Hasil
Usaha; Hasil Aset: Swadaya/Partisipasi/Gotong Royong ; Lain-lain pendapatan asli desa.
b. Transfer
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas penerimaan pendapatan yang berasal dari Dana
Desa; Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota; Alokasi Dana
Desa (ADD); Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; Bantuan Keuangan APBD
Kabupaten/Kota.
c. Pendapatan Lain-lain
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas penerimaan pendapatan yang berasal dari Hibah
dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat ; dan Lain-lain Pendapatan Desa yang
Sah.
2. Pencatatan Transaksi Belanja
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan atas belanja yang dilakukan berdasarkan pada
kelompok : Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; Pelaksanaan Pembangunan Desa;
Pembinaan Kemasyarakatan Desa; Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan Belanja Tak
Terduga. Masing-masing kelompok ini dalam pelaksanaannya dilakukan melalui Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal.
3. Pencatatan Transaksi Pembiayaan
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan yang meliputi :
a. Penerimaan Pembiayaan
Pada kelompok ini dicatat penerimaan pembiayaan yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA); Pencairan Dana Cadangan); dan Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang
dipisahkan​.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pada kelompok ini dicatat pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk Pembentukan Dana
Cadangan, dan Penyertaan Modal Desa. Khusus untuk Dana Cadangan, penempatannya
pada rekening tersendiri dan penganggarannya tidak melebihi tahun akhir masa jabatan
Kepala Desa.
4. Pencatatan Aset, Kewajiban, dan Kekayaan Bersih Pemerintah Desa
Pada kelompok ini dilakukan pencatatan yang mempengaruhi posisi aset, kewajiban, dan
kekayaan bersih pemerintah desa pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan (per 31
Desember). Dilakukan pencatatan untuk transaksi yang mencerminkan hak dan kewajiban
dari pemerintah desa pada akhir tahun anggaran berupa pencatatan piutang ataupun
hutang.

Anda mungkin juga menyukai