Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KUALITAS


APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Kasus pada Pemeritah Daerah Kabupaten Wonogiri)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi

Dosen Pengampu: Nibras Anny Khabibah

Oleh:

Nama : Salwa Anisa Apriliani

NPM : 1910104064

Prodi : K1 S1 Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi adalah suatu bentuk pengelolahan dan pencatatan data keuangan yang mendasari
timbulnya standar pelaporan keuangan pemerintah daerah untuk pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi mrupakan pedoman, petunjuk, maupun aturan yang
akan digunakan sebagai acuan oleh aparatur pemerintah (akuntan) sebagai prosedur yang diambil
dalam penyususnan laporan keuangan pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan
yang bermanfaat dan berkualitas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yang berisi keuangan negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pelaksanaan APBN/APBD yang disusun atau disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Penyusunan laporan keuangan daerah yang
berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dilakukan dalam rangka peningkatan
kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang dimaksud dapat mewujudkan
transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Upaya yang dapat
dilakukan guna mewujudkan transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyajikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan. Informasi yang diperoleh dari laporan keuangan haruslah bermanfaat,
seperti harus memiliki nilai atau kualitas yang dapat mendukung pengambilan keputusan.
Dalam penyusunan sebuah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang berpedoman
kepada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga
laporan keuangan tersebut dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan,
sehingga dapat tercapainya good governance. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap
tahunnya mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawasan Keuangan (BPK), Terdapat empat
opini yang diberikan pemeriksa yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak Memberi Opini Atau Tidak
Memberi Pendapat (TMP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Dapat dikatakan
bahwa Laporan Keuangan Suatu Pemerintah Daerah tersebut disajikan secara baik dan berkualitas.
Dalam menyusun laporan keuangan pemerintah yang berkualitas tidak terlepas dari kualitas
sumber daya aparatur pemerintah dalam menyusun laporan keuangan. Dengan demikian agar laporan
keuangan yang disajkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka sebagai aparatur
pemerintah harus memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan dan mengetahui apa saja
komponen-komponen yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah. Kualitas aparatur
pemerintah daerah dalam suatu organisasi terutama organisasi pemerintahan terkait upaya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, tidak bisa terlepas dari adanya unsur sumber daya manusia sebagai
penggerak jalannya organisasi.Sumber daya manusia menjadi penentu berjalan tidaknya suatu, selain
ketersediaan sarana mau pun prasarananya.Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan.Agar terdapat manusia-manusia yang
berkualitas atau manusia yang berdaya guna dan berhasil guna perlu adanya manajemen sumber daya
manusia (MSDM).
Indikator bahwa laporan keuangan pemerintah daerah dapat dikatakan berkualitas yaitu opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap
laporan keuangan pemerintah daerah. Pada tahun anggaran 2016, Pemerintah Kabupaten Wonogiri
mendapatkan penghargaan wajar tanpa pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
terhadap laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Namun, pada tahun sebelumnya yaitu tahun
2015, LKPD Kabupaten Wonogiri mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Daerah
yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) bukan berarti bebas dari kesalahan. Pada
tahun 2017, telah ditemukan permasalahan terkait masih rendahnya kualitas laporan keuangan daerah
dan salah satu penyebabnya adalah minimnya pemahaman standar akuntansi pemerintah yang masih
perlu ditingkatkan kembali.

1.2 Rumusan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Apakah penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri?
2. Apakah kualitas aparatur pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas
laporan keuangan
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan
keuangan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta
lebih mendalami dan memahami lagi mengenai penerapan standar akuntansi pemerintahan
dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dan tambahan pengetahuan di bidang
akuntansi sektor publik atau akuntansi pemerintahan, khususnya materi terkait penerapan
standar akuntansi pemerintahan (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai masukan
dan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri untuk mengetahu arti
pentingnya penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis


2.1.1 Teori Kegunaan-keputusan (Decision-usefulness Theory)
Teori kegunaan-keputusan (decision-usefulness theory) mengandung komponen-komponen
yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar cakupan yang ada dapat
memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya. Menurut Harahap
(2011:153), proses penetapan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Sikap manajemen terhadap penerapan suatu standar akuntansi berhubungan dengan
kepentingannya terhadap pengungkapan informasi akuntansi yang menggambarkan kinerja finansial
dalam bentuk pelaporan keuangan. Teori kegunaan-keputusan akuntansi tercermin dalam bentuk
kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat
bermanfaat dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Adapun kaidah-kaidah yang harus
terpenuhi sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang dimuat dalam kerangka
konseptual agar memenuhi tujuannya.

2.1.2 Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan hasil dari Undang-Undang Nomor 71


tahun 2010 yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan
hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar
Akuntansi Pemerintahan mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka
meningkatkan kualitas laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas
(PP No. 71 Tahun 2010). Bastian (2010) mengemukakan standar akuntansi pemerintahan (SAP)
adalah sebagai berikut: “Persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan
kualitas laporan keuangan pemerintah. Standar akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan yaitu meningkatkan konsistensi, daya banding, keterpahaman, relevansi, dan
keandalan laporan keuangan.”

Laporan Keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna laporan. Untuk mencapai hal tersebut, Standar Akuntansi
Pemerintahan menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman
struktur laporan keuangan dan persyaratan minimum isi laporan keuangan (Zeyn, 2011). Dengan
demikian, penyelenggaraan akuntansi di pemerintah daerah harus merujuk baik pada Standar
Akuntansi Pemerintahan maupun pada peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan keuangan
daerah.

2.1.3 Kualitas Aparatur Pemerintah


Kompetensi aparatur pemerintah atau Sumber Daya Manusia adalah “kemampuan seseorang
atau individu suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi
atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kompetensi harus dilihat
sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) dan
hasil-hasil (outcomes)” (Emilda Ihsanti, 2014).
Sumber daya manusia pada pemerintah daerah adalah aparatur sipil negara. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa:
“Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini dijelaskan lagi bahwa Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.”
Untuk mengetahui kualitas aparatur pemerintah, aparat pengawasan intern pemerintah yang
bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota melakukan pengawasan interen terhadap
organisasi dipemerintahan tersebut. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (PP No. 60 Tahun 2008).
2.1.4 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pengertian laporan keuangan adalah
laporan uang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum. Menurut Baridwan (2000: 17)
laporan keuangan daerah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Komponen dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:

a. Laporan Realisasi Anggaran


b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.1.5 Kualitas Laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga memenuhi tujuannya (PP nomor 71 tahun 2010).
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni :
a) Relevan (relevance)
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu
atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
b) Andal (reliable)
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin
relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
c) Dapat dibandingkan (comparable)
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan laporan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara
internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun
ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d) Dapat dipahami (understandable)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat tinjauan empirik atau penelitian terdahulu yang menjadi landasan dilakukannya
penelitian ini.

Penulis Judul Hasil Penelitian Sumber


Penelitian
Dina Hidayat, Pengaruh Berdasarkan hasil stiesemarang.ac.id
Marta Sari, Penerapan penelitian yang telah
Firdaus AR Standar dilakukan, maka
(2021) Akuntansi simpulan yang didapat
Pemerintahan adalah bahwa secara
dan Kualitas simultan, penerapan
Aparatus standar akuntansi
Pemerintah pemerintah dan kualitas
Daerah aparatur pemerintah
terhadap daerah berpengaruh
Kualitas signifikan terhadap
Laporan kualitas laporan
Keuangan Pada keuangan pada
Pemerintah pemerintah daerah
Daerah Kabupaten Indragiri
Kabupaten Hilir. Secara parsial,
Indragiri Hilir penerapan standar
akuntansi pemerintah dan
kualitas aparatur
pemerintah daerah
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan pada
pemerintah daerah
Kabupaten Indragiri
Hilir.
Tegor, Juliza, Pengaruh Hasil penelitian ejurnal.universitaskarimun.ac.id
Yusmalina, Penerapan menunjukkan bahwa
Fauzan Haqiqi Standar standar akuntansi
(2021) Akuntansi pemerintahan
Pemerintahan berpengaruh tidak
dan Kualitas signifikan terhadap
Aparatur laporan keuangan melalui
Terhadap mediasi kualitas aparatur
Laporan pemerintahan. Koefisien
Keuangan jalur bertanda positif
Pemerintah dapat diartikan bahwa
Daerah (Studi hubungan standar
Kasus pada akuntansi pemerintahan
Dinas dengan laporan keuangan
Pekerjaan melalui kualitas aparatur
Umum dan pemerintahan adalah
Penataan searah.
Ruang
Kabupaten
Karimun)
Mohd. Idris Pengaruh Hasil penelitian e-journal.sari-mutiara.ac.id
Dalimunthe Penerapan menunjukkan bahwa
(2021) Standar secara parsial standar
Akuntansi akuntansi pemerintah
Pemerintah dan (X1) berpengaruh
Kualitas signifikan terhadap
Aparatur laporan keuangan
terhadap pemerintah daerah,
Laporan kualitas aparatur
Keuangan pada pemerintah daerah (X2)
Kantor Camat berpengaruh dan tidak
Pamatang signifikan terhadap
Silima Kuta laporan keuangan
Kab. pemerintah daerah. Dan
Simalungun secara simultan standar
akuntansi pemerintah dan
kualitas aparatur
pemerintah daerah
berpengaruh terhadap
laporan keuangan
pemerintah daerah.
Desy Dwi Pengaruh Berdasarkan analisis jurnal.unissula.ac.id
Rachmawati, Sri Penerapan penelitian, maka dapat
Anik (2020) Standar diambil kesimpulan
Akuntansi bahwa Penerapan SAP
Pemerintahan, berpengaruh positif dan
Kualitas signifikan terhadap
Aparatur kualitas laporan
Pemerintah keuangan di OPD
Daerah, Good Kabupaten Semarang,
Governance maka semakin tinggi
dan penerapan SAP akan
Pemanfaatan semakin baik pula
Teknologi kualitas laporan
Informasi keuangan yang
Terhadap dihasilkan. Kualitas
Kualitas Aparatur Pemerintah
Laporan Daerah tidak
Keuangan berpengaruh signifikan
(Studi Empiris terhadap kualitas laporan
pada keuangan di OPD
Organisasi Kabupaten Semarang.
Pemerintah Hal ini menunjukkan
Daerah tinggi atau rendahnya
Kabupaten kualitas aparatur
Semarang) pemerintah daerah tidak
memiliki pengaruh
terhadap kualitas laporan
keuangan.
Desmaria Puji Pengaruh Good Hasil penelitian e-journal.jurwidyakop3.com
Kesuma, Governance, menjelaskan bahwa
Choirul Anwar, Penerapan standar akuntansi
Darmansyah Standar pemerintah secara parsial
(2017) Akuntansi mempunyai pengaruh
Pemerintah, tidak signifikan terhadap
Sistem kualitas laporan
Pengendalian keuangan dan
Internal Kompetensi aparatur
Pemerintah pemerintah secara parsi
Dan berpengaruh tidak
Kompetensi signifikan terhadap
Aparatur kualitas laporan
Pemerintah keuangan.
Terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Pada Satuan
Kerja
Kementerian
Pariwisata

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori
dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori adalah
sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan
yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi. Berdasarkan uraian teoritis, maka variabel
independen dalam penelitian ini adalah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan
Kualitas Aparatur Pemerintah, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas
laporan pemerintah daerah. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tersebut
dapat digambar sebagai berikut:

Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah

Kualitas Aparatur
Pemerintah
2.4 Hipotesis Penelitian

Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan menjamin bahwa laporan keuangan disusun sesuai
ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar yang menjamin laporan keuangan disusun
memenuhi kualifikasi informasi keuangan yang berguna bagi para penggunanya. Informasi yang
berguna merupakan indikator bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi informasi. Berdasarkan
uraian ini maka hipotesa dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas


laporan keuangan pemerintah daerah

Pengaruh Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah

Pegawai negeri sipil daerah (PNSD) yang profesional dibutuhkan pemerintah daerah dalam rangka
menjalankan fungsi pemerintahan. PNSD yang professional akan melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya secara tuntas. Dengan kompetensi yang dimilikinya, PNSD yang profrsional akan dapat
memenuhi standar target kinerja yang telah ditetapkan. PNSD yang kompoten di bidang akuntansi
(keuangan) mampu menyusun laporan keuangan sesuai SAP. Penerapan SAP membutuhkan
kompetensi PNSD agar laporan keuangan yang disususn memenuhi kualifikasi informasi yang useful.

H2 : Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan


keuangan pemerintah daerah
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan motode penelitian kuantitatif. Sugiyono (2011: 7)


menyatakan bahwa “Metode penelitian kuantitatif berdasarkan pada filsafat positivisme dalam
metode penelitiannya, hal ini digunakan pada penelitian populasi atau sampel tertentu”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu gabungan antara


metode kuantitatif dan deskriptif. Metode deskriptif adalah dengan melakukan
deskripsi/penjelasan dalam bentuk tabel maupun grafik atas kondisi obyek penelitian maupun
hasil penelitian. Metode kuantitatif adalah dengan menggunakan alat analasis kuantitaf dan
dalam penelitian ini akan menggunakan regresi sederhana.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data (cross-section
pooled data). Pooling data merupakan jenis data yang nilainya diambil pada saat tertentu (one
shoot time) dalam batasan yang sesuai dengan atribut pengukuran tertentu dan selama periode
tertentu. Pooling data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Wonogiri selama 5 tahun (2016-2020).

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang berasal langsung dari objek penelitian atau responden, baik
individu maupun kelompok. Data ini biasanya dikumpulkan dengan instrument berupa
kuesioner atau materi wawancara. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung
dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada semua responden secara
langsung. Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada seluruh pegawai negeri sipil SKPD
Kabupaten Wonogiri yang menjadi sampel
2. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak atau lembaga yang telah menggunakan
atau mempublikasikannya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Kuesioner, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang akan diisi secara obyektif oleh
responden yang telah ditetapkan sebagai anggota sampel baik yang dikumpulkan
langsung dari responden maupun melalui media elektronik, seperti melalui aplikasi
Google Form.
2. Interview (wawancara), yaitu teknik mendapatkan data dengan mengadakan wawancara
langsung dengan beberapa pihak yang dikira cukup kompeten atau yang lebih
mengetahui secara mendalam mengenai permasalah dalam penelitian, baik dengan cara
berhadapan langsung maupun melalui media elektronik (internet).
3. Studi Kepustakaan, yaitu kegiatan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan
penelitian yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur serta publikasi lain
yang dijadikan sumber.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua SKPD di lingkungan pemerintah
Kabupaten Wonogiri sebanyak 90 SKPD.
3.4.2 Sampel
Metode pengambilan sampel (sampling methode) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil daerah
Kabupaten Wonogiri yang menjadi bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), staf
akuntansi/pembukuan/keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala sub bagian
keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala bagian Tata Usaha/Sekretariat
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

3.5 Teknik Analisis Data


Dalam melakukan analisis sehubungan dengan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka peralatan analisis yang digunakan adalah:
1. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
sederhana dengan memakai aplikasi IBM SPSS. Menurut Sugiyono (2012) regresi
berganda adalah banyak faktor dipengaruhi lebih dari satu variabel yang dapat digunakan
untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Kualitas Laporan Keuangan
a = Konstanta
b1 b2 = Koefisien regresi
X1 = Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
X2 = Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah
e = error

2. Uji Validitas
Uji validitas ini perlu dilakukan dengan cara antara skor masing-masing butir
pertanyaan dikorelasikan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan smua skor
pertanyaan, alat ukur yang digunakan mempunyai validitas bila korelasi tersebut
signifikan, sehingga bisa diartikan bahwa alat ukur yang digunakan dapat untuk mengukur
yang hendak diukur.(Ghozali, 2005)

3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian terhadap item pertanyaan. Reliabilitas
menunjukan adanya konsistensi pada alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.
Pengujian realibilitas pada penelitian ini hanya dilakukan terhadap 32 responden.
“Pengambilan keputusan berdasarkan nilai alpha, jika nilai alpha sama dengan atau
melebihi 0,60 maka pertanyaan variabel tersebut reliabel begitupun sebaliknya apabila
nilai alpha kurang dari 0.60 pertanyaan variabel tersebut tidak reliable” (Ghozali ,2005).

4. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2012: 145-150), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Uji normalitas residual dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
test dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan nilai Sig ≥ 0,05 maka
dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa
variabel-variabel independen yang digunakan memiliki nilai VIF antara 1-10 dan nilai
tolerance lebih dari 10% (0,1). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
c. Uji Heteroskedasitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan deviasi
standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Pengujian ini juga
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual sutu pengamatan ke pangamatan lain. Jika variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka
disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

5. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel independent
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2006:45). Kriteria penelian
adjusted R-square menurut Imam Ghozali (2006) adalah:
1. Bila nilai Adjusted R-Square kecil, berarti kemampuan variabel-variabel
ariabindependent dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat kecil.
2. Bila nilai Adjusted R-Square mendekati 1, berarti variabel-variabel independent dapat
memberikan hamper seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.

b. Uji Signifikasi Variabel (Uji T)


Menurut Priyatno (2012: 125), uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

3.6 Definisi Operasional Variabel


Dalam memudahkan melaksanakan dan menganalisis hasil penelitian maka dibuat
operasional variabel. Sugiyono (2011: 31) “Variabel adalah merupakan suatu hal dalam bentuk
apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi tersebut lalu ditarik sebuah
kesimpulan”. Adapun variabel yang ada dalam penelitian terdiri atas dua jenis yakni variabel
independen dan variabel dependen:
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2016: 96), Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a) Standar akuntansi pemeritahan
Standar akuntansi pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (SAP).
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Penyajian laporan keuangan,
(2) Laporan realisasi anggaran berbasis kas, (3) Laporan arus kas, (4) Catatan atas
laporan keuangan, (5) Akuntansi persediaan, (6) Akuntansi investasi, (7) Akuntansi
aset tetap, (8) Akuntansi konstruksi dalam pengerjaan, (9) Akuntansi kewajiban, (10)
Koreksi kesalahan, dan (11) Laporan keuangan konsolidasi. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari 13 item pertanyaan yang
diadopsi dari kuesioner yang digunakan dalam Lastarina (2014), dengan menggunakan
skala likert 5 poin.
b) Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah (X2)
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah atau sumberdaya manusia merupakan faktor
terpenting untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas, yang sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Aparatur Pemerintah diartikan sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat yakni melayani, mangayomi dan menumbuhkan prakarsa
serta partisipasi masyarakat, (Lastarina, 2014). Indikator variabel Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Kualitas kerja; (2)
Kualitas hasil kerja; (3) Kepatuhan terhadap instruksi; dan (4) Sikap positif pegawai.
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner yang diadopsi dari
Lastarina (2014), dengan menggunakan 7 item pertanyaan, dengan skala Likert 5 poin.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Menurut
Sugiyono (2016: 97), Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Menurut Defitri (2016) kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu
kemampuan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami, dan
memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan, bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan sehingga laporan keuangan
tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila
informasi yang dihasilkan dapat mendukung pengambilan keputusan dan mudah dipahami
oleh para pemakai.
DAFTAR PUSTAKA

Adhi, D. K., & Suhardjo, Y. (2013, Oktober). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus
pada Pemerintah Kota Tual). Jurnal STIE Semarang, 5, 93-111.
Ariawan, I. G., Dewi, I. P., Artisya, K., & Intan, D. P. (2017, April). Pengaruh Standar Akuntansi
Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan di Badan Keuangan Daerah Kabupaten
Buleleng. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, VII, 43-47.
Dalimunthe, M. I. (2021, Juni). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah dan Kualitas
Aparatur terhadap Laporan Keuangan pada kantor Camat Pamatang Silima Kuta Kab.
Simalungun. Jurnal Mutiara Akuntansi, 6(1), 58-66.
Dwitayanti, Y. (2019, Januari - Juni ). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Kabupaten Banyuasin. Jurnal
Akuntanika, V, 1-11.
Hidayat, D., Sari, M., & AR, F. (2021, April). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Valuta, 7(1), 1-13.
Inapty, M. A., & Martiningsih, R. P. (2016, April). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah, Kompetensi Aparatur, dan Peran Audit Internal terhadap Kualitas Informasi
Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Akuntans, 9(1), 27-42.
Juwita, R. (2013, Desember). Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Trikonomika, 12(2), 201-214.
Kema, I. (2013, September). Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan Pada Pemerintah Kota Manado. Jurnal EMBA, 1(3), 771-781.
Kesuma, D. P., Anwar, C., & Darmansyah. (2017, Desember). Pengaruh Good Governance,
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Dan
Kompetensi Aparatur Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pada
Satuan Kerja Kementerian Pariwisata. Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika, I(2), 141-146.
Kusumah, A. A. (2017). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Survei pada SKPD/OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Jurnal
Akuntansi, 1-10.
Lestari, A. M., & Amilin. (2016, Juni). Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan, 3(1), 84-94.
Mentu, E. P., & Sondakh, J. J. (2016, Maret). Penyajian Laporan Keuangan Daerah Sesuai Peraturan
Pemerintah No.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Pada Dinas
Pendapatan Daerah Dan Dinas Sosial Prov. Sulut. Jurnal EMBA, 4(1), 1392-1399.
Oktarina, M., Raharjo, K., & Andini, R. (2016, Maret). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan, Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dan Good Governance terhadap Kualitas
Laporan Keuangan di Kota Semarang (Studi Kasus pada Dinas Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah Kota Semarang Tahun 2014). Journal Of Accounting, 2(2).
Pravasanti, Y. A., & Ningsih, S. (2019, Desember). Pengaruh Kualitas Aparatur Daerah, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Sukoharjo). Jurnal Akuntansi Syariah, 2(2), 199-214.
Rachmawati, D. D., & Anik, S. (2020, Oktober). “pengaruh penerapan standar akuntansi
pemerintahan, kualitas aparatur pemerintah daerah, good governance dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan” (studi empiris pada organisasi
pemerintah daerah kabupaten semarang). Jurnal Riset Akuntansi, 1389-1407.
Rahayu, L., Kennedy, & Anisma, Y. (2014, Oktober). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM), Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Riau
(Studi Empiris Pada SKPD Provinsi Riau). JOM FEKON, 1(1), 1-15.
Rohmah, L., Askandar, N. S., & Sari, A. F. (2020, Agustus). Pengaruh Pemahaman Standar
Akuntansi Pemerintah, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan
Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Malang. E-JRA, 9(5), 43-51.
Safitri, R. N., Mahsuni, A. W., & Junaidi. (2020, Agustus). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
(Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Bima, NTB). E-JRA, 9(2), 120-131.
Tarigan, E. P., & Nurtanzila, L. (2013, Mei). Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Mewujudkan
Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Kebijakan &
Administrasi Publik (JKAP), 17(1).
Tegor, Juliza, Yusmalina, & Haqiqi, F. (2021, Januari). Penerapan Standar Akuntansi dan Kualitas
Aparatur terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karimun). Jurnal Cafetaria, 2(1), 13-24.
Triwardana, D. (2017, Februari). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Kualitas Laporan Keuangan SKPD (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar).
JOM Fekon, 4(1), 641-655.
Wulandari, D. R., & Octaviani, A. (2020). Penerapan Sistem Informasi, Standar Akuntansi
Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuanagan (Studi
Empiris Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri). Journal of Accounting And
Financial, 5(1), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai